Anda di halaman 1dari 17

BAB V.

Arah dan Bidang kristal

BAB
BAB ARAH DAN BIDANG KRISTAL
55

Komponen Silabus Tujuan


Komponen Silabus Tujuan
Pembelajaran
Pembelajaran
Standar Kompetensi : Tujuan Pembelajaran :
Memahami konsep arah dan bidang kristal  Mahasiswa dapat menggali ilmu-ilmu
pengetahuan tentang arah dan bidang
Kompetensi Dasar : kristal.
Menjelaskan konsep arah kristal, bidang kristal  Mahasiswa dapat menentukan indeks
dan sistem indeks miller. miller suatu bidang kristal.
 Mahasiswa mampu menggambarkan arah
dan bidang Kristal.

PETA KOMPETENSI
Arah dan Bidang
kristal
Arah kristal

Kelompok Arah

Arah dan Bidang


kristal Sudut antara dua arah

Bidang kristal

Kelompok Bidang

Sistem Indeks Miller

FISIKA ZAT PADAT 1


BAB V. Arah dan Bidang kristal

Arah dan Bidang Kristal


Arah
Arah kristal diberi indeks sesuai berkal dari titik asal (o) melalui titik indeks utuh
terkecil .
Jadi indeks arah di tuliskan dalam tanda kurung persegi.seperti [a, b, c].
Contoh 1
Arah[111] akan melalui titik 0 0 0 dan 111. Perlu di ingat bahwa arah ini akan
melalui titik-titik dan 2 2 2 hingga seterusnya.

Titik p pada [

Titik Q pada [1 1 1]

Contoh 2

FISIKA ZAT PADAT 2


BAB V. Arah dan Bidang kristal

Arah dari gambar tersebut akan melalui titik 0 110 220 dan seterusnya.

1. Semua arah yang sejajar memiliki indeks arah kristal [a b c] yang sama
2. Koefisien negatif ditandai dengan garis datar di atasnya. Seperti [1 1 ] dalam

arah sumbu Z memiliki komponen negatif.


3. Vektor yang searah sumbu X dan Y, maka u dan v ada nilainya sedangkan w= 0.

Kelompok arah
Dalam kristal kubus, arah-arah akan identik seperti berikut:
[1 1] [ 11] [11 ] [111] [ ][ 1] [ 1 ] [1 ]

Setiap sifat yang tergantung kepada arah, akan sama dengan kedelapan arah tersebut,
oleh karena itu akan lebih mudah untuk mengidentifikasi dalam satu kelompok arah
dengan simbol seperti <111>. Simbol <..> menunjukkan satu kelompok <u v w>
Sudut Antara Dua Arah
Digunakan vektor dot vektor : 1 . 2 = lr1l lr2l cos α . [ 1 dot 2] dalam
menentukan sudut antara dua arah yang berbeda

Sistem Indeks untuk Bidang Kristal (Indeks Miller)


Kristal memiliki bidang-bidang atom, oleh karena itu bagaimana cara
mempresentasikan suatu bidang datar dalam suatu kisi kristal yang dalam istilah kristal

FISIKA ZAT PADAT 3


BAB V. Arah dan Bidang kristal

ografi sering disebut dengan indeks miller.

Adapun cara untuk menentukan indeks miller suatu bidang kristal adalah sebagai
berikut:

1. Tentukan titik potong antara bidang yang bersangkutan dengan sumbu. ( 1 2

3) dalam suatu konstanta kisi a1, a2, a3 sumbu-sumbu tersebut dapat di pakai

sumbu konvensional (x y z) atau sumbu primitif (a1, a2, a3).


2. tentukan kebalikan dari bilangan-bilangan tersebut.
3. Tentukan tiga bilangan bulat terkecil yang mempunyai perbandingan yang
sama.
4. Bilangan disebut indeks (hkl) atau indeks miller.

Indeks bidang dapat di tulis dengan tanda setrip di atasnya apabila salah satu dari

hkl negatif. seperti kl yang artinya h bertanda negatif.

Bidang A,B,C

1 =3 α1

Posisi 3 satuan di sumbu α1


Arah bidang di sumbu α1

2 =2α2

3=2α3

FISIKA ZAT PADAT 4


BAB V. Arah dan Bidang kristal

Dengan mengikiti aturan indeks miller, maka:


1. Titik potong yang bersangkutan adalah 3,2,2
2. Kebalikan 1/3,1/2,1/2
3. (1/3,1/2,1/2) x 6 = 2,3,3
4. Indeks bidang (2 3 3) merupakan indeks miller.

Keterangan :

1. Bidang ABC akan memotong sumbu 1 di 3 a1 memotong sumbu 2 di 2 a2 dan

memotong sumbu 3 di 2 a3`.

2. Bila la1l= la2l = la3l maka kebalikan dari bilangan tersebut adalah

3. Jadi ketiga bilangan bulat yang memiliki perbandingan yang sama dari

adalah 2,3,3 {di dapat dari ( )x 6 = = 2,3,3


4. Dengan demikian indeks miller bidang ABC adalah (hkl) senilai (233)

Kelompok bidang
Dua bidang atau lebih dapat tergolong dalam kelompok bidang yang sama,
kelompok bidang ini tergantung pada sistem kristal.Kelompok bidang identik karena

FISIKA ZAT PADAT 5


BAB V. Arah dan Bidang kristal

simetri biasanya di tuliskan dalam kurung kurawal (hkl).

Yang termasuk kelompok bidang l100l mempunyai 6 kemungkinan bidang hkl


yaitu:
(100) (010) (001) ( 00) (0 0) dan (00 ). Setiap bidang identik namun indeknya
berbeda karena pemilihan sumbu dan arah.
Contoh
C

(100)

B
A

Yang termasuk kelompok bidang l100l mempunyai 6 kemungkinan bidang hkl yaitu:
(100) (010) (001) ( 00) (0 0) dan (00 ). Setiap bidang identik namun indeknya
berbeda karena pemilihan sumbu dan arah.
Contoh

FISIKA ZAT PADAT 6


BAB V. Arah dan Bidang kristal

Gambar 5.1 Gambar 5.2

Gambar 5.3 Gambar 5.4

Indeks –indeks kelompok bidang dalam kristal kubus adalah bidang (1 0 0)

paralel dengan (2 0 0) dan ( 0 0). Artinya bilangan (hkl) tidak hanya 1 bidang
tertentu , melainkan semua bidang yang sejajar dengannya. Berikut beberapa bidang
dalam kubus sebagai ilustrasi :

FISIKA ZAT PADAT 7


BAB V. Arah dan Bidang kristal

Gambar 5.1 Gambar 5.2

Gambar 5.3 Gambar 5.4

Dalam kristal kubus arah (hkl) adalah tegak lurus dengan bidang (hkl)

FISIKA ZAT PADAT 8


BAB V. Arah dan Bidang kristal

Kelompok bidang indeks miller

Gambar 51 Gambar 5`2

Gambar 5.3 Gambar 5.4

FISIKA ZAT PADAT 9


BAB V. Arah dan Bidang kristal

Gambar 5.5 Gambar 5.6

Gambar 5.7 Gambar 5.8

Gambar 5.9 Gambar 5.10

FISIKA ZAT PADAT 10


BAB V. Arah dan Bidang kristal

Notasi jarak antar bidang indeks miller sama yaitu hkl. Menentukan jarak antar
bidang hkl tergantung dari struktur kristalnya . struktur kristal yang sisi-sisinya saling
tegak lurus.

Rangkuman :
1. Titik awal biasanya berimpit dengan titik sedut di sebelah bawah kiri belakang.
2. Aturan yang digunakan dalam arah kristal:
a. Diberi indeks dalam menentukan titik tetapi tidak menggunakan tanda
kurung.
Seerti u v w
b. Digunakan simbol kurung persegi dalam menentukan arah. Contohnya [u v
w]
c. Digunakan simbol kurung lancip untuk menentuka kelompok arah`
contohnya <u v w>.
3. Aturan yang digunakan dalam bidang kristal
a. Untuk menentukan indeks miller digunakan simbol kurung biasa.
Contohnya (hkl)
b. Digunakan simbol kurung kurawal dalam menentukan kelompok bidang
Contohnya {hkl}

FISIKA ZAT PADAT 11


BAB V. Arah dan Bidang kristal

Test formatif :

1. Gambarkan arah [010] pada kristal yang berbentuk kubus


2. Buktikan bahwa kelompok bidang [111] terdiri dari delapan bidang
3. Berapakah jumlah arah yang terdapat pada kelompok ,100. Untuk kristal
kubus ?
4. Gambarlah posisi sel (posisi titik) pada 1,1,0
5. Jika menggunakan sumbu konvensional (xyz), sebuah bidang kristal dalam
sebuah struktur fcc berindeks (110). Berapakah indeks bidang tersebut jika
digunaka sumbu primitif
6. Jelaskan proses pembentukan indeks miller serta berikan contoh menggunakan
sebuah sel konvensional dari sebuah kristal yang berstruktur simple cubik.
7. Sebuah bidang kristal dalam sebuah sel kubus konvensional memiliki indeks
(100)k
a. Tunjukkan bidang tersebut dalam sel konvensional kemudian arsir bidang
yang di maksud.
b. Jika menggunakan sumbu-sumbu primitif untuk fcc, berapakah indeks
bidang tersebut ?

8. Apa yang di maksud dengan sel konvensional ?


9. Berapakah jumlah arah dalam kelompok <101>dalam kristal yang berbentuk
kubus ?
10. Berapakah sudut antara arah [101] dan [ 0 1] dalam kristal yang berbentuk

kubus ?

Petunjuk jawaban test formatif

1. gambar arah [010] pada kristal yang berbentuk kubus adalah [010] artinya

memotong sumbu x di , memotong sumbu y di 1 satuan sumbu z di .

FISIKA ZAT PADAT 12


BAB V. Arah dan Bidang kristal

DC adalah arah dari bidang [010]`

2. Untuk membuktikan bahwa kelompok bidang [111] terdiri dari 8 bilangan


adalah :
[111] [ 11] [1 1] [11 ] [11 ] [11 ] [11 ] [11 ]

3. Jumlah arah yang terdapat pada kelompok ,100. Untuk kristal simple cubic
adalah :
[100], [010], [001]

[ 01], [0 0], [00 ]

4. Posisi titik 1,1,0 artinya buat sumbu x 1 satuan dan sumbu y = 1 satuan.
Kemudian buatlah resultannya. Hasil bidang resultan x dan y tersebut
buatlah resultannya pada sumbu z posisi akhir.
Seperti gambar di bawah ini :

FISIKA ZAT PADAT 13


BAB V. Arah dan Bidang kristal

DB adalah arah dari bidang [010] yang di maksud

5. Untuk menentukan indeks bidang (110) k dengan menggunakan sumbu


primitif adalah sebagai berikut :
Bidang (110)k berpotongan dengan sumbu 1 di 1 a1
berpotongan dengan sumbu 2 di 2a2

berpotongan dengan sumbu 3 di 2a3

kebalikan dari angka-angka tersebut adalah , , = 2,1,1


oleh karena itu indeks bidang (110) = indeks bidang (211)p

6. Proses pembentukan indeks sebuah bidang kristal adalah :


a. Tentukan titik potong antara bidang yang bersangkutan dengan sumbu-

sumbu ( 1, 2, dan 3) dalam satuan konstanta kisi a1,a2,a3 baik untuk sumbu

konvensional maupun sumbu primitif.


b. Tentukan kebalikan dari bilangan tersebut.
c. Tentukan ketiga bilangan bulat terkecil dengan perbandingan yang sama.
d. Di dapat indeks bidang (hkl).
Contoh

FISIKA ZAT PADAT 14


BAB V. Arah dan Bidang kristal

 Bidang ACGH akan memotong sumbu a1 di 1 a1, memotong sumbu a2 di


2a2 dan a3 di 3 a3
 Kebalikan dari perpotongan bilangan tersebut adalah , ,

 Bilangan biulat yang memiliki perbandingan yang sama dari , , adalah

6,3,2
 Maka indeks miller bidang ACGH adalah hkl senilai (632)

7. Bidang tersebut dalam sel konvensional


a. Indeks bidang dalam sel kubus konvensional adalah (100) artinya

memotong di sumbu-x pada titik 1, pada sumbu-y di serta

memotong sumbu-z di seperti pada gambar berikut ini :

FISIKA ZAT PADAT 15


BAB V. Arah dan Bidang kristal

b. Bidang (100) berpotongan dengan sumbu primitif fcc.

a1= di 2 a1
a2 = di 2 a2
a3 = di a3

8. Yang di maksud dengan sel konvensional adalah suatu sel yang tidak selalu
mempunyai luas (2-dimensi) atau volume (3-dimensi) yang terkecil. Sumbu-
sumbu sel konvensional di nyatakan dengan sumbu-x, sumbu-y dan sumbu-
z.

9. Jumlah arah dalam kelompok <101> ada 6 yaitu :


[101] [110] 011] [10 ] [01 ] dan [1 0]

10. Sudut antara arah [101] dan [ 01] dalam kristal yang berbentuk kubus
sederhana [101] artinya u1 = 1, u2 = 0 dan u3 = 1

[ 01] artinya u1, u2 = 0 dan u3 = 1


101 = 1+ 3

101 =- 1+ 3

101. _101 = l l._ 101l cos α


101

FISIKA ZAT PADAT 16


BAB V. Arah dan Bidang kristal

-1 +1 = cos α
Cos α = 0
α = 90

DAFTAR PUSTAKA
Charles kittel Introductionto solid state physics (6 th Ed), John Wiley and
Sons,1976.

M.A Oemar Fundamental of solid state physics

Mermin &Aschorf Solid state physics.

Laurence H Van Vlack ilmu dan teknologi baban edisi ke-empat.


Terjemahan : Ir Sriati Djaprie, ME, M. Met, Erlangga, 1986.

FISIKA ZAT PADAT 17

Anda mungkin juga menyukai