FISIKA SEKOLAH II
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Sekolah II
Disusun Oleh:
Dini Aghnia Aisyah 1601577
Putri Dwi Yunita 1602076
2018
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai, responsif, dan pro-aktif), dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang berjalan dan gelombang stationer pada
berbagai kasus nyata.
4.9 Melakukan percobaaan gelombang berjalan dan gelombang stationer, beserta
presentasi hasil dan makna fisisnya.
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep gelombang berjalan dan konsep gelombang stasioner.
2. Menganalisis besaran-besaran fisis pada gelombang berjalan dan gelombang stasioner.
3. Menggunakan persamaan gelombang berjalan.
4. Menggunakan persamaan gelombang stasioner.
5. Membedakan fase, sudut fase, dan beda fase pada gelombang.
6. Membedakan letak perut dan simpul pada gelombang stasioner ujung terikat dan ujung
bebas.
7. Mengidentifikasi fenomena gelombang berjalan dan gelombang stasioner pada
kehidupan sehari-hari.
D. Materi Pokok
Gelombang berjalan dan gelombang stationer
E. Materi Prasyarat
1. Kinematika
2. Getaran Harmonik Sederhana
F. Materi Ajar
1. Gelombang
a. Gelombang berjalan
1) Gelombang berjalan
2) Persamaan gelombang berjalan
3) Kecepatan dan percepatan gelombang berjalan
4) Sudut fase, fase, dan beda fase gelombang berjalan
b. Gelombang stasioner
1) Gelombang stasioner
2) Gelombang stasioner pada dawai ujung bebas
3) Gelombang stasioner pada dawai ujung terikat
c. Fenomena gelombang berjalan dan gelombang stasioner dalam kehidupan sehari-
hari
G. Konsep Esensial
1. Medium
2. Usikan
3. Gelombang berjalan
4. Gelombang stasioner
5. Simpangan
6. Kecepatan
7. Percepatan
8. Fase
9. Ujung bebas
10. Ujung terikat
H. Peta Konsep
Memiliki Memiliki
besaran fisis besaran fisis
Simpangan
Simpangan kecepatan Percepatan
Ujung Ujung
bebas terikat
I. Bagan Materi
Gelombang berjalan
Persamaan gelombang
berjalan
GELOMBANG BERJALAN
Persamaan gelombang
GELOMBANG STASIONER Gelombang stasioner
stasioner dawai ujung bebas
DAN GELOMBANG
STASIONER
Persamaan gelombang
stasioner dawai ujung
terikat
FENOMENA GELOMBANG
BERJALAN DAN
GELOMBANG STSIONER
J. Aspek-aspek yang Terkandung dalam Materi Ajar
a. Gelombang Berjalan
1) Gelombang Berjalan
Pada kehidupan sehari-hari, kita sering kali melihat ada orang yang sedang
memberikan usikan pada tali. Ketika tali tersebut diberi usikan, getarannya akan
merambat dan menghasilkan gelombang dengan amplitudo tetap di setiap titik yang
dilalui gelombang. Gelombang yang memiliki amplitudo tetap di setiap titik yang
dilalui gelombang disebut dengan gelombang berjalan. Pada gelombang berjalan,
materinya selalu bertambah.
Gambar 1.1
Sumber : Buku Fisika SMA/MA kelas XI
Misalkan titik asal getaran O telah bergetar naik-turun selama t sekon. Persamaan
gelombang untuk titik O sesuai dengan persamaan simpangan getaran harmonik
sederhana dengan sudut fase awal 𝜃0 = 0o, yaitu
y = A sin 𝜔t
Sehingga persamaan gelombang berjalan di titik p yang berjarak x dari titik asal
menjadi.
yp = A sin 𝜔tp
Titik p yang terletak sejauh x di sebelah kanan titik O akan ikut bergetar beberapa saat
kemudian setelah gelombang yang merambat dari titik O mencapai titik p. Jika
gelombang merambat dari titik O ke titik P dalam arah sumbu x positif membutuhkan
waktu x/v dan jika titik O telah bergetar selama t sekon, maka titik p baru akan bergetar
selama tp = t - x/v. Sehingga
yp = A sin 𝜔tp
𝑥
yp = A sin 𝜔 (t - )
𝑣
𝑥
yp = A sin (𝜔t – 𝜔 𝑣 )
𝜔 2𝜋𝑓 2𝜋
Dengan = = maka
𝑣 λ𝑓 λ
2𝜋𝑥
yp = A sin (𝜔t – )
λ
)0)00000)0000)))
2𝜋
Dengan mendefinisikan k sebagai λ
maka
2𝜋𝑥
yp = A sin (𝜔t – )
λ
𝑥
yp = A sin 𝜔 (t - )
𝑣
𝑥
yp = A sin 2𝜋f (t - )
𝑣
𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( -f )
𝑇 𝑣
berdasarkan persamaan v = fλ, maka f/v = 1/λ sehingga
𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( 𝑇 - )
λ
𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( - )
𝑇 λ
𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( 𝑇 + )
λ
jika arah getar pertama ke atas, maka amplitudo bernilai positif, jika arah getar
pertama ke bawah maka amplitudo bernilai negative
𝑑𝑦𝑝
𝑣𝑝 =
𝑑𝑡
vp maks = A𝜔
ap = - 𝜔2 yp
Percepatan getar partikel akan bergerak maksimum jika nilai sin (wt - kx) = -1,
sehingga
ap = 𝜔2 A
𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( 𝑇 - )
λ
𝑡 𝑥
terdapat besar sudut dalam fungsi sinus 2𝜋 ( 𝑇 - ) yang disebut dengan sudut fase
λ
gelombang (𝜃) sehingga
𝑡 𝑥
𝜃𝐵 = (𝜔t – kx) = 2𝜋 ( 𝑇 - )
λ
b) Fase
Penjelasan mengenai suatu tahap yang telah dicapai oleh suatu gerak yang
terus menerus/berkala seperti gelombang dengan membandingkan dengan gerak
gelombang lain yang sejenis dengan frekuensi yang sama disebut fase. Hubungan
sudut fase 𝜃 dengan fase 𝜑 adalah 𝜃𝑝 = 2𝜋𝜑𝑝 maka
𝑡 𝑥
𝜑𝑝 = ( 𝑇 - )
λ
c) Beda Fase
Untuk titik A yang berjarak xa dari titik asal getaran O dan titik lain, B yang berjarak
xb dari titik asal getaran O, maka beda fase antara titik A dan B adalah
𝑡 𝑥𝑏 𝑡 𝑥𝑎
𝛥𝜑 = 𝜑𝑏 − 𝜑𝑎 = ( 𝑇 - ) - ( - )
λ 𝑇 λ
𝑥𝑏 𝑥𝑎 𝛥𝑥
𝛥𝜑 = - =
λ λ λ
Dengan xb > xa
b. Gelombang stasioner
1) Pengertian gelombang stasioner
Gelombang tegak yang disebut juga sebagai gelombang stasioner, gelombang berdiri, atau
gelombang diam adalah gelombang yang terbentuk dari hasil perpaduan atau
interferensi dua buah gelombang yang memiliki amplitudo dan frekuensi sama, tetapi
arahnya berlawanan. (Supriyanto, 2007).
Contoh gelombang stasioner adalah gelombang pada tali yang dikaitkan pada tiang
dan digetarkan berulang-ulang. Gelombang datang akan berinteraksi dengan
gelombang pantulan yang berlawanan arah membentuk sebuah gelombang berdiri.
Gambar 1.3 menunjukkan perbedaan antara gelombang berjalan dan gelombang
stasioner.
Terdapat titik-titik yang bergetar dengan amplitudo maksimum yang disebut perut,
dan terdapat titik-titik yang bergetar dengan amplitudo minimum (nol) yang disebut
simpul. Titik simpul pada gelombang berjalan selalu berubah sesuai penjalaran
gelombang, sedangkan titik simpul gelombang berdiri selalu tetap posisinya.
Pengertian dawai ujung bebas adalah dawai dengan ujung pemantul yang dapat
bergerak bebas naik atau turun mengikuti arah getar gelombang datang. Oleh karena
itu, pada dawai ujung bebas, fase gelombang datang sama dengan fase gelombang
pantul pada dawai ujung bebas seperti tampak Gambar 1.4. Gelombang merambat dari
titik asal getaran O sepanjang dawai l dan melewati titik P yang berjarak x dari ujung
pemantul Q.
P
Gambar 1.4
Sumber : Internet
Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat menentukan letak perut dan simpul
gelombang stasioner pada dawai ujung bebas sebagai berikut.
a) Letak Perut dari Ujung Pemantul
2𝜋𝑥
Perut atau amplitudo maksimum, yaitu 𝐴𝑝 = 2A terjadi jika cos 𝜆
= ±1 , maka
2𝜋𝑥
cos 𝜆
=±1
2ð𝑥
= 𝑛𝜋
𝜆
1
x = n ( 2 𝜆) dengan n = 0, 1, 2, 3, ....
1
Oleh karena itu, perut terjadi pada saat x = (bilangan cacah) x 2 𝜆 , yaitu x = 0,
1 3
2
𝜆, 𝜆, 2 𝜆, . . . dari titik pantul.
2𝜋𝑥
Simpul atau amplitudo minimum, yaitu 𝐴𝑝 = 0 terjadi jika cos 𝜆
= 0, maka cos
2𝜋𝑥
𝜆
=0
2𝜋𝑥 𝜋
= (2𝑛 + 1)
𝜆 2
1
x = (2𝑛 + 1) ( 4 𝜆) dengan n = 0, 1, 2, 3, ....
1
Oleh karena itu, simpul terjadi jika x = (bilangan ganjil) x 4 𝜆 , yaitu pada posisi
1 3 5
x= 4
𝜆, 4 𝜆, 4 𝜆, . . . dari titik pantul.
Pengertian dawai ujung terikat atau tetap adalah dawai dengan ujung pemantul
yang tidak dapat bergerak bebas mengikuti arah getar gelombang datang sehingga
terjadi pembalikan fase. Oleh karena itu, pada dawai ujung terikat, sudut fase
gelombang datang dan gelombang pantul berbeda sebesar 𝜋 radian. Perhatikan
gelombang datang dan gelombang pantul pada dawai ujung terikat seperti tampak
pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5
Sumber : Internet
Sehingga :
𝑦𝑝 = A [sin (k(l – x) – 𝜔t) - sin (k(l + x) – 𝜔t)]
Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat menentukan letak perut dan simpul
gelombang stasioner pada dawai ujung terikat yaitu sebagai berikut.
a) Letak Perut dari Ujung Pemantul
2𝜋𝑥
Perut atau amplitudo maksimum, yaitu 𝐴𝑝 = 2A terjadi jika sin 𝜆
=±1,
2𝜋𝑥
maka sin 𝜆
=±1
2𝜋𝑥 𝜋
= (2𝑛 + 1)
𝜆 2
1
x = (2𝑛 + 1) ( 4 𝜆) dengan n = 0, 1, 2, 3, ....
1
Oleh karena itu, perut terjadi pada saat x = (bilangan ganjil) x 4
𝜆 , yaitu
1 3 5
pada posisi x = 4
𝜆, 4 𝜆, 4 𝜆, . . . dari titik pantul.
2𝜋𝑥
Simpul atau amplitudo minimum, yaitu 𝐴𝑝 = 0 terjadi jika sin 𝜆
= 0, maka
2𝜋𝑥
cos 𝜆
=0
2𝜋𝑥
= 𝑛𝜋
𝜆
1
x = n ( 2 𝜆) dengan n = 0, 1, 2, 3, ....
1
Oleh karena itu, simpul terjadi pada saat x = (bilangan cacah) x 2
𝜆 , yaitu
1 3
x = 0, 2 𝜆, 𝜆, 2 𝜆, . . . dari titik pantul.