FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
CIANJUR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya yang ditujukan untuk memenuhi tugas “Akuntansi Internasional”
dari Bapak Segi Tabah Hermansyah, SE., M.Ak.,C.A selaku Dosen Pengajar mata
kuliah Akuntansi Internasional.
Kami sangat berharap kedepannya makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Akuntansi Internasional.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 3
2.1 Perkembangan Akuntansi Internasional .............................................. 3
2.2 Dimensi Nilai Akuntansi .................................................................... 8
2.3 Klasifikasi Akuntansi Internasional ..................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 18
3.1 Contoh Kasus 1 .................................................................................. 18
3.2 Contoh Kasus 2 .................................................................................. 20
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 27
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 27
4.2 Saran .................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......29
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Negara-negara yang menganut Kodifikasi Hukum dan Hukum Umum
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya, akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk jasa
perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak. Sistem pencatatan berpasangan
kemudian dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah perusahaan dagang.
Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada pasar surat
berharga umum domestic dan internasional yang sangat besar. Akuntansi telah
memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan menggabungkan
teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya.
Kita akan dapat memahami dengan lebih baik sistem akuntansi suatu Negara
dengan mengetahui faktor-faktor dasar yang memengaruhi perkembangannya.
Tentu saja akuntansi berbeda dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia dan
pengetahuan mengenai faktor perkembangan membantu untuk memahami
mengapa hal itu terjadi.
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana Perkembangan Akuntansi Internasional?
2) Bagaimana Dimensi Nilai Akuntansi yang memengaruhi praktik pelaporan
keuangan suatu Negara?
3) Bagaimana Klasifikasi Akuntansi Internasional?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1) Sumber Pendanaan
2) Sistem Hukum
3
umum (kasus). Kodifikasi hukum utamanya diambil dari hukum Romawi dan kode
Napoleon. Dalam Negara-negara yang menganut sistem kodifikasi hukum Latin-
Romawi, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan
prosedur. Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi merupakan hal yang wajar dan
sesuai disana. Dengan demikian, di Negara-negara yang menganut kodifikasi
hukum, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat
lengkap dan mencakupi banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang
atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam
kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak terlalu
detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan sistem kodifikasi hukum. Hal
ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan penerapan pertimbangan.
Hukum umum diambil dari kasus hukum inggris. Pada kebanyakan Negara hukum
umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi professional sektor swasta. Hal
ini memungkinkan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali
untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan
secara langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi hukum (kode hukum) akuntansi
cenderung terpaku pada bentuk (formal) legalnya saja, sementara hukum akuntansi
yang lebih umum cenderung terpaku pada muatan (isi) ekonominya. Sebagai
contoh, sewa guna usaha di bawah hukum umum pada dasarnya dapat dikapitalisasi
jika ia menjadi bagian dari pembelian property. Tampilan 2-1 menunjukkan daftar
Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum dan hukum umum.
3) Perpajakan
4
menurut masuk terakhir keluar pertama (last in, first out- LIFO) di Amerika Serikat
merupakan satu contoh.
Gambar 2.1 Negara-negara yang menganut Kodifikasi Hukum dan Hukum Umum
5
4) Ikatan Politik dan Ekonomi.
5) Inflasi
6
kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi asset merupakan
sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal yang kurang
berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industry berubah menjadi
perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian asset tetap dan pencatatan
depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang
penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti penilaian asset tidak
berwujud dan sumber daya manusia, semakin berkembang.
7) Tingkat pendidikan
8) Budaya
Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu
masyarakat. Variable budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara
(seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai
sosial); (1) individualisme, (2) jarak kekuasaan, (3) penghindaran ketidakpastian,
dan (4) maskulinitas. Analisis yang dilakukannya didasarkan pada data yang berasal
dari para karyawan sebuah perusahaan multinasional besar dari AS yang beroperasi
di 40 negara yang berbeda.
7
2.2 Dimensi Nilai Akuntansi
8
mudah difasilitasi oleh suatu masyarakat dengan jarak kekuasaan yang besar di
mana penerapan hukum dank ode karakter yang seragam lebih mudah untuk
diterima.
Suatu preferensi dalam memilih pendekatan yang lebih bijak untuk mengukur dan
mengatasi segala ketidakpastian di masa depan, daripada memilih pendekatan yang
sekedar optimis namun berisiko.
Preferensi terhadap ukuran-ukuran laba yang lebih konservatif merupakan hal yang
konsisten dengan penghindaran ketidakpastian yang kuat, berasal dari perhatian
terhadap keamanan dan kebutuhan yang dipersepsikan untuk mengadopsi
pendekatan yang hati-hati untuk menangani ketidakpastian peristiwa massa depan.
