Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MENGANALISIS BESARAN FISIS GELOMBANG TEGAK DAN GELOMBANG


BERJALAN PADA BERBAGAI KASUS NYATA

FISIKA SEKOLAH II

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Sekolah II

Dosen Pengampu: Drs. Sutrisno, M.Pd.

Disusun Oleh:
Dini Aghnia Aisyah 1601577
Putri Dwi Yunita 1602076

Departemen Pendidikan Fisika

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia

2018
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai, responsif, dan pro-aktif), dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang berjalan dan gelombang stationer pada
berbagai kasus nyata.
4.9 Melakukan percobaaan gelombang berjalan dan gelombang stationer, beserta
presentasi hasil dan makna fisisnya.
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep gelombang berjalan dan konsep gelombang stasioner.
2. Menganalisis besaran-besaran fisis pada gelombang berjalan dan gelombang stasioner.
3. Menggunakan persamaan gelombang berjalan.
4. Menggunakan persamaan gelombang stasioner.
5. Membedakan fase, sudut fase, dan beda fase pada gelombang.
6. Membedakan letak perut dan simpul pada gelombang stasioner ujung terikat dan ujung
bebas.
7. Mengidentifikasi fenomena gelombang berjalan dan gelombang stasioner pada
kehidupan sehari-hari.
D. Materi Pokok
Gelombang berjalan dan gelombang stationer
E. Materi Prasyarat
1. Kinematika
2. Getaran Harmonik Sederhana
F. Materi Ajar
1. Gelombang
a. Gelombang berjalan
1) Gelombang berjalan
2) Persamaan gelombang berjalan
3) Kecepatan dan percepatan gelombang berjalan
4) Sudut fase, fase, dan beda fase gelombang berjalan
b. Gelombang stasioner
1) Gelombang stasioner
2) Gelombang stasioner pada dawai ujung bebas
3) Gelombang stasioner pada dawai ujung terikat
c. Fenomena gelombang berjalan dan gelombang stasioner dalam kehidupan sehari-
hari
G. Konsep Esensial
1. Medium
2. Usikan
3. Gelombang berjalan
4. Gelombang stasioner
5. Simpangan
6. Kecepatan
7. Percepatan
8. Fase
9. Ujung bebas
10. Ujung terikat
H. Peta Konsep

Diberikan pada GELOMBANG


Usikan Medium

Memiliki Gelombang Gelombang


fase
Berjalan Stasioner

Memiliki Memiliki
besaran fisis besaran fisis

Simpangan
Simpangan kecepatan Percepatan

Ujung Ujung
bebas terikat
I. Bagan Materi

Gelombang berjalan

Persamaan gelombang
berjalan
GELOMBANG BERJALAN

Kecepatan dan percepatan


gelombang berjalan

Sudut fase, fase, dan beda


fase

Persamaan gelombang
GELOMBANG STASIONER Gelombang stasioner
stasioner dawai ujung bebas
DAN GELOMBANG
STASIONER

Gelombang stasioner pada Letak perut dari ujung


dawai dengan ujung bebas pemantul

Letak simpul dari ujung


GELOMBANG STASIONER
pemantul

Persamaan gelombang
stasioner dawai ujung
terikat

Gelombang stasioner pada Letak perit dari ujung


dawai dengan ujung terikat pemantul

Letak simpul dari ujung


pemantul

FENOMENA GELOMBANG
BERJALAN DAN
GELOMBANG STSIONER
J. Aspek-aspek yang Terkandung dalam Materi Ajar

