Anda di halaman 1dari 87

Kristalografi dan Mineralogi

1
Definisi Kristalografi
• Kristalografi merupakan cabang ilmu dari
mineralogi yang mempelajari kristal,

• Kristal adalah benda padat yang dibatasi oleh


polihedra (bidang-bidang/banyak bidang) yang
mencerminkan struktur dalam yang teratur
dari atom-atom, ion-ion ataupun molekul-
molekul penyusunnya

2
Definisi Mineralogi
• Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari
material kristalin yang terbentuk di alam
(mineral)

• Mineral adalah suatu benda padat homogen


yang terdapat di alam, terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada
batas-batas tertentu, dan mempunyai atom-
atom yang tersusun secara teratur.

3
Kristalisasi
• Kristal terbentuk dari:
– Larutan
– Lelehan
– Uap

Yang mengalami perubahan kondisi seperti:


penguapan, penurunan T dan P atau
perubahan Konsentrasi dan pH

4
Contoh kristalisasi
• Larutan NaCl yang mengalami penguapan
akan menjadi lewat jenuh sehingga terjadi
presipitasi garam padat.

• Jika penguapan terjadi sangat perlahan maka


ion Na+ dan Cl- akan mengelompok
membentuk satu atau beberapa kristal yang
bentuknya khas

• Jika penguapan terjadi dengan cepat akan


terbentuk banyak pusat kristalisasi,
menghasilkan kristal yang lebih banyak dan 5
lebih halus
Sistem Isometrik

• a=b=c
• sering ditulis juga
dlm bentuk :
• a 1 = a2 = a 3
• Ketiga sumbu
saling tegak lurus
(a  bc)

6
Sistem Tetragonal

• a=bc
• kadang
ditulis:
• a1=a2c

• a bc

7
Sistem Hexagonal dan
Trigonal
• Terdiri dari 4 buah sumbu:
• a1 = a2 = a3  c
• a1, a2, a3  c
• a1 a2, a2  a3, a1 a3 = 120°

8
Sistem Ortorombik

• a bc
• a bc

9
Monoklin

•a  b  c

•a b, bc dan a  c=  = 90

10
Sumbu Kristalografi
Triklin
•a  b a  b  c
•, ,   90

11
Simetri
• Jika kristal memiliki bidang-bidang
yang muncul berulang-ulang secara
teratur di sekeliling pusat kristal,
maka kristal tersebut memiliki simetri

12
Unsur simetri

• Titik inversi : i

• Bidang cermin : m

• Sumbu rotasi (sumbu putar): 1, 2,3, 4,6

• Sumbu roto-inversi (kombinasi antara rotasi


dan inversi): 3+i, 4+i, 6+i
13
Sumbu Roto-inversi
(kombinasi rotasi + inversi

• Sumbu 1 + inversi = i
• Sumbu 2 + i = m
• Sumbu 3 + I
• Sumbu 4 + i
• Sumbu 6 + i = sumbu 3  m

14
Sumbu 3 + i

15
Sumbu 4 + i

16
Klasifikasi Kristal
(point group)

• Berdasarkan unsur simetri yang


dimilikinya, kristal dibedakan menjadi 32
kelas

17
18
Indices Miller

Bilangan bulat sederhana atau nol yang


menunjukkan “reciprocal” dari perpotongan suatu
bidang kristal dengan sumbu kristalografisnya

Angka-angka ini biasa ditulis dalam kurung kecil


sbb: (100), (111), (210) dll. Secara umum ditulis :
(hkl) untuk kristal yang memiliki 3 sb kristalografis
(hk-il) untuk kristal yang memiliki 4 sb kristalografis
Form cubic 6 bidang
19
Perpotongan sumbu: 1 , 1 ,  Perpotongan sumbu: 0,5 , 1 , 
Reciprocal : 1/1 1/1 1/1 Reciprocal : 1/0.5 1/1 1/ 
Miller Indices : (110) Miller Indices : (210)

=c
=c

Koordinat
titik perpotongan bdg dg sb
kristalografis

=b =b

=a
=a

dimodifikasi dari http://www.chem.qmul.ac.uk/surfaces/scc/scat1_1b.htm


20
Perpotongan sumbu: 1 , 1 , 1
Reciprocal : 1/1 1/1 1/ 1
Miller Indices : (111)

=a

koordinat titik
perpotongan

=b

=a
Catatn :
bidang (333) = (444) = (222) = (111) semua diberi indices (111) 21
22
23
FORM

