Anda di halaman 1dari 20

PERBEDAAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN STANDAR

AKUNTANSI GAAP DAN IFRS

Ribka Rachman Kurniawan

121910020

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung


Malang
Villa Punncak tidar N-01, Malang, 65151, Jawa Timur, Indonesia

Abstrak
Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui dan memahami
perbedaan laporan laba rugi berdasarkan standar GAAP dan IFRS.
Laporan laba rugi merupakan laporan yang memberikan informasi
mengenai keuntungan dan kerugian yang dialami oleh perusahaan
dalam suatu periode. Secara internasional, diakui dua standar
akuntansi keuangan, yakni GAAP dan IFRS. Secara umum kedua
standar ini memiliki beberapa perbedaan seperti komponen laporan
keuangannya, metode-metode yang digunakan, basis, cara pengukuran
aset, fokus laporan keuangan,dan pendapatan komprehensifnya.
Terdapat beberapa perbedaan pula dalam menyusun laporan
laba rugi dengan menggunakan GAAP dan IFRS. Beberapa perbedaan
yang dapat dilihat adalah pada format laporan laba rugi, pengakuan
pendapatannya, biaya pengembangan, pengakuan beban dan kerugian,
serta pajaknya.
Kata-kata kuncil: Laporan Laba Rugi, Standar Akuntansi
Keuangan, GAAP, IFRS.

Abstract
The purpose of this article is to identify and understand the differences
between income statement based on GAAP and IFRS standards. The
income statement is a report that provides information about the
profits and losses experienced by the company in a period.
Internationally, two financial accounting standards are recognized,
namely GAAP and IFRS. In general, these two standards have several
differences such as the components of the financial statements, the
methods used, the basis, the method of measuring assets, the focus of
the financial statements, and the comprehensive income. There are
also some differences in preparing an income statement using GAAP
and IFRS. Some of the differences that can be seen are in the format of
the income statement, revenue recognition, development costs,
expense and loss recognition, and taxes.
Key words: Income Statement, Financial Accounting Standards,
GAAP, IFRS.

1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukan kondisi suatu
perusahaan saat ini atau periode kedepannya uang tujuannya untuk menunjukan
kondisi keuangan perusahaan (Kasmir, 2013). Sedangkan menurut PSAK no. 1
(2015) laporan keuangan merupakan penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan dibuat untuk memberikan
informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan, sebagai alat akuntabilitas
publik, dan untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasi. (Mahmudi, 2010). Menurut
Kasmir (2014) menjelaskan bahwa pada umumnya terdapat lima jenis laporan
keuangan yang bisa disusun. Lima macam laporan keuangan tersebut adalah
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bagian yang sangat penting
bagi perusahaan, karena dengan adanya laporan keuangan perusahaan mampu
mengetahui kinerja perusahaan dan dapat melakukan evaluasi dan mengambil
keputusan untuk masa yang akan datang.
Salah satu dari lima macam laporan keuangan adalah laporan laba rugi.
Kasmir (2013) menjelaskan bahwa laporan laba rugi merupakan laporan yang
memberikan informasi kondisi suatu perusahaan dalam suatu periode. Laporan
laba rugi akan dibuat dalam suatu siklus periode agar dapat mengetahui jumlah
perolehan pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Di dalam laporan laba
rugi, terdapat tiga unsur pokok yang sering digunakan, yakni pendapatan
operasional, beban operasional, dan untung atau rugi (Hanafih & Halim, 2012).
Martani (2012) menyatakan bahwa laporan laba rugi komprehensif
merupakan laporan yang mengukur keberhasilan kinerja perusahaan dalam suatu
periode. Laporan laba rugi komprehensif memiliki beberapa keterbatasan seperti:
adanya konsop-konsep yang mendasari penyusunan SAK yang memberikan hasil
yang kurang mencerminkan perhitungan laba rugi dan perhitungan akuntansi yang
banyak menggunakan asumsi terkadang kurang tepat.
Dalam menyusun laporan keuangan, terdapat standar yang mengatur
penyusunan laporan keuangan. Terdapat dua standar akuntansi internasional yang

