3
2.3 Efek Rumah Kaca
Posisi dari bumi sangat strategis. Jika bumi terlalu jauh dari matahari, maka
bumi akan dingin. Jika bumi terlalu dekat dengan matahari, maka bumi akan panas.
Letak bumi yang strategis ini menimbulkan kehidupan yang berada di bumi. Akan
tetapi, tanpa bantuan peristiwa efek rumah kaca bumi masih tetap dingin walaupun
letaknya sudah strategis. Efek rumah kaca membantu bumi dalam mempertahankan
panas yang dapat dari matahari
Panas matahari datang ke bumi dalam bentuk radiasi. 53 % radiasi dari
matahari dipantulkan kembali menuju luar angkasa, sedangkan 47% diserap oleh
permukaan bumi. Ketika panas dari matahari diserap oleh bumi, bumi meradiasikan
panas yang diserap oleh matahari tersebut kealam. Radiasi yang diradiasikan oleh
bumi diserap kembali oleh gas-gas yang berada di atmosfer. Gas-gas yang berada
di atmorsfer merupakan gas-gas pembentuk rumah kaca di bumi. Gas-gas yang
berada di atmosfer berperan penting dalam mengahangatkan suhu yang berada di
bumi. Setelah gas tersebut menyerap radiasi dari bumi, gas tersebut akan
memancarkan kembali radiasi yang tadi diserap. Peristiwa itu saling
berkesinambungan sehingga bumi menjadi hangat
Ketika kadar gas pembentuk rumah kaca di bumi meningkat, maka
penyerapan radiasinya pun akan meningkat. Hal ini menimbulkan radiasi yang
dipancarkan kembali oleh gas tersebut akan meningkat sehingga temperatur di bumi
pun akan meningkat. Salah satu gas yang efektif menyerap radiasi dari radiasi
permukaan bumi adalah karbon dioksida sehingga temperatur dibumi akan naik
ketika kadar karbon dioksida di alam naik
2.4 Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan suatu peristiwa dimana temperatur dibumi
terus meningkat. Pemanasan global terjadi dikarenakan gas-gas pembentuk efek
rumah kaca semakin meningkat sehingga radiasi yang dikeluarkan oleh gas-gas
tersebut semakin banyak. Pemanasan global timbul karena ulah manusia. Manusia
sering menggunakan bahan bakar fosil dimana sisa dari pembakaran bahan bakar
fosil adalah CO2. Kadar CO2 semakin meningkat dikarenakan penggunaan bahan
bakar fosil.
4
Karena penggunaan bahan bakar fosil, regulasi karbon dioksida di alam
tidak stabil. Seharusnya kadar karbondioksida dialam stabil sehingga bumi tidak
mengalami perubahan iklim. Peningkatan kadar karbon dioksida di alam
menimbulkan pemanasan global. Walaupun peningkatan suhu global hanya kecil,
sejatinya bumi dapat memertahankan suhunya sehingga perubahan suhu yang
sangat kecil di bumi akan berdampak besar bagi bumi.