Anda di halaman 1dari 33

PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

“Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Akuntansi Internasional“

Disusun Oleh: Kelompok 2


Dede Yusup - 176200062
Gin gin Ginasti - 176200008

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
CIANJUR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya yang ditujukan untuk memenuhi tugas “Akuntansi Internasional”
dari Bapak Segi Tabah Hermansyah, SE., M.Ak.,C.A selaku Dosen Pengajar mata
kuliah Akuntansi Internasional.

Kami sangat berharap kedepannya makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Akuntansi Internasional.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini nantinya.

Cianjur, Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 3
2.1 Perkembangan Akuntansi Internasional .............................................. 3
2.2 Dimensi Nilai Akuntansi .................................................................... 8
2.3 Klasifikasi Akuntansi Internasional ..................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 18
3.1 Contoh Kasus 1 .................................................................................. 18
3.2 Contoh Kasus 2 .................................................................................. 20
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 27
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 27
4.2 Saran .................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......29

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Negara-negara yang menganut Kodifikasi Hukum dan Hukum Umum

Gambar 2.2 Hubungan antara Nilai-nilai Akuntansi dan Dimensi Budaya

Gambar 3.1 Rekonsiliasi modal dan cadangan terhadap IAS

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya, akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk jasa
perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak. Sistem pencatatan berpasangan
kemudian dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah perusahaan dagang.
Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada pasar surat
berharga umum domestic dan internasional yang sangat besar. Akuntansi telah
memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan menggabungkan
teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya.
Kita akan dapat memahami dengan lebih baik sistem akuntansi suatu Negara
dengan mengetahui faktor-faktor dasar yang memengaruhi perkembangannya.
Tentu saja akuntansi berbeda dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia dan
pengetahuan mengenai faktor perkembangan membantu untuk memahami
mengapa hal itu terjadi.

Dengan kata lain, perbedaan-perbedaan yang terlihat serta persamaan-


persamaan dapat dijelaskan melalui faktor-faktor tersebut. Oleh karena akuntansi
bereaksi terhadap lingkungannya, lingkungan budaya, ekonomi, hukum, dan politik
yang berbeda-beda menghasilkan sistem yang serupa pula. Hal ini membawa kita
untuk melakukan klasifikasi. Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan
menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda.
Kita juga dapat menganalisis apakah sistem-sistem tersebut cenderung menyatu
atau berbeda. Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi
keuangan menurut karakteristik khususnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana Perkembangan Akuntansi Internasional?
2) Bagaimana Dimensi Nilai Akuntansi yang memengaruhi praktik pelaporan
keuangan suatu Negara?
3) Bagaimana Klasifikasi Akuntansi Internasional?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Mengetahui Perkembangan Akuntansi Internasional
2) Mengetahui Dimensi Nilai Akuntansi yang memengaruhi praktik pelaporan
keuangan suatu Negara
3) Mengetahui Klasifikasi Akuntansi Internasional

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perkembangan Akuntansi Internasional

Standar dan praktik akuntansi di setiap Negara merupakan hasil dari


interaksi yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan
budaya. Dapat diduga akan terjadinya perbedaan antaranegara. Faktor-faktor yang
memengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga membantu menjelaskan
perbedaan akuntansi antar-bangsa. Tujuh faktor pertama berupa ekonomi, sejarah,
sosial, dan/atau kelembagaan dan merupakan faktor yang sering disebutkan oleh
para penulis akuntansi. Akhir- akhir ini, hubungan antara budaya (faktor kedelapan
berikut ini) dan perkembangan akuntansi mulai digali lebih lanjut.

1) Sumber Pendanaan

Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat


dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan
perusahaan (profitabilitas) dan dirancang untuk membantu investor menganalisis
arus kas masa depan dan risiko terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap
untuk memenuhi ketentuan kepemilikan public yang luas. Sebaliknya, dalam sistem
berbasis kredit dimana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi
memiliki fokus pada perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang
konservatif dalam memiminmumkan pembayaran dividend an menjaga pendanaan
yang mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam. Oleh karena
lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja yang
diinginkan, pengungkapan public yang luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah
Jepang dan Swiss.

2) Sistem Hukum

Sistem hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi.


Dunia barat memiliki dua orientasi dasar; kodifikasi hukum (sipil) dan hukum

3
umum (kasus). Kodifikasi hukum utamanya diambil dari hukum Romawi dan kode
Napoleon. Dalam Negara-negara yang menganut sistem kodifikasi hukum Latin-
Romawi, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan
prosedur. Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi merupakan hal yang wajar dan
sesuai disana. Dengan demikian, di Negara-negara yang menganut kodifikasi
hukum, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat
lengkap dan mencakupi banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang
atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam
kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak terlalu
detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan sistem kodifikasi hukum. Hal
ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan penerapan pertimbangan.
Hukum umum diambil dari kasus hukum inggris. Pada kebanyakan Negara hukum
umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi professional sektor swasta. Hal
ini memungkinkan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali
untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan
secara langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi hukum (kode hukum) akuntansi
cenderung terpaku pada bentuk (formal) legalnya saja, sementara hukum akuntansi
yang lebih umum cenderung terpaku pada muatan (isi) ekonominya. Sebagai
contoh, sewa guna usaha di bawah hukum umum pada dasarnya dapat dikapitalisasi
jika ia menjadi bagian dari pembelian property. Tampilan 2-1 menunjukkan daftar
Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum dan hukum umum.

3) Perpajakan

Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar


akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun
mereka untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak. Dengan kata lain, pajak
keuangan dan pajak akuntansi adalah sama. Dalam kasus ini, sebagai contoh adalah
kasus yang terjadi di Jerman dan Swedia. Di Negara lain seperti Belanda, akuntansi
keunagan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak.
Tentu saja, ketika akuntnasi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan
pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. Penilaian persediaan

4
menurut masuk terakhir keluar pertama (last in, first out- LIFO) di Amerika Serikat
merupakan satu contoh.

Gambar 2.1 Negara-negara yang menganut Kodifikasi Hukum dan Hukum Umum

5
4) Ikatan Politik dan Ekonomi.

Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melalui penaklukan, perdagangan,


dan kekuatan sejenis. Sistem pencatatan berpasangan (double entry) yang berawal
di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luass di Eropa
bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (renaissance) lainnya.
Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah
kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman selama Perang Dunia II menyebabkan
Perancis menetapkan Plan Compatible. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur
akuntansi bergaya AS di Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Banyak
Negara-negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan di
tempat lain, entah karena dipaksakan kepada Negara-negara tersebut (seperti India)
atau karena pilihan mereka sendiri (seperti Negara-negara Eropa Timur sekarang
meniru sistem akuntansi menurut aturan Uni Eropa [EU]). Integrasi ekonomi
melalui pertumbuhan perdagangan dan arus modal internasional merupakan
pendorong kuat akan konvergensi standar akuntansi.

5) Inflasi

Inflasi mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan


terhadap nilai-nilai asset dan beban-beban terkait, sementara di sisi lain melakukan
peningkatan berlebihan terhadap pendapatan. Negara-negara dengan inflasi tinggi
sering kali menuntut perusahaan-perusahaan melakukan berbagai perubahan harga
ke dalam penghitungan keuangan mereka. Meksiko dan beberapa Negara Amerika
Selatan menggunakan akuntansi tingkat umum karena pengalaman mereka dengan
hiperinflasi. “Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang
tidak biasanya tinggi, AS dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan
pengaruh perubahan harga.

6) Tingkat Perkembangan Ekonomi

Faktor ini memengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam


suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya,
jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai contoh,

6
kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi asset merupakan
sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal yang kurang
berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industry berubah menjadi
perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian asset tetap dan pencatatan
depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang
penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti penilaian asset tidak
berwujud dan sumber daya manusia, semakin berkembang.

7) Tingkat pendidikan

Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan


menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh
pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian perilaku biaya tidak akan berarti
apa-apa, kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya. Pengungkapan
mengenai risiko efek derivatif tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak
yang berkompeten. Pendidikan akuntansi yang professional sulit dicapai jika taraf
pendidikan di suatu Negara secara umum juga rendah. Meksiko adalah salah satu
contoh Negara dimana permasalahan ini telah berhasil ditanggulangi. Pada situasi
lainnya, sebuah Negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim warganya
ke Negara lain untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal terakhir inilah yang
saat ini sedang diterapkan oleh Cina.

8) Budaya

Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu
masyarakat. Variable budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara
(seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai
sosial); (1) individualisme, (2) jarak kekuasaan, (3) penghindaran ketidakpastian,
dan (4) maskulinitas. Analisis yang dilakukannya didasarkan pada data yang berasal
dari para karyawan sebuah perusahaan multinasional besar dari AS yang beroperasi
di 40 negara yang berbeda.

7
2.2 Dimensi Nilai Akuntansi

Berdasarkan hasil analisis Hofstede, Gray mengusulkan suatu kerangka


kerja yang menghubungkan budaya dan akuntansi. Ia mengusulkan empat dimensi
nilai akuntansi yang memengaruhi praktik pelaporan keuangan suatu Negara, yaitu:

1) Profesionalisme versus ketetapan wajib pengendalian

Preferensi terhadap pertimbangan professional individu dan regulasi sendiri


kalangan professional dibandingkan terhadap kepatuhan dengan ketentuan hukum
yang telah ditentukan.

Preferensi terhadap pertimbangan professional yang independen merupakan hal


yang konsisten dengan preferensi atas kerangka sosial yang terkait secara longgar
di mana lebih banyak penekanan terhadap kebebasan, kepercayaan dalam bermain
secara adil, dan aturan sedikit mungkin dimana pertimbangan professional yang
berbeda-beda cenderung lebih mudah untuk ditoleransi. Profesionalisme lebih
mungkin diterima di suatu masyarakat dengan jarak kekuasaan yang lebih kecil
dimana terdapat perhatian atas hak yang sama, dimana orang pada berbagai tingkat
kekuasaan merasa tidak terlalu terancam dan lebih siap untuk memercayai orang,
dimana terdapat kepercayaan akan adanya kebutuhan untuk membenarkan
penegakan hukum dan aturan.

2) Keseragaman versus Fleksibilitas

Preferensi terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan fleksibilitas dalam


bereaksi terhadap suatu keadaan tertentu.

Preferensi terhadap keseragaman bersifat konsisten dengan preferensi terhadap


penghindaran ketidakpastian kuat yang menimbulkan perhatian terhadap hukum
dan aturan dank ode etik yang kaku, kebutuhan terhadap aturan dan regulasi tertulis,
penghormatan terhadap kesesuaian dan pencarian kebenaran dan nilai yang absolut
dan utama. Juga konsisten dengan preferensi terhadap kolektivisme dengan
kerangka sosial yang terkait dengan ketat, kepercayaan pada organisasi dan tatanan,
dan penghormatan terhadap norma-norma kelompok. Keseragaman juga lebih

8
mudah difasilitasi oleh suatu masyarakat dengan jarak kekuasaan yang besar di
mana penerapan hukum dank ode karakter yang seragam lebih mudah untuk
diterima.

3) Konservatisme versus optimisme

Suatu preferensi dalam memilih pendekatan yang lebih bijak untuk mengukur dan
mengatasi segala ketidakpastian di masa depan, daripada memilih pendekatan yang
sekedar optimis namun berisiko.

Preferensi terhadap ukuran-ukuran laba yang lebih konservatif merupakan hal yang
konsisten dengan penghindaran ketidakpastian yang kuat, berasal dari perhatian
terhadap keamanan dan kebutuhan yang dipersepsikan untuk mengadopsi
pendekatan yang hati-hati untuk menangani ketidakpastian peristiwa massa depan.
Penekanan terhadap pencapaian dan kinerja individu dapat mendorong pendekatan
atas pengukuran yang relative kurang konservatif.

4) Kerahasiaan versus transparansi

Preferensi atas kerahasiaan dan pembatasan informasi usaha menurut dasar


kebutuhan untuk tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk mengungkapan
informasi kepada publik.

Preferensi terhadap kerahasiaan merupakan hal yang konsisten dengan


penghindaran ketidakpastian yang kuat dan timbul dari kebutuhan untuk membatasi
pengungkapan informasi dengan maksud untuk menghindari terjadinya konflik dan
kompetisi dan untuk mempertahankan keamanan. Masyarakat dengan karakter
kekuasaan yang tertinggi akan sangat mungkin berkarakter membatasi informasi
untuk mempertahankan ketidaksetaraan dalam kekuasaan. Kerahasiaan juga
konsisten dengan preferensi atas kolektivisme dengan perhatiaannya terhadap hal-
hal yang sangat terkait dengan perusahaan dibandingkan dengan pihak luar.
Masyarakat yang lebih menekankan pada kualitas hidup, masyarakat, dan
lingkungan, akan cenderung untuk lebih terbuka khususnya informasi yang
berkaitan dengan sosial.

9
Gambar 2.2 Hubungan antara Nilai-nilai Akuntansi dan Dimensi Budaya

2.3 Klasifikasi Akuntansi Internasional

Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua kategori:


dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan
bergantung pada pengetahuan, intuisi, dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris
menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik
akuntansi seluruh dunia. Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang diusulkan
oleh Mueller pertengahan tahun 1960-an. Ia mengidentifikasikan empat pendekatan
terhadap perkembangan akuntansi di Negara-negara Barat dengan sistem ekonomi
berorientasi pasar.

A. Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktik akuntansi didapatkan dari


dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Tujuan
perusahaan umumnya mengikuti dan bukan memimpin kebijakan nasional,
karena perusahaan bisnis mengoordinasikan kegiatan mereka dengan
kebijakan nasional. Oleh karenanya, sebagai contoh, suatu kebijakan
nasional berupa lapangan kerja yang stabil dengan menghindari perubahan
besar dalam siklus bisnis akan menghasilkan praktik akuntansi yang
meratakan laba. Atau, untuk mendorong perkembangan industry tertentu,
suatu Negara dapat mengizinkan penghapusan pengeluaran modal secara

10
cepat pada beberapa industry tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang
dari pendekatan makroekonomi.
B. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi berkembang dari
prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara
individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai
tujuan ini, perusahaan harus mempertahankan modal fisik yang dimiliki.
Juga sama pentingnya bahwa perusahaan harus mempertahankan modal
fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa perusahaan memisahkan
secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi dan mengendalikan
aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya
penggantian sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini.
Akuntansi di Belanda berkembang dari mikroekonomi.
C. Berdasarkan pendekatan disiplin independen, akuntansi berasal dari praktik
bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari
pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dianggap sebagai
fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang
dijalankan, dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis
menghadapi kerumitan dunia nyata dan ketidakpastian yang senantiasa
terjadi melalui pengalaman, praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang
dengan cara yang sama. Sebagai contoh, laba secara sederhana merupakan
hal yang paling bermanfaat dalam praktik dan pengungkapan secara
pragmatis dalam menjawab kebutuhan para pengguna. Akuntansi
berkembang secara independen di Inggris dan Amerika Serikat.
D. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandardisasi dan
digunakan sebagai alat untuk kendali administrative oleh pemerintah pusat.
Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan
memudahkan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis
bisnis. Secara umum, pendekatan seragam digunakan di Negara-negara
dengan keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan ekonomi di
mana akuntansi digunakan antara lain untk mengukur kinerja,
mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak, dan mengendalikan

11
harga. Perancis, dengan bagan akuntansi nasional yang seragam, merupakan
pendukung utama pendekatan akuntansi secara seragam.
1) Sistem Hukum: Akuntansi Hukum versus Kodifikasi Hukum

Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu


Negara. Pandangan ini telah mendominasi pemikiran akuntansi selama kurang lebih
25 tahun terakhir. (1) Akuntansi dalam Negara-negara hukum umum memiliki
karakter berorientasi terhadap “penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan
penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham
mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk
kebutuhan informasi investor luar. Penentuan standar akuntansi cenderung
merupakan aktivitas sektor swasta dengan peranan penting yang dimainkan oleh
profesi akuntansi. Akuntansi hukum umum sering disebut “Anglo Saxon”, “Inggris-
Amerika”, atau “berdasarkan mikro”. Akuntansi hukum umum berawal dari Inggris
dan kemudian diekspor ke Negara-negara seperti Australia, Kanada, Hongkong,
India, Malaysia, Pakistan, dan Amerika Serikat. (2) Akuntansi dalam Negara-
negara yang menganut kodifikasi hukummemiliki karakteristik berorientasi
legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumalah kurang, dan kesesuaian
antara akuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah (“orang dalam”)
mendominasi sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk
perlindungan kreditor. Penentuan standar akuntansi cenderung merupakan aktivitas
sektor public, dengan relative sedikit pengaruh dari profesi akuntansi. Akuntansi
kodifikasi hukum sering disebut “kontinental”, “legalistik”, atau “seragam secara
makro”. Ini ditemukan di kebanyakan Negara-negara Eropa kontinental dan bekas
koloni mereka di Afrika, Asia, dan Amerika.