2
sering digunakan, yakni GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) dan
IFRS (International Financial Reporting Standards). GAAP merupakan standar
otoritatif yang biasa digunakan untuk merekam serta melaporkan informasi
akuntansi yang ditetapkan oleh dewan kebijakan. Sedangkan IFRS merupakan
standar akuntansi yang dikembangkan oleh International Accounting Standards
Board (IASB). Indonesia sebagai angggota dari International Federation Of
Accountants (IFAC) maka Indonesia harus mematuhi Statement Membership
Obligation (SMO) untuk menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi. Indonesia
melakukan adopsi terhadap IFRS menjadi SAK IFRS.
Landasan Teori
Laporan Laba Rugi
Menurut Kasmir (2013) Laporan laba rugi merupakan laporan yang
memberikan informasi kondisi suatu perusahaan dalam suatu periode. Laporan
laba rugi akan dibuat dalam suatu siklus periode agar dapat mengetahui jumlah
perolehan pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Dengan mengetahui hal
tersebut, maka dapat diketahui pula kondisi perusahaan sedang laba atau rugi.
Sedangkan menurut Najmudin (2011) laporan laba rugi merupakan laporan yang
membandingkan pendapatan dengan beban pengeluaran untuk menentukan laba
bersihnya. Laporan laba rugi ini berfungsi untuk menunjukan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas, merencanakan, dan mengontorl arus kas
perusahaan. Selain itu laporan laba rugi juga dapat digunakan dalam menentukan
harga pokok persediaan baik barang jadi maupun barang dalam proses yang
terdapat dalam neraca.
Di dalam laporan laba rugi, terdapat tiga unsur pokok yang sering
digunakan, yakni pendapatan operasional, beban operasional, dan untung atau rugi
(Hanafih & Halim, 2012). Pendapatan operasional merupakan aset masuk atau
aset yang nilainya meningkat atau utang yang menurun selama periode
perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang atau jasa. Beban operasional
merupakan arus kas keluar atau pihak lain yang menggunakan aset perusahaan
atau munculnya utang selama periode saat perusahaan memproduksi dan
menyerahkan barang atau jasa. Untung atau rugi merupakan kenaikan atau
penurunan modal saham yang berasal dari kegiatan insidentil atau bukan dari
kegiatan pokok perusahaan yang

3
mempengaruhi perusahaan dalam suatu periode kecuali yang berasal dari
pendapatan operasional dan investasi.
Pada umumnya terdapat dua bentuk laporan laba rugi yang disajikan.
Menurut Kieso et al (2011) laporan laba rugi disajikan dalam dua bentuk yakni
Single Step Model yang dimana dalam bentuk ini seluruh pendapatan akan
dijumlahkan menjadi satu, demikian juga dengan bebannya. Pada Single Step
Model tidak dibedakan kegiatan operasional dan non operasional. Unsur-unsur
yang ada dalam bentuk ini adalah:
1. Pendapatan, seperti penjualan, tunjangan, return, dan diskon.
2. Beban, seperti beban iklan, beban bunga, beban depresiasi, beban pajak,
dan harga pokok penjualan.
3. Laba Bersih, yakni angka terkahir peritungan laba rugi.
4. Laba Per Lembar Saham, yakni jumlah dari pendapatan yang diperoleh
dalam satu periode per lembar saham yang telah beredar.
Bentuk yang kedua adalah Multiple Step Model. Pada bentuk ini pendapatan
usaha akan dipisahkan dengan pendapatan non usaha, demikian juga dengan
bebannya. Jika pada Single Step Model tidak dibedakan kegiatan operasi dan non
operasinya, maka berbeda dengan Multiple Step Model. Pada bentuk ini akan
dibedakan kegiatan operasi dan non operasinya. Pada umumnya bentuk Multiple
Step Model memiliki unsur-unsur seperti
1. Operating Section, seperti beban penjualan, beban administrasi, dan
harga pokok penjualan.
2. Non-Operating Section, yakni pendapatan dan keuntungan lainnya
(biaya sewa, keuntungan penjualan aktiva, selisih kurs, daln
sebagainya.) serta beban dan kerugian lainnya (sanksi, denda, selisih
kurs, dan sebagainya).
3. Income Tax, yakni pajak penghasilan yang dibebankan pada subjek pajak.
4. Irregular Item, seperti pos luar biasa, operasi yang dihentikan,
perubahan prinsip akuntansi, koreksi kesalahan, dan perubahan estimasi.
5. Laba Bersih, yakni laba yang berasal dari kegiatan biasnis perusahaan
setelah dikurangi dengan bunga dan pajak.
6. Laba Per Lembar Saham, yakni jumlah dari pendapatan yang diperoleh
dalam satu periode per lembar saham yang telah beredar.

