Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah
dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teknologi Pemisahan” ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkankepada kita semua jalan yang
lurusberupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar
bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas Proses Industri Kimia II dengan judul “Teknologi Pemisahan”.
Disamping itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terselesaikan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami
buat ini masih banyak terdapat kekurangan.

Bukit Indah, 24 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1 Pengertian Proses Pemisahan Campuran............................................................4
2.2 Metode Pemisahan Campuran............................................................................4
2.2.1 Metode Pemisahan Sederhana....................................................................5
2.2.2 Metode Pemisahan Kompleks....................................................................5
2.3 Dasar-dasar Metode Pemisahan..........................................................................5
2.4 Jenis- jenis Metode Pemisahan...........................................................................7
2.4.1 Filtrasi........................................................................................................7
2.4.2 Kristalisasi..................................................................................................8
2.4.3 Destilasi......................................................................................................8
2.4.4 Absorbsi...................................................................................................10
2.4.5 Ekstraksi...................................................................................................11
2.4.6 Drying......................................................................................................12
BAB III............................................................................................................................14
CONTOH APLIKASI......................................................................................................14
3.1 Pemanfaatan Metode Pemisahan......................................................................14
3.1.1 Proses Pembuatan Kopi Instan.................................................................14
3.1.2 Pembuatan Garam Dapur dari Air Laut dan Pembuatan Gula Putih dari
Tebu.........................................................................................................16
BAB IV............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan......................................................................................................17

ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri kimia melibatkan rangkaian proses untuk menghasilkan suatu
produk salah satu proses yang memegang peranan penting adalah proses
pemisahan. Sejalan dengan hal itu, berbagai teknologi pemisahan telah
diaplikasikan dan memiliki keunggulan masing- masing.
Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran
senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan dalam keadaan tidak
murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan
senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang
memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses
produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu
dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia. Proses
pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode
pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran.
Suatu campuran dapat berupa campuran homogen atau campuran heterogen.
Untuk memberikan gambaran tentang proses-proses pemisahan diindustri, akan
dibahas secara singkat sejumlah proses pemisahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu teknologi pemisahan pada industry kimia ?
2. Bagaimana metode pemisahan campuran ?
3. Apa saja proses pemisahan yang terdapat pada industry kimia ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Agar mengetahui pengertian dari teknologi industry kimia
2. Agar mengetahui bagaimana metode pemisahan campuran
3. Agar mengetahui berbagai macam proses pemisahan yang terdapat pada
industry kimia

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proses Pemisahan Campuran


Campuran merupakan gabungan antara dua jenis zat atau lebih yang
dijadikan menjadi satu. Campuran memiliki dua jenis, yakni campuran heterogen
dan homogen. Secara sederhana, pemisahan campuran dapat diartiakan sebagai
proses memisahkan antara dua jenis zat atau lebih agar zat- zat tersebut terpisah
dan menjadi zat tunggal dengan melakukan tindakan secara fisika maupun kimia.
Proses pemisahan sendiri dapat diklarifikasikan menjadi proses pemisahan
secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan
bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan
kapan pun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan
secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses
pemisahan mekanis, proses pemisahan kimiawi harus dilakukan. Proses
pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode
pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran.
Suatu campuran dapat berupa campuran homogeny atau campuran heterogen.
Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padatan,
padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas dan sebagainya.

2.2 Metode Pemisahan Campuran


Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa atau
sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu
bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan
bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui
keberadaan suatu zat dalam suatu sampel.
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu:

5
2.2.1 Metode Pemisahan Sederhana
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu
tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relative
sederhana.
2.2.2 Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan
reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua
atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bjih dari pertambangan
memerlukan proses pemisahan kompleks.
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus
diperhatikan untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang
akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa factor
yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada didalam
sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campuranya, apakah kadarnya kecil
atau besar.
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campuranya, misalnya zat tidak
tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik
didih, dan sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap
yang berbeda dengan 96%.
5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.

