Anda di halaman 1dari 56

Sistem Kristal

Dalam kristalografi kita mengenal 6-7 macam


sistem kristal yang berbeda-beda. Dasar
pembagian sistem kristal :
a) Jumlah sumbu
b) Sudut yang dibentuk sumbu
c) Satuan (parameter) yang diukurkan pada
sumbu-sumbu
Berdasarkan jumlah sumbu, kita
mengenal :

1. 3 sumbu
2. 4 sumbu
Berdasarkan sudut-sudut, kita
mengenal

1. Tiga buah sumbu yg saling tegak lurus


2. Empat buah sumbu, dimana 3 sumbu
terletak dlm satu bidang datar dan saling
menyudut 120 sedang sumbu keempat
tegak lurus pada ketiga sumbu tadi.
3. Tiga sumbu, dimana satu sb tegak lurus
pd 2 sb yg lain, sedang kedua sb terakhir
saling menyudut antara 90 dan 180 serta
terdapat dlm satu bidang datar
4. Tiga sumbu yg saling berpotongan
dengan membentuk sudut > besar dari 90
Berdasarkan satuan panjang
(parameter) pada sumbu-sumbu, kita
bedakan :
1. Pada ketiga sb diukur satuan yg sama
2. Pd sebuah sb diukurkan satuan yg berlainan dg
kedua/ketiga sb yg lain
3. Pd ketiga sumbu diberikan satuan panjang yg
berbeda-beda.
Berdasarkan kombinasi-kombinasi diatas,
maka kita bedakan susunan sumbu
(sistem kristal) sebagai berikut :

1. Sistim Isometris/Kubik
2. Sistim Tetragonal
3. Sistim Hexagonal
4. Sistim Trigonal
5. Sistim Orthorombik
6. Sistim Monoklin
7. Sistim Triklin
The 7 Crystal Systems
Crystal Systems (cont.)
HEKSAGONAL TRIGONAL TETRAGONAL

ORTOROMBIK TRIKLIN MONOKLIN


Crystal System (Shape)
Different minerals have different crystal shapes
1. ISOMETRIK

Sistem ini juga disebut sistem kristal


regular, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik.
Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan
saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya.
Dengan perbandingan panjang yang
sama untuk masing-masing sumbunya
1. SISTEM ISOMETRIK
Mineral Identification Basics
ISOMETRIC BASIC CRYSTAL SHAPES

Spinel Fluorite Pyrite

Octahedron Cube Cube with


Pyritohedron
Striations

Garnet Garnet - Dodecahedron


Trapezohedron
2. TETRAGONAL

Sama dengan sistem Isometrik, sistem


kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal
yang masing-masing saling tegak lurus.
Sumbu a dan b mempunyai satuan
panjang sama. Sedangkan sumbu c
berlainan, dapat lebih panjang atau
lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih
panjang.
2. TETRAGONAL
Mineral Identification Basics
TETRAGONAL CRYSTALS

WULFENITE

Same crystal seen edge on.


3. ORTOROMBIK

Sistem ini disebut juga sistem Rhombis


dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal
yang saling tegak lurus satu dengan
yang lainnya.
Ketiga sumbu tersebut mempunyai
panjang yang berbeda.
3. ORTOROMBIK
Mineral Identification Basics
ORTHORHOMBIC CRYSTALS

Pinacoid
View

Prism View

STAUROLITE
4. HEKSAGONAL

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana


sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu
lainnya.
Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk
sudut 120 terhadap satu sama lain. ( = =
90 ; = 120)
Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama.
Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih
panjang atau lebih pendek (umumnya lebih
panjang). (a = b = d c)
4. HEKSAGONAL
Mineral Identification Basics
HEXAGONAL CRYSTALS

These hexagonal
CALCITE crystals
nicely show the six
sided prisms as
well as the basal
pinacoid.
5. TRIGONAL
Nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli
memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal.
Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah
terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam,
kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua
titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya
panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan
sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120
5. TRIGONAL
Mineral Identification
Basics
TRIGONAL CRYSTALS

Tourmaline Quartz

Dolomite
6. MONOKLIN
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu
yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya.
Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak
lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak
lurus terhadap sumbu a.
Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang
tidak sama, umumnya sumbu c yang paling
panjang dan sumbu b paling pendek.
Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki
axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang
artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang
sama panjang atau berbeda satu sama lain.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90
. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan
saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak
lurus (miring).
6. MONOKLIN
7. TRIKLIN

Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri


yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus.
Demikian juga panjang masing-masing
sumbu tidak sama
7. TRIKLIN
Crystal Systems

