Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGAUDITAN II

STANDAR AUDIT (“SA”) 800


PERTIMBANGAN KHUSUS – AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG
DISUSUN SESUAI DENGAN KERANGKA BERTUJUAN KHUSUS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

HERDITA MELYANA 01031482124042


IMAN NUR CAHYO 01031482124061
INE MUTIARA SAMOSIR 01031482124021
INKALLYA BELA PUTRI SABRINA 01031482124041
IRNA NIFIANI HANIFAH 01031482124024
LELLY AMALIA 01031482124008
M. FAREL AGUSTI 01031482124056
M. REDHO NUR AZMI 01031482124028
MEIRINA WULANDARI 01031482124007

DOSEN PENGAMPU :
FARDINANT ADHITAMA, S.E., M.Si., Ak.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1 ASAL DIII
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Pengauditan II yang dosen pengampunya adalah Bapak Fardinant Adhitama, S.E., M.Si., Ak.
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan tentang Standar Audit (“SA”) 800 Pertimbangan
Khusus – Audit Atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai Dengan Kerangka Bertujuan
Khusus.
Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara moriil dan materiil. Tiada gading yang tak retak, demikian pula
dengan makalah yang telah kami susun, baik dari segi isi maupun dari cara penyusunannya.
Sesungguhnya masih jauh dalam taraf kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
hendaknya membangun dengan senang hati kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya
bagi para pembaca dan juga makalah ini dapat menjadi sebuah pelajaran untuk pembuatan
makalah-makalah berikutnya.

Palembang, 25 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1. Ruang Lingkup .................................................................................................... 3
2.2. Tanggal Efektif .................................................................................................... 3
2.3. Tujuan Auditor ..................................................................................................... 3
2.4. Definisi Terkait Standar Audit ............................................................................. 3
2.5. Pertimbangan dalam Penerimaan Perikatan ........................................................ 4
2.6. Pertimbangan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit .................................. 4
2.7. Perumusan Opini dan Pertimbangan dalam Pelaporan ........................................ 5
2.8. Definisi Kerangka Bertujuan Khusus .................................................................. 5
2.9. Pertimbangan dalam Penerimaan Perikatan ........................................................ 7
2.10. Pertimbangan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit ................................ 8
2.11. Pertimbangan Opini dan Pertimbangan dalam Pelaporan ................................. 8
2.12. Ilustrasi Laporan Auditor Atas Laporan Keuangan Bertujuan Khusus ............. 9
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Audit laporan keuangan merupakan penelitian atas suatu laporan keuangan milik
perusahaan atau badan hukum lainnya (termasuk pemerintah) sehingga dapat menghasilkan
suatu pendapat yang independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap, dan
disajikan secara wajar. Masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan pengguna laporan
keuangan dihadapkan pada informasi yang semakin kurang dipercaya. Oleh sebab itu, auditor
harus benar-benar teliti dalam memberikan opini dan harus paham sesuai dengan standar audit
yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan suatu keputusan.
Dalam memberikan opini akan laporan keuangan harus mempertimbangkan hal-hal
yang ada didalam standar audit, seperti pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan yang
tertera didalam Standar Audit (SA) 800. SA 800 mengatur pertimbangan khusus dalam
penerapan SA 100-700 dalam audit atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
kerangka bertujuan khusus. SA 800 tidak menghilangkan ketentuan yang tercantum dalam SA-
SA lain, dan juga ditujukan untuk mengatur sebuah pertimbangan khusus yang mungkin
relevan dengan kondisi perikatan. Suatu kerangka laporan keuangan dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi pengguna tertentu. Kerangka laporan keuangan
ini dapat berupa suatu kerangka penyajian wajar atau kerangka kepatuhan.
Pengacuan pada “laporan keuangan” dalam SA ini berarti “satu set lengkap laporan
keuangan bertujuan khusus, termasuk catatan atas laporan keuangan”. Catatan atas laporan
keuangan pada umumnya mencakup suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan
informasi penjelasan lainnya. Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
menentukan bentuk dan isi laporan keuangan, dan apa yang membentuk satu set laporan
keuangan.
Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui lebih dalam mengenai pertimbangan
khusus audit atas laporan keuangan penulis tertarik membahas dalam bentuk makalah dengan
judul “Standar Audit (SA) 800”.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana isi dalam Standar Audit (SA) 800 ini?
2. Bagaimana ilustrasi laporan auditor atas laporan keuangan bertujuan khusus?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk membuat pembaca termasuk kami dapat
memahami lebih jelas tentang “Standar Audit (“SA”) 800 Pertimbangan Khusus – Audit Atas
Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai Dengan Kerangka Bertujuan Khusus”. Kemudian
makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah Seminar
Pengauditan II. Selain itu, tujuan penulisan ini adalah :
1. Untuk memahami dan mempelajari bagaimana isi yang termuat dalam Standar
Audit (SA) 800.
2. Untuk memahami dan mempelajari bagaimana ilustrasi laporan auditor atas
laporan keuangan bertujuan khusus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ruang Lingkup


SA 800 mengatur pertimbangan khusus dalam penerapan SA 110 - 700 dalam audit atas
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus. SA ini ditulis dalam
konteks satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan
khusus. SA ini tidak menghilangkan ketentuan yang tercantum dalam SA-SA lain, dan juga
tidak ditujukan untuk mengatur seluruh pertimbangan khusus yang mungkin relevan dengan
kondisi perikatan.

2.2. Tanggal Efektif


SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
atau setelah tanggal :
1. Januari 2013 (untuk Emiten).
2. 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten).
Penerapan dini dianjurkan untuk ekuitas selain Emiten.

2.3. Tujuan Auditor


Tujuan auditor, ketika menerapkan SA dalam audit atas laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan kerangka bertujuan khusus, adalah untuk menangani dengan tepat pertimbangan
khusus yang relevan dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Penerimaan perikatan.
2. Perencanaan dan pelaksanaan perikatan tersebut.
3. Perumusan opini dan pelaporan atas laporan keuangan.

2.4. Definisi Terkait Standar Audit


Untuk tujuan SA, istilah di bawah ini memiliki makna yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Laporan keuangan bertujuan khusus : Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
suatu kerangka bertujuan khusus.
2. Kerangka bertujuan khusus : Suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi pengguna tertentu. Kerangka pelaporan
keuangan dapat berupa suatu kerangka penyajian wajar atau kerangka kepatuhan.

3
Catatan atas laporan keuangan pada umumnya mencakup suatu ikhtisar kebijakan
akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Ketentuan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku menentukan bentuk dan isi laporan keuangan, dan apa yang membentuk
satu set lengkap laporan keuangan.

2.5. Pertimbangan dalam Penerimaan Perikatan


SA 210 mengharuskan auditor untuk menentukan keberterimaan kerangka pelaporan
keuangan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam suatu audit atas
laporan keuangan bertujuan khusus, auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang :
1. Tujuan disusunnya laporan keuangan;
2. Pengguna laporan keuangan yang dituju; dan
3. Langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk menentukan bahwa kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dapat diterima sesuai dengan kondisinya.
Kebutuhan informasi keuangan dari pengguna dari pengguna yang dituju merupakan
suatu faktor utama dalam penentuan tingkat keberterimaan kerangka pelaporan keuangan yang
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
dapat mencakup standar pelapoan keuangan yang ditetapkan oleh suatu organisasi yang
memiliki wewenang atau diakui untuk menetapkan standar bagi laporan keuangan bertujuan
khusus.
Dalam kondisi tersebut, standar tersebut akan dianggap dapat diterima untuk tujuan
tersebut jika organisasi tersebut mengikuti suatu proses yang terstandardisasi dan transparan
yang melibatkan pemikiran dan pertimbangan atas pandangan dari pemangku kepentingan
yang relevan. Dalam beberapa yurisdiksi, peraturan perundang-undangan dapat menentukan
kerangka pelaporan keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam penyusunan laporan
keuangan bertujuan khusus bagi entitas jenis tertentu. Kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku dapat mencakup ketentuan pelaporan keuangan suatu kontrak.

2.6. Pertimbangan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit


SA 200 mengharuskan auditor untuk mematuhi seluruh SA yang relevan dengan audit.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan bertujuan khusus, auditor
harus menentukan apakah penerapan SA mengharuskan pertimbangan khusus sesuai dengan
kondisi perikatan.
SA 315 mengharuskan auditor untuk memperoleh suatu pemahaman tentang pemilihan
dan penerapan kebijakan akuntansi entitas. Dalam hal laporan keuangan disusun sesuai dengan

4
klausul suatu kontrak, auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang setiap interpretasi
signifikan atas kontrak yang dibuat oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan
tersebut. Suatu interpretasi dianggap signifikan ketika penggunaan interpretasi lain yang wajar
akan menghasilkan suatu perbedaan material dalam informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan Perumusan Opini dan Pertimbangan dalam Pelaporan.

