Anda di halaman 1dari 21

HUKUM KRISTALOGRAFI

Hukum Kristalografi ke-I


• Hukum ketetapan sudut dan bidang muka Kristal
oleh Nicolas Steno (1669)
• “Sudut antar bidang Kristal tertentu dari suatu
Kristal selalu tetap besarnya”
• Dengan demikian, bagi kristal2 yang sama dan
mempunyai unsur penyusun sama, walaupun
terdapat perbedaan ketampakan bentuk kristalnya,
sudut yang dibentuk antar dua bidang muka Kristal
tertentu dari suatu Kristal yang sama adalah selalu
tetap besarnya
• Simetri suatu kristal = keteraturan arah letak dari
bidang muka Kristal maupun rusuk2nya
Sudut antar bidang kristal

P = dua bidang bagian dari suatu prisma


α = sudut antar bidang muka kristal
1. Bidang Simetri

• Bidang bayangan/imajinasi yang dibuat dan


dapat membelah Kristal menjadi 2 bagian
yang sama
• Bidang simetri :
a) Bidang simetri horizontal (h)
b) Bidang simetri vertical (v)
c) Bidang simetri diagonal (d)
Bidang simetri pada bentuk prisma tetragonal
Coba cari bidang simetri !!
2. Poros Simetri
• Poros bayangan/imajinasi yang ditembuskan
melalui pusat Kristal
• Jika Kristal sekali putar 3600 dapat melihat lebih
dari satu kali ketampakan yang sama
• Poros simetri dibedakan menjadi
• Poros simetri biasa (gire)
• Poros simetri giroida
• Poros inversi putar
(a) Gire
• Nilai poros ditentukan oleh berapa kali mendapatkan
ketampakan yang sama pada saat memutar Kristal
tersebut sekali putar
(b) Giroida
• Kombinasi sumbu gire dan proyeksi
• Pemberian nama poros dilakukan dengan
memproyeksikan melalui bidang horizontal sesudah
Kristal diputar sebesar sudut tertentu
(b) Poros inversi putar
• Untuk mendapatkan ulangan ketampakan yang
sama, di sini diperlukan pekerjaan inversi melalui
pusat Kristal selain memutar sebesar sudut
tertentu
3. Pusat Simetri
• Jika pada suatu Kristal terdapat 2 buah bidang
muka Kristal yang sama dan sejajar, sama jaraknya
dari pusat Kristal dan bidang muka Kristal yang satu
merupakan ulangan bidang muka Kristal yang lain
yang diperoleh dengan cara inversi melalui pusat
Kristal
• Dengan demikian, cerminan tersebut bukan
merupakan cerminan satu dengan yang lain
Hukum Kristalografi ke-II
• Hukum Indeks Rasional oleh Hauy (1784)
• Indeks = suatu bidang Kristal (oleh Miller)
• Bidang muka Kristal di dalam ruang mempunyai
arah tertentu, untuk menentukan arah bidang
tersebut, ada beberapa cara berdasarkan pada
system koordinat di dalam ruang.
Arah poros kristalografi

3 arah baku di dalam


koordinat ruang,
ketiga arah tersebut
dikenal sebagai arah
poros-poros
kristalografi
7 arah bidang yang utama (indeks Miller)
Indeks Weiss (perbandingan parameter Weiss)
• Menunjukkan berapa besar parameter masing2 poros
kristalografi yang terpotong oleh suatu bidang
Perpotongan bidang
kristal terhadap poros
kristalografi akan selalu
menunjukkan
perbandingan
parameter yang
simple/sederhana dan
tetap.

Bidang Perbandingan Indeks Weiss Kebalikan Indeks Miller


parameter perpotongan
Weiss
GHF 1a : 1b : 1c 111 111 (1 1 1)
GEF 1a : 1b : 1c 1 1/2 1 121 (1 2 1)
AEF 1a : 1b : 1c 1/3 1/2 1 321 (3 2 1)
ABC 1a : 1b : 1c 1/3 1/3 1/3 333 (1 1 1)
Poros2 Kristal heksagonal dan trigonal

Bidang (1 1 2 1)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai