Anda di halaman 1dari 20

Financial Statement Analysis

AKT202 Akuntansi II
Semester Genap 2020/2021
Kelompok 5

No Nama NIM Terlibat? Nilai


.
1. Della Suci Rahmawati G94190007 Ya
2. Steven Febrianto G94190044 Ya
3. Amelinda Siwi G94190045 Ya
Rahmawati
4. Airlangga Tantra G94190060 Ya

PROGRAM STUDI AKTUARIA


DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2

2021
Pernyataan keuangan menyediakan kinerja dahulu suatu perusahaan dan kondisi
saat ini pernyataan keuangan juga merupakan cara utama perusahaan asuransi untuk
mengomunikasikan informasi ke berbagai pihak. Pernyataan keuangan mempunyai
banyak informasi yang dapat di interpretasikan, tetapi untuk melakukan hal itu
dibutuhkan pengetahuan untuk menganalisa pernyataan keuangan tersebut.

I. External and Internal Analysis


Topik pertama dimulai dengan External and Internal Analysis, banyak
kelompok-kelompok dalam dan luar yang berminat dalam pernyataan keuangan
perusahaan asuransi. Kelompok-kelompok ini digolongkan ke dalam external
dan internal analyst. Kedua tipe analis tersebut menggunakan sebagian atau
seluruh teknik yaitu : horizontal analysis, vertical analysis, common-size
statements, benchmarking dan ratio analysis.
A. External Analysis
Analisis ini merupakan analisa keuangan yang dilakukan oleh orang
diluar dari perusahaan yang dianalisa, yang termasuk external analysis
adalah,
 Badan pengawas asuransi, dengan tujuan untuk melihat solvency
perusahaan agar dipastikan tetap dapat diandalkan
 Agensi pemeringkat bebas, dengan tujuan mengawasi perusahaan
asuransi untuk kepentingan pembeli asuransi dan para investor
 Kantor makelar, dengan tujuan menentukan perusahaan asuransi mana
yang baik untuk diinvestasikan
 Firma akuntansi publik, dengan tujuan memastikan keandalan dari
laporan akuntansi perusahaan asuransi
 Pemegang polis, dengan tujuan untuk menentukan kekuatan finansial dan
untuk memastikan kesanggupan perusahaan untuk beroperasi di masa
mendatang, membayar klaim, dan membuat pinjaman polis, pemegang
polis perusahaan asuransi mutual juga mempunyai ketertarikan tambahan
3

jika perusahaan menentukan untuk demutualize, yaitu untuk melihat


neraca saldo untuk menetukan apakah layak untuk berinvestasi
perusahaan itu.
B. Internal Analysis
Analisis ini merupakan Analisa keuangan yang dilakukan oleh
karyawan dari perusahaan yang dianalisa. Manajer perusahaan biasanya
melakukan in untuk mempertahankan kesadaran dari kebutuhan dan
ketertarikan kelompok luar, dan untuk menetukan dimana untuk
mengalokasikan sumber daya agar membatu pertumbuhan dan
keberlangsungan operasi bisnis. Analis dalam dapat mengakses banyak data
dan laporan tambhan yang tidak pernah dibagikan ke publik, sehingga
Analisa mereka bisa lebih spesifik seperti kinerja perdepartemen ataupun
perkaryawan.

II. Horizontal and Vertical Analysis


Laporan keuangan yang dianalisis secara horizontal atau vertikal dikenal
dengan istilah comparative financial statement, yaitu laporan keuangan yang
menyajikan data untuk dua periode akuntansi atau lebih secara berdampingan.
Dengan cara ini, seorang analis dapat meninjau perubahan setiap item dari satu
periode ke periode selanjutnya. Faktor terpenting yang diungkapkan dalam
comparative financial statement adalah arah (direction) dan kecepatan
(velocity) tren. Arah mengacu pada apakah suatu tren menampilkan kenaikan
atau penurunan jumlah akun. Kecepatan mengacu pada apakah kenaikan atau
penurunan suatu akun terjadi secara bertahap atau cepat.
A. Horizontal Analysis
Analisis horizontal mengukur perubahan jumlah tiap item laporan
keuangan antara satu periode akuntansi dengan periode akuntansi lain yang
berurutan. Baik GAAP maupun statutory accounting, analisis horizontal
dapat digunakan pada neraca, laporan operasi, dan laporan arus kas. Analisis
horizontal menunjukkan jumlah absolut dari kenaikan atau penurunan suatu
4

item bersama dengan persentase kenaikan atau penurunan. Periode paling


awal yang digunakan dalam analisis dikenal sebagai base period (periode
dasar).
( Period under study−Base period amount )
Percentage change= x 100
Base periode amount