Pemberian karakter akuntansi memaralelkan hal yang disebut sebagai


model “pemegang saham” dan “pihak berkepentingan” tata kelola perusahaan
dalam Negara hukum umum dan kodifikasi hukum. Seperti yang disebutkan
terdahulu dalam bab ini, sistem hukum suatu Negara dan sistem keuangannya dapat
dikaitkan dalam hubungan sebab-akibat. Suatu sistem legal dalam hukum umum
menekankan hak pemegang sham dan menawarkan perlindungan yang lebih kuat

12
kepada investor daripada sistem kodifikasi hukum. Hukum melindungi investor
luar dan secara hukum sangat ditegakkan. Hasilnya adalah pasar modal yang kuat
berkembang di Negara-negara hukum umum dan pasar modal yang lemah
berkembang di Negara-negara kodifikasi hukum. Perusahaan-perusahaan di Negara
hukum umum memperoleh modal dalam jumlah yang besar melalui penawaran
public saham kepada sejumlah investor, dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan di Negara yang menganut kodifikasi hukum. Oleh karena investor
memiliki posisi wajar terhadap perusahaan, terhadap permintaan akan informasi
akuntansi mencerminkan kinerja operasi dan posisi keuangan dengan akurat.
Pengungkapan public menyelesaikan masalah informasi yang tidak seimbang
(asimetris) antara perusahaan dan investor.

Sebaliknya, kepemilikan perusahaan dalam Negara yang menganut


kodifikasi hukum cenderung terkonsentrasi di tangan para keluarga, perusahaan
lain dan bank komersial yang besar. Perusahaan memperoleh sebagian besar
kebutuhan modalnya dari pemerintah atau melalui pinjaman bank. Utang sebagai
sumber pendanaan related lebih penting di Negara-negara yang menganut
kodifikasi hukum bila dibandingkan Negara-negara hukum umum. Pengukuran
akuntansi yang konservatif memberikan perlindungan kepada para kreditor bila
terjadi gagal bayar. Kreditor utama dan investor ekuitas yang penting dapat
memperoleh kursi dalam dewan direktur, bersama dengan pihak berkepentingan
lainnya, seperti buruh dan pemasok dan pelanggan yang penting. Oleh karena
permintaan infromasi dipenuhi melalui komunikasi pribadi, permintaan terhadap
pengungkapan public relative lebih sedikit. Laba akuntansi merupakan dasar
penentuan pajak penghasilan terutang dan sering kali merupakan dasar penentuan
dividend an bonus karyawan, sehingga menimbulkan tekanan untuk melakukan
perataan jumlah laba dari tahun ke tahun.

2) Sistem Praktik: Akuntansi Penyajian Wajar versus Kepatuhan Hukum

Banyak perbedaan akuntansi pada tingkat nasional menjadi semakin hilang.


Terdapat beberapa alasan untuk hal ini. (1) Pentingnya pasar saham sebagai sumber
keuangan terasa semakin berkembang di seluruh dunia. Modal sifatnya makin

13
menjadi makin global, sehingga menuntut adanya standar laporan keuangan
perusahaan yang juga diakui secara mendunia. Bagi banyak perusahaan,
penyamaan standar laporan keuangan dalam tingkat global akan mengurangi juga
biaya yang harus dikeluarkan perusahaanuntuk melakukan penyesuaian terhadap
aturan keuangan yang berbeda-beda, sehingga modal yang dibutuhkan untuk
pengeluaran juga dapat berkurang. Penyatuan pasar modal dunia dapat juga
dikatakan sebagai alasan terpenting yang menjadikan Dewan Standar Akuntansi
Internasional memainkan peran utama dalam menetapkan standar keuangan di
Negara-negara seperti Australia, Jepang, Eropa, Singapura, Afrika Selatan,
Amerika Serikat, dan Negara-negara lainnya. Perkembangan pasar saham
merupakan prioritas utama di beberapa Negara, khususnya Negara-negara yang
berkembang dari pereknomian yang direncanakan secara terpusat menjadi yang
berorientiasi pasar. Dua Negara itu antara lain Republik Ceko dan Cina. (2)
Pelaporan keuangan ganda kini menjadi hal yang umum. Satu set laporan sesuai
dengan ketentuan pelaporan keuangan domestic local, sedangkan yang satu lagi
menggunakan prinsip akuntansi dan berisi pengungkapan yang ditujukan kepada
investor internasional. Dimulai pada 2005, seluruh perusahaan Eropa yang terdaftar
diwajibkan untuk mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional dalam
setiap laporan keuangan mereka yang telah terkonsolidasi. Bagaimanapun,
beberapa kode hukum negara0negara anggota Uni Eropa seperti Perancis dan
Jerman, tidak mengizinkan adanya laporan ganda bagi perusahaan-perusahaan
tertentu yang menerapkan laporan keuangan dengan standar hukum nasional,
namun pada saat yang bersamaan juga menerapkan laporan keuangan dengan
standar IFRS (International Financial Reporting Standard). Dengan kata lain,
adalah niscaya untuk membedakan antara praktik akuntansi di tingkat nasional
dengan praktik di tingkat trans-nasional. (3) Beberapa Negara yang menganut
kodifikasi hukum, secara khusus Jerman dan Jepang, mengalihkan tanggung jawab
pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor swasta
yang professional dan independen. Perubahan ini membuat proses penetapan
standar menjadi mirip dengan proses di Negara-negara hukum umum seperti
Australia, Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat, dan hal ini dilihat sebagai suatu

14
cara untuk secara lebih aktif memengaruhi agenda-agenda IASB. Poin ini
menunjukkan bahwa kerangka kerja yang lain selain sistem hukum diperlukan
untuk mengklasifikasikan akuntansi di seluruh dunia.

Kita percaya bahwa klasifikasi yang didasarkan pada penyajian wajar versus
kepatuhan hukum menjelaskan akuntansi di dunia sekarang ini. Pembedaan antara
penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap
banyak permasalahan akuntansi, seperti: depresiasi, dimana beban ditentukan
berdasarkan penurunan kegunaan suatu asset selama masa manfaat ekonomi
(penyajian wajar) atau jumlah yang ditentukan untuk tujuan pajak (kepatuhan
hukum); sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian asset tetap (property)
diperlakukan seperti sewa operasi yang biasa (kepatuhan hukum); dan pension
dengan biaya yang diakui pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar)
atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat anda berhenti bekerja (kepatuhan
hukum). Lgai pula, masalah pajak penghasilan tangguhan tidak pernah timbul jika
akuntansi pajak dan keuangan merupakan hal yang sama.