Penekanan terhadap pencapaian dan kinerja individu dapat mendorong pendekatan
atas pengukuran yang relative kurang konservatif.
9
Gambar 2.2 Hubungan antara Nilai-nilai Akuntansi dan Dimensi Budaya
10
cepat pada beberapa industry tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang
dari pendekatan makroekonomi.
B. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi berkembang dari
prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara
individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai
tujuan ini, perusahaan harus mempertahankan modal fisik yang dimiliki.
Juga sama pentingnya bahwa perusahaan harus mempertahankan modal
fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa perusahaan memisahkan
secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi dan mengendalikan
aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya
penggantian sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini.
Akuntansi di Belanda berkembang dari mikroekonomi.
C. Berdasarkan pendekatan disiplin independen, akuntansi berasal dari praktik
bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari
pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dianggap sebagai
fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang
dijalankan, dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis
menghadapi kerumitan dunia nyata dan ketidakpastian yang senantiasa
terjadi melalui pengalaman, praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang
dengan cara yang sama. Sebagai contoh, laba secara sederhana merupakan
hal yang paling bermanfaat dalam praktik dan pengungkapan secara
pragmatis dalam menjawab kebutuhan para pengguna. Akuntansi
berkembang secara independen di Inggris dan Amerika Serikat.
D. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandardisasi dan
digunakan sebagai alat untuk kendali administrative oleh pemerintah pusat.
Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan
memudahkan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis
bisnis. Secara umum, pendekatan seragam digunakan di Negara-negara
dengan keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan ekonomi di
mana akuntansi digunakan antara lain untk mengukur kinerja,
mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak, dan mengendalikan
11
harga. Perancis, dengan bagan akuntansi nasional yang seragam, merupakan
pendukung utama pendekatan akuntansi secara seragam.
1) Sistem Hukum: Akuntansi Hukum versus Kodifikasi Hukum
12
kepada investor daripada sistem kodifikasi hukum. Hukum melindungi investor
luar dan secara hukum sangat ditegakkan. Hasilnya adalah pasar modal yang kuat
berkembang di Negara-negara hukum umum dan pasar modal yang lemah
berkembang di Negara-negara kodifikasi hukum. Perusahaan-perusahaan di Negara
hukum umum memperoleh modal dalam jumlah yang besar melalui penawaran
public saham kepada sejumlah investor, dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan di Negara yang menganut kodifikasi hukum. Oleh karena investor
memiliki posisi wajar terhadap perusahaan, terhadap permintaan akan informasi
akuntansi mencerminkan kinerja operasi dan posisi keuangan dengan akurat.
Pengungkapan public menyelesaikan masalah informasi yang tidak seimbang
(asimetris) antara perusahaan dan investor.
13
menjadi makin global, sehingga menuntut adanya standar laporan keuangan
perusahaan yang juga diakui secara mendunia. Bagi banyak perusahaan,
penyamaan standar laporan keuangan dalam tingkat global akan mengurangi juga
biaya yang harus dikeluarkan perusahaanuntuk melakukan penyesuaian terhadap
aturan keuangan yang berbeda-beda, sehingga modal yang dibutuhkan untuk
pengeluaran juga dapat berkurang. Penyatuan pasar modal dunia dapat juga
dikatakan sebagai alasan terpenting yang menjadikan Dewan Standar Akuntansi
Internasional memainkan peran utama dalam menetapkan standar keuangan di
Negara-negara seperti Australia, Jepang, Eropa, Singapura, Afrika Selatan,
Amerika Serikat, dan Negara-negara lainnya. Perkembangan pasar saham
merupakan prioritas utama di beberapa Negara, khususnya Negara-negara yang
berkembang dari pereknomian yang direncanakan secara terpusat menjadi yang
berorientiasi pasar. Dua Negara itu antara lain Republik Ceko dan Cina. (2)
Pelaporan keuangan ganda kini menjadi hal yang umum. Satu set laporan sesuai
dengan ketentuan pelaporan keuangan domestic local, sedangkan yang satu lagi
menggunakan prinsip akuntansi dan berisi pengungkapan yang ditujukan kepada
investor internasional. Dimulai pada 2005, seluruh perusahaan Eropa yang terdaftar
diwajibkan untuk mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional dalam
setiap laporan keuangan mereka yang telah terkonsolidasi. Bagaimanapun,
beberapa kode hukum negara0negara anggota Uni Eropa seperti Perancis dan
Jerman, tidak mengizinkan adanya laporan ganda bagi perusahaan-perusahaan
tertentu yang menerapkan laporan keuangan dengan standar hukum nasional,
namun pada saat yang bersamaan juga menerapkan laporan keuangan dengan
standar IFRS (International Financial Reporting Standard). Dengan kata lain,
adalah niscaya untuk membedakan antara praktik akuntansi di tingkat nasional
dengan praktik di tingkat trans-nasional. (3) Beberapa Negara yang menganut
kodifikasi hukum, secara khusus Jerman dan Jepang, mengalihkan tanggung jawab
pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor swasta
yang professional dan independen. Perubahan ini membuat proses penetapan
standar menjadi mirip dengan proses di Negara-negara hukum umum seperti
Australia, Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat, dan hal ini dilihat sebagai suatu
14
cara untuk secara lebih aktif memengaruhi agenda-agenda IASB. Poin ini
menunjukkan bahwa kerangka kerja yang lain selain sistem hukum diperlukan
untuk mengklasifikasikan akuntansi di seluruh dunia.