2.7. Perumusan Opini dan Pertimbangan dalam Pelaporan


Ketika merumuskan suatu opini dan melaporkan laporan keuangan bertujuan khusus,
auditor harus menerapkan ketentuan dalam SA 700. SA 700 mengatur bentuk dan isi laporan
auditor. Hal - hal yang harus diperhatikan auditor dalam hal laporan audit atas laporan
keuangan bertujuan khusus adalah sebagai berikut :
1. Laporan auditor harus menjelaskan tujuan disusunnya laporan keuangan, dan jika
diperlukan, pengguna yang dituju, atau pengacuan pada suatu catatan atas laporan
keuangan yang berisi informasi tentang hal tersebut.
2. Jika manajemen memiliki suatu pilihan atas kerangka pelaporan keuangan dalam
penyusunan laporan keuangan tersebut, penjelasan tentang tanggung jawab manajemen
atas laporan keuangan juga harus dibuat sebagai suatu acuan pada tanggung jawabnya
untuk menentukan bahwa kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat diterima
sesuai dengan kondisinya.
Laporan auditor atas laporan keuangan bertujuan khusus harus mencantumkan suatu
paragraf Penekanan Suatu Hal yang memperingatkan pengguna laporan auditor bahwa laporan
keuangan disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan khusus dan bahwa, sebagai
akibatnya, laporan keuangan belum tentu sesuai untuk tujuan lain. Laporan keuangan bertujuan
khusus mungkin digunakan untuk tujuan selain tujuan awalnya. Sebagai contoh, badan
pengatur dapat mengharuskan entitas tertentu untuk menempatkan laporan keuangan bertujuan
khusus dalam dokumen publik. Auditor dapat menganggap tepat untuk mengindikasikan
bahwa laporan auditor hanya ditujukan bagi pengguna tertentu. Tergantung dari peraturan
perundang-undangan suatu yurisidiksi, hal ini dapat dicapai dengan membatasi distribusi atau
penggunaan laporan auditor.

2.8. Definisi Kerangka Bertujuan Khusus


Contoh – contoh kerangka bertujuan khusus antara lain :
1. Suatu basis akuntansi perpajakan untuk satu set laporan keuangan yang melampiri surat
pemberitahuan tahunan (“SPT”) entitas.

5
2. Basis akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas untuk informasi arus kas yang
diharuskan oleh kreditur;
3. Ketentuan pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh regulator untuk memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh regulator tersebut; atau
4. Ketentuan pelaporan keuangan suatu kontrak, seperti perjanjian obligasi, perjanjian
pinjaman, atau hibah untuk suatu proyek.
Kemungkinan terdapat kondisi yang didalamnya kerangka bertujuan khusus didasarkan
pada suatu kerangka pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh suatu organisasi pengatur
standar yang memiliki wewenang atau diakui, atau oleh peraturan perundang-undangan,
tetapi tidak mematuhi seluruh ketentuan kerangka tersebut. Sebagai contoh, suatu kontrak
yang mengharuskan laporan keuangan disusun sesuai dengan sebagian besar, tetapi tidak
seluruh, ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Ketika hal ini dapat
diterima dalam kondisi perikatan tersebut, adalah tidak tepat bagi penjelasan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dalam laporan keuangan bertujuan khusus,untuk
mengimplikasikan adanya suatu kepatuhan penuh dengan kerangka pelaporan keuangan yang
ditetapkan oleh organisasi pengatur standar yang memiliki wewenang atau diakui, atau oleh
peraturan perundang-undangan. Dalam contoh tentang kontrak di atas, penjelasan tentang
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat mengacu pada ketentuan pelaporan
keuangan dari kontrak tersebut, daripada membuat suatu acuan pada Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia.
Dalam kondisi tersebut, kerangka bertujuan khusus belum tentu merupakan suatu
kerangka penyajian wajar bahkan jika kerangka pelaporan keuangan yang menjadi dasar
adalah suatu kerangka penyajian wajar. Hal ini karena kerangka bertujuan khusus belum tentu
mematuhi seluruh ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh organisasi
pengatur standar yang memiliki wewenang atau diakui, atau oleh peraturan perundang-
undangan, yang diperlukan untuk mencapai penyajian wajar laporan keuangan.
Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus mungkin
merupakan satu-satunya laporan keuangan yang disusun oleh suatu entitas. Dalam kondisi
tersebut, laporan keuangan tersebut mungkin digunakan oleh pihak-pihak selain mereka
yang sebenarnya dituju berdasarkan rancangan kerangka pelaporan keuangan. Meskipun
terdapat distribusi yang luas atas laporan keuangan dalam kondisi tersebut, laporan keuangan
masih dipandang sebagai laporan keuangan bertujuan khusus untuk tujuan SA.