Masalah lain adalah penggunaan cadangan secara bijak untuk meratakan


laba dari satu period eke periode yang lain. Umumnya, cadangan tersebut
digunakan sebagai berikut. Pada tahun-tahun yang baik, beban tambahan dicatat,
dengan kredit terhadap akun cadangan dalam ekuitas pemegang saham. Pada tahun-
tahun yang kurang baik, cadangan dihapuskan untuk meningkatkan laba. Proses ini
meratakan fluktuasi laba dari satu tahun ke tahun yang lain. Oleh karena praktik ini
bertentangan dengan penyajian wajar, praktik ini lebih jarang dilakukan di Negara-
negara dengan penyajian wajar dibandingkan dengan di Negara-negara yang
menganut kepatuhan hukum. Tentu saja, jika manipulasi semacam ini diungkapkan,
investor dapat mengubah pengaruh terhadap laba. Hal ini mungkin tidak dapat
terjadi, cadangan sering kali merupakan suatu rahasia.

Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over form)


merupakan ciri utama akuntansi hukum umum yang dijelaskan diatas. Akuntansi
umum berorientasi terhadap kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor luar.
Laporan keuangan dirancang untuk membantu para investor dalam menilai kinerja

15
manajemen dan memperkirakan arus kas dan keuntungan di masa depan.
Pengungkapan yang ekstensif memberikan informasi tambahan yang relevan untuk
tujuan tersebut. IFRS juga ditujukan pada penyajian wajar. Secara khusus, IFRS
relevan bagi perusahaan-perusahaan yang mengandalkan pasar modal internasional
untuk memperoleh pendanaan. Akuntansi penyajian wajar ditemukan di Inggris,
Amerika Serikat, Belanda, dan Negara-negara lain yang dipengaruhi dengan ikatan
politik dan ekonomi dengan Negara-negara yang sebelumnya disebutkan itu
(seperti Inggris memengaruhi bekas wilayah kekuasaan Inggris dan AS
memengaruhi Kanada, Meksiko, dan Filipina). Seluruh perusahaan Eropa yang
terdaftar mengikuti penyajian keuangan wajar dalam berbagai laporannya yang
telah terkonsolidasikan. Hal ini karena meraka saat ini telah beralih mengikuti
standar IFRS. Lagi pula, IFRS merupakan standar acuan yang sekarang sedang
dikembangkan di Cina dan Jepang.

Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang


dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau mematuhi rencana
makroekonomi pemerintah nasional. Jumlah laba dapat juga menjadi dasar
pembayaran dividen kepada para pemegang saham dan bonus yang dibayarkan
kepada para manajer dan karyawan. Pengukuran dengan standar konservatif
memastikan bahwa jumlah nilai yang dibagikan tersebut terbagi secara bijaksana
dan sepadan. Pola yang rata dalam laba dari tahun ke tahun berarti pajak, dividen,
dan pembayaran bonus akan menjadi lebih stabil. Akuntansi kepatuhan hukum akan
terus digunakan dalam laporan keuangan perusahaan secara individu yang ada di
Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum di mana laporan konsolidasi
menerapkan pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini, laporan
konsolidasi dapat memberikan informasi kepada investor, sedangkan laporan
keuangan perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.

Kami percaya bahwa integrasi pasar modal di dunia akan menjadi pengaruh
yang paling signifikan yang membentuk perkembangan akuntansi di masa depan.
Perkembangan ini merupakan alasan di balik tren yang mengarah pada akuntansi
penyajian wajar, setidaknya untuk laporan konsolidasi. Perkembangan ini juga

16
merupakan pendorong utama di balik aktivitas Dewan Standar Akuntansi
Internasional dan Keputusan Uni Eropa atas “IFRS 2005” dan ini merupakan
jawaban mengapa analisis laporan keuangan semakin bersifat global.

17
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Contoh Kasus 1 Apakah Klasifikasi Akuntansi Telah Ketinggalan


Zaman

Perhatikanlah pernyataan David Cairns, mantan Sekretaris Jenderal Komite


Standar Akuntansi Internasional berikut ini. Ketika kita melihat cara Negara atau
perusahaan mencatat transaksi atau kejadian tertentu, akan semakin sukar untuk
membedakan secara sistematis antara yang disebut sebagai akuntansi Anglo-
Amerika atau katakanlah akuntansi Amerika dari akuntansi Jerman. Saya semakin
yakin bahwa pembedaan antara akuntansi Anglo-Amerika dan Akuntansi Eropa
kontinental menjadi semakin tidak relevan dan makin membingungkan.

Ketika mencapai kesimpulan ini, saya tidak mempermasalahkan bahwa


perbedaan ekonomi, sosial, dan hukum berpengaruh terhadap perkembangan
akuntansi di Negara berbeda. Saya juga tidak mempermasalahkan fakta bahwa
terdapat, dan masih akan ada, perbedaan-perbedaan cara yang digunakan Negara
yang berbeda untuk menetapkan ketentuan akuntansi dan bentuk ketentuan yang
dihasilkan. Namun demikian, saya sungguh-sungguh percaya bahwa Negara-
negara yang terus melakukan klasifikasi ini sedang mengabaikan apa yang terjadi
di dunia dan bagaimana perusahaan seharusnya mencatat suatu transaksi dan
peristiwa.

Semakin jelas bahwa perbedaan ekonomi, sosial, dan hukum yang


berpengaruh terhadap akuntansi nasional tidak selalu menghasilkan akuntansi yang
berbeda dan bahwa Negara-negara memperoleh jawaban yang sama, terlepas dari
latar belakang budaya yang berbeda (atau memperoleh jawaban yang berbeda
meskipun memiliki latar belakang budaya yang sama). Nyatanya, sekarang
mungkin lebih banyak persamaan antara akuntansi Amerika dan Jerman, bila
dibandingkan persamaan antara akuntansi Amerika dan Inggris. Terdapat banyak
alasan mengapa hal ini terjadi, selain dari praktik badan penentu standard an

18
regulator lainnya yang semakin sering membagi ide dan belajar satu sama lain.
Mereka melakukannya di IASC, PBB, OECD, UE, dan kelompok-kelompok seperti
G-4. Penyebaran ide antar-negara ini tidaklah mengejutkan karena badan-badan
pembuat standar di semua Negara harus membahas masalah akuntansi yang sama.

Diminta

 Apakah anda setuju dengan pendapat yang dikemukakan Cairn bahwa


klasifikasi akuntansi terlalu sederhana dan kurang relevan dalam dunia saat
ini? Apakah usaha-usaha untuk mengklasifikasikan akuntansi tidak
bermanfaat dan ketinggalan zaman? Mengapa atau mengapa tidak?
 Beberapa pengamat berpendapat bahwa pelaporan keuangan menjadi
semakin mirip di kalangan perusahaan “kelas dunia” perusahaan-
perusahaan multinasional terbesar di dunia dan khususnya yang
mencatatkan sahamnya di bursa efek utama seperti London, New York, dan
Tokyo. Apakah relevansinya pendapat ini terhadap klasifikasi akuntansi dan
apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini?

Jawaban
 Kami kurang setuju dengan apa yang dikatakan oleh David Cairn, walaupun
memang klasifikasi akuntansi digunakan untuk menyederhanakan akuntansi
itu sendiri. Karena klasifikasi akuntansi saat ini sudah mencukupi dalam
mengamati hal-hal yang perlu dihadapi dari munculnya persamaan dan
perbedaan yang ada dalam perkembangan akuntansi di berbagai negara.
 Menurut pendapat kami, pendapat tersebut kurang relevant dengan
klasifikasi akuntansi. Karena hal tersebut memang pasti akan terjadi
disebabkan perusahaan-perusahaan tersebut memiliki tujuan yang sama
yaitu memperoleh/menghasilkan informasi yang diingingkan untuk
meyakinkan para pemegang saham. Selain untuk meyakinkan para
pemegang saham, perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan
pertukaran informasi secara langsung selama 24 jam di bursa efek menjadi

19
faktor lain yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Ditambah standar
akuntansi yang ada saat ini sudah mulai menjadi 1 standar yaitu IFRS.

3.2 Contoh Kasus 2 Kelompok Usaha Volkswagen

Kelompok Usaha Volkswagen menerapkan Standar Akuntansi


Internasional (IAS, sekarang pelaporan Keuangan Internasional atau IFRS) untuk
tahun fiscal 2001. Keterangan berikut ini diambil dari laporan tahunan Volkswagen
tahun 2001, yang menjelaskan antara Hukum Komersial Jerman (HGB) dan IAS
yang ditetapkan oleh Volkswagen.

A. Umum

Pada tahun 2001 VOLKSWAGEN AG untuk pertama kalinya menerbitkan


laporan keuangan konsolidasinya yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Internasional (IAS) dan interpretasi Komite Pembuat Interpretasi (Standing
Interpretation Committee—SIC). Seluruh Standar Akuntansi Internasional yang
bersifat wajib diterapkan untuk tahun keuangan 2001 sudah tercakup. Angka-angka
ke tahun sebelumnya juga didasarkan pada standar tersebut. IAS 12 (yang direvisi
tahun 2000) dan IAS 39, secara khusus sudah dipatuhi dalam laporan keuangan
konsolidasi tahun 2000. Dengan demikian, laporan keuangan telah memberikan
penyajian yang benar dan wajar terhadap asset bersih, posisi keuangan, dan kinerja
laba Kelompok Usaha Volkswagen. Laporan keuangan konsolidasi disusun dalam
Euro. Kecuali dinyatakan lain, semua jumlah dinyatakan dalam jumlah Euro
(Jutaan €). Laporan laba rugi dibuat sesuai dengan metode biaya penjualan yang
diterima secara internasional. Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai
dengan IAS mengggunakan asumsi yang terkait dengan jumlah pos yang disajikan
yang memengaruhi jumlah dalam neraca dan laporan laba rugi konsolidasi sera
pengungkapan asset dan kewajiban kontijensi. Kondisi yang ditetapkan dalam seksi
292a Hukum Komersial Jerman (HGB) berupa pengecualian dan keharusan untuk
menyusun laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan hukum komersial Jerman
telah terpenuhi. Penilaian terhadap kondisi tersebut didasarkan pada Standar
Akuntansi Jerman No.1 (DSR 1) yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi

20
Jerman. Untuk memastikan kesamaan dengan laporan konsolidasi yang dibuat
sesuai dengan hukum komersial Jerman, seluruh pengungkapan dan catatan
penjelasan yang diharuskan oleh Hukum Komersial Jerman yang melebihi ruang
lingkup yang diharuskan oleh IAS juga terbitkan

B. Transisi Kepada Standar Akuntansi Internasional

Metode penilaian dan konsolidasi akuntnasi yang sebelumnya diterapkan


dalam laporan keuangan VOLKSWAGEN AG yang dibuat berdasarkan Hukum
Komersial Jerman telah disesuaikan dalam beberapa kasus dengan penerapan IAS.