No Sub materi pokok Aspek Keterangan


K A P
1 Gelombang berjalan   Kognitif : memahami pengertian
gelombang berjalan.
Afektif : tidak berbicara terlalu keras
pada seseorang yang jaraknya lebih dekat
karena memahami bahwa gelombang
akan merambat ke segala arah.
2 Persamaan  Kognitif : menggunakan persamaan yang
gelombang berjalan terbentuk dari adanya gelombang
berjalan.
3 Kecepatan dan  Kognitif : menguasai kecepatan dan
percepatan percepatan gelombang berjalan.
gelombang berjalan
4 Sudut fase, fase, dan  Kognitif : membedakan sudut fase, fase,
beda fase dan beda fase pada gelombang.
5 Gelombang stasioner   Kognitif : memahami pengertian
gelombang stasioner.
Psikomotor : mengubah frekuensi di
audio generator pada demonstrasi
percobaan melde
6 Gelombang stasioner    Kognitif : memahami gelombang
pada dawai dengan stasioner pada dawai dengan ujung bebas.
ujung bebas Afektif : tidak memberikan simpangan
yang terlalu besar pada tali dengan ujung
bebas.
Psikomotorik : memberikan
penambahan beban pada demonstrasi
percobaan melde.
7 Gelombang stasioner    Kognitif : memahami gelombang
pada dawai dengan stasioner pada dawai dengan ujung
ujung terikat terikat.
Afektif : tidak memberikan simpangan
yang terlalu besar pada tali dengan ujung
terikat.
Psikomotorik : memberikan
penambahan beban pada demonstrasi
percobaan melde.
8. Fenomena   Kognitif : mengetahui fenomena
gelombang berjalan gelombang berjalan dan gelombang
dan gelombang stasioner pada kehidupan sehari-hari
stasioner pada Afektif : mengatur frekuensi radio secara
kehidupan sehari- perlahan agar mendapatkan suara yang
hari lebih jelas.
K. Materi Uraian
1. Gelombang
Gelombang merupakan rambatan energi melalui medium tertentu yang elastis tanpa
disertai dengan perpindahan materi ke arah rambatnya, contohnya adalah gelombang yang
terbentuk pada permukaan air. Berdasarkan sifat fisisnya, gelombang dapat
dikelompokkan berdasarkan berubah atau tidaknya amplitudo gelombang atas yaitu
gelombang berjalan dan gelombang tegak.

a. Gelombang Berjalan
1) Gelombang Berjalan

Pada kehidupan sehari-hari, kita sering kali melihat ada orang yang sedang
memberikan usikan pada tali. Ketika tali tersebut diberi usikan, getarannya akan
merambat dan menghasilkan gelombang dengan amplitudo tetap di setiap titik yang
dilalui gelombang. Gelombang yang memiliki amplitudo tetap di setiap titik yang
dilalui gelombang disebut dengan gelombang berjalan. Pada gelombang berjalan,
materinya selalu bertambah.

2) Persamaan Gelombang Berjalan


Jika ujung salah satu tali Anda ikatkan pada beban yang tergantung pada pegas
vertikal dan pegas anda digetarkan naik-turun, getaran pegas akan merambat pada
tali, membentuk seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1
Sumber : Buku Fisika SMA/MA kelas XI
Misalkan titik asal getaran O telah bergetar naik-turun selama t sekon. Persamaan
gelombang untuk titik O sesuai dengan persamaan simpangan getaran harmonik
sederhana dengan sudut fase awal 𝜃0 = 0o, yaitu
y = A sin 𝜔t
Sehingga persamaan gelombang berjalan di titik p yang berjarak x dari titik asal
menjadi.
yp = A sin 𝜔tp

Titik p yang terletak sejauh x di sebelah kanan titik O akan ikut bergetar beberapa saat
kemudian setelah gelombang yang merambat dari titik O mencapai titik p. Jika
gelombang merambat dari titik O ke titik P dalam arah sumbu x positif membutuhkan
waktu x/v dan jika titik O telah bergetar selama t sekon, maka titik p baru akan bergetar
selama tp = t - x/v. Sehingga
yp = A sin 𝜔tp

𝑥
yp = A sin 𝜔 (t - )
𝑣

𝑥
yp = A sin (𝜔t – 𝜔 𝑣 )

𝜔 2𝜋𝑓 2𝜋
Dengan = = maka
𝑣 λ𝑓 λ

2𝜋𝑥
yp = A sin (𝜔t – )
λ

)0)00000)0000)))
2𝜋
Dengan mendefinisikan k sebagai λ
maka

2𝜋𝑥
yp = A sin (𝜔t – )
λ

yp = A sin (𝜔t – kx)

selain persamaan diatas, apabila 𝜔 di tulis menjadi 𝜔 = 2𝜋f maka

𝑥
yp = A sin 𝜔 (t - )
𝑣

𝑥
yp = A sin 2𝜋f (t - )
𝑣

𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( -f )
𝑇 𝑣
berdasarkan persamaan v = fλ, maka f/v = 1/λ sehingga

𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( 𝑇 - )
λ

𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( - )
𝑇 λ

jika gelombang merambat ke sumbu x negatif, maka persamaan umumnya ditulis

yp = A sin (𝜔t + kx)

𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( 𝑇 + )
λ

jika arah getar pertama ke atas, maka amplitudo bernilai positif, jika arah getar
pertama ke bawah maka amplitudo bernilai negative

3) Kecepatan dan Percepatan Getar Partikel Gelombang Berjalan


a) Kecepatan Getar Partikel pada Gelombang Berjalan
Pada gelombang berjalan, Anda telah mengetahui bahwa selama gelombang
merambat, partikel-partikel sepanjang tali, misalnya titik P (lihat kembali gambar)
hanya bergerak harmonik naik turun. Jika simpangan titik P terhadap waktu t
diketahui, maka kecepatan partikel ditik P bisa dihitung dengan cara turunan
(diferensial), seperti telah diketahui salah satu bentuk persamaan simpangannya
adalah yp = A sin (𝜔t - kx) dengan arah getar pertama ke atas dan arah rambat ke
kanan (sumbu x positif). Dari persamaan tersebut, maka dapat diperoleh persamaan
kecepatan getar partikel yang dilalui gelombang sebagai berikut.

𝑑𝑦𝑝
𝑣𝑝 =
𝑑𝑡

𝑑 [ 𝐴 sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)]


𝑣𝑝 =
𝑑𝑡

𝑣𝑝 = 𝐴𝜔 𝑐𝑜𝑠 (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)


Kecepatan getar partikel akan bernilai maksimum jika nilai cos (wt - kx) = 1, sehingga

vp maks = A𝜔

b) Percepatan Getar Partikel pada Gelombang berjalan


Dengan mengetahui kecepatan getar partikel, maka dapat diketahui pula
percepatan getar partikel yang dilalui gelombang sebagai berikut.
𝑑𝑣𝑝
𝑎𝑝 =
𝑑𝑡

𝑑 [ 𝐴𝜔 cos (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)]


𝑎𝑝 =
𝑑𝑡

ap = - 𝜔2 A sin (𝜔t - kx)

ap = - 𝜔2 yp

Percepatan getar partikel akan bergerak maksimum jika nilai sin (wt - kx) = -1,
sehingga
ap = 𝜔2 A

4) Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase


a) Sudut Fase
Pada persamaan gelombang berjalan yang telah didapatkan tadi, yaitu

yp = A sin (𝜔t – kx)

𝑡 𝑥
yp = A sin 2𝜋 ( 𝑇 - )
λ

𝑡 𝑥
terdapat besar sudut dalam fungsi sinus 2𝜋 ( 𝑇 - ) yang disebut dengan sudut fase
λ
gelombang (𝜃) sehingga

𝑡 𝑥
𝜃𝐵 = (𝜔t – kx) = 2𝜋 ( 𝑇 - )
λ
b) Fase
Penjelasan mengenai suatu tahap yang telah dicapai oleh suatu gerak yang
terus menerus/berkala seperti gelombang dengan membandingkan dengan gerak
gelombang lain yang sejenis dengan frekuensi yang sama disebut fase. Hubungan
sudut fase 𝜃 dengan fase 𝜑 adalah 𝜃𝑝 = 2𝜋𝜑𝑝 maka

𝑡 𝑥
𝜑𝑝 = ( 𝑇 - )
λ

c) Beda Fase

Gambar 1.2 beda fase gelombang berjalan.


Sumber : Buku Fisika SMA/MA kelas XI

Untuk titik A yang berjarak xa dari titik asal getaran O dan titik lain, B yang berjarak
xb dari titik asal getaran O, maka beda fase antara titik A dan B adalah

𝑡 𝑥𝑏 𝑡 𝑥𝑎
𝛥𝜑 = 𝜑𝑏 − 𝜑𝑎 = ( 𝑇 - ) - ( - )
λ 𝑇 λ

𝑥𝑏 𝑥𝑎 𝛥𝑥
𝛥𝜑 = - =
λ λ λ

Dengan xb > xa
b. Gelombang stasioner
1) Pengertian gelombang stasioner
Gelombang tegak yang disebut juga sebagai gelombang stasioner, gelombang berdiri, atau
gelombang diam adalah gelombang yang terbentuk dari hasil perpaduan atau
interferensi dua buah gelombang yang memiliki amplitudo dan frekuensi sama, tetapi
arahnya berlawanan. (Supriyanto, 2007).
Contoh gelombang stasioner adalah gelombang pada tali yang dikaitkan pada tiang
dan digetarkan berulang-ulang. Gelombang datang akan berinteraksi dengan
gelombang pantulan yang berlawanan arah membentuk sebuah gelombang berdiri.
Gambar 1.3 menunjukkan perbedaan antara gelombang berjalan dan gelombang
stasioner.

(gelombang berjalan) (gelombang stasioner)


Gambar 1.3
Sumber : Internet

Terdapat titik-titik yang bergetar dengan amplitudo maksimum yang disebut perut,
dan terdapat titik-titik yang bergetar dengan amplitudo minimum (nol) yang disebut
simpul. Titik simpul pada gelombang berjalan selalu berubah sesuai penjalaran
gelombang, sedangkan titik simpul gelombang berdiri selalu tetap posisinya.

2) Gelombang stasioner pada dawai ujung bebas

Pengertian dawai ujung bebas adalah dawai dengan ujung pemantul yang dapat
bergerak bebas naik atau turun mengikuti arah getar gelombang datang. Oleh karena
itu, pada dawai ujung bebas, fase gelombang datang sama dengan fase gelombang
pantul pada dawai ujung bebas seperti tampak Gambar 1.4. Gelombang merambat dari
titik asal getaran O sepanjang dawai l dan melewati titik P yang berjarak x dari ujung
pemantul Q.
P

Gambar 1.4
Sumber : Internet

Persamaan gelombang datang di titik P, 𝑥𝑝 = (l – x) adalah


𝑦1 = A sin (k𝑥𝑝 – 𝜔t) = A sin [k (l – x) – 𝜔t]
Persamaan gelombang pantul di titik P, 𝑥𝑝 = (l + x)
𝑦2 = A sin (k𝑥𝑝 – 𝜔t) = A sin [k (l + x) – 𝜔t]
Pada titik P terjadi perpaduan antara gelombang datang 𝑦1 dan gelombang
pantul 𝑦2 , maka
𝑦𝑝 = 𝑦1 + 𝑦2

= A sin (k (l – x) – 𝜔t) + A sin (k(l + x) – 𝜔t)


= A [sin (k (l – x) – 𝜔t) + sin (k(l + x) – 𝜔t)]

Dari bantuan trigonometri, dinyatakan bahwa


𝛼+ 𝛽 𝛼− 𝛽
sin 𝛼 + sin 𝛽 = 2 sin ( ) cos ( )
2 2
Kemudian dengan mengganti 𝛼 = k (l – x) – 𝜔t dan 𝛽 = k (l + x) – 𝜔t pada
persamaan trigonometri maka
sin ( k (l – x) – 𝜔t ) + sin ( k (l + x) – 𝜔t) =
( k (l – x) – 𝜔t )+ ( k (l+ x) – 𝜔t ) ( k (l – x) – 𝜔t )− ( k (l+ x) – 𝜔t)
2 sin ( 2
) cos ( 2
)
2𝑘𝑙−2𝜔𝑡 −2𝑘𝑥
sin (k (l – x) – 𝜔t ) + sin ( k (l + x) – 𝜔t) = 2 sin ( 2
) cos (
2
)

sin (k (l – x) – 𝜔t ) + sin (k (l + x) – 𝜔t) = 2 cos 𝑘𝑥 sin (𝑘𝑙 − 𝜔𝑡)