2.3 Dasar-dasar Metode Pemisahan


Suatu zat dapat dipisahkan dari campuran karena mempunyai perbedaan
sifat. Hal ini dinamakan dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran
antara lain sebagai berikut:
1. Ukuran partikel

6
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
(penyaringan). Jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampuranya,
maka dapat dipilih penyaring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran
partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat
pencampurnya akan terhalang.
2. Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh
berbeda dapat dipisahkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil
lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih
zat hasil dan dibawah suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat
menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit
menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan dasar
perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan control suhu yang ketat akan
memisahkan suatu zat dari campurannya dengan baik, karena suhu selalu
dikontrol untuk tidak melewati titik didih campuran.
3. kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu
zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau
sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar,
misalnya air, dan pelarut non polar (disebut juga pelarut organic) seperti alcohol,
aseton, methanol, petroleum eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat kelarutan
suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat
memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yang lebih besar
daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran
mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda
dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan
metode sedimentasi atau sentrifugal, maka jika dalam campuran mengandung

7
lebih dari satu zat yang akan diinginkan, maka digunakan metode presipitasi.
Metode presitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
5. Difusi
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi
(bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat
dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik
besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil dengan
menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu ada juga
istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida
(satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan
suatu media agar yang disebut gel agarosa.
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara
kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan
metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme

2.4 Jenis- jenis Metode Pemisahan


2.4.1 Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara
pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai
ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut.
Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk
larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrate
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas). Metode ini
dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengelolahan air,
menjernihkan preparat kimia di laboratorium, penyaringan di laboratorium dapat
menggunakan kertas saring dan penyaring buncher.

8
2.4.2 Kristalisasi
Kristaliasasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam
suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi dapat terjadi sebagai
pembentukan partikel-partikel padat dalam uap seperti pada pembentukan salju
sebagai pembentukan lelehan cair. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan
dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh. Kondisi tersebut terjadi karena pelarut
sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah
melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar Kristal dapat
terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat
jenuh dapat dicapai. Kristalisasi dapat memisahkan suatu campuran tertentu dari
larutan multi komponen sehingga didapat produk dalam bentuk Kristal.

Proses kristalisasi dimulai dengan menambahkan senyawa yang akan


dimurnikan dengan pelarut panas sampai kelarutan senyawa tersebut berada pada
level super jenuh. Pada keadaan ini, bila larutan tersebut didinginkan maka
molekul-molekul senyawa terlarut akan saling menempel, tumbuh menjadi
Kristal-kristal yang akan mengendap di dasar wadah. Sementara kotoran yang
terlarut tidak ikut mengendap.
2.4.3 Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada
perbedaan tingkat volalitas ( kemudahan suatu zat untuk menguap ) pada suhu dan
tekanan tertentu. Destilasi merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi
kimia selama proses berlangsung. Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi
adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya
melibatkan suatu penguapan campuran dan diikuti dengan proses pendinginan dan

9
pengembunan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau
campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara
fasa uap dan fasa cair.

Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan


pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Dengan cara distilasi,
komponen zat penyusun campuran yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor).
Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut
destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses
penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air
minum.
Destilasi ada beberapa macam, yaitu:
1. Destilasi sederhana
Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen
yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
2. Destilasi bertingkat
Untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang dekat.
3. Destilasi Azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit dipisahkan) biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain

10
yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan
tekanan tinggi.
4. Destilasi uap
Memisahkan zat senyawa cair yang tidak larut dalam air dan titik didihnya
cukup tinggi. Aplikasi distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa
produk alam seperti minyak eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau
jeruk, dan untuk ekstraksi minyak dari tumbuhan lainnya. Destilasi uap
adalah istilah umum untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang
tidak larut dalam air.
5. Destilasi vakum
Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, metode
yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih
rendah dari 1atm sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam
prosesnya suhu yang digunakan untuk mendestilasinya tidak terlalu tinggi.
2.4.4 Absorbsi
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-
gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia
(pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan
dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu
absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik. Stripping adalah proses pemisahan
yang cara kerjanya sama dengan proses absorbsi hanya solute yang akan
dipisahkan berupa fase liquid sedangkan pelarutnya fase gas.