Contoh:
Grand Life and Health Insurance Company memilıki total aset sebanyak
$13.901.278 pada tahun 1999 dan $14.825.060 pada tahun 2000. Pada kasus
ini, tahun 1999 ada base period, sedangkan period under study adalah tahun
2000. Sehingga
( $ 14.825 .060−$ 13.901 .278 )
Percentage change= x 100
$ 13.901 .278
¿ 0,066 x 100

¿ 6,6 %

Dengan demikian, perusahaan mengalami peningkatan pada total aset


sebesar 6,6% dari tahun 1999 sampai tahun 2000. Penurunan ditandai
dengan hasil perhitungan yang negatif.
Perhitungan serupa dapat dilakukan untuk setiap akun pada dua atau
lebih periode akuntansi laporan keuangan. Gambar 1 adalah contoh analisis
horizontal pada comparative balance sheet dan comparative statement of
operation.

Gambar 1. Contoh analisis horizontal


5

Salah satu bentuk analisis horizontal adalah trend analysis. Trend


analysis, juga disebut trend percentages atau index-number trend analysis,
menghitung persentase perubahan dalam laporan keuangan selama beberapa
periode akuntansi berturut-turut, bukan hanya dalam dua periode.
Analisis tren berguna sebagi indikator penting dari arah dan
perkembangan bisnis dari waktu ke waktu. Untuk melakukan analisis tren,
pertama-tama memilih base period dan memberikan nomor indeks pada
periode tersebut 100. Penggunaan nomor indeks menyediakan metode
statistik untuk mengukur perubahan dalam variabel. Kemudian menghitung
nomor indeks periode lain berdasarkan base period. Apabıla lebih besar dari
100, maka terjadi peningkatan sebesar selisihnya. Namun jika kurang dari
100, maka terjadı penurunan sebesar selisihnya.
Contoh:

Dalam contoh ini, 1996 adalah tahun dasar. Untuk menentukan angka indeks
premium income setiap tahun, bagi saldo tahun berjalan dengan saldo tahun
dasar, yaitu $2.300, lalu kalikan hasilnya dengan 100. Untuk menentukan
angka indeks benefit yang dibayarkan, bagi saldo tahun berjalan dengan
saldo tahun dasar, yaitu $1.467, lalu kalikan hasilnya dengan 100. Angka
indeks untuk premium income dan benefit yang dibayarkan untuk periode
lima tahun adalah

Dari analisis ini, kita dapat melihat bahwa, pada tahun 1997 dan 1998,
premium income melebihi benefit yang dibayarkan relatif terhadap periode
dasar. Namun, trennya berbalik pada tahun 1999 dan 2000. Manajemen
kemungkinan akan menyelidiki alasan di balik tren ini.
6

Analis keuangan eksternal dan manajer perusahaan asuransi


menggunakan analisis tren untuk mengidentifikasi akun laporan keuangan
atau item lain yang tampak tidak biasa. Pertama, kita tidak dapat
mengungkapkan fluktuasi antara jumlah negatif dan jumlah positif sebagai
nomor indeks. Misalnya, nomor indeks tidak dapat menggambarkan
perubahan laba bersih dari -$1.000 (rugi bersih) dalam satu periode menjadi
$1.000 (laba bersih) di periode berikutnya. Kedua, ketika ada tiga atau lebih
periode dasar sedang dianalisis, nomor indeks hanya relevan jika
dibandingkan dengan jumlah dasar. Misalnya pada contoh sebelumnya,
persentase perubahan premium income antara tahun dasar dan 1998 adalah
52% (indeks 152 - indeks 100 = 52). Namun, persentase perubahan antara
tahun 1998 dan 1999 bukanlah 39% (indeks 191- indeks 152). Persentase
perubahan antara dua tahun ini dapat ditemukan hanya dengan menghitung
perubahan dengan mengacu pada tahun 1998 sebagai tahun dasar yang
“baru". Sehingga, ini menjadi kelemahan dari analisis tren.
B. Vertical Analysis
Analisis vertikal mengungkapkan hubungan setiap item laporan
keuangan dengan item laporan keuangan lainnya. Tujuan analisis vertikal
adalah untuk melihat kontribusi masing-masing item terhadap angka total
akun. Selain itu, analisis vertikal dapat digunakan untuk membandingkan
persentase akun yang terkait pada periode akuntansi saat ini dan sebelumnya
serta membandingkan dengan perusahaan lain. Misalnya, laba bersih
Perusahaan A tiga kali lebih besar dari laba bersih Perusahaan B. Akan
mudah untuk menyimpulkan bahwa Perusahaan A adalah perusahaan yang
lebih menguntungkan. Namun, jika melihat laporan operasi dari kedua
perusahaan, mungkin dapat ditemukan laba bersih Perusahaan B mewakili
persentase yang lebih besar dari total pendapatannya daripada Perusahaan A.
Jadi, meskipun laba bersih Perusahaan B lebih rendah, kita dapat
menyimpulkan dari satu perbandingan ini bahwa Perusahaan B beroperasi
lebih efisien daripada Perusahaan A.
7