Kita percaya bahwa klasifikasi yang didasarkan pada penyajian wajar versus
kepatuhan hukum menjelaskan akuntansi di dunia sekarang ini. Pembedaan antara
penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap
banyak permasalahan akuntansi, seperti: depresiasi, dimana beban ditentukan
berdasarkan penurunan kegunaan suatu asset selama masa manfaat ekonomi
(penyajian wajar) atau jumlah yang ditentukan untuk tujuan pajak (kepatuhan
hukum); sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian asset tetap (property)
diperlakukan seperti sewa operasi yang biasa (kepatuhan hukum); dan pension
dengan biaya yang diakui pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar)
atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat anda berhenti bekerja (kepatuhan
hukum). Lgai pula, masalah pajak penghasilan tangguhan tidak pernah timbul jika
akuntansi pajak dan keuangan merupakan hal yang sama.
15
manajemen dan memperkirakan arus kas dan keuntungan di masa depan.
Pengungkapan yang ekstensif memberikan informasi tambahan yang relevan untuk
tujuan tersebut. IFRS juga ditujukan pada penyajian wajar. Secara khusus, IFRS
relevan bagi perusahaan-perusahaan yang mengandalkan pasar modal internasional
untuk memperoleh pendanaan. Akuntansi penyajian wajar ditemukan di Inggris,
Amerika Serikat, Belanda, dan Negara-negara lain yang dipengaruhi dengan ikatan
politik dan ekonomi dengan Negara-negara yang sebelumnya disebutkan itu
(seperti Inggris memengaruhi bekas wilayah kekuasaan Inggris dan AS
memengaruhi Kanada, Meksiko, dan Filipina). Seluruh perusahaan Eropa yang
terdaftar mengikuti penyajian keuangan wajar dalam berbagai laporannya yang
telah terkonsolidasikan. Hal ini karena meraka saat ini telah beralih mengikuti
standar IFRS. Lagi pula, IFRS merupakan standar acuan yang sekarang sedang
dikembangkan di Cina dan Jepang.
Kami percaya bahwa integrasi pasar modal di dunia akan menjadi pengaruh
yang paling signifikan yang membentuk perkembangan akuntansi di masa depan.
Perkembangan ini merupakan alasan di balik tren yang mengarah pada akuntansi
penyajian wajar, setidaknya untuk laporan konsolidasi. Perkembangan ini juga
16
merupakan pendorong utama di balik aktivitas Dewan Standar Akuntansi
Internasional dan Keputusan Uni Eropa atas “IFRS 2005” dan ini merupakan
jawaban mengapa analisis laporan keuangan semakin bersifat global.
17
BAB III
PEMBAHASAN
18
regulator lainnya yang semakin sering membagi ide dan belajar satu sama lain.
Mereka melakukannya di IASC, PBB, OECD, UE, dan kelompok-kelompok seperti
G-4. Penyebaran ide antar-negara ini tidaklah mengejutkan karena badan-badan
pembuat standar di semua Negara harus membahas masalah akuntansi yang sama.
Diminta
Jawaban
Kami kurang setuju dengan apa yang dikatakan oleh David Cairn, walaupun
memang klasifikasi akuntansi digunakan untuk menyederhanakan akuntansi
itu sendiri. Karena klasifikasi akuntansi saat ini sudah mencukupi dalam
mengamati hal-hal yang perlu dihadapi dari munculnya persamaan dan
perbedaan yang ada dalam perkembangan akuntansi di berbagai negara.