11
Proses pemisahan absorbsi terjadi pada kolom absorbsi (tabung) adalah
dimana ada zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat
menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya,
terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,
destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia. Campuran gas yang
merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara absorber. Didalam
absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan
perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam
pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi
ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing atau plate dengan tingkat
sesuai kebutuhan. Aplikasi dari kolom absorbsi di industry adalah proses
pembuatan formalin dan proses pembuatan asam nitrat.
2.4.5 Ekstraksi
Ektrasi adalah jenis pemisahan satu atau beberapan bahan dari suatu
padatan atau cairan. Proses ekstrasi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan
pelarut kemudian terjadi kontak anatar bahan dan pelarut sehingga pada bidang
antar muka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan masaa dengan cara
difusi. Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang akan
diperoleh(ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan ekstrak
dalam pelarut.Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam
jumlah tahap yang banyak.Setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit.
Kerugiannya adalah konsentrasi larutan ekstrak makin lama makin rendah, dan
jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadibesar, sehingga untuk mendapatkan
pelarut kembali biayanya menjadi mahal. Semakin kecil partikel dari bahan
ekstraksi, semakin pendek jalan yang harus ditempuh pada perpindahan massa
dengan cara difusi, sehingga semakin rendah tahanannya. Pada ekstraksi bahan
padat, tahanan semakin besar jika kapiler-kapiler bahan padat semakin halus dan
jika ekstrak semakin terbungkus di dalam sel (misalnya pada bahan-bahan alami).
Umumnya mekanisme proses ekstraksi dibagi menjadi 3 bagian : Perubahan fase
konstituen (solute) untuk larut ke dalam pelarut, misalnya dari bentuk padat
menjadi liquid. Diffusi melalui pelarut di dalam pori-pori untuk selanjutnya

12
dikeluarkan dari partikel. Akhirnya perpindahan solute (konstituen) ini dari sekitar
partikel ke dalam lapisan keseluruhannya (bulk).

Pada proses pemisahan ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi
pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi
ekstraksi yang sebenarnya yaitu pelarutan ekstraksi. Memisahkan larutan ekstrak
dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi. Mengisolasi ekstrak
dari larutan dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya dilakukan dengan
menguapkan pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak dapat langsung diolah
lebih lanjut atau diolah setelah dipekatkan.
2.4.6 Drying
Drying merupakan salah satu proses pengambilan sejumlah cairan yang
terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium berupa
gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan cairan
menjadi berkurang karena menguap. Drying banyak digunakan dalam berbagai
macam industry, baik industry besar atau kecil. Drying atau pengeringan
merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif dalam pengolahan pasca
panen. Unit operasi ini diterapkan untuk mengurangi kadar air produk seperti
berbagai buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian lainnya setelah panen.
Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dan bahan yang dikeringkan. Laju
pemindahan kandungan air dari bahan akan mengakibatkan berkurangnya kadar
air dalam bahan tersebut.
Metode dan proses pengeringan dapat diklarifikasikan dalam berbagai cara
yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

13
1. Batch, bahan dimasukkan kedalam peralatan pengering dan pengering
berlangsung selama periode waktu tertentu.
2. Kontinu, bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering dan
bahan kering dipindahkan secara terus-menerus.
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan
pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di
transfer dari medium pemanasan ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan
air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium
sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di
transfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung.

14
BAB III
CONTOH APLIKASI

3.1 Pemanfaatan Metode Pemisahan


Pada proses pemisahan, ada pula yang dikombinasikan lebih dari satu jenis
metode. Berikut ini beberapa contoh pemanfaatan metode pemisahan dengan
menggunakan metode pemisahan tertentu.
3.1.1 Proses Pembuatan Kopi Instan

1. Sortasi
Buah kopi yang sudah diproses menjadi biji kopi akan disortasi lagi
menurut bobot dan ukuran.
2. Penyimpanan
Biasanya, tempat penyimpanan biji kopi harus kedap udara dan disimpan
ditempat sejuk, kering, dan terlindungi dari cahaya. Karena udara, kelembapan,

15
panas, dan cahaya merupakan faktor-faktor lingkungan yang dapat merusak cita
rasa kopi.
3. Penggorengan atau penyimpanan
Proses sangrai diawali dengan penguapan air dan diikuti dengan reaksi
pirolisis. Secara kimiawi, proses ini ditandai dengan evolusi gas CO 2 dalam
jumlah banyak dari ruang sangria. Secara fisik, pirolisis ditandai dengan
perubahan warna biji kopi yang semula kehijauhan menjadi kecoklatan. Proses ini
dimulai saat suhu di bagian dalam biji kopi mencapai sekitar 200 derajat celcius.
Selama roasted, juga terjadi proses karamelisasi akibat panas yang memecah pati
dalam biji, yang mengubahnya menjadi gula sederhana, kemudian berubah warna
menjadi cokelat.