6
2.9. Pertimbangan dalam Penerimaan Perikatan
Dalam hal laporan keuangan bertujuan khusus, kebutuhan informasi keuangan dari
pengguna yang dituju merupakan suatu faktor utama dalam penentuan tingkat keberterimaan
kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan.
Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat mencakup standar pelaporan keuangan
yang ditetapkan oleh suatu organisasi yang memiliki wewenang atau diakui untuk
menetapkan standar bagi laporan keuangan bertujuan khusus. Dalam kondisi tersebut,
standar tersebut akan dianggap dapat diterima untuk tujuan tersebut jika organisasi tersebut
mengikuti suatu proses yang terstandardisasi dan transparan yang melibatkan pemikiran dan
pertimbangan atas pandangan dari pemangku kepentingan yang relevan. Dalam beberapa
yurisdiksi, peraturan perundang-undangan dapat menentukan kerangka pelaporan keuangan
yang digunakan oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan bertujuan khusus
bagi entitas jenis tertentu. Sebagai contoh, regulator dapat menetapkan ketentuan pelaporan
keuangan untuk memenuhi ketentuan regulator tersebut. Kecuali diatur lain, kerangka
pelaporan keuangan tersebut dianggap dapat diterima untuk laporan keuangan bertujuan
khusus yang disusun oleh entitas tersebut.
Ketika standar pelaporan keuangan ditambahkan dengan ketentuan legislatif atau
regulasi, SA 210 mengharuskan auditor untuk menentukan apakah terdapat konflik antara
standar pelaporan keuangan dengan ketentuan tambahan tersebut, dan menyarankan tindakan
yang akan dilakukan oleh auditor jika konflik tersebut terjadi. Kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku dapat mencakup ketentuan pelaporan keuangan suatu kontrak, atau sumber –
sumber selain sumber yang dijelaskan sebelumnya. Dalam hal tersebut, keberterimaan
kerangka pelaporan keuangan dalam kondisi perikatan ditentukan dengan mempertimbangkan
apakah kerangka tersebut memiliki atribut yang pada umumnya dimiliki oleh kerangka
pelaporan keuangan yang dapat diterima sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran 2 dari SA
210. Dalam hal kerangka bertujuan khusus, signifikansi yang relatif dari setiap atribut terhadap
suatu perikatan tertentu yang umumnya dimiliki oleh kerangka pelaporan keuangan yang
dapat diterima merupakan pertimbangan profesional. Sebagai contoh, untuk tujuan penetapan
nilai aset bersih suatu entitas pada tanggal penjualan aset tersebut, penjual dan pembeli dapat
menyepakati bahwa estimasi yang sangat hati-hati atas penyisihan piutang tidak tertagih
sudah tepat untuk kebutuhan mereka, meskipun informasi keuangan tersebut tidak netral ketika
dibandingkan dengan informasi keuangan yang disusun sesuai dengan suatu kerangka
bertujuan umum.

7
2.10. Pertimbangan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit
SA 200 mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk
hal yang berkaitan dengan independensi, terkait dengan perikatan audit atas laporan
keuangan, dan semua SA yang relevan untuk audit. SA 200 juga mengharuskan auditor untuk
mematuhi setiap ketentuan yang tercantum di dalam suatu SA kecuali jika, keseluruhan SA
tidak relevan atau ketentuan yang tercantum di dalam SA tidak relevan terhadap kondisi
audit, karena ketentuan tersebut bersifat kondisional, dan kondisi tersebut tidak ada.
Dalam kasus laporan keuangan bertujuan khusus seperti laporan yang disusun untuk
memenuhi ketentuan suatu kontrak, manajemen dapat menyepakati dengan pengguna laporan
keuangan bertujuan khusus, atas kesalahan penyajian yang teridentifikasi di bawah ambang
batas tidak akan dikoreksi atau disesuaikan. Adanya ambang batas tersebut tidak
membebaskan auditor dari keharusan untuk menentukan tingkat materialitas sesuai dengan SA
320, untuk tujuan perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan dengan tujuan
khusus.
Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola berdasarkan SA
didasarkan pada hubungan antara pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dengan
laporan keuangan yang diaudit. Terutama apakah pihak tersebut bertanggung jawab untuk
mengawasi penyusunan laporan keuangan. Dalam kasus laporan keuangan bertujuan khusus,
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mungkin tidak memiliki tanggung jawab
tersebut; sebagai contoh, pada saat laporan keuangan tersebut disusun semata-mata hanya
untuk digunakan oleh manajemen.