4
Laporan Laba rugi Komprehensif
Martani (2012) menyatakan bahwa laporan laba rugi komprehensif
merupakan laporan yang mengukur keberhasilan kinerja perusahaan dalam suatu
periode. Laporan laba rugi komprehensif terdiri dari laporan laba rugi serta
komponen-komponen pendapatan komprehensif lainnya. Laporan laba rugi
komprehensif dapat digunakan untuk melaporkan serta mempertanggungjawabkan
kinerja perusahaan dalam suatu periode. Selain itu laporan ini juga dapat
memberikan informari-informasi penting sebagai landasan adalam menyusun
rencana dan keputusan serta mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin muncul di
masa depan. Namun tentu saja laporan laba rugi komprehensif memiliki beberapa
keterbatasan seperti: adanya konsop-konsep yang mendasari penyusunan SAK
yang memberikan hasil yang kurang mencerminkan perhitungan laba rugi (biaya
historis dalam menghitung harga pokok pejualan pada saat keadaan fluktuasi
harga dapat mengakibatkan hasil perhitungan yang tidak menggambarkan keadaan
aslinya) dan perhitungan akuntansi yang banyak menggunakan asumsi terkadang
kurang tepat.
Laporan laba rugi komprehensif memiliki komponen-komponen penting
(Kieso et al, 2011), yakni:
1. Penjualan
Pada komponen ini akan disajikan penjualan, retur penjualan, penurunan
harga, diskon, dan infromasi lain yang berkaitan.
2. Harga Pokok Penjualan
Pada komponen ini akan disajikan harga pokok barang yang dijual untuk
mendapatkan penjualan.
3. Beban Penjualan
Pada komponen ini akan disajikan daftar beban-beban yang muncul
dalam melakukan penjualan.
4. Beban Administrasi dan Umum
Pada komponen ini akan disajikan beban administrasi dan umum.
5. Beban dan Pendapatan di luar Usaha
Pada komponen ini akan disajikan laporan pendapatan dan beban yang
muncul dari kegiatan di luar usaha.

5
6. Pajak Penghasilan
Pada komponen ini akan disajikan laporan pajak penghasilan perusahaan.
7. Operasi yang dihentikan
Pada komponen ini akan disajikan keuntungan dan kerugian material
yang berasal dari segmen bisnis.
8. Menyajikan alokasi laba bersih untuk pemegang saham utama serta non-
controlling interest (hak minoritas)
9. Laba per lembar saham yang dilaporkan

Standart Akuntansi Generally Accepted Accounting Princciples (GAAP)

Generally Accepted Accounting Princciples (GAAP) merupakan standar


otoritatif yang biasa digunakan untuk merekam serta melaporkan informasi
akuntansi yang ditetapkan oleh dewan kebijakan. Standar yang telah
dikembangkan bertahun-tahun ini biasa digunakan oleh perusahaan untuk
mengatur informasi keuangan dengan benar ke dalam catatan akuntansi, membuat
ringkasan catatan akuntansi, serta membantu mengungkapkan informasi
pendukung tertentu. GAAP memiliki 10 prinsip yang digunakan, yakni:
1. Historical Cost Principle
Merupakan prinsip yang mewajibkan perusahaan untuk mencatat
pembelian baik barang, jasa, maupun aset modal sesuai dengan harga
yang dibayarkan.
2. Revenue recognition Principle
Merupakan prinsip yang mewajibkan perusahaan untuk mencatat
pendapatan sesuai dengan yang diterima bukan saat dikumpulkan. Hal
ini dapat memberikan gambaran keruangan perusahaan dalam suatu
periode dengan lebih jelas dan akurat.
3. Mathching Principle
Merupakan prinsip yang menjelaskan semua pengeluaran bahwa harus
dicocokan dan dicatat dengan pendapatannya masing-masing sesuai
dengan periode terjadinya, bukan pada saat dibayar.

6
4. Full Disclosure Principle
Merupakan prinsip yang menjelaskan jika pengatahuan apapin secara
material akan mempengaruhi sebuah keputusan pengguna laporan
keuangan mengenai perusahaan yang harus diungkapkan pada catatan
kaki.
5. Cost Benefit Pprinciple
Merupakan prinsip yang membatasi jumlah dan waktu penelitian sesuai
dengan yang diperlukan untuk mencatat atau melaporkan informasi
keuangan jika biaya yang dikeluarkan melebihi manfaatnya.
6. Conservatism Principle
Merupakan prinsip yang digunakan untuk mencegah akuntan untuk
mengestimasi pendapatan masa depan dan meremehkan pengeluaraan
masa depan yang bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan
7. Objectivity Pinciple
Merupakan prinsip yang mendorong agar laporan keuangan, informasi
keuangan, dan catatan-catatan akuntansi harus independen dan bebas
dari bias. Laporan keuangan bukanlah alat yang digunakan untuk
membujuk pengguna namun digunakan untuk mengambil keputusan.
8. Consistency Principle
Merupakan prinsip yang mewajibkan penerapan semua prinsip dan
asumsi akuntansi secara konsisten dari satu periode ke periode
berikutnya. prinsip ini memastikan agar laporan keuangan antar periode
dapat dibandingkan.
9. Accrual Pinciple
Merupakan prinsip yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi
akuntansi dalam periode dimana sebuah kejadian telah terjadi, bukan
pada saat periode dimana arus kas terkait dengan kejadian yang sedang
terjadi. Prinsip ini menjadi syarat mendasar dari semua kerangka kerja
akuntansi.
10. Economic Entitiy Principle
Merupakan prinisp yang menyatakan bahwa keuangan entitas haruslah
terpisah dengan keuangan pemiliki, pemegang saham, dan mitra.

7
International Financial Reporting Standards (IFRS)
International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar
akuntansi yang dikembangkan oleh International Accounting Standards Board
(IASB). IFRS digunakan sebagai standar global dalam menyusun laporan
keuangan perusahaan publik. Standar ini dibentuk agar terdapat bahasa akuntansi
umum agar ada keseragaman antar perusahaan maupun antar negara. Dengan
IFRS bahasa akuntansi dan praktiknya akan konsisten dan membantu pemilik
usaha dan investor untuk menganalisis serta mengambil keputusan. IFRS
memberikan transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas pada pasar keuangan seluruh
dunia.
SAK-IFRS
Indonesia melakukan adopsi terhadap IFRS menjadi SAK-IFRS. Hal ini
karena Indonesia merupakan anggota dari International Federation Of
Accountants (IFAC), sehingga Indonesia harus mematuhi Statement Membership
Obligation (SMO) untuk menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi. Saat
perusahaan menggunakan IFRS sebagai standar keuangannya, perusahaan tersebut
dapat memperoleh beberapa keuntungan seperti meningkatkan daya banding
lapoeran keuangan, menghilangkan hambatan arus modal internasional,
mengurangi biaya pelaporan perusahaan multinasional dan biaya analisis
keuangan, serta dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.
Di dalam SAK IFRS terdapat beberapa prinsip dasar yang digunakan, yakni:
1. Lebih menekankan intepretasi dan aplikasi dari standar sehingga fokus
pada spirit penerapan standar.
2. Membutuhkan penilaian substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
3. Dibutuhkan professional judgement pada penerapan standar.

Penyajian Laporan Laba Rugi


GAAP
Pada GAAP penyajian laporan laba rugi memiliki dua model, yakni single
step dan multiple step. Pada model single step merupakan model yang menyajikan
informasi dalam kategori yang luas. Bagian utama pada model ini adalah
pendapatan dan beban. Sedangkan jika pada model mutiple step akan disajikan

8
informasi yang dibagi dalam beberapa bagian. Model multiple step akan
membedakan kegiatan operasional dan non operasional.
Table 1 Laporan Laba Rugi Singel Step
Pendapatan:
Penjualan Rp.45.000.000
Pendapatan Bunga Rp. 5.000.000
Jumlah Pendapatan
Harga Pokok Penjualan: Rp. 50.000.000
Persediaan Awal
Pembelian
Barang yang tersedian untuk dijual Rp. 5.000.000
Persediaan Akhir Rp. 3.000.000
HPP Rp. 8.000.000
Laba Kotor -Rp. 3.000.000

Beban Usaha:
Beban Operasional: Rp. 5.000.000 (-)
Biaya Gaji Karyawan Penjualan Rp. 45.000.000
Biaya Iklan
Biaya Pengiriman
Total
Beban Administrasi: Rp. 1.000.000
Biaya Gaji Karyawan Pembelian Rp. 300.000
Biaya Sewa Rp. 200.000
Biaya Asuransi
Rp. 1.500.000
Total
Total Beban (Oprasional dan
Administrasi) Rp. 2.000.000
Laba Rugi Rp. 1.000.000
Rp. 500.000

Rp. 3.500.000

Rp. 5.000.000
Rp. 40.000.000
Sumber: Diolah, 2022

9
Table 2 Laporan Laba Rugi Multiple Step

Pendapatan:
Penjualan Rp. 50.000.000
Pendapatan Bunga Rp. 5.000.000 (+)
Jumlah Pendapatan
Harga Pokok Penjualan: Rp. 55.000.000
Persediaan Awal
Pembelian
Barang yang tersedian untuk dijual Rp.6.000.000
Persediaan Akhir Rp. 4.000.000
HPP Rp. 10.000.000
Laba Kotor Rp. 3.000.000 (-)