System Axes Angles Unique Symmetry


Diagram Examples

Isometric a=b=c ===90 Four 3-fold


Pyrite, Halite,
Galena, Garnet, Diamond,
Fluorite

Tetragonal a=bc ===90 One 4-fold


Wulfenite, Rutile,
Zircon, Chalcopyrite

Hexagonal a=bc =120, ==90 One


6-fold Quartz, Beryl
(Emerald), Apatite,
Corundum (Ruby, Sapphire)

Orthorhombic abc ===90 Three 2-


fold Sulfur, Barite,
Olivine, Topaz

Monoclinic abc ==90, 90 One


2-fold Orthoclase,
SIMETRI KRISTAL
Unsur-unsur simetri
kristal
Jumlah unsur Simetri
Jumlah unsur simetri adalah notasi-notasi yang
digunakan untuk menjelaskan nilai-nilai yang ada
dalam sebuah kristal.
Dengan menentukan nilai jumlah unsur simetri,
kita akan dapat mengetahui dimensi-dimensi
yang ada dalam kristal tersebut, yang selanjutnya
akan menjadi patokan dalam penggambarannya.
Unsur simetri yang diamati adalah sumbu,
bidang, dan pusat simetri
1. Sumbu Simetri

Sumbu simetri adalah garis lurus yang


dibuat melalui pusat kristal, dimana
apabila kristal tsb diputar sebesar 360
dengan garis tsb sebagai poros
perputaran, maka pada kedudukan
tertentu, kristal tsb akan menunjukkan
kenampakan-kenampakan seperti
semula.
Ada 4 jenis sumbu simetri, yaitu :
1. Sumbu Simetri Gyre
2. Sumbu Simetri Gyre Polair
3. Sumbu Cermin putar
4. Sumbu Inversi Putar
1.1. Sumbu Simetri Gyre

Berlaku bila kenampakan


(konfigurasi) satu sama lain pada
kedua belah pihak / kedua ujung
sama.
Dinotasikan dg huruf L (Linier)
atau g (gyre).
Penulisan nilai pd kanan atas atau
kanan bawah notasi.
Contoh : L4 = L4 = g4 = g4
Digyre (L2 = L2 = g2 = g2)

Apabila kristal
diputar 360 dg
sumbu tsb
sebagai poros
putarnya, akan
muncul 2 kali
kenampakan yg
sama.
Trigyre (L3 = L3 = g3 = g3)

Apabila kristal
diputar 360 dg
sumbu tsb sebagai
poros putarnya,
akan muncul 3 kali
kenampakan yg
sama.
Tetragyre (L4 = L4 = g4 = g4)

Apabila kristal
diputar 360 dg
sumbu tsb
sebagai poros
putarnya, akan
muncul 4 kali
kenampakan yg
sama.
Hexagyre (L6 = L6 = g6 = g6)

Apabila kristal
diputar 360 dg
sumbu tsb
sebagai poros
putarnya, akan
muncul 6 kali
kenampakan yg
sama.
1.2. Sumbu Simetri Gyre Polair
Apabila kenampakan satu sama lain pd kedua
belah pihak / kedua ujung tdk sama
Dinotasikan huruf L atau g
Contoh : L2 = g2
1.3. Sumbu Cermin Putar
Diperoleh dr kombinasi suatu perputaran
dimana sb tsb sbg poros putarnya, dg
pencerminan ke arah suatu bidang cermin
putar yg tegak lurus dg sb tsb.
Bid cermin disbt cermin perputaran atau
bidang normal.
Dinotasikan dgn S
Macam2 Gyroid : Digyroide (S2), Trigyroide
(S3), Tetragyroide (S4), Hexagyroide (S6)
1.4. Sumbu Inversi Putar

Merupakan hasil perputaran dg sb tsb


sebagai poros putarnya, dilanjutkan dg
menginversikan (membalik) melalui titik
/ pst simetri pd sumbu tsb.
Cara penulisannya : 4, 6 dsb atau Li4, Li6
dsb
2. Bidang Simetri

Adalah bidang datar yg dibuat melalui pusat


kristal dan membelah kristal menjadi 2
bagian yg sama besar, dimana bagian yg
satu merupakan pencerminan dari bagian
yg lain.
Dinotasikan P (plane) atau m (mirror)
Bidang simetri dikelompokkan mjd 2 :
1. Bidang simetri utama : horisontal (h)
dan vertical (v)
2. Bidang simetri tambahan / diagonal (d)
Bid simetri utama
horisontal (h)
adalah bid ABCD
Bid simetri utama
vertikal (v) adalah
bid KLMN &
OPQR.
3. Titik Simetri / Pusat Simetri (C)

Adalah titik dlm kristal, dimana


melaluinya dpt dibuat garis lurus,
sedemikian rupa shg pd sisi yg
satu dg sisi yg lain dg jarak yg
sama, dijumpai kenampakan yg
sama (tepi, sudut, bidang).
Simbolisasi Herman-
Mauguin dan Schoenflish

Dalam pembagian kelas Sistem kristal,


ada 2 simbolisasi yang sering
digunakan, yaitu Herman-Mauguin dan
Schoenflish.
Simbolisasi tersebut adalah simbolisasi
yang dikenal secara umum (simbol
Internasional).
Penentuan Indeks Miller
dan Indeks Weiss
Indeks Miller dan Weiss adalah salah satu indeks yang
sangat penting, karena indeks ini digunakan pada
hampir semua ilmu matematika dan struktur
kristalografi.
Indeks Miller dan Weiss pada kristalografi menunjukkan
adanya perpotongan sumbu-sumbu utama oleh bidang-
bidang atau sisi-sisi sebuah kristal.
Nilai-nilai pada indeks ini dapat ditentukan dengan
menentukan salah satu bidang atau sisi kristal dan
memperhatikan apakah sisi atau bidang tersebut
memotong sumbu-sumbu utama (a, b dan c) pada kristal
tersebut.
Selanjutnya setelah mendapatkan nilai
perpotongan tersebut, langkah yang
harus dilakukan selanjutnya adalah
menentukan nilai dari indeks Miller dan
Weiss itu sendiri.
Penilaian dilakukan dengan mengamati
berapa nilai dari perpotongan sumbu
yang dilalui oleh sisi atau bidang
tersebut. Tergantung dari titik dimana
sisi atau bidang tersebut memotong
sumbu-sumbu kristal.
Pada dasarnya, indeks Miller dan Weiss tidak jauh
berbeda. Karena apa yang dijelaskan dan cara
penjelasannya sama, yaitu tentang perpotongan
sisi atau bidang dengan sumbu simetri kristal.
Yang berbeda hanyalah pada penentuan nilai
indeks. Bila pada Miller nilai perpotongan yang
telah didapat sebelumnya dijadikan penyebut,
dengan dengan nilai pembilang sama dengan satu.
Maka pada Weiss nilai perpotongan tersebut
menjadi pembilang dengan nilai penyebut sama
dengan satu. Untuk indeks Weiss, memungkinkan
untuk mendapat nilai indeks tidak terbatas, yaitu
jika sisi atau bidang tidak memotong sumbu (nilai
perpotongan sumbu sama dengan nol).
Simbolisasi Herman-Mauguin
Simbol Herman-Mauguin adalah simbol yang
menerangkan ada atau tidaknya bidang simetri
dalam suatu kristal yang tegak lurus terhadap
sumbu-sumbu utama dalam kristal tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati
sumbu dan bidang yang ada pada kristal
tersebut.
Pemberian simbol Herman-Mauguin ini akan
berbeda pada masing-masing kristal.
Simbolisasi
Schoenflish
Simbolisasi Scoenflish digunakan untuk menandai
atau memberi simbol pada unsur-unsur simetri
suatu kristal. Seperti sumbu-sumbu dan bidang-
bidang simetri.
Simbolisasi Schoenflish akan menerangkan unsur-
unsur tersebut dengan menggunakan huruf-huruf
dan angka yang masing-masing akan berbeda pada
setiap kristal.
Berbeda dengan Herman-Mauguin yang pemberian
simbolnya berbeda-beda pada masing-masing
sistemnya, pada Schoenflish yang berbeda hanya
pada sistem Isometrik. Sedangkan sistem-sistem
yang lainnya sama cara penentuan simbolnya.
TUGAS 1

Jelaskan tentang Indeks Miller dan


Weiss
Jelaskan 7 sistem kristal dan sebutkan
kelasnya dari masing-masing kristal
tersebut.
Jelaskan Simbolisasi Herman-Mauguin
dan Schoenflish untuk masing-masing
sistem kristal.
Tugas diketik / ditulis tangan yang rapi
dengan ketentuan : bingkai/batas atas
dan kiri = 4 cm, bingkai/batas kanan
dan bawah = 3 cm, menggunakan
kertas A4/folio bergaris.
Cantumkan sumber referensinya
Tulis nama dan NIM pada pojok kanan
atas
Tugas dikumpulkan pada pertemuan
hari rabu.

Anda mungkin juga menyukai