4. Pencampuran
Untuk mendapatkan cita rasa dan aroma yang khas, kopi bubuk bias
diperoleh dari campuran berbagai jenis biji kopi atas dasar jenisnya.
5. Ekstraksi
Ekstraksi menggunakan pelarut air. Ekstraksi bubuk kopi dilakukan secara
bacth dalam kolom. Sisa bubuk hasil pelarutan dikempa secara manual untuk
mengekstrak komponen kopi yang masih tertinggal. Sisa bubuk kopi merupakan
limbah untuk diolah menjadi biogas.
6. Filtrasi
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan bagian tidak larut pada proses
ekstraksi.

16
7. Sentrifugasi
Aroma kopi dipertahankan dengan cara reverse osmosis menggunakan
membran filtasi. Selain itu, proses ekstraksi dengan panas juga akan
mempengaruhi aroma, untuk itu pasca ekstraksi proses berikutnya adalah
pendinginan ekstrak hingga suhu di bawah nol derajat celcius.
8. Evaporasi
Fungsinya adalah untuk mendapatkan kadar ekstrak ideal.
9. Pemisahan
a) Spray Drying
Prinsipnya adalah untuk menghilangkan air, dengan cara ekstrak
dilewatkan dalam sebuah kolom, temperature tinggi dalam kolom tersebut
akan menguapkan air hingga didapatkan bubuk kopi.
b) Aglomerasi
Bubuk kopi spray dried direbus lagi untuk mendapatkan gumpalan antar
partikel bubuk yang lebih besar, fungsinya adalah untuk mendapatkan rasa
yang lebih kaya dan aroma yang lebih kuat.
3.1.2 Pembuatan Garam Dapur dari Air Laut dan Pembuatan Gula Putih
dari Tebu
Proses kristalisasi dapat dijumpai pada proses pembuatan garam dapur dari
air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak. Kemudian dengan
bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan
garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga
untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi
(pengkristalan kembali).
Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Pabrik gula juga
melakukan proses kristalisasi, tebu digiling dan dihasilkan nira, nira tersebut
selanjutnya dimasukkan kedalam alat vacuum evaporator. Dalam alat ini
dilakukan pemanasan sehingga kandungan air di dalam nira menguap, dan uap
tersebut dikeluarkan dengan melalui pompa, sehingga nira kehilangan air berubah
menjadi Kristal gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula
putih atau gula pasir.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Pemisahan campuran dapat diartikan sebagai proses pemisahan antara dua
jenis zat atau lebih agar zat-zat tersebut terpisah dan menjadi zat tunggal
dengan melakukan tindakan secara fisika maupun kimia.
2. Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring).
3. Kristaliasasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Destilasi adalah suatu metode pemisahan
campuran yang didasarkan pada
4. perbedaan tingkat volalitas ( kemudahan suatu zat untuk menguap ) pada
suhu dan tekanan tertentu.
5. Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti
dengan pelarutan.
6. Ektrasi adalah jenis pemisahan satu atau beberapan bahan dari suatu
padatan atau cairan.
7. Drying merupakan salah satu proses pengambilan sejumlah cairan yang
terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium
berupa gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga
kandungan cairan menjadi berkurang karena menguap.

18
DAFTAR PUSTAKA

McCabe, Warren L. 1993. Unit Operation of Chemical Enggineering. Singapore:


McGraw Hill Book Co.
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operations. University of
Minnesote: New Delhi.
Newmark, Ann. 2000. Jendela Iptek Seri 7: kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid I. Bandung: ITB.

19

Anda mungkin juga menyukai