Beban Usaha: Rp. 7.000.000 (-)


Beban Operasional: Rp. 48.000.000
Biaya Iklan
Biaya Pengiriman
Total
Beban Administrasi:
Biaya Sewa Rp. 500.000
Biaya Asuransi Rp. 200.000
Total (+) Rp. 700.000
Total Beban (Oprasional dan
Administrasi)

Rp. 1.000.000
Pendapatan Lain-lain
Rp. 500.000 Rp. 1.500.000
Pendapatan Sewa
(+)
Pedanaptan Bunga
Total -Rp. 2.200.000
Beban Lain-lain
Biaya Bunga
Total
Laba Rugi
Rp. 1.000.000
Rp.500.000 Rp. 1.500.000
Rp. 1.500.000
(+)
-Rp. 500.000
-Rp. 500.000_(+)

Rp. 500.000
Rp. 48.600.000
Sumber: Diolah, 2022

10
IFRS
Pada IFRS tidak ada format yang ditentukan, sehingga perusahaan dapat
memilih metode apa yang digunakan dalam menyajikan laporan laba rugi. Namun
terdapat beberapa syarat minimal yang harus disajikan dalam laporan laba rugi
IFRS, yakni: pendapatan, biaya keuangan, penghasilan setelah pajak, beban pajak,
laba atau rugi selama periode.

Table 3 Laporan Laba Rugi SAK IFRS


PT XYZ
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2022

Pendapatan usaha XXX


Beban pokok penjualan (XXX)
Laba Bruto XXX

Beban usaha (XXX)


Pendapatan lainnya XXX
Beban Lainnya (XXX)
Laba usaha XXX

Pendapatan keuangan XXX


Beban pajak final (XXX)
Bagian laba (rugi) entitas dan ventura bersama -
Laba sebelum pajak penghasilan XXX
Beban pajak penghasilan (XXX)
Laba tahun berjalan XXX

Penghasilan komprehensif lain


Pos yang Tidak akan Direklasifikasi
Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti (XXX)
Bagian surplus revaluasi aset entitas asosiasi XXX
Pajak penghasilan terkait (XXX)
Jumlah neto pos tidak direklasifikasi XXX

Pos-pos yang direklasifikasi


Selisih kurs penjabaran laporan keuangan XXX
Perubahan nilai wajar aset keuangan XXX
Pajak penghasilan terkait pos direklasifikasi (XXX)
Jumlah neto pos direklasifikasi XXX
Jumlah penghasilan komprehensif lain XXX
Total penghasilan komprehensif lain XXX

Laba Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada:


Pemilik Entitas Induk XXX
Kepentingan Nonpengendali XXX
Total XXX

Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:


Pemilik Entitas Induk XXX
Kepentingan Nonpengendali XXX
Total XXX

Laba per saham (rupiah penuh) XXX


Dasar XXX
Sumber: Diolah, 2022

11
PEMBAHASAN

Table 4 Perbandingan GAAP dan SAK IFRS

No Perbandingan US GAAP IFRS


1 Tujuan Memberikan informasi Memberikan informasi
bagi para pengambil bagi pengguna laporan
keputusan investasi dan keuangan untuk
kredit. Dan memberikan menentukan keputusan
informasi yang berguna ekonomi. Informasi yang
dalam memprediksi disajikan mencakup:
jumlah, waktu, dan posisi keuangan,
ketidakpastian arus kas. peruahan posisis
keuangan, dan kinerja
perusahan.
2 Komponen 1. Aset 1. Aset
Laporan 2. Liabilitas 2. Liabilitas
Keuangan 3. Ekuitas 3. Ekuitas
4. Laba komprehensif 4. Pemeliharaan modal
5. Investasi pemilik 5. Keuntungan
6. Pendapatam 6. Beban
7. Keuntungan
8. Beban
9. Kerugian
3 Metode yang 1. FIFO 1. FIFO
digunakan 2. LIFO 2. Average
3. Average
4 Karakteristik 1. Relevan 1. Relevan
kualitatif 2. Dapat dibandingkan 2. Dapat dibandingkan
informasi 3. Dapat dipercaya 3. Dapat dipercaya
karena disajikan karena disajikan
dengan jujur, netral, dengan jujur, netral,
dan dapat diverifikasi hati-hati, dan
4. Konsisten lengkap

(dilanjutkan…)
12
(…lanjutan)
No Perbandingan US GAAP IFRS
5 Basis Berbasis prinsip Berbasis aturan
6 Cara mengukur Diukur menggunakan nilai Diukur menggunakan
nilai aset historis nilai wajar
7 Fokus laporan Laporan laba rugi Laporan posisi keuangan
Keuangan dan laporan laba rugi
8 Pendapatan Terdiri dari pendapatan, Terdapat bagian
komprehensif biaya, keuntungan, dan penghasilan dan beban
lain kerugian yang tidak diakui pada
laporan laba ruginya
Sumber: Diolah 2022
Pada GAAP pendapatan komprehensif lain meliputi pendapatan,
keuntungan, biaya, dan kerugian yang dibawah US GAAP termasuk pada
pendapatan komprehensif namun dikeluarkan dari laba bersih. Item pendapatan
komprehensif lain yang diperlukan untuk dilaporkan adalah ASC 220-10-45-10A
melalui 10B:

1. Item mata uang asing.


2. Biaya jasa sebelum atau kredit yang berkaitan dengan pensiun atau
manfaat setelah pensiun.
3. Keuntungan maupun kerugian yang berkaitan dengan pensiun atau
manfaat setelah pensiun.
4. Aset transisi atau kewajiban yang memiliki hubungan dengan pensiun atau
manfaat setelah pensiun.
5. Keuntungan yang belum direalisasi dan kerugian dari efek yang tersedia
untuk dijual.
6. Keuntungan yang belum direalisasi dan kerugian dari efek yang hutang
yang ditransfer masuk ke kategori tersedia untuk dijual serta dimiliki
hingga jatuh tempo terkait dengan gangguan lain.
7. Penurunan atau peningkatan nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual
yang sempat ditulis sebagai gangguan.
8. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian atas instrumen derivatif
lindung nilai arus kas.

13
Pada IFRS pendapatan komprehensif lain memiliki bagian-bagian
penghasilan dan beban yang tidak diakui pada laporan laba rugi (saat diperlukan
dan diijinkan oleh IFRS). Dalam (IAS 1.7) item dalam pendapatan komprehensif
lainnya adalah:

1. Selisih kurs pada penterjemahan pada operasi luar negeri (IAS 21).
2. Keuntungan dan kerugian investasi pada ekuitas yang diukur pada nilai
wajar melalui pendapatan komprehensif lain (IFRS 9.5-7.5).
3. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai arus
kas (IAS 39).
4. Untuk kewajiban-kewajiban tertentu ditetapkan untuk diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi (IFRS9.5-7.7).
5. Pengukuran kembali program pensiun manfaat pasti (IAS 19).
6. Perubahan surplus revaluasi (IAS 16).

Table 5 Perbandingan Laporan Laba Rugi GAAP dan IFRS

No Perbandingan US GAAP IFRS


1. Format Menggunakan single Tidak ada format
step dan multiple step. khusus
2. Pengakuan 1. Terdapat pedoman 1. Kriteria dalam
Pendapatan yang mengatur. mengakui
2. Berfokus pada pendapatan
pendapatan yang melibatkan
direalisasikan dan profitabilitas.
pendapatan yang 2. Terdapat dua
diperoleh. standar yang
3. Tidak boleh mengatur
mengakui transaksi
pendapatan hingga pendapatan.
transaksi pertukaran
terjadi.
3. Pengakuan Pada GAAP ditetapkan Tidak diatur.
Pendapatan bahwa bukti obyektif
Perangkat Lunak spesifik vendor (VSOE)
dari nilai wajar wajib
digunakan untuk
mengestimasi harga jual.
(dilanjutkan…)

14
(…lanjutan)
4. Biaya Pengembangan Dalam GAAP, biaya Dalam IFRS, biaya
pengembangan diakui pengembangan juga
sebagai beban namun diakui sebagai beban.
dapat dikapitalisasi jika
kondisi tertentu
terpenuhi.
5. Pendiskontoan Diperlukan pada situasi Diperlukan jika setara
Penghasilan terbatas berdasarkan kas ditangghkan,
GAAP diskonto pendapatan
menjadi nilai
sekarang.
6. Pengakuan Beban dan Berdasarkan pedoman Pengukuran ulang
Kerugian Biaya GAAP, memungkinkan keuntungan dan
entitas dapat mencatat kerugian akan
pengeluaran mengenai langsung diakui
keuntungan dan dalam OCI. Pada
kerugian dalam suatu IFRS dilarang
periode, atau menunda menggunakan
keuntungan atau pendekatan koridor
kerugian. dan penyebaran.
7. Akuntansi Pajak Pada GAAP diwajibkan Pada IFRS
mengakui pajak yang diwajibkan
berkaitan dengan memasukan pajak
kontribusi sebagai atas rencana manfaat
bagian dari biaya dalam pengembalian
manfaat bersih. atas aset atau dengan
menghitung
kewajiban manfaat
berdasarkan sifatnya.
Sumber: Diolah, 2022

Pendapat Penulis

Kedua standar ini sama-sama dibuat untuk mempermudah perusahaan atau


entitas dalam melaksanakan penyusunan dan pelaporan laporan keuangannya.
Kedua standar ini memiliki tujuan yang hampir sama. Namun di Indonesia sendiri
GAAP tidak sering digunakan karena sebagai anggota IFAC, maka Indonesia
wajib menggunakan IFRS sebagai standar yang berlaku. Dalam praktiknya sendiri
Indonesia telah menyusun SAK-IFRS yang mengadopsi standar-standar yang ada
pada IFRS. Dengan adanya standar ini perusahaan-perusahaan yang ada dapat

15
menyusun laporan keuangan yang hampir serupa. Sehingga mempermudah
pengguna laporan keuangan dalam membandingkan baik antar tahun periode
maupun antar perusahaan dalam negeri maupun luar negeri.
Terdapat beberapa perbedaan antara GAAP dan IFRS dalam menyajikan
laporan laba ruginya. Didalam GAAP diatur mengenai format laporan laba
ruginya, digunakan model single step dan multiple step dalam menyajikan laporan
laba rugi. Sedangkan jika pada IFRS tidak ditentukan format khusus dalam
menyajikan laporan laba ruginya, namun terdapat ketentuan-ketentuan terkait
dengan apa saja yang minimal harus disajikan dalam laporan laba rugi.

Dalam mengakui pendapatan, GAAP memiliki pedoman ekstensif dalam


mengakui pendapatan. Salah satu aturan dalam pedoman ini adalah melarang
entitas untuk mengakui pendapatan sebelum transaksi pertukaran terjadi. GAAP
fokkus pada pendapatan yang direalisasikan dan pendapatan yang diperoleh.
Sedangkan pada IFRS, ada dua standar akuntansi yang mengatur transaksi
pendapatan. Kedua standar akuntansi ini dibagi menjadi empat kategori, yakni
rendering layanan, penjualan barang, kontrak konstruksi, dan penggunaan aset
entitas lain. Pada IFRS juga menggunakan kriteria pengakuan yang melibatkan
profitabilitas, hal ini menunnjukan bahwa manfaat ekonomi dari tiap transaksi
akan mengalir ke entitas. Berarti pendapatan dan beban telah diukur dengan baik.
Dalam mengakui pendapatan perangkat lunaknya GAAP menetapkan bahwa bukti
obyektif spesifik vendor (VSOE) dari nilai wajar wajib digunakan untuk
mengestimasi harga jual. Sedangkan pada IFRS tidak mengatur mengenai hal
tersebut.

Dalam pendiskontoan penghasilan, GAAP memerlukan situasi terbatas


berdasarkan GAAP seperti dalam kasus piutang dengan ketentuan pembayaran
yang lebih dari satu tahun. Sedangkan pada IFRS, saat setara kas ditangguhkan,
maka diskonto pendapatan akan menjadi nilai sekarang yang menyebabkan
pendapatan yang lebih rendah karena nilai waktu dari piutang aktual diakui
sebagai bunga. Dalam biaya pengembangan, GAAP mengakui biaya
pengembangan sebagai beban namun dapat dikapitalisasi jika kondisi tertentu
terpenuhi. Pada IFRS juga mengakui biaya pengembangan sebagai beban

16
Di dalam GAAP ditetapkan bahwa sangat meungkinkan suatu entitas untuk
mencatat pengeluaran mengenai kentungan dan kerugiannya dalam suatu periode
atau menunda keuntungan atau kerugian dengan menggunakan pendekatan
koridor. Namun pada IFRS pengukuran ulang keuntungan dan kerugian langsung
diakui pada OCI dan tidak mengakui pendekatan koridor dan penyebaran. Dalam
akuntansi pajaknya, GAAP mewajibkan mengakui pajak yang berkaitan dengan
kontribusi sebagai bagian dari biaya manfaat bersih. Sedangkan IFRS mewajibkan
memasukan pajak atas rencana manfaat dalam pengembalian atas aset atau dengan
menghitung kewajiban manfaat berdasarkan sifatnya.