2.11. Pertimbangan Opini dan Pertimbangan dalam Pelaporan


Laporan keuangan bertujuan khusus mungkin digunakan untuk tujuan selain tujuan
awalnya. Sebagai contoh, badan pengatur dapat mengharuskan entitas tertentu untuk
menempatkan laporan keuangan bertujuan khusus dalam dokumen publik. Untuk menghindari
kesalahpahaman, auditor harus memperingatkan pengguna laporan auditor tersebut bahwa
laporan keuangan disusun berdasarkan kerangka tujuan khusus, yang mungkin tidak sesuai
dengan tujuan lain.
Selain peringatan yang diharuskan oleh paragraf sebelumnya, auditor dapat
menganggap tepat untuk mengindikasikan bahwa laporan auditor hanya ditujukan bagi
pengguna tertentu. Tergantung dari peraturan perundang-undangan suatu yurisidiksi, hal ini
dapat dicapai dengan membatasi distribusi atau penggunaan laporan auditor. Dalam kondisi

8
ini, paragraf yang diacu sebelumnya dapat diperluas untuk mencakup hal-hal lain tersebut di
atas, dan oleh karena itu judul laporan auditor perlu dimodifikasi.

2.12. Ilustrasi Laporan Auditor Atas Laporan Keuangan Bertujuan Khusus


Ilustrasi 1
Ilustrasi 1 menggambarkan bahwa suatu laporan auditor atas satu set lengkap laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan klausul pelaporan keuangan suatu kontrak (untuk tujuan ilustrasi
ini digunakan kerangka kepatuhan).
Kondisi yang mendasari ilustrasi ini adalah sebagai berikut :
1. Laporan keuangan telah disusun oleh manajemen entitas sesuai dengan klausul
pelaporan keuangan suatu kontrak (yaitu kerangka bertujuan khusus) untuk mematuhi
ketentuan yang terdapat dalam kontrak tersebut. Manajemen tidak memiliki pilihan atas
kerangka pelaporan keuangan
2. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku merupakan kerangka kepatuhan.
3. Ketentuan perikatan audit mencerminkan penjelasan tentang tanggung jawab
manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210.
4. Distribusi dan penggunaan laporan auditor dibatasi.

Laporan Auditor Independen


[Pihak yang dituju]
Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC terlampir, yang terdiri dari laporan posisi
keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba-rugi komprehensif, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan
suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Laporan
keuangan telah disusun oleh manajemen PT ABC berdasarkan klausul pelaporan keuangan
yang tercantum dalam Pasal 27 dari kontrak bertanggal 1 January 20X1 antara PT ABC dengan
PT DEF (“Kontrak”).

Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan


Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini sesuai dengan klausul
pelaporan keuangan yang tercantum dalam Pasal 27 dari Kontrak, dan atas pengendalian
internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan
keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan.

9
Tanggung Jawab Auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan
tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk
mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang
angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung
pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam
melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang
relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang
tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas
keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian
atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang
dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan PT ABC terlampir untuk tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 20X1 telah disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan klausul
pelaporan keuangan yang tercantum dalam Pasal 27 dari Kontrak.

Basis Akuntansi Serta Pembatasan Distribusi dan Penggunaan


Tanpa memodifikasi opini kami, kami menarik perhatian ke Catatan X atas laporan keuangan,
yang menjelaskan basis akuntansi. Laporan keuangan disusun untuk membantu PT ABC
mematuhi klausul pelaporan keuangan dari Kontrak tersebut di atas. Sebagai akibatnya, laporan
keuangan belum tentu cocok untuk tujuan lain. Laporan kami ditujukan hanya untuk PT ABC
dan PT DEF, dan tidak diperkenankan untuk didistribusikan ke/atau digunakan oleh pihak lain
selain PT ABC dan PT DEF.