• FORM kelompok bidang kristal yang memiliki bentuk dan ukuran


yang sama persis dan memiliki hubungan yang sama terhadap
suatu unsur simetri tertentu pada suatu kelas kristal.
• Contoh : pada sisitem isometrik bidang-bidang dengan indices
(100),(-100), (010). (0-10), dan (001), (00-1) memiliki form yang
sama diberi nama kubik (cubic)
• Penulisan Indices bidang dengan form yang sama biasa diwakili
oleh indices yang paling sederhana ditulis dalam kurung kurawal

6 bidang kubik dengan indices {100}

24
25
26
27
28
29
30
Contoh deskripsi kristal
Sistem : Isometrik

Unsur simetri : 3 sb rotasi 4,

4 sb rotoinversi 3

6 sb rotasi 2 dan

9 m, i ada

Kelas : Hexoctahedral

Form : 6 bidang cubic {100}

31
Contoh deskripsi kristal

Sistem : Hexagonal Division


Unsur simetri : 1 sb rotasi 6
2 sb rotasi 2
7 m , i ada
Kelas : Dihexagonal dipyramidal
Form : 2 bidang pinacoid {0001}
6 bidang hexgonal prism {10-10} 32
33
TETRAGONAL
Orde 1 dan orde 2

Tetragonal prism
dan pinacoid

Tetragonal dipyramid

34
Habit mineral Zircon
Habit : komnbinasi form tetragonal dipyramid dan prism
dengan panjang sumbu c bervariasi dari pendek (hampir
equidimensional) sampai acicular (menjarum)

35
36
Prism {110} and Prism {101} and Rhombic prism {011}
pinacoid {001} pinacoid {010} and pinacoid {100

37
Hexagonal prism and c pinacoid
&
Dihexagonal prism and c pinacoid

Dihexagonal prism and c pinacoid


First order Second order

38
39
Figure 8.3 Triclinic pinacoids, or parallelohedrons

40
Sumbu zone
• Dua bidang yang tidak sejajar akan berpotongan
pada suatu rusuk
• Jika beberapa bidang terletak pada suatu zone yang
sama akan memperlihatkan rusuk-rusuk yang sejajar
• Suatu zone memiliki sumbu zone yang terletak pada
pusat kristal (melalui pusat kristal) dan arahnya
sejajar dengan rusuk-rusuk tadi

41
Indices Zone (Arah zone)

• Sumbu zone memiliki indices yang


diberi simbol [uvw]
• Indices zone [uvw] merupakan
koordinat dari garis tersebut

42
[001]

43
[001]
44
Contoh:
Sumbu zone untuk (001) dan bidang (-430) adalah :

45
Menentukan indices bidang (hkl) yang termasuk ke dalam termasuk
ke dalam dua zone [u1v1 w1 ] dan [u2 v2 w2 ] maka berlaku:

h = v1 w2 - w1v2
k = w1u2-w2u1
l = u1v2 – v1u2

46
Indices zone untuk heksagonal dan
trigonal
• Dinyatakan dalam [uv*w]
• Tanda * adalah posisi sb a3 tidak perlu ditentukan
indicesnya. Contohnya :

47
Jika tiga bidang (h1 k1 l1), (h2 k2 l2) dan (h3k3 l3) termasuk ke
dalam satu zone [uvw] maka berlaku:

uk1 + vk1 + wl1 = 0

48
Sudut antar bidang
• Sudut antar bidang kristal dari mineral yang
sama selalu konstan

• Sudut antar bidang dapat diukur dengan alat


yang disebut goniometer (a.l. goniometer
kontak dan goniometer refleksi

• Pengukuran dilakukan pada sudut dalam, yaitu


sudut yang dibentuk oleh garis normal yang
ditarik dari pusat kristal ke bidang-bidang ybs

49
Pengukuran Sudut antar bidang

50
51
Axial Ratio
• Axial Ratio adalah perbandingan panjang
sumbu kristalografis pada sistem kristal
non isometrik (a : b : c)
• Axial ratio dapat dihitung dari sudut antar
bidang

52
53
54
55
56
Enantiomorfi
Hexagonal Trapezohedral
• In the Hexagonal
Trapezohedral class, the
symmetry axes are the same
as the Normal (dihexagonal
dipyramidal class discussed
initially in this section), but
mirror planes and the center of
symmetry are not present. The
Hermann-Mauguin notation is
622. Two enantiomorphic
(mirror image) forms are
present, each having 12
trapezium-shaped faces

57
58
Kristal Kembar (Twinning)