KESIMPULAN
Hampir seluruh entitas yang melakukan usaha akan menyusun laporan
keuangannya. Laporan keuangan ini digunakan untuk melihat kinerja perusahaan
pada suatu periode. Dengan mengetahui kinerja perusahaan, pemilik perusahaan
dapat menentukan langkah yang tepat bagi kelangsungan perusahaan. salah satu
laporan keuangan yang sangat penting adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi
akan memberikan informasi mengenai keuntungan atau kerugian yang dialami
oleh perusahaan.
Dalam menyusun laporan keuangan, perusahaan akan menggunakan standar
akuntansi keuangan yang berlaku. Pengguanaakn standar akuntansi keuangan
akan mempermudah perusahaan dalam menyusun dan melaporkan laporan
keuangannya. Tidak hanya itu, pengguna laporan keuangan tersebut juga mampu
membandingkan laporan keuangan suatu periode dengan periode sebelumnya,
atau laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain baik dalam
negeri dan luar negeri. Terdapat dua standar akuntansi keuangan yang diakui
secara internasional yakni GAAP dan IFRS. Kedua standar ini tentu memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan juga saling melengkapi. Secara
laporan keuangan umum, GAAP menggunakan basis prinsip, sedangkan IFRS
menggunakan basis aturan. Terdapat juga perbedaan pada cara pengukuran yang
digunakan dalam mengukur aset. GAAP mengukur aset dengan nilai historisnya,
sedangkan pada IFRS mengukur asetnya dengan menggunakan nilai wajar.

17
Terdapat beberapa perbedaan pula dalam menyusun laporan laba rugi
dengan menggunakan US GAAP dan IFRS. Beberapa perbedaan yang dapat
dilihat adalah pada format laporan laba rugi, pengakuan pendapatannya, biaya
pengembangan, pengakuan beban dan kerugian, serta pajaknya. Di Indonesia
sendiri digunakan standar IFRS. Indonesia wajib menggunakan standar IFRS
karena Indonesia merupakan anggota dari IFAC.

18
DAFTAR PUSTAKA
(2015) Mengetahui Lebih Dalam Tentang Standar Akuntansi Keuangan.
(https://www.mag.co.id/standar-akuntansi- keuangan/#:~:text=PSAK
%20%E2%80%93%20IFRS%20adalah%20singka tan%20dari,Keuangan
%20%E2%80%93%20International%20Financial%20 Reporting
%20Standards.&text=IFRS%20juga%20dapat%20memberikan%2
0informasi%20yang%20berkualitas%20di%20pasar%20modal%20Internasi
onal). Diakses Juni 2022.

(2019) Mengetahui Definisi GAAP dan 10 Prinsip Didalamnya.


(https://www.softwareaccountingsurabaya.com/tag/gaap-adalah/) Diakses
Juni 2022.

(2019) Pengertian GAAP, Prinsip GAAP,dan Definisinya


(https://adalah.net/gaap/) Diakses Maret 2021.

(2019) Pengertian IFRS, Standar IFRS, dan Tujuannya (https://adalah.net/ifrs/)


Diakses Juni 2022.

(2021)Mengenal Perbedaan SAK dan IFRS dalam Akuntansi


(https://www.jurnal.id/id/blog/perbedaan-sak-dan-ifrs/) Diakses Juni 2022.

Abdul Halim dan M. Hanafi. (2012). Analisi Laporan Keuangan. Yogyakarta:


UPP STIM YKPN.
Dwi Martani. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
Frolody. (2015). Bentuk Laporan Laba Rugi Single Step dan Mutiple Step.
https://frolodyproject.wordpress.com/2015/11/26/bentuk-laporan-laba-rugi-
single-step-dan-multiple-step/. Diakses Juni 2022.

Ikatan Akuntansi Indonesia. PSAK No. 1 Tentang Laporan Keuangan– edisi revisi
(2015). Penerbit Dewan Standar Akuntansi Keuangan: PT. Raja Grafindo
Kasmir. (2013). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

19
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kieso, & Weygandt. (2011). Intermediate Accounting. Jakarta: Erlangga
Mahmudi. (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Jakarta. STIE YKPN.
Sawakinome. Perbedaan antara GAAP dan Laporan Laba Rugi IFRS.
https://id.sawakinome.com/articles/business/the-difference-between-gaap-
and-ifrs-income-statements-3.html. Diakses Juni 2022.

Stephanus, D. S., Saputra, A., Caecilia, C., Wahyudi, I., & Oktaviana, L. (2018).
Laporan Laba Rugi (Income Statement). Retrieved 2020, from People and
Planet Before Profit
(https://danielstephanus.wordpress.com/2018/11/12/laporan-laba-rugi-
income-statement/) Diakses Juni 2022.

20

Anda mungkin juga menyukai