C. Amandemen Metode Akuntansi, Penilaian, dan Konsolidasi sesuai dengan


Hukum Komersial Jerman

Aset berwujud yang disewakan berdasarkan sewa pembiayaan dikapitalisasi


dan kewajiban terkait diakui sebagai kewajiban dalam neraca, asalkan risiko dan
pengembalian kepemilikan secara substansial dapat didistribusikan kepada
perusahaan-perusahaan dalam kelompok usaha Volkswagen AG sesuai dengan IAS
17. Sebagai pihak penyedia sewa pembiayaan, aset yang disewakan tidak
dikapitalisasi, tetapi cicilan sewa didiskontokan disajikan sebagai piutang. Aset
berwujud yang dapat dipindahkan didepresiasikan dengan menggunakan metode
garis lurus dan bukan metode saldo menurun, depresiasi pertengahan tahun atau
yang berubah-ubah digunakan. Juga, masa manfaat didasarkan pada substansi
komersial dan bukan pada hukum pajak. Depresiasi khusus untuk alasan pajak tidak
diperkenankan oleh IAS. Goodwill yang berasal dari konsolidasi modal yang
berasal dari akuisisi perusahaan sejak tahun 1995 dikapitalisasi sesuai dengan IAS
22 dan diamortiasai selama masa manfaatnya. Sesuai dengan IAS 2, persediaan
harus dinilai sebesar biaya perolehan penuh. Dahulu persediaan dalam Kelompok
Usaha Volkswagen dikapitalisasi hanya sebesar biaya langsung. Provisi hanya
dibuat ketika terdapat kewajiban kepada pihak ketiga. Perbedaan dari translasi
laporan keuangan yang disusun dalam mata uang asing tidak dicatat dalam laporan
laba rugi. Kewajiban jangka menengah dan kewajiban jangka panjang dimasukkan

21
ke dalam neraca, termasuk biaya perolehan modal, dengan menggunakan metode
bunga efektif.

D. Amandemen Metode Akuntansi, penilaian dan Konsolidasi yang berbeda


dengan Hukum Komersial Jerman

Sesuai dengan IAS 38, biaya pengembangan dikapitalisasi sebagai aset tidak
berwujud asalkan terdapat kemungkinan bahwa produksi barang yang
dikembangkan tersebut akan mendatangkan manfaat ekonomi masa depan bagi
Kelompok Usaha Volkswagen. Provisi pensiun ditentukan sesuai dengan Metode
Proyeksi Unit Kredit seperti yang ditentukan dalam IAS 19, dengan
memperhitungkan tingkat gaji masa depan dan kenaikan pension. Provisi untuk
pemeliharaan yang ditangguhkan mungkin belum dibentuk. Provisi jangka
menengah dan panjang disajikan sebesar nilai kininya. Efek dicatat sebesar nilai
wajar, meskipun jika melebihi biaya perolehannya, dengan pengaruh terkait laporan
laba rugi. Pajak tangguhan ditentukan sesuai dengan metode kewajiban dalam
neraca. Untuk kerugian yang dibawa ke depan, asset pajak tangguhan diakui,
asalkan terdapat kemungkinan akan berguna di masa mendatang. Instrument
keuangan derivatif diakui sebesar nilai wajarnya, meskipun melebihi biaya
perolehannya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penilaian instrument
keuangan yang digunakan untuk melakukan lindung nilai arus kas masa depan
diakui dengan adanya cadangan khusus dalam ekuitas. Laba atau rugi dari kontrak
seperti itu tidak dicatat dalam laporan laba rugi hingga tanggal jatuh temponya.
Sebaliknya, keuntungan dan kerugian yang berasal dari penilaian instrument
keuangan derivatif yang digunakan untuk melakukan lindung nilai terhadap pos-
pos neraca dicatat dalam laporan laba rugi secepat mungkin. Saham diperoleh
kembali dihapuskan terhadap modal dan cadangan. Piutang dan utang yang
berdenominasi dalam mata uang asing dinilai sebesar kurs nilai tengah neraca dan
tidak menurut prinsip imparitas. Hak minoritas pemegang saham yang berada di
luar Kelompok Usaha disajikan secara terpisah dari modal dan cadangan.

Penyesuaian terhadap kebijakan akuntansi dan penilaian terhadap Standar


Akuntansi Internasional dengan pengaruh sejak tanggal 1 Januari 2000 dilakukan

22
sesuai dengan SIC 8, tanpa adanya pengaruh dalam laporan laba rugi sebagai
alokasi atas atau penarikan dari cadangan pendapatan, seakan-akan akun tersebut
sudah pernah dibuat berdasarkan IAS.

Rekonsiliasi modal dan cadangan terhadap IAS terdapat dalam table berikut
ini:

Gambar 3.1 Rekonsiliasi modal dan cadangan terhadap IAS

Diminta

 Berdasarkan informasi yang disediakan dalam bab ini, jelaskanlah


karakteristik dasar akuntansi di Jerman. Faktor perkembangan yang
manakah yang menyebabkan timbulnya karakter ini?
 Perbedaan-perbedaan antara ketentuan akuntansi dalam HGB dan IAS
manakah yang dijelaskan dalam pengungkapan Volkswagen? Apakah
ketentuan Jerman konsisten dengan karakter yang anda sebutkan dalam
nomor 1?

23
 Apakah relevansi penerapan IAS oleh Volkswagen terhadap klasifikasi
yang dipelajari dalam bab ini?

Jawaban
Karakteristik akuntansi Jerman didasarkan pada kondisi yang ditetapkan
dalam Hukum Komersial Jerman (HGB), antara lain sebagai berikut :
a. Akuntansi Jerman dirancang untuk menghitung jumlah pendapatan yang
tepat yang bisa menjaga kreditor setelah adanya pembagian kepada pemilik.
Perlindungan kreditor merupakan perhatian utama dari akuntansi Jerman
seperti yang dibubuhkan pada German Commercial Code .
b. Dominasi akuntansi pajak di Jerman tidak ada perbedaan antara laporan
keuangan yang disusun untuk tujuan pajak dan yang dipublikasikan dalam
laporan keuangan. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak akuntansi
adalah sama.
c. Akuntansi Jerman cenderung tergantung pada keputusan undang-undang
dan pengadilan dan terpatok pada Hukum Komersial Jerman (HGB) dan
keputusan hakim.
d. Akuntansi Jerman tidak mengizinkan adanya laporan ganda bagi
perusahaan- perusahaan tertentu yang menerapkan laporan keuangan
dengan standar hukum nasional, namun pada saat yang bersamaan juga
menerapkan laporan keuangandengan standar IFRS (International Financial
Reporting Standards).
Faktor perkembangan yang menyebabkan karakter dasar akuntansi di
Jerman adalah Sistem Hukum dan Perpajakan. Sistem hukum yang dianut
negara Jerman adalah kodifikasi umum dan sistem akuntansi pajaknya
adalah sama antara pajak keuangan dan pajak akuntansi.
 Kelompok usaha Volkswagen menerapkan standar akuntansi internasional
(IAS, sekarang pelaporan keuangan internasional, atau IFRS) untuk tahun
fiscal 2001. Keterangan berikut diambil dari laporan tahunan Volkswagen
tahun 2001, yang menjelaskan perbedaan antara hukum komersial jerman
(HGB) dan IAS, yang diterapkan oleh Volkswagen. Laporan keuangan yang

24
telah memberikan penyajian yang benar dan wajar terhadap aktiva bersih,
posisi keuangan, dan kinerja laba kelompok usaha Volkswagen. Laporan
keuangan konsolidasi disusun dalam euro. Kecuali dinyatakan lain, semua
jumlah dinyatakan dalam jutaan euro. Laporan laba rugi dibuat sesuai
dengan metode biaya penjualan yang diterima secara internasional.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan IAS
menggunakan asumsi yang terkait dengan jumlah pos yang disajikan yang
mempengaruhi jumlah dalam neraca dan laporan laba rugi konsolidasi serta
pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi. Kondisi yang ditetapkan
dalam seksi 292a hukum komersial jerman (HGB) berupa pengecualian dari
keharusan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan
hukum komersial jerman telah terpenuhi. Penilaian terhadap kondisi
tersebut didasarkan pada standar akuntansi jerman no.1 (DSR 1) yang
diterbitkan oleh komite standar akuntansi jerman. Untuk memastikan
kesamaan dengan laporan konsolidasi yang dibuat sesuai dengan hukum
komersial jerman, seluruh pengungkapan dan catatan penjelasan yang
diharuskan oleh hukum komersial jerman yang melebihi ruang lingkup yang
diharuskan oleh IAS juga diterbitkan.
 Penerapan IAS:
a. Aktiva berwujud yang disewa guna usahakan pembiayaan dikapitalisasi dan
kewajiban terkait diakui sebagai kewajiban dalam neraca, asalkan risiko dan
pengembalian kepemilikan secara subtansial dapat diatribusikan kepada
perusahaan-perusahaan dalam kelompok usaha Volkswagen AG sesuai
dengan IAS 17.
b. Sebagai pihak sebagai penyedia sewa guna usaha pembiayaan, aktiva yang
disewa guna usahakan tidak dikapitalisasi tetapi cicilan sewa guna usaha
yang didiskontokan disajikan sebagai piutang
c. Aktiva berwujud yang dapat di dipindahkan didepresiasikan dengan
menggunakan metode garis lurus dan bukan metode saldo menurun
d. Goodwill yang berasal dari konsolidasi modal yang berasal dari akuisisi
perusahaan

25
e. Persediaan harus dinilai sebesar biaya perolehan penuh
f. Provisi hanya dibuat ketika terdapat kewajiban kepada pihak ketiga
g. Perbedaan dari translasi laporan keuangan yang disusun dalam mata uang
asing tidak dicatat dalam laporan laba rugi
h. Kewajiban jangka menengah dan kewajiban jangka panjang dimasukkan ke
dalam neraca, termasuk biaya perolehan modal, dengan menggunakan
metode biaya efektif.

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Akuntansi saat ini menyediakan informasi bagi pasar modal besar, baik
domestik maupun internasional. Akuntansi telah meluas ke dalam area konsultasi
manajemen dan melibatkan lebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan
prosedurnya. Selain faktor perkembangan akuntansi nasional juga terdapat delapan
faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan akuntansi
diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Sumber Pendanaan
2) Sistem Hukum
3) Perpajakan
4) Ikatan Politik dan Ekonomi
5) Inflasi
6) Tingkat Perkembangan Ekonomi
7) Tingkat Pendidikan
8) Budaya

Kemudian dalam klasifikasi awal terdapat empat pendekatan terhadap


perkembangan akuntansi yaitu:

1) Pendekatan Makroekonomi
2) Pendekatan Mikroekonomi
3) Pendekatan Disiplin Independen
4) Pendekatan yang seragam

Dengan demikian akuntansi jelas tanggap terhadap stimulus lingkungan. Standar


akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum,
sosial dan ekonomi suatu negara tertentu.

27
IFRS (International Financial Report Standar) merupakan standar akuntansi
internasional yang di didirikan oleh Internasional Accounting Standard Board
(IASB). Tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa penyusunan laporan
keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam
laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi.

4.2 Saran

Di masa yang akan datang perkembangan teknologi di seluruh dunia akan


semakin maju dan canggih, begitu pula dengan sistem pelaporan keuangan dan juga
praktik akuntansi di berbagai penjuru dunia tidak menutup kemungkinan akan ada
perubahan dalam sistem informasinya. Oleh karena itu perkembangan akuntansi
harus memberikan respons positif terhadap kemajuan teknologi dalam membantu
praktik akuntansi suatu entitas yang semakin modern dikarenakan informasi yang
terus berubah dan mencerminkan kondisi budaya, ekonomi, hukum, sosial, dan
politik yang ada dalam lingkungan operasinya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick. D. S. Dan Gary K. Meek.2010.Internasional Accounting

Edisi 6 Buku 1 .Jakarta:Salemba Empat

29

Anda mungkin juga menyukai