59
Proyeksi Kristal

Penyajian keadaan tiga dimensi


kristal dalam bentuk dua dimensi

60
Proyeksi sferis

• Proyeksi sferis adalah proyeksi


pada permukaan suatu bola

• kristal ditempatkan pada ruang


berbentuk bola. Titik pusat
kristal berimpit dengan titik
pusat bola

• Dari pusat bola ditarik garis


normal ( garis yang ) bidang
kristal sampai menembus
permukaan bola

• Titik tembus tadi merupakan


hasil proyeksi sferis disebut
pole (kutub)

61
Koordinat polar

Posisi hasil proyeksi sferis dan


proyeksi stereografis dapat dinyatakan
dalam koordinat polar ρ (rho) danφ (phi)

Φ adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh


azimuth (arah) garis normal bidang (hkl)
terhadap arah Timur – Barat (E-W) →analog
dengan posisi garis meridian (garis bujur)
bumi

ρ (rho) adalah besarnya sudut yang dibentuk


oleh garis normal bidang (hkl) terhadap
sumbu c (sumbu vertikal) →analog dengan posisi
Garis lintang bumi namun titik nolnya di kutub utara

Contoh : koordinat New York pada bola bumi adalah


40º45` LU → analog dengan ρ 49º15` dg titik nol pada sumbu vertikal/ kutub utara
74º 00`BB → analog dengan Φ dg titik nol di sumbu horizontal kanan/timur)

62
Proyeksi Stereografis
• Proyeksi stereografis adalah proyeksi
titik-titik (pole) yg berada di
permukaan suatu bola ke atas bidang
ekuator

• Dari titik (pole) hasil proyeksi sferis


ditarik garis ke arah titik nadir dari
bola.

• Titik tembus garis tersebut pada


lingkaran ekuator adalah proyeksi
setereografis dari bidang kristal yang
semula berada di pusat bola

• Bidang ekuator merupakan bidang


proyeksi

• Hasil proyeksi stereografis yang


lengkap dari suatu set bidang kristal
disebut stereogram

63
Stereogram
Sistem Tetragonal

64
Sterographic Net (Wulffnet)
• Proyeksi stereografis suatu kristal sering
dilakukan dengan bantuan stereographic net
(stereonet) yang dikenal dengan Wulff net

• Wulffnet adalah jaring-jaring berbentuk lingkaran


yang merupakan hasil proyeksi stereografis dari
garis-garis meridian dan garis lintang suatu bola
dengan interval 2

65
Wulffnet

66
Pengeplotan bidang dengan koordinat polar :Φ = 30 º dan ρ = 60 º
1. Letakan kertas transparan di atas Wulff-net, jiplak lingkaran luar
wulffnet berikut sumbu North-South dan West-East pada kertas
transparan
2. Plot Φ = 60 º pada lingkaran luar, tandai dengan x
3. Tarik garis dari pusat ke titik x. Garis tersebut merupakan tempat
kedudukan semua bidang yang memiliki Φ = 60 º
4. Putar garis tersebut sampai berimpit dengan sumbu East
5. Plot ρ = 60 º dihitung dari titik pusat lingkaran ke arah luar
67
Proyeksi Stereografis pada
Sistem Monoklin

68
Proyeksi Stereografis pada
Sistem Ortorombik

69
Konstruksi lingkaran besar
Tan w= x/oc
Tan u = 0c/x
0c= tan u. x = x/tanw

70
Konstruksi lingkaran kecil

71
Struktur dalam

72
Definisi Kristal
• Kristal adalah benda padat yang dibatasi oleh
polihedra (bidang-bidang/banyak bidang) yang
mencerminkan struktur dalam yang teratur dari
atom-atom, ion-ion ataupun molekul-molekul
penyusunnya

73
74
Susunan yang teratur
• Susunan yang teratur
dalam 1 dimensi disebut
row
row

• Susunan yang teratur


dalam 2 dimensi disebut net
net (jaringan)

• Susunan yang teratur


dalam 3 dimensi disebut
lattice (kisi)
lattice

75
76
•Susunan yang teratur dalam 2 dimensi disebut net (jaringan)
77
78
79
80
81
Simetri Dalam
(Internal Symmetry)
Unsur Simetri dalam terdiri dari:
– Titik inversi : i
– Bidang cermin : m
– Sumbu rotasi (sumbu putar): 1, 2,3, 4,6
– Sumbu roto-inversi (kombinasi antara
rotasi dan inversi): 3+i, 4+i, 6+i
– Glide plane (bidang gelincir)
– Screw axis (sumbu sekrup)
82
83
84
85
Klasifikasi Kristal Space Group
• Berdasarkan simetri dalamnya kristal
dapat diklasifikasikan menjadi 230 kelas

86
87

Anda mungkin juga menyukai