Anda di halaman 1dari 7

A.

Analisis Trend

Analisis trend (tendensi posisi) merupakan teknik analisis untuk mengetahui


tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan perubahan naik atau mengalami
penurunan (Abdullah, 2oo1: 36).

Menurut Maryati (2010;129) menyatakan trend adalah suatu gerakan


(kecenderungan) naik atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata–rata
perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa bertambah bisa
berkurang. Jika rata-rata perubahan bertambah disebut trend positif atau trend
mempunyai kecenderungan naik. Sebaliknya, jika rata–rata perubahan berkurang
disebut trend negatif atau trend yang mempunyai kecenderungan menurun.

Garis trend pada dasarnya garis regresi dan variabel bebas (x) merupakan
variabel waktu. Tren garis lurus (linier) adalah suatu trend yang diramalkan naik atau
turun secara garis lurus. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat menggunakan
waktu tahunan, semesteran,bulanan, atau mingguan. Analisis tren garis lurus (linier)
terdiri atas metode kuadrat kecil atau (least square) dan moment.

Trend menunujukkan perubahan nilai suatu variabel yang relatif stabil


perubahan populasi, perubahan harga, perubahan teknologi, danpeningkatan
produktivitas. Menurut M.Narafin (2013:196) mengatakan ramalan pendapatan
(penjualan) merupakan proses aktivitas memperkirakan produk yang akan dijual atau
disewakan di masa yang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan
data historis yang pernah terjadi atau mungkin terjadi.

Ramalan (forecasting) adalah proses aktivitas meramalkan suatu kejadian yang


mungkin terjadi di masa yang akan datang dengan teknik mengkaji data yang ada.
Pendapatan (revenues) artinya hasil proses memberikan jasa pelayanan (service),
manfaat yang dapat digunakan oleh orang lain. Ramalan pendapatan berarti perolehan
modal (ekuitas) perusahaan yang diperoleh dari aktivitas bisnis yang dilakukan pada
waktu tertentu. Ramalan pendapatan juga merupakan faktor penting dalam
perencanaan perusahaan. Karena ramalan pendapatan akan menentukan kepemilikan
modal, anggaran laba rugi, anggaran atas posisi keuangan.

Persamaan trend adalah sebagai berikut :

1
'
Y =a+bX

B. Manfaat Analisa Trend

Penghitungan analisa tren bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan yang


berbeda bagi pemakai laporan keuangan. Beberapa pemakai yang membutuhkan
laporan keuangan tersebut antara lain investor, pemberi pinjaman (kreditur), dan
manajemen.

1. Investor
Mereka membutuhkan informasi yang akurat mengenai aktivitas maupun
posisi keuangan perusahaan, apakah pada masa mendatang menghasilkan laba
atau sebaliknya,
2. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi yang disediakan oleh perusahaan
khususnya keuangan, yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
dana yang tertanam di dalam perusahaan dapat dibayarkan kembali tepat waktu
oleh perusahaan.
3. Manajemen
Manajemen dapat terbantu dalam hal tanggung jawab, perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisa.
Analisa tren ini bermanfaat untuk menilai situasi “tren” perusahaan yang telah
lalu serta dapat memprediksi tren perusahaan di masa yang akan datang
berdasarkan garis tren yang sudah terjadi itu.

C. Perhitungan Trend

Hasil perhitungan trend dapat ditunjukkan dalam bentuk persentase atau


indeks. Perhitungan trend dalam bentuk persentase dan indeks dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Trend dalam Bentuk Persentase


Trend dalam persentase dihitung dengan memilih tahun pertama sebagai
dasar perbandingan atau sebagai tahun dasarnya (Djarwanto, 1999: 62). Tahun
dasar menurut Jusuf (2000: 93) adalah tahun pertama dari seluruh periode yang
dianalisis. Misalnya kita mengadakan analisis trend untuk periode tahun 2005,
2006, 2007, 2008, 2009, maka tahun yang dijadikan dasar adalah tahun 2005.
2
Tahun dasar ini diberi angka 100%. Data tahun-tahun lainnya dibandingkan
dengan data tahun dasar tersebut. Dalam menentukan tahun dasar seperti
dikemukakan Harahap (1999: 245) ditentukan dengan melihat arti suatu tahun
bisa tahun pendirian, tahun perubahan, atau reorganisasi, dan tahun bersejarah
lainnya.
2. Trend dalam Bentuk Index
Di samping dalam bentuk persentase, juga dapat dilakukan perhitungan
kecenderungan dalam bentuk index. Menurut Jusuf (2000: 97) pada prinsipnya
adalah sama kecuali tidak dikali dengan 100%. Tahun dasar ditetapkan sebagai
angka 1. Data tahun lainnya dibandingkan dengan data tahun dasar. Hasil
perhitungan trend dapat ditunjukkan dalam bentuk persentase atau indeks.
1) Menurut S. Munawir (2007:52), ada beberapa langkah untuk melakukan
analisis trend ini adalah sebagai berikut : Menentukan tahun dasar. Biasanya
data atau laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan
laporan keuangan yang dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar (base
year).
2) Tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai
tahun dasar diberikan angka index 100.
3) Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan angka
pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.
Rumus dari analisis trend adalah sebagai berikut :

Tahun Pembanding
Angka Indeks = x 100 %
Tahun Dasar

D. Misleading dalam Analisis Trend


Analisis ini penting untuk melihat hubungan angka persentase dalam trend
dengan data absolut (jumlah rupiah) yang dipakai sebagai dasar perbandingan.
Analisa dengan trend ratio akan dapat menunjukkan suatu pos itu mempunyai
kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat atau tetap serta menunjukkan
apakah kecenderungan atau tendensi yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan.