10
Ilustrasi 2
Ilustrasi 2 menggambarkan suatu laporan auditor atas satu set lengkap laporan keuangan yang
disusun sesuai dengan klausul pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh regulator (untuk
tujuan ilustrasi ini digunakan kerangka penyajian wajar).
Kondisi yang mendasari ilustrasi ini adalah sebagai berikut :
1. Laporan keuangan telah disusun oleh manajemen entitas sesuai dengan ketentuan
pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh regulator (kerangka bertujuan khusus)
dengan tujuan untuk memenuhi ketentuan badan pengatur tersebut. manajemen tidak
memiliki pilihan kerangka pelaporan keuangan.
2. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku adalah kerangka penyajian wajar.
3. Ketentuan perikatan audit mencerminkan penjelasan tentang tanggung jawab
manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210.
4. Distribusi atau penggunaan laporan auditor tidak dibatasi.
5. Paragraf Hal Lain mengacu kepada fakta bahwa auditor juga telah menerbitkan laporan
auditor atas laporan keuangan yang disusun oleh PT ABC untuk periode yang sama
sesuai dengan kerangka bertujuan umum.

Laporan Auditor Independen


[Pihak yang Dituju]
Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC terlampir, yang terdiri dari laporan
posisi keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba-rugi komprehensif, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut,
dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Laporan
keuangan telah disusun oleh manajemen berdasarkan ketentuan pelaporan keuangan pada
Bagian Y Peraturan Z.

Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan


Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini sesuai dengan ketentuan
pelaporan keuangan pada Bagian Y Peraturan Z, dan atas pengendalian internal yang dianggap
perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari
kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

11
Tanggung Jawab Auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan
ini berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian
material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang
angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung
pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam menilai
risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan
penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit
yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas
keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas
ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat
oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan PT ABC tanggal 31 Desember 20X1, serta kinerja keuangan
dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan ketentuan
pelaporan keuangan pada Bagian Y Peraturan Z.

Basis Akuntansi
Tanpa memodifikasi opini kami, kami menaruh perhatian ke Catatan X atas laporan keuangan,
yang menjelaskan tentang basis akuntansi. Laporan keuangan PT ABC disusun dengan tujuan
untuk memenuhi ketentuan yang dibuat oleh Regulator DEF. Sebagai akibatnya, laporan
keuangan ini belum tentu cocok untuk tujuan lain.

12
Hal Lain
PT ABC telah menyusun satu set laporan keuangan terpisah untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 20X1 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan atas
laporan keuangan tersebut kami telah menerbitkan laporan auditor bertanggal 31 Maret 20X2
secara terpisah dan ditujukan untuk pemegang saham PT ABC.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
SA 800 mengatur pertimbangan khusus dalam penerapan SA 100 - 700 dalam audit atas
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus. 2. SA ini ditulis
dalam konteks satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka
bertujuan khusus. Untuk tujuan SA, istilah dibawah ini memiliki makna yang dijelaskan
sebagai berikut :
1. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan khusus.
2. Suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi keuangan bagi pengguna tertentu. Kerangka pelaporan keuangan dapat
berupa suatu kerangka penyajian wajar atau kerangka kepatuhan.
Pengacuan pada “laporan keuangan” dalam SA ini berarti “satu set lengkap laporan
keuangan bertujuan khusus, termasuk catatan atas laporan keuangan”. Catatan atas laporan
keuangan pada umumnya mencakup suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan
informasi penjelasan lainnya. Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
menentukan bentuk dan isi laporan keuangan, dan apa yang membentuk satu set lengkap
laporan keuangan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Pernyataan, Standar Audit (SA) 800. Pertimbangan Khusus – Audit Atas Laporan
Keuangan Yang Disusun Sesuai Dengan Kerangka Bertujuan Khusus.
Harahap, Devianti, NR Handiani Suciati, & Sakina Rachmianty. (2017). Pengaruh
Pelaksanaan Standar Audit Berbasis International Standards on Auditing (ISA) Terhadap
Kualitas Audit. Jurnal Aset (Akuntansi Riset), 9 (1). 55 – 72.

15

Anda mungkin juga menyukai