Untuk membuat analisis vertikal pada balance sheet, bagi setiap item
aset dengan total aset, (lakukan hal yang sama dengan liability dan
stockholder’s equity item), total persentase semua itu harus sama dengan
100%. Pada laporan operasi, bagi setiap item dengan pendapatan total.
Berikut merupakan contoh dari analisi vertikal.

Gambar 2. Contoh analisis vertikal


Saat melakukan analisis vertikal harus diperhatikan saat menentukan
signifikansi persentase pada tahun yang berbeda. Misalnya, persentase total
sekuritas relatif terhadap total aset menurun dari 88,4% pada tahun 1999
menjadi 85,7% pada tahun 2000. Namun, jumlah total sekuritas dalam dolar
meningkat sebesar $412.580. Perubahan ini menunjukkan bahwa, meskipun
total sekuritas meningkat, aset lain juga meningkat, sedikit mengubah
persentase campuran dari total aset Grand untuk tahun 2000.
8

Analisis vertikal dapat digunakan untuk menyusun common size


statement (pernyataan ukuran umum). Neraca dan laporan operasi sering
ditampilkan sebagai pernyataan ukuran umum. Gambar 3 menyajikan contoh
dari common size consolidated balance sheet. Setiap item baris disajikan
sebagai persentase dari total aset, atau total liability, atau total stockholder’s
equity.

Gambar 3. Contoh common size consolidated balance sheet


Benchmarking

Benchmarking merupakan proses di mana perusahaan membandingkan


kinerja, produk, dan layanannya sendiri dengan organisasi lain yang terbaik
dalam kategori tertentu. Benchmarking mengukur kinerja dan organisasi
serta membantu mengidentifikasi praktik-praktik yang akan menghasilkan
kinerja yang unggul.
9

Ada empat kunci untuk menerapkan program benchmarking yang


sukses untuk sebuah perusahaan asuransi. Pertama adalah mengenali
perbedaan antara benchmarking (pembandingan) dan rating
(pemeringkatan). Dalam pemeringkatan, suatu "nilai" atau peringkat kualitas
tertentu diberikan kepada perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan oleh
lembaga pemeringkat independen. Publik menggunakan peringkat ini untuk
membuat keputusan investasi dan pembelian asuransi. Benchmarking
membantu analis menilai bidang yang membutuhkan perbaikan. Kedua,
perusahaan asuransi harus menyadari bahwa satu perusahaan mungkin bukan
yang terbaik di setiap bidang. Oleh karena itu, perusahaan asuransi
sebaiknya tidak hanya menggunakan satu perusahaan sebagai patokan untuk
setiap kategori. Ketiga, perusahaan asuransi harus menyadari bahwa
perusahaan terbaik untuk benchmarking tidak selalu merupakan pesaing
langsung atau industri besar. Kandidat benchmarking yang ideal adalah
perusahaan dengan ukuran aset, bauran bisnis, dan struktur kepemilikan
yang serupa, serta kinerja tingkat tinggi di bidang yang sedang dipelajari.
Keempat, perusahaan asuransi yang terlibat dalam benchmarking harus
menetapkan tujuan spesifik untuk meningkatkan kinerjanya selama jangka
waktu tertentu. Dengan menggunakan analisis vertikal, perusahaan asuransi
dapat menetapkan tujuan untuk menyamakan proporsi yang dibebani dari
biaya operasi terhadap pendapatan pada akhir periode akuntansi.

III. Analisis Laporan Arus Kas


Menurut Weygant et al. (2018), laporan arus kas adalah laporan yang
menyajikan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo kas neto yang
dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan pada suatu periode
tertentu. Menurut Mulligan dan Stone (1997), laporan arus kas memiliki dua
tujuan utama yaitu: (1) untuk mencerminkan kenaikan dan penurunan kas
sehingga tren atau pola arus kas dapat ditentukan, dan (2) untuk membantu
10

membatasi cara operasi dan kegiatan investasi perusahaan yang mempengaruhi


likuiditasnya. Dengan demikian, laporan arus kas dapat menjadi bantuan yang
berharga dalam menentukan arah masa depan perusahaan.
Menurut Weygant et al. (2018), informasi pada laporan arus kas dapat
membantu investor, kreditur, dan pihak lainnya untuk menilai:
1. Kemampuan entitas untuk menghasilkan kas di masa yang akan datang.
2. Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan melunasi kewajiban.
3. Adanya perbedaan antara laba neto dengan kas neto yang tersedia untuk
aktivitas operasi.
4. Aktivitas investasi dan pendanaan kas pada periode tertentu.
Laporan arus kas merinci/mengklasifikasi sumber dan penggunaan kas
dengan memisahkan laporan tersebut menjadi arus kas dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Dalam aktivitas operasi untuk
sebagian besar perusahaan asuransi, sumber utama kas (arus masuk kas) adalah
pendapatan premi dan pendapatan investasi, sedangkan penggunaan utama kas
(arus keluar) adalah pembayaran manfaat polis, komisi agen, biaya operasi,
pajak, dan lisensi. Dalam aktivitas investasi, sumber utama kas adalah
penjualan atau jatuh tempo investasi dan penjualan anak perusahaan atau lini
bisnis, sedangkan penggunaan utama kas adalah untuk pembelian investasi,
pembelian peralatan, dan pembelian perusahaan lain. Dalam aktivitas
pendanaan, sumber utama kas adalah penjualan modal saham atau surplus
notes, sedangkan penggunaan utama kas adalah pembayaran dividen pemegang
saham.
Analisis laporan arus kas mengungkapkan perubahan keuangan yang tidak
terlihat baik dalam neraca maupun laporan operasi. Perubahan ini penting untuk
analisis internal dan eksternal. Misalnya, pemilik polis dan investor biasanya
lebih suka sumber kas perusahaan berasal dari aktivitas operasi karena ini
menunjukkan bahwa operasi bisnis inti perusahaan sehat dan aktif. Tiga
keadaan yang perlu dipertimbangkan di mana sebuah perusahaan dapat
memperoleh arus kas masuk bersih:
11

1. Volume penjualan lebih tinggi (aktivitas operasi)


2. Penjualan lini bisnis (aktivitas investasi)
3. Masalah saham (aktivitas pendanaan)
Sebagai kreditor potensial, seseorang akan lebih memilih meminjamkan
uangnya kepada perusahaan yang memperoleh sebagian besar arus kas masuk
bersih dari aktivitas operasi, daripada dari aktivitas investasi atau pendanaan.
Skenario ini menunjukkan kesehatan dalam operasi bisnis inti perusahaan dan
meningkatkan kemungkinan perusahaan dapat melunasi pinjaman. Sebagai
calon investor, seseorang lebih suka berinvestasi di perusahaan yang memiliki
pendapatan penjualan yang meningkat, karena hal itu meningkatkan
kemungkinan perusahaan tersebut untung. Seseorang tidak akan nyaman
berinvestasi di perusahaan yang baru saja menimbulkan hutang tambahan atau
melemahkan nilai potensial saham yang dimiliki dengan menerbitkan saham
tambahan.
Berikut diberikan contoh laporan arus kas dari PT Asuransi Jiwa Syariah
Jasa Mitra Abadi, Tbk.
12

Berdasarkan data laporan arus kas tersebut, dapat diketahui bahwa PT Asuransi
Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi, Tbk. memiliki arus kas bersih dari aktivitas
operasi sebesar Rp 4.476.302.937. Jumlah ini jauh melebihi arus kas yang
digunakan untuk investasi atau aktivitas pendanaan dan merupakan indikasi
solvent company. Umumnya, perusahaan ini akan lebih menarik bagi pemilik
polis atau investor daripada perusahaan yang sebagian besar menghasilkan arus
kas bersih dari aktivitas pendanaan atau investasi. Secara umum, dapat
disimpulkan bahwa semakin besar arus kas masuk dari aktivitas operasi,
semakin baik perusahaan untuk membayar kewajibannya dan menghadapi
perubahan ekonomi yang tidak menguntungkan.
13

IV. Ratio Analysis


Dalam laporan keuangan, analisis yang paling banyak digunakan ialah
analisis rasio. Analisis rasio digunakan untuk membandingkan berbagai
keuangan untuk tujuan menilai keuangan perusahaan.
Misalnya rasio lancar untuk perusahaan pany adalah rasio aset lancar
terhadap kewajiban jangka pendek. Kita menghitung tingkat ini sebagai aset
lancar (angka) dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Jika sebuah perusahaan
memiliki aset lancar $2.500.000 dan kewajiban $1.000.000, rasio ini juga dapat
ditulis sebagai 2.5:1.
Hubungan yang dibuat oleh analisis rasio membantu melihat kekuatan dan
kelemahan suatu entitas dan mengungkapkan area yang membutuhkan tindakan
lanjut. Aset jangka pendek perusahaan mungkin tampak memadai pada neraca,
tetapi hanya dengan diterapkan dalam rasio lancar maka kecukupan mereka
dapat dikonfirmasikan atau dipertentangkan. Kita bisa menghubungkan data
laporan keuangan apapun dengan data laporan keuangan yang lain, yang dapat
membuat rasio potensial yang lebih besar. Tetapi hanya sejumlah kecil rasio
lancar saja yang berarti, dan tidak semua rasio berlaku untuk semua jenis bisnis.
Rasio lancar harus digunakan dengan pemahaman umum tentang perusahaan
yang sedang dipelajari dan lingkungannya.
Rasio lancar bisa menjawab pertanyaan ya/tidak perusahaan, seperti apakah
utang jangka pendek bisa dibayar tepat waktu dan apakah perusahaan sudah
menggunakan asetnya untuk menghasilkan profit dengan efisien. Rasio lancar
tidak dapat menjawab pertanyaan "mengapa" seperti “mengapa kewajiban
jangka pendek melebihi aset lancar dan mengapa asuransi tidak dapat
memenuhi semua klaimnya kepada pemilik polis.

GAAP Ratios
Perusahaan asuransi harus terbiasa dengan rasio ini karena perusahaan
asuransi membutuhkan ilmu ini untuk dapat menganalisis laporan keuangan
perusahaan non-asuransi seperti hal-hal yang mereka pertimbangkan untuk
14

berinvestasi. Selain itu, perusahaan asuransi juga harus bisa menganalisa yang
terkandung di dalam laporan tahunan sendiri maupun perusahaan lain.
GAAP Rasio dikelompokkan menjadi 6, yaitu
 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
 Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
 Rasio Keuangan Leverage (Financial Leverage Ratios)
 Rasio Hutang (Debt Ratios)
 Rasio Hutang Ekuitas (Debt to Equity Ratios)
 Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios)
A. Liquidity Ratios
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Bagi perusahaan asuransi, likuiditas adalah
potensi masalah besar karena jumlah kas dan aset likuid lainnya yang
mencukupi harus tersedia saat diperlukan untuk membayar klaim dan urusan
biaya lainnya. Jadi, perusahaan asuransi harus menjaga tingkat likuiditas
serendah mungkin sekaligus memastikan kewajiban jangka pendek itu bisa
terpenuhi.
Rasio lancar perusahaan ditemukan dengan membagi aset lancar
dengan kewajiban jangka pendeknya. Tidak ada standar rasio lancar untuk
berbagai bisnis dan industri. Rata-rata rasio lancar pada asuransi Kesehatan
dan jiwa adalah 2.9. Rasio lancar 1.0 artinya perusahaan secara teori
memiliki jumlah aset yang cukup untuk membayar semua kewajibannya.
Semakin tinggi rasionya, maka semakin tinggi pula likuiditas
perusahaannya. Rasio lancar yang lebih rendah dari 1.0 menyatakan bahwa
likuiditas perusahaan terlalu rendah dan dalam keadaan darurat, perusahaan
terpaksa untuk menjual asset tetap untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya.
Versi lain dari rasio lancar adalah rasio cepat dan rasio kas.
Perusahaan menghitung rasio cepat dengan mengurangi produk dari asset
15

lancer dan membaginya dengan kewajiban jangka pendek. Untuk perusahaan


seperti asuransi yang tidak memiliki produk, maka rasio cepatnya akan
sama dengan rasio lancar. Rasio kas adalah rasio uang kas terhadap
kewajiban jangka pendek.
B. Activity Ratios
Rasio aktivitas disebut juga rasio efesiensi operasi, menghitung
seberapa cepat berbagai total akun keuangan dikonversi ke dalam penjualan
atau kas. Rasio aktivitas mengukur produktivitas dan keefektikfan sebuah
perusahaan. Salah satu rasio aktivitas, yaitu perputaran asset, adalah sebuah
standar aktivitas yang digunakan perusahaan termasuk asuransi. Perputaran
asset merupakan pembagian antara total pendapatan dengan beberapa asset
seperti kas, aset investasi, atau aset tetap.
C. Financial Leverage Ratio
Leverage merupakan konsep penting dalam keuangan. Leverage, juga
disebut trading ekuitas, adalah efek keuangan dimana dana yang digunakan
memperbesar risiko sekaligus pendapatan terhadap pemilik dana. Ada tiga
tipe utama dari leverage, yaitu total leverage, operasi leverage, dan keuangan
leverage. Keuangan leverage melibatkan pengaturan aset perusahaan dengan
hutang dan dana pinjaman lainnya. Jika dana pinjaman suatu perusahaan
yang diinvestasikan mendapat bunga pengembalian lebih besar daripada
bunga pengembalian tetap, maka hasilnya adalah keuangan leverage yang
positif. Perbedaan positif ini meningkatkan pendapatan total perusahaan.
Sebaliknya, jika bunga pengembalian lebih kecil daripada bunga
pengembalian tetap, maka hasilnya adalah keuangan leverage yang negatif.
Perbedaan antara dana pinjaman dan pendapatan disebut margin, juga
disebut “penyebaran”, keuntungan marjinal, atau profit marjinal.
D. Debt Ratio
Perusahaan menggunakan rasio hutang untuk menghitung proporsi
dari total asset terhadap liabilitas. Khusus untuk asuransi, rasio hutang
digunakan untuk menghitung proporsi dari total aset terhadap pemilik polis
16

yang memilik klaim, seperti keuntungan polis, premi belum diterima, klaim
belum dibayar. Semakin tinggi rasio hutang, semakin baik keuangan suatu
perusahaan. Rasio hutang dihitung dengan membagi total liabilitas dengan
total aset.
E. Debt to Equity Ratio
Bagi kebanyakan perusahaan non-asuransi, rasio hutang ekuitas
mengukur hubungan antara jumlah asset yang disediakan oleh kreditur
perusahaan dan jumlah asset yang disediakan oleh pemegang saham. Untuk
perusahaan asuransi saham, rasio hutang ekuitas mengukur hubungan antara
jumlah liabilitas pemilik polis dan jumlah ekuitas yang disediakan oleh
pemegang saham. Semakin tinggi suatu rasio hutang ekuitas, maka suatu
perusahaan semakin mengandalkan dana pinjaman atau dana perusahaan
untuk menutupi pembayaran sekarang dan pembayaran di masa depan. Rasio
hutang ekuitas dihitung dengan membagi total liabilitas dengan ekuitas
pemilik saham.
F. Profitability Ratio
Perusahaan menjalankan bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Rasio
profitabilitas mengukur profitabilitas dengan mengaitkan pendapatan
perusahaan dengan penjualan, total pendapatan, asset, ekuitas pemegang
saham, modal dan keuntungan,atau harga saham. Pemegang saham, pemilik
polis, dan manajer perusahaan sangat memperhatikan rasio profitabilitas
perusahaan untuk 2 alasan yaitu (1) untuk menilai apakah manajemen sudah
menjalankan bisnis dengan efisien agar dapat menutupi pengeluaran dan
masih memberikan keuntungan untuk perusahaan, (2) untuk mengukur
seberapa efisien suatu manajemen menggunakan asset dan ekuitas
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.

V. Soal dan Jawaban


1. Apakah manfaat dari adanya analisis laporan keuangan?
Jawab:
17

Analisis laporan keuangan berguna untuk menilai kinerja dan posisi


keuangan perusahaan asuransi dan membandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain di dalam dan di luar industri asuransi.