Sehingga :
𝑦𝑝 = A [sin (k (l – x) – 𝜔t) + sin (k (l + x) – 𝜔t)]
= 2𝐴 cos 𝑘𝑥 sin(𝑘𝑙 − 𝜔𝑡)
Amplitudo gelombang stasioner pada dawai ujung bebas bergantung pada jarak
suatu titik terhadap ujung pemantul (x), yaitu
2𝜋𝑥
𝐴𝑝 = 2𝐴 cos 𝑘𝑥 = 2A cos 𝜆

Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat menentukan letak perut dan simpul
gelombang stasioner pada dawai ujung bebas sebagai berikut.
a) Letak Perut dari Ujung Pemantul

2𝜋𝑥
Perut atau amplitudo maksimum, yaitu 𝐴𝑝 = 2A terjadi jika cos 𝜆
= ±1 , maka
2𝜋𝑥
cos 𝜆
=±1
2ð𝑥
= 𝑛𝜋
𝜆
1
x = n ( 2 𝜆) dengan n = 0, 1, 2, 3, ....
1
Oleh karena itu, perut terjadi pada saat x = (bilangan cacah) x 2 𝜆 , yaitu x = 0,
1 3
2
𝜆, 𝜆, 2 𝜆, . . . dari titik pantul.

b) Letak Simpul dari Ujung Pemantul

2𝜋𝑥
Simpul atau amplitudo minimum, yaitu 𝐴𝑝 = 0 terjadi jika cos 𝜆
= 0, maka cos
2𝜋𝑥
𝜆
=0
2𝜋𝑥 𝜋
= (2𝑛 + 1)
𝜆 2
1
x = (2𝑛 + 1) ( 4 𝜆) dengan n = 0, 1, 2, 3, ....
1
Oleh karena itu, simpul terjadi jika x = (bilangan ganjil) x 4 𝜆 , yaitu pada posisi
1 3 5
x= 4
𝜆, 4 𝜆, 4 𝜆, . . . dari titik pantul.

3) Gelombang stasioner pada dawai ujung terikat

Pengertian dawai ujung terikat atau tetap adalah dawai dengan ujung pemantul
yang tidak dapat bergerak bebas mengikuti arah getar gelombang datang sehingga
terjadi pembalikan fase. Oleh karena itu, pada dawai ujung terikat, sudut fase
gelombang datang dan gelombang pantul berbeda sebesar 𝜋 radian. Perhatikan
gelombang datang dan gelombang pantul pada dawai ujung terikat seperti tampak
pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5
Sumber : Internet

Persamaan gelombang datang di titik P, 𝑥𝑝 = (l – x) adalah


𝑦1 = A sin (k𝑥𝑝 – 𝜔t) = A sin [ k (l – x) – 𝜔t]
Persamaan gelombang pantul di titik P, 𝑥𝑝 = (l + x) dan beda sudut fase Δ𝜃 =
𝜋 radian adalah
𝑦2 = A sin (k𝑥𝑝 – 𝜔t + 𝜋) = A sin [ k (l + x) – 𝜔t + 𝜋]
Karena menurut aturan trigonometri sin (𝛼 + 𝜋) = - sin 𝛼, maka
𝑦2 = - A sin [k(l + x) – 𝜔t]
Pada titik P terjadi perpaduan antara gelombang datang 𝑦1 dan gelombang
pantul 𝑦2 , maka
𝑦𝑝 = 𝑦1 + 𝑦2

= A sin (k(l – x) – 𝜔t) + [- A sin {k(l + x) – 𝜔t}]


= A [sin (k(l – x) – 𝜔t) - sin (k(l + x) – 𝜔t)]
Berdasarkan aturan pengurangan fungsi sinus, yaitu
𝛼+ 𝛽 𝛼− 𝛽
sin 𝛼 − sin 𝛽 = 2 cos ( ) sin ( )
2 2
Kemudian dengan mengganti 𝛼 = k (l – x) – 𝜔t dan 𝛽 = k (l + x) – 𝜔t pada
persamaan trigonometri maka
sin(k(l – x)– 𝜔t ) − sin(k(l + x)– 𝜔t) =
(k(l – x)– 𝜔t ) + (k(l + x)– 𝜔t) (k(l – x) – 𝜔t ) − (k(l + x) – 𝜔t )
2 cos sin ( )
2 2
2𝑘𝑙 − 2𝜔𝑡 −2𝑘𝑥
sin(k(l – x) – 𝜔t ) − sin(k(l + x) – 𝜔t) = 2 cos ( ) sin ( )
2 2
sin(k(l – x) – 𝜔t ) + sin(k(l + x) – 𝜔t) = 2 sin 𝑘𝑥 cos(𝑘𝑙 − 𝜔𝑡)

Sehingga :
𝑦𝑝 = A [sin (k(l – x) – 𝜔t) - sin (k(l + x) – 𝜔t)]

= 2𝐴 sin 𝑘𝑥 cos(𝑘𝑙 − 𝜔𝑡)


Amplitudo gelombang stasioner pada dawai ujung bebas bergantung pada jarak
suatu titik terhadap ujung pemantul (x), yaitu
2𝜋𝑥
𝐴𝑝 = 2𝐴 sin 𝑘𝑥 = 2A sin 𝜆

Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat menentukan letak perut dan simpul
gelombang stasioner pada dawai ujung terikat yaitu sebagai berikut.
a) Letak Perut dari Ujung Pemantul

2𝜋𝑥
Perut atau amplitudo maksimum, yaitu 𝐴𝑝 = 2A terjadi jika sin 𝜆
=±1,
2𝜋𝑥
maka sin 𝜆
=±1
2𝜋𝑥 𝜋
= (2𝑛 + 1)
𝜆 2
1
x = (2𝑛 + 1) ( 4 𝜆) dengan n = 0, 1, 2, 3, ....
1
Oleh karena itu, perut terjadi pada saat x = (bilangan ganjil) x 4
𝜆 , yaitu
1 3 5
pada posisi x = 4
𝜆, 4 𝜆, 4 𝜆, . . . dari titik pantul.

b) Letak Simpul dari Ujung Pemantul

2𝜋𝑥
Simpul atau amplitudo minimum, yaitu 𝐴𝑝 = 0 terjadi jika sin 𝜆
= 0, maka
2𝜋𝑥
cos 𝜆
=0
2𝜋𝑥
= 𝑛𝜋
𝜆
1
x = n ( 2 𝜆) dengan n = 0, 1, 2, 3, ....
1
Oleh karena itu, simpul terjadi pada saat x = (bilangan cacah) x 2
𝜆 , yaitu
1 3
x = 0, 2 𝜆, 𝜆, 2 𝜆, . . . dari titik pantul.

c. Fenomena Pada Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner Pada Kehidupan


Sehari-Hari.
1) Gelombang berjalan
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak fenomena alam yang berkaitan
dengan gelombang berjalan, seperti gelombang permukaan air dan pada seutas tali
yang salah satu ujungnya diikat pada suatu tiang yang ujung lainnya digerakkan ke
atas ke bawah. Dari kedua gelombang tersebut di dapati amplitudo pada setiap titik
yang dilalui gelombang tersebut adalah sama sehingga dapat dikatan gelombang
berjalan.
2) Gelombang Stasioner
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak fenomena alam yang berkaitan
dengan gelombang stasioner, beberapa diantaranya yaitu :
a) Dawai gitar. ketika kita memetik dawai gitar, akan terjadi sebuah gelombang
dan kemudian dipantulkan pada ujung dawai yang terikat pada kedua ujungnya.
b) Permukaan kulit gendang atau drum. ketika kita memukul sebuah gendang
maka akan timbul gelombang stasioner yang mengalami superposisi dan
pemantulan gelombang pada ujung permukaan.
c) Gelombang radio dan telepon seluler. pada pemancar sinar radio atau telepon
seluler gelombang akan dikirim melalui stasiun pemancar ke stasiun pemancar
lainnya, sehingga terjadi pemantulan dan superposisi gelombang.
d) Gelombang air laut. Merupakan jenis gelombang stasioner dan mengalami
pematulan ujung bebeas. Gelombang ini sekarang dimanfaatkan sebagai
gelombang pembangkit aliran listrik tenaga gelombang.

Anda mungkin juga menyukai