3
S. Munawir (2007:56) didalam menggunakan teknik analisa trend dalam
presentase ini harus diingat pula hubungan antara angka-angka dalam trend dengan
data absolutnya, karena adanya beberapa kemungkinan sebagai berikut:
1) Tahun yang telah dipilih sebagai dasar mungkin tidak representative.
2) Suatu pos telah naik dari Rp 10 menjadi Rp 20, dan pos yang lain dan dari Rp
100.000 menjadi Rp 200.000. kedua pos ini dalam presentase telah naik dengan
100% meskipun dalam hal yang pertama kenaikan itu tidak penting artinya.
3) Biasanya di dalam menganalisa suatu perubahan, maka perubahan dengan jumlah
100% mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan perubahan yang
dalam persentase kecil misalnya hanya 10%, padahal dalam beberapa hal tertentu
hal yang demiian tidaklah tepat. 4. Trend dalam presentase menunjukkan
tendensi yang tidak menguntungkan, padahal apabila dilihat dalam angka
absolutnya tidaklah demikian.
Oleh karena itu didalam menganalisa dengan menggunakan trend atau
perubahan yang dinyatakan dalam persentase, perlu pula mempelajari perubahan-
perubahan yang terjadi dalam angka absolutnya atau jumlah rupiahnya serta
tendensitendensi yang ada ataupun hubungan antara pos-pos yang ada.

E. Contoh Perhitungan Analisis Trend


PT JASJUS MANIA
Neraca Perbandingan
31 Desember 2012 - 2016

4
PT JASJUS MANIA
Laporan Rugi Laba Perbandingan
Untuk Tahun 2012 - 2016

Dari laporang keuangan PT. JASJUS MANIA yang terdiri dari Neraca dan
Laporan Rugi-Laba tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 dengan menggunakan
tahun dasar 2012 dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan – perubahan atau
kecenderungan – kecenderungan baik yang menguntungkan maupun yang tidak
menguntungkan bagi perusahaan, hal ini terbukti bahwa :

1. Posisi keuangan jangka pendek menunjukkan perkembangan yang


menguntungkan walaupun hutang jangka pendek naik, namun kenaikan itu telah
diimbangi dengan kenaikan aktiva lancar dengan tingkat yang lebih besar. Aktiva
lancar naik dari Rp. 1.910.000 menjadi Rp. 2.370.000 (24%) sedangkan hutang
lancar naik dari Rp. 570.000 menjadi Rp. 610.000 (7%). Kenaikan penjualan dari
Rp. 4.000.000 menjadi Rp. 5.260.000 (32%) diimbangi dengan penurunan
piutang sebesar 2%. Hal ini menunjukan bahwa bagian penagihan bekerja lebih
efektif atau adanya syarat – syarat penjualan yang mendorong para langganan
membeli dengan tunai atau membayar hutangnya dalam jangka pendek.
2. Kenaikan persediaan barang dagangan dari Rp. 720.000 menjadi Rp. 1.160.000
(61%) menunjukan perkembangan yang kurang menguntungkan, karena kenaikan
penjualan tersebut hanya diimbangi dengan kenaikan penjualan sebesar 32%. Hal
ini menunjukan ada investasi yang terlalu besar dalam persediaan (kebijaksanaan
dalam persediaan yang kurang tepat).

5
3. Dalam jangka waktu 5 tahun perusahaan tidak melakukkan pengeluaran investasi,
hal ini terbukti adanya pertambahan aktiva tetap yang sangat kecil selama 5 tahun
tersebut, yaitu dari Rp. 3.780.000 menjadi Rp. 3.910.000 (naik 3%). Kenaikan
aktiva tetap yang kecil ini justru penjualan naik 32% apakah kenaikan penjualan
ini disebabkan oleh bertambahnya volume penjualan atau adanya kenaikan harga
– harga pada umumnya.
4. Dari faktor solvabilitas dapat ditunjau dari penurunan hutang dari Rp. 920.000
menjadi Rp. 860.000 (7%) diimbangi dengan kenaikan modal sendiri (owner’s
equity) dari Rp. 4.770.000 menjadi Rp. 5.420.000 (14%).
5. Ditinjau dari faktor rentabilitas menunjukkan bahwa perusahaan semakin
rendabel, karena kenaikan laba operasi dari Rp. 330.000 menjadi Rp. 600.000
(naik 82%) sedangkan aktiva tetap hanya naik 3%.
6. Ditinjau dari segi effisiensi menunjukkan bahwa perusahaan semakin effisien, hal
ini terbukti dengan adanya kenaikan penjualan 32% diimbangi kenaikan harga
pokok dengan tingkat yang lebih rendah 31% dan kenaikan biaya penjualan 2%.
Dengan kata lain management semakin mampu untuk mengadakan pengawasan
biaya dan ongkos – ongkos dalam rangka menaikkan penjualan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hery. Analisa Laporan Keuangan. 2012. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Kasmir. Analisa Laporan Keuangan. 2012. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Harahap, Sofyan Syafri. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. 1998. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai