Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB ANALISIS RASIO KEUANGAN : ANALISIS CROSS-SECTIONAL DAN


ANALISIS TIME SERIES

Disusun oleh

Desta Adelia Putri 225020400111014

PROGRAM STUDI EKONOMI, KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2023
1. Metode Cross-Sectional dan Time-Series
Dalam melakukan analisis laporan keuangan ada 2 metode teknik yang umum dapat
dipergunakan yaitu :
a. Metode teknik cross-sectional
Pada metode ini terdiri atas 2 yaitu :
1) Laporan common-size, dan
2) Analisis rasio keuangan
b. Metode teknik time-series
Pada metode ini terdiri atas 2 yaitu :
1) Laporan kecenderungan,
2) Analisis rasio keuangan, dan
3) Pengukuran variabilitas

Mengenai laporan common-size atau biasa disebut dengan common size financial statement
ini merupakan bentuk laporan yang penjelasannya terjelaskan sisi persentase. Common size
financial statement adalah bentuk analisis laporan keuangan yang memperlihatkan persentase
relative dari pos-pos laporan keuangan dan jumlah dolarnya. Laporan common-size statement
umumnya terlihat dalam 3 bentuk, yaitu :

a. Common-size balance sheet (laporan neraca persentase). Suatu neraca persentase


adalah menyajikan setiap akun sebagau persentase dari total aset
b. Common-size income statement (laporan laba rugi persentase). Laporan laba rugi
persentase merupakan satu cara yang berguna dalam menstandarisasikan laporan laba
rugi adalah dengan menyajikan setiap akun sebagai persentase terhadap total penjualan.
c. Common-size cash flow (laporan arus kas persentase).

2. Definisi Analisis Cross-Sectional


Analisis cross-sectional adalah melakukan suatu teknik analisis dengan melakukan
perbandingan terhadap suatu hasil hitungan, terutama hitungan dalam bentuk rasio antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis.
Syarat dapat dilakukannya analisis cross-sectional adalah kesamaan entitas yang
dibandingkannya untuk paling tidak satu atribut. Macam-macam atribut kesamaan entitas adalah
kesamaan dari sisi pemasok, kesamaan dari sisi pemula, kesamaan dalam atribbut pasar modal
dan kesamaan dalam pemilikan secara hukum.
Kesamaan perusahaan yang sejenis juga dapat dilihat dari daftar perusahaan yang go public
di Bursa Efek Indonesia berdasarkan klasifikasinya. Seperti perusahaan kategori keuangan,
pertambangan, dan sebagainya. Dimana kesamaan ini bisa terlihat seperti kesamaan bahan
baku (material) yang dipergunakan. Lebih jauh kesamaan juga dapat dilihat dari segi sebagai
berikut :
A. Kesamaan kapitalisasi pasar (market capitalization). Market capitalization (kesamaan
pasar) adalah nilai sebuah perusahaan yang diindikasikan oleh harga saham yang
beredar.
B. Kesamaan dalam persoalan risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan
keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
C. Kesamaan dari segi konteks barang pengganti juga memungkinkan untuk dilakukan
pengkajian.

Syarat yang bersifat kesamaan ini tentunya bertujuan agar pengkajian dengan menggunakan
pendekatan ini akan dipeorleh suatu rekomendasi sesuai seperti yang diinginkan.

3. Permasalahan yang Timbul dalam Analisis secara Cross-Sectional


Ada beberapa permasalahan secara umum yang timbul pada saat kita mempergunakan
pendekatan analisis secara cross-sectional, yaitu :
Data-data yang diperoleh adalah bersumber dari data laporan keuangan di masa lalu, dimana
data tersebut selanjutnya dipakai sebagai alat prediksi untuk melihat kondisi yang akan terjadi di
masa yang akan datang.
Keakuratan data yang diperoleh belum tentu bersifat benar-benar transparan, memungkinkan
ada beberapa data yang bersifat tidak tepat namun sengaja dimasukkan karena berbagai faktor
dan kondisi yang mengharuskan dimasukkannya data tersebut.
Para akuntan mengerjakan pembuatan laporan keuangan memiliki kapasitas SDM yang
terbatas. Sehingga dalam pengerjaan dan pembuatan laporan keuangan kadang kala ditemukan
beberapa kelemahan yang berisfat tidak disengaja.
Manajemen perusahaan kadang kala melakukan intervensi kepada pihak akuntan perusahaan
untuk mengubah beberapa data dengan tujuan-tujuan tertentu, yang sebenarnuya tidak boleh.
Dan itu sebenarnya merupakan bagian Tindakan fraud (kecurangan yang disengaja) pada
perusahaan.

4. Definisi Analisis Time-Series


Analisis time-series adalah membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan
tujuan itu nantinya akan terlihat dalam bentuk angka-angka dan juag secara grafik. Angka-angka
yang diperoleh merupakan data-data yang bersumber dari berbagai sector bisnis seperti data
produktivitas, penjualan, perolehan keuntungan, kerugian, dan lain sebagainya.

5. Kegunaan Analisis Time-Series


Penggunaan analisis pendekatan secara time-series dapat digunakan untuk tiga hal, yaitu :
a. Ekonomi
b. Visual, dan
c. Statistik

Menurut konsep atau model klasik, suatu time series memiliki 4 komponen, yaitu : Trend (T),
Variasi Musim (V), Variasi Sikli (S), dan Irregular atau Random.

Model klasik mengasumsikan bahwa :

a. Nilai-nilai suatuj time series adalah kombinasi dari komponen T, V, S, R; dan


b. Kombinasi tersebut bersifat multiplicative atau perkalian.
Time Series = T x V x S x R

6. Teknik Analisis Time-Series


Teknik-teknik yang biasa digunakan dalam analisis time-series sebagai berikut :
a. Laporan kecenderungan;
b. Analisis rasio keuangan;
c. Pengukuran variabilitas

Laporan keenderungan melihat pada kondisi kecendrungan yang mungkin akan terjad terutama
di masa yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh pada saat ini. Disini
seorang peneliti dapat menggunakan data-data pada tahun tertentu, dimana data tahun tersebutg
dijadikan sebagai tahun dasar (basis) untuk selanjutnhya dianalisis dengan mengikutinya data-
data dan informasi pada tahun-tahun berikutnya sehingga diperoleh suatu rekomendasi berupa
gambaran laporan kecenderungannya.

7. Bentuk Grafik Trend dalam Perspektif Analisis Time-Series


Trend analysis adalah pendektan yang menggunakan perbandingan rasio keuangan
perusahaan dari waktu ke waktu (missal, dari tahun ke tahun). Jika tren membaik disimpulkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan relative baik, demikian sebaliknya.
Garis trend sebenarnya menggambarkan suatu kinerja, dari perspektif analisis laporan
keuangan maka itu menggambarkan hasil kinerja keuangan suatu perusahaan selama satu
periode akuntansi atau lebih. Dan garis itu terbentuk berdasarkan dari data-data yang
berlangsung dari waktu ke waktu. Dalam konteks ini para ahli statistic mengklasifikasikan data-
data tersebut dalam 4 macam, yaitu :
a) Trend
b) Cylical variation
c) Seasonal variation
d) Irregular variation
Pergerakan trend dapat dilihat dalam bentuk grafik, dan itu ada berbagai bentuk yang
memungkinkan bisa terjadi. Garis tren nerupakan garis yang menggambarkan arah
kecenderungan pergerakan, seperti naik dan turun. Untuk memahamu secara lebih dalam
selanjutnya beberapa peneliti menempatkan analisis secara moving average. Moving average
adalah sebuah ukuran rata-rata yang dilihat dari pergerakan garis rata-rata.
Dari segi perspektif statistic berdasarkan sifat datanya, ada dua bentuk grafik trend yang
umum dikenal, yaitu :
a. Trend Liniear
Dimana trend liniear grafiknya bersifat lurus.
b. Trend non liniear
Dimana grafiknya bersifat bebreda-beda berdasarkan berbagai bentuk fungsi, seperti
fungsi parabola, fungsi eksponensial, fungsi logaritma, dan lain sebagainya.

Dalam trend lines ini secara umum ada 6 bentuk, walaupun sebenarnya kitab isa
mengembangkan lebih dari itu. Untuk lebih dalam kita dapat lihat pada bentuk-bentuk di bawah
ini.

1) Garis tren yang cenderung naik


Kondisi ini bisa terjadi pada perusahaan yang daya minat public pada perusahaan
tersebut semakin lama semakin meningkat. Dimana ini disebabkan oleh berbagai faktor
seperti public merasa percaya pada kinerja perusahaan selama ini.
Pada kondisi dimana pergerakan tren yang terus mengalami kenaikan
menyebabkan perusahaan mampu meraih keuntungan penjualan. Sehingga jika kondisi
tersebut dapat terus dipertahankan mampu membuat perusahaan mendapat keuntungan
dan mengalokasikannya sebagai cadangan dalam rangka menghadapi terjadinya kondisi
fluktuatif di kemudian hari.
2) Grafik tren cenderung menurun
Kondisi ini terjadi karena kepercayaan public terhadap produk perusahaan tersebut terus
mengalami penurunan, dan jika ini tidak diatasi dengan segera memungkinkan garis tren
penurunan tersebut akan menyentuh titik terendah. Pada kondisi ini kinerja keuangan
perusahaan berada dalam posisi yang sangat mengkhawatirkan.
3) Grafik tren yang fluktuatif
Kondisi ini memperlihatkan pergerakan yang bersifat fluktuatif yang bisa disebabkan oleh
berbagai hal, seperti :
a. Faktor internal perusahaan itu sendiri
b. Faktor eksternal yang disebabkan oleh kondisi ekonomi domestik dan internasional.
Faktor eksternal disebabkan oleh berbagai kondisi seperti;
1) Inflasi domestic / internasional,
2) Kerusuhan sosial,
3) Instabilitas politik,
4) Bencana alam,
5) Gagal panen,
6) Dan lain sebagainuya.
Jika kondisi fluktuatif disebabkan oleh faktor eksternal maka sebaiknya perusahaan
tidak melakukan Tindakan yang bersifat melawan kondisi dan situasi pasar (don’t fight
the tape). Artinya kebijakan dan keputusan yang bersifat tidak pasti maka sebaiknya
tidak dilakukan atau lebih baik menerapkan “wait and see” saja.
4) Grafik tren yang fluktuatif cenderung mengalami kenaikan
Kondisi ini memperlihatkan pergerakan yang bersifat fluktuatif namun ada kecenderungan
akan terus mengalami kenaikan.
5) Grafik dengan pergerakan tren yang mengalami penurunan namun pergerakan quantity yang
semakin mengalami kenaikan
Pada kondisi ini jika tidka terus diatasi maka bisa menyebabkan penurunan yang semakin
lama semakin rendah, kondisi ini bagaimanapun berpengaruh pada kinerja keuangan
perusahaan yaitu penurunan perolehan profit. Dengan kata lain produk tersebut terjual namun
harganya sulit untuk bisa dinaikkan, atau harganya akan bertahan pada satu titik yaitu titik
keseimbangan (equilibrium point).
6) Grafik dengan pergerakan tren yang mengalami kenaikan dari dua sisi baik harga dan
quantity
Pada kondisi dan situasi ini dianggap sebagai prestasi perusahaan yang cemerlang, dan dari
segi kinerja keuangan perusahaan tersebut berada dalam posisi yang benar-benar
menguntungkan sehingga peorlehan profit juga ikut mengalami kenaikan.
7) Grafik dengan pergerakan tren yang terus mengalami kenaikan namun kemudian berfluktuatif
dan mulai mengalami penurunan
Pada kondisi ini ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan megalami pergerakan
tren seperti itu, yaitu ;
a. Pasar sudah jenuh dengan produk yang ditawarkan oleh produsen
b. Produk perusahaan dianggap tidak lagi menarik
c. Inovasi produk tidak lagi dilakukan oleh perusahaan
d. Tindakan dan kebijakan perusahaan yang telah memakai sejumlah dana yang harusnya
dialokasikan untuk research and development namun dipakai untuk yang lain

8. Product Life Cycle


1. Pada fase I adalah masa perkenalan suatu perusahaan dalam meluncurkan produknya ke
pasaran. Pada fase ini konsumen mulai melihat produk tersebyt, baik dalam bentuk iklan di
berbagai media, maupun yang datang langsung ke tempat penjualan produk.
2. Pada fase II adalah masa pertumbuhan pada sata produk yang diciptakan oleh perusahaan
tersebut telah masuk ke pasaran dan mulai memiliki nilai perhatian kepad apara public dan
public mulai menyukai produk tersebut untuk diminati dalam artian telah mulai terjadi loyalitas
konsumen pada produk tersebut.
3. Pada fase III adalah dimana produk perusahaan telah mencapai kematangan atau
kedewasaan yaituj produk perusahaan telah masuk ke benak konsumen dan para konsumen
telah mengenal produk tersebut memiliki kualitas dan nilai di pasaran
4. Pada fase IV adalah masa penurunan penjualan suatu produk. Pada fase inilah bagi suatuj
perusahaan perlu melakukan antisipasi terhadap dampak yang akan timbul bagi perusahaan
yang bersangkutan baik dampak langsung kepada kondisi finansial perusahaan maupun
dampak tidak langsung yaitu pada pandnagan public terhadap produk tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. 2020. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 7. Alfabeta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai