PENDAHULUAN
Setiap yang ada di dalam kehidupan ini dapat dipengaruhi oleh kondisi
lingkugan. Pengaruh tersebut dapat menyebabkan perubahan fisika dan
perubahan kimia. Kedua macam ini merupakan kondisi yang diberikan oleh zat
jika pada zat terlarut diberikan zat stimulasi. Ini dapat berupa energi yang secara
teratur diberikan kepada zat tersebut (Sukardjo,1989).
Kalau kita cermati, benda-benda di sekeliling kita banyak
mengalami perubahan. Air jika direbus akan menjadi uap, air jika didinginkan
akan berubah menjadi es, serta kertas dibakar menjadi abu (Ginting,2011).
2. 2 Sifat Materi
2.2.1 Sifat fisika
Anda dapat membengkokkan sebuah kawat tembaga, namun tidak dapat
melakukannya pada sebatang lilin. Lilin tidak dapat bengkok namun patah.
Kerapuhan atau kegetasan tersebut merupakan salah satu ciri yang
menggambarkan lilin. Selain itu warna dan bentuknya merupakan penggambaran
lilin (Ginting,2011).
Perubahan fisika menyertai dari sifat fisika ini.Sifat-sifat fisik adalah
suatu keadaan yang dapat dilihat tanpa mengubah sifat-sifat kimia dari zat
tersebut. Misalnya titik leleh, air (es) akan meleleh pada 00 C. Ini merupakan
sifat fisik dari air. Untuk mengukur titik leleh digunakan thermometer untuk
menentukan suhu waktu air padat (es) berubah menjadi air. Perubahan ini yang
disebut perubahan fisik dan tak mengubah bentuk kimia dari zat (Brady,1999).
Ciri suatu materi yang dapat kita amati tanpa mengubah zat-zat yang
menyusun materi disebut sifat fisis. Contoh sifat fisis adalah warna, bentuk,
ukuran, kepadatan, titik lebur, titik didih, suhu dan lainnya (Ginting,2011).
Beberapa sifat fisis dapat diukur dan beberapa sifat fisis
menggambarkan sifat suatu materi atau zat. Seperti misalnya besi yang dapat
ditarik oleh magnet. Daya tarik besi terhadap magnet merupakan sifat zat besi (
Ginting,2011).
Anda dapat mengidentifikasi kerikil dan butiran pasir melalui warna,
bentuk dan ukurannya. Dengan mengocok campuran tersebut anda dapat
memisahkan kerikil dari butiran pasir karena adanya perbedaan ukuran.
Sekarang campuran serbuk besi dan pasir mempunyai ukuran yang sama. Cara
yang lebih efisien adalah dengan mendekatkan magnet pada campuran tersebut,
maka besi akan terpisah dengan pasir karena besi memiliki daya magnetik
(Ginting,2011).
3.1.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Larutan NaOH 3 mL
2. Larutan HCl 3 mL
3. Air suling 15 mL
4. Lilin 1 buah
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Perubahan fisika
Langkah-langkah pengerjaannya adalah :
1. Ke dalam gelas beaker dimasukkan 15 mL air suling. Diletakkan di atas
tungku kaki tiga dan tutup dengan kaca arloji yang di atasnya telah diisi
air. Dipanaskan kaki tiga sampai air mendidih dalam gelas kimia.
Diamati titik-titik air pada bagian bawah kaca arloji.
4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Data Pengamatan
No Cara Kerja Hasil Pengamatan
1 Perubahan Fisika a. Air didalam gelas kimia
15 mL air suling dipanaskan menguap dan air mengembun
di bawah kaca arloji lalu
menetes kembali
b. Air di atas kaca arloji lama-
kelamaan terasa hangat dan
lama-kelamaan habis atau
berkurang.Ini karena tidak
ditutup
2 Perubahan Kimia a. Saat dipanaskan,larutan
3 mL HCl 0,1 M + 3 mL HCl+NaOH ada yang menguap
NaOH 0,1 M lalu dipanaskan ke udara.Di atas cawan tersebut
ada asap-asap penguapan
b. Lama-kelamaan larutan
menyusut dan kering serta
menyisakan kristal-kristal putih
pada cawan.Dengan reaksi
yang dihasilkan
HCl+NaOH ->NaCl + H2 O
3 Perubahan Fisika dan Kimia Sebelum Saat Sesudah
Lilin =- Panjang Lilin yang- a. Panjang
lilin 19 jatuh ke lilin 18 cm
cm bawah - b. Bagian
mencair atas dekat
dan sumbu yang
memadat mencair
kembali kembali
memadat
Sumbu a.Warna a.Warna a. Warna
sumbu sumbu sumbu
putih hitam dan hitam
b.Panjang ada api b. Panjang
sumbu 20 yang sumbu 17,8
cm menyala cm
pada sumbu c. Sumbu
nyala berubah
sedikit menjadi abu
berjelaga
b.Panjang
sumbu 18
cm
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, air suling dimasukkan ke dalam gelas kimia lalu
kita panaskan di atas kaki tiga dengan lampu spiritus. Di atas gelas kimia yang
telah diisi air suling tadi ditutup dengan kaca arloji yang di atasnya telah ditetesi
air. Setelah pemanasan, air yang diatas kaca arloji terasa panas dan menguap ke
udara.Ini disebut perubahan fisika. Lalu air yang di dalam gelas kimia menguap
ditandai dengan titik-titik air di bawah kaca arloji. Lalu air yang menguap tadi
menetes kembali (mengembun). Ini juga merupakan perubahan fisika, karena
perubahan wujud air suling cair menjadi uap lalu mencair kembali serta
perubahan suhu air yang di atas kaca arloji.
Pada percobaan kedua, di dalam tabung reaksi dimasukkan HCl 0,1 M 3
mL ditambah dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 3 mL. Lalu direaksikan
serta kita panaskan sehingga terjadi reaksi :
HCl + NaOH NaCl + H2 O
Garam yang dihasilkan berbentuk kristal putih dan halus. Reaksi ini
berjalan dengan baik, karena menghasilkan garam ditambah air.Hal ini
membuktikan bahwa reaksi kimia ini menghasilkan zat baru dan tidak dapat
bereaksi kembali menjadi HCl + NaOH.Perubahan ini adalah perubahan kimia.
Pada percobaan ketiga, saat lilin dinyalakan, lilin sedikit berjelaga, ini
menunjukkan bahwa adanya proses pembakaran menghasilkan CO2 dan H2 O .
Lilin yang berbentuk padat dan keras mengalami perubahan yaitu dari padat
menjadi cair kemudian memadat kembali serta terjadi perubahan warna dan
bentuk sumbu. Ini merupakan perubahan fisika. Waktu lilin dinyalakan
terbentuk api dan asap jelaga. Waktu lilin dipadamkan menghasilkan asap sisa
dan ketika disentuh sumbunya tercipta abu hitam. Ini merupakan perubahan
kimia. Di dalam gelas kimia yang ditutupi kaca arloji, air suling menguap lalu
ada titik-titik uap di bawah kaca arloji lalu ada tetesan air jatuh kembali ke gelas
kimia. Ini menunjukkan bahwa pada sistem tertutup cairan lebih mudah
mencapai kesetimbangan atau titik pengembunan sehingga cairan lebih mudah
mengembun dari pada sistem terbuka. Hal ini berarti cairan pada sistem tertutup
lebih mudah mencapai titik didihnya dan suhunya cukup untuk meninggalkan
fase cairan menjadi fase uap dan seterusnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam praktikum ini, dapat
disimpulan bahwa:
1. Perubahan fisika adalah perubahan dimana hanya zat yang berubah
bentuknya tetapi sifatnya tidak dan tidak menghasilkan zat baru serta
bisa kembali ke bentuk semula.
Contoh : - memadat kembalinya lilin
- perubahan fase air dalam pemanasan
- perubahan warna sumbu dalam pembakaran
- perubahan ukuran lilin dalam pembakaran
2. Perubahan kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan zat baru dan
tidak bisa kembali ke bentuk semula.
Contoh : - sumbu menjadi abu hitam dalam pembakaran
- lilin dibakar menghasilkan asap dan nyala api
- HCl + NaOH yang dipanaskan menjadi garam beserta air
5.2 Saran
Semoga dengan percobaan ini,praktikan dan mahasiswa lebih dapat
memahami yang mana perubahan fisika dan perubahan kimia dan praktikan
lebih hati-hati dalam mereaksikan zat atau bahan karena memiliki sifat fisika dan
sifat kimia.
DAFTAR PUSTAKA