Menurut pendapat kami, pendapat tersebut kurang relevant dengan
klasifikasi akuntansi. Karena hal tersebut memang pasti akan terjadi
disebabkan perusahaan-perusahaan tersebut memiliki tujuan yang sama
yaitu memperoleh/menghasilkan informasi yang diingingkan untuk
meyakinkan para pemegang saham. Selain untuk meyakinkan para
pemegang saham, perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan
pertukaran informasi secara langsung selama 24 jam di bursa efek menjadi
19
faktor lain yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Ditambah standar
akuntansi yang ada saat ini sudah mulai menjadi 1 standar yaitu IFRS.
A. Umum
20
Jerman. Untuk memastikan kesamaan dengan laporan konsolidasi yang dibuat
sesuai dengan hukum komersial Jerman, seluruh pengungkapan dan catatan
penjelasan yang diharuskan oleh Hukum Komersial Jerman yang melebihi ruang
lingkup yang diharuskan oleh IAS juga terbitkan
21
ke dalam neraca, termasuk biaya perolehan modal, dengan menggunakan metode
bunga efektif.
Sesuai dengan IAS 38, biaya pengembangan dikapitalisasi sebagai aset tidak
berwujud asalkan terdapat kemungkinan bahwa produksi barang yang
dikembangkan tersebut akan mendatangkan manfaat ekonomi masa depan bagi
Kelompok Usaha Volkswagen. Provisi pensiun ditentukan sesuai dengan Metode
Proyeksi Unit Kredit seperti yang ditentukan dalam IAS 19, dengan
memperhitungkan tingkat gaji masa depan dan kenaikan pension. Provisi untuk
pemeliharaan yang ditangguhkan mungkin belum dibentuk. Provisi jangka
menengah dan panjang disajikan sebesar nilai kininya. Efek dicatat sebesar nilai
wajar, meskipun jika melebihi biaya perolehannya, dengan pengaruh terkait laporan
laba rugi. Pajak tangguhan ditentukan sesuai dengan metode kewajiban dalam
neraca. Untuk kerugian yang dibawa ke depan, asset pajak tangguhan diakui,
asalkan terdapat kemungkinan akan berguna di masa mendatang. Instrument
keuangan derivatif diakui sebesar nilai wajarnya, meskipun melebihi biaya
perolehannya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penilaian instrument
keuangan yang digunakan untuk melakukan lindung nilai arus kas masa depan
diakui dengan adanya cadangan khusus dalam ekuitas. Laba atau rugi dari kontrak
seperti itu tidak dicatat dalam laporan laba rugi hingga tanggal jatuh temponya.
Sebaliknya, keuntungan dan kerugian yang berasal dari penilaian instrument
keuangan derivatif yang digunakan untuk melakukan lindung nilai terhadap pos-
pos neraca dicatat dalam laporan laba rugi secepat mungkin. Saham diperoleh
kembali dihapuskan terhadap modal dan cadangan. Piutang dan utang yang
berdenominasi dalam mata uang asing dinilai sebesar kurs nilai tengah neraca dan
tidak menurut prinsip imparitas. Hak minoritas pemegang saham yang berada di
luar Kelompok Usaha disajikan secara terpisah dari modal dan cadangan.
22
sesuai dengan SIC 8, tanpa adanya pengaruh dalam laporan laba rugi sebagai
alokasi atas atau penarikan dari cadangan pendapatan, seakan-akan akun tersebut
sudah pernah dibuat berdasarkan IAS.
Rekonsiliasi modal dan cadangan terhadap IAS terdapat dalam table berikut
ini:
Diminta
23
Apakah relevansi penerapan IAS oleh Volkswagen terhadap klasifikasi
yang dipelajari dalam bab ini?
Jawaban
Karakteristik akuntansi Jerman didasarkan pada kondisi yang ditetapkan
dalam Hukum Komersial Jerman (HGB), antara lain sebagai berikut :
a. Akuntansi Jerman dirancang untuk menghitung jumlah pendapatan yang
tepat yang bisa menjaga kreditor setelah adanya pembagian kepada pemilik.
Perlindungan kreditor merupakan perhatian utama dari akuntansi Jerman
seperti yang dibubuhkan pada German Commercial Code .
b. Dominasi akuntansi pajak di Jerman tidak ada perbedaan antara laporan
keuangan yang disusun untuk tujuan pajak dan yang dipublikasikan dalam
laporan keuangan. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak akuntansi
adalah sama.
c. Akuntansi Jerman cenderung tergantung pada keputusan undang-undang
dan pengadilan dan terpatok pada Hukum Komersial Jerman (HGB) dan
keputusan hakim.
d. Akuntansi Jerman tidak mengizinkan adanya laporan ganda bagi
perusahaan- perusahaan tertentu yang menerapkan laporan keuangan
dengan standar hukum nasional, namun pada saat yang bersamaan juga
menerapkan laporan keuangandengan standar IFRS (International Financial
Reporting Standards).
Faktor perkembangan yang menyebabkan karakter dasar akuntansi di
Jerman adalah Sistem Hukum dan Perpajakan. Sistem hukum yang dianut
negara Jerman adalah kodifikasi umum dan sistem akuntansi pajaknya
adalah sama antara pajak keuangan dan pajak akuntansi.
Kelompok usaha Volkswagen menerapkan standar akuntansi internasional
(IAS, sekarang pelaporan keuangan internasional, atau IFRS) untuk tahun
fiscal 2001. Keterangan berikut diambil dari laporan tahunan Volkswagen
tahun 2001, yang menjelaskan perbedaan antara hukum komersial jerman
(HGB) dan IAS, yang diterapkan oleh Volkswagen. Laporan keuangan yang
24
telah memberikan penyajian yang benar dan wajar terhadap aktiva bersih,
posisi keuangan, dan kinerja laba kelompok usaha Volkswagen. Laporan
keuangan konsolidasi disusun dalam euro. Kecuali dinyatakan lain, semua
jumlah dinyatakan dalam jutaan euro. Laporan laba rugi dibuat sesuai
dengan metode biaya penjualan yang diterima secara internasional.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan IAS
menggunakan asumsi yang terkait dengan jumlah pos yang disajikan yang
mempengaruhi jumlah dalam neraca dan laporan laba rugi konsolidasi serta
pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi. Kondisi yang ditetapkan
dalam seksi 292a hukum komersial jerman (HGB) berupa pengecualian dari
keharusan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan
hukum komersial jerman telah terpenuhi. Penilaian terhadap kondisi
tersebut didasarkan pada standar akuntansi jerman no.1 (DSR 1) yang
diterbitkan oleh komite standar akuntansi jerman. Untuk memastikan
kesamaan dengan laporan konsolidasi yang dibuat sesuai dengan hukum
komersial jerman, seluruh pengungkapan dan catatan penjelasan yang
diharuskan oleh hukum komersial jerman yang melebihi ruang lingkup yang
diharuskan oleh IAS juga diterbitkan.
Penerapan IAS:
a. Aktiva berwujud yang disewa guna usahakan pembiayaan dikapitalisasi dan
kewajiban terkait diakui sebagai kewajiban dalam neraca, asalkan risiko dan
pengembalian kepemilikan secara subtansial dapat diatribusikan kepada
perusahaan-perusahaan dalam kelompok usaha Volkswagen AG sesuai
dengan IAS 17.
b. Sebagai pihak sebagai penyedia sewa guna usaha pembiayaan, aktiva yang
disewa guna usahakan tidak dikapitalisasi tetapi cicilan sewa guna usaha
yang didiskontokan disajikan sebagai piutang
c. Aktiva berwujud yang dapat di dipindahkan didepresiasikan dengan
menggunakan metode garis lurus dan bukan metode saldo menurun
d. Goodwill yang berasal dari konsolidasi modal yang berasal dari akuisisi
perusahaan
25
e. Persediaan harus dinilai sebesar biaya perolehan penuh
f. Provisi hanya dibuat ketika terdapat kewajiban kepada pihak ketiga
g. Perbedaan dari translasi laporan keuangan yang disusun dalam mata uang
asing tidak dicatat dalam laporan laba rugi
h. Kewajiban jangka menengah dan kewajiban jangka panjang dimasukkan ke
dalam neraca, termasuk biaya perolehan modal, dengan menggunakan
metode biaya efektif.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Akuntansi saat ini menyediakan informasi bagi pasar modal besar, baik
domestik maupun internasional. Akuntansi telah meluas ke dalam area konsultasi
manajemen dan melibatkan lebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan
prosedurnya. Selain faktor perkembangan akuntansi nasional juga terdapat delapan
faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan akuntansi
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Sumber Pendanaan
2) Sistem Hukum
3) Perpajakan
4) Ikatan Politik dan Ekonomi
5) Inflasi
6) Tingkat Perkembangan Ekonomi
7) Tingkat Pendidikan
8) Budaya
1) Pendekatan Makroekonomi
2) Pendekatan Mikroekonomi
3) Pendekatan Disiplin Independen
4) Pendekatan yang seragam
27
IFRS (International Financial Report Standar) merupakan standar akuntansi
internasional yang di didirikan oleh Internasional Accounting Standard Board
(IASB). Tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa penyusunan laporan
keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam
laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi.
4.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29