2. Faktor penting yang dapat diungkap dari comparative financial statement


adalah arah dan kecepatan trend. Jelaskan maksud dari arah dan kecepatan
tersebut!
Jawab:
 Arah (direction) berarti menyatakan apakah trend dari jumlah tiap item
meningkat atau menurun.
 Kecepatan (velocity) berarti menyatakan apakah laju kenaikan/ penurunan
jumlah tiap item bertahap atau pesat.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan trend analysis!


Jawab:
Trend analysis merupakan salah satu bentuk horizontal analysis yang disebut
juga trend percentages atau index-number trend analysis yang menghitung
persentase perubahan dalam financial statement selama beberapa periode
akuntansi. Trend analysis berguna sebagai indikator arah perkembangan
bisnis. Caranya adalah dengan menentukan suatu periode sebagai base
period sehingga nomor indeks periode tersebut adalah 100. Kemudian hitung
indeks periode lain berdasarkan base period. Apabila lebih besar dari 100,
maka terjadi peningkatan sebesar selisihnya. Namun apabila kurang dari
100, maka terjadi penurunan sebesar selisihnya.

4. Apakah yang dimaksud dengan solvent company?


Jawab:
Solvent company adalah perusahaan yang memiliki rasio aktiva jauh di atas
pasiva, serta berada dalam kondisi keuangan yang sangat likuid atau
untuk perusahaan yang terdaftar di bursa disebut sebagai the blue chip
company, yaitu sebuah perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil
dan liabilitas dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.

5. Jelaskan 3 jenis ratio analysis!


Jawab:
18

 Rasio Likuiditas: mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk


membayar kewajibannya serta untuk memenuhi kebutuhan uang kas yang
tak terduga.
 Rasio Profitabilitas: mengukur laba atau keberhasilan operasi suatu
perusahaan dalam waktu yang telah ditentukan.
 Rasio Solvabilitas: mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan
dalam waktu yang lama.

Untuk menjawab soal nomor 6-8, diberikan consolidated balance sheets dari
Grand Life and Health Insurance Company (dalam $) pada tahun 2000
sebagai berikut:
2000
Amount Percent
Assets
Securities available for sale
Debt securities 12.204.000 82,30%
Equity securities 500.380 3,40%
Total securities available for sale 12.704.380 85,70%

Policy loans 1.392.580 9,40%

Cash and cash equivalent 634.696 4,30%

Property and equipment 93.404 0,60%

Total assets 14.825.060 100,00%

Liabilities and Stockholders Equity


Liabilities
Policy liabilities
Future policy benefits
Life 7.018.245 47,30%
Health 3.315.422 22,40%
Unpaid claims 122.894 0,80%
Total policy liabilities 10.456.561 70,50%

Accounts payable 193.732 1,30%


Due to reinsurers 124.730 0,90%
Dividends payable to stockholders 272.511 1,90%
Long term liabilities 123.558 0,80%

Total liabilities 11.171.092 75,40%

Stockholders Equity
Common stock, par 20.000 0,10%
Additional paid in capital 641.356 4,30%
Unearned capital gain (loss), net 112.230 0,80%
Retained earnings 2.880.382 19,40%

Total stockholders equity 3.653.968 24,60%

Total liabilities and stockholders equity 14.825.060 100,00%

6. Hitunglah Current Ratio!


Jawab:
 Current Assets=total assets− property ∧equipment
Current Assets=14.825 .060−93.404=14.731 .656
 Current Liabilities=total liabilities−long term liabilities
Current Liabilities=11.171 .092−123.558=11.047 .534
Current Assets
 Current Ratio=
Current Liabilities
19

14.731 .656
Current Ratio= =1,33
11.047 .534

7. Hitunglah Debt Ratio!


Jawab:
Total Liabilities
Debt Ratio=
Total Assets
11.171 .092
Debt Ratio= =0,753
14.825 .060

8. Hitunglah Debt to Equity Ratio!


Jawab:
Total Liabilities
Debt ¿ Equity Ratio=
Stockholders Equity
11.171 .092
Debt ¿ Equity Ratio= =3,057
3.653 .968
20

Daftar Pustaka

Mulligan EA, Stone G. 1997. Accounting and Financial Reporting in Life and Health
Insurance Companie. United States (US): Life Management Institute
Association (LOMA).
Weygant JJ, Kimmel PD, Kieso DE. 2018. Pengantar Akuntansi 2 Berbasis IFRS.
Azra
MZ, penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Financial
Accounting 2nd, IFRS Edition.

Anda mungkin juga menyukai