Anda di halaman 1dari 6

Nama : Cicilia M.

F Wolley

NPM : 170391012

Prodi : Farmasi

“ZAT PADAT”

A. Padatan
Keadaan benda dimana volume dan bentuk tetap disebut padatan. Sifat-sifat zat padat atau
padatan bergantung pada jenis atom penyusunnya dan struktur materialnya.
Sehingga berdasarkan struktur atom di dalamnya padatan digolongkan dalam dua
golongan yaitu padatan kristal yang partikel penyusunnya tersusun teratur, dan padatan amorf yang
partikel penyusunnya tidak memiliki keteraturan yang sempurna.
Perbedaan padatan kristalin dan padatan amorf, yaitu :
 Padatan Kristal
1) Ada suatu tatanan jarak jauh dalam kristal.
2) Titik Lelehnya pada suhu yang jelas.
3) Padatan kristal dapat dibelah di sepanjang bidang tepat.
4) Padatan Kristal, pada umumnya anisotrofik artinya, sifat-sifat
mereka seperti konduktivitas listrik, indeks bias, ekspansi termal dll
pada arah yang berbeda.
5) Lebih keras.

Contoh padatan Kristal: Tembaga, Kalium nitrat, asam benzoate.

 Padatan Amorf :
1) Hanya ada suatu tatanan jarak dekat dalam padatan amorf.
2) Padatan amorf tidak memiliki titik leleh yang jelas; mereka melunak
dalam berbagai suhu.
3) Padatan amorf menjalani pemecahan tak teratur.
4) Padatan amorf yang isotrofik mempunyai sifat bebas dari arah di
mana mereka diukur.
5) Kurang keras.
Contoh padatan amorf, yaitu : Serat kaca, Cellophane, Teflon, Polyurethane,
Napthalene, Polyvinyl chloride.

Jadi, padatan kristal dan padatan amorf adalah klasifikasi sederhana dari zat padat. Dan
menurut penelitian bahwa padatan kristal lebih mudah dipelajari daripada padatan amorf.

B. Kristal
Suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan
polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika
mengalami proses pemadatan. Sifatnya :
 Keteraturan tinggi (struktur kristal)
 Getaran energi termis atom minimum
 Jarak antar atom atau molekul rapat
 Titik lebur tajam
Suatu bidang ilmu yang mempelajari sistem-sistem kristal termasuk susunan atom-atom
dalam suatu padatan disebut Kristalografi.

C. Struktur Kristal
Susunan khas atom-atom dalam kristal disebut struktur kristal. Struktur kristal dibangun
oleh sel satuan (unit cell ) yang merupakan sekumpulan atom yang tersusun secara khusus, secara
periodik berulang dalam tiga dimensi dalam suatu kisi kristal (crystal lattice).

Proses terbentuknua struktur kristal dikenal sebagai Kristalisasi.

Pada struktur kristal dapat digambarkan dan dijelaskan dimana :


Kristal = Kisi + Basis

Struktur kristal memiliki kisi dan basis. Kisi merupakan sebuah susunan titik yang teratur
dan periodik di dalam ruang, sedangkan basis merupakan sesuatu yang ditempelkan pada setiap
kisi. Jadi, struktur kristal terdiri dari kisi dan basis, Struktur kristal akan terjadi bila ditempatkan
suatu basis pada setiap titik kisi sehingga struktur kristal merupakan gabungan antara kisi dan basis.
Sehingga apabila dinyatakan dalam hubungan dua dimensi maka atom atau sekumpulan atom
tersebut menempati titik-titik kisi yang akan membentuk suatu struktur kristal.

 Kisi ruang Kristal Bravais

Mempunyai variasi posisi unit cell yang ditentukan berdasarkan keberadaan titik-titik kisi
bidang Kristal.

Dikenal yaitu 4 variasi posisi titik Kristal “lattice points”, yaitu:

- Titik kisi Kristal pada ujung bidang disebut titik sisi kristal primitive (bersimbol P).

- Titik kisi Kristal pada bagian tengah bidang kisi Kristal disebut “face center” (simbol F).

- Titik kisi Kristal pada bagian tengah ruang Kristal disebut “body center” (simbol I).

- Titik kisi Kristal pada bagian tengah sebagian bidang kisi Kristal disebut “center” (simbol C).

 Struktur Internal Kristal


Lattice (kisi) Tiga dimensi mempunyai 7 sistem kristal dan 14 kisi bravais, yaitu :
D. Jenis-jenis bahan padat pada Kristal
1. Semi Kristalin : Zat padat yang tersusun dari Kristalin dan Amorf
(contoh : avicell, paravin, selulose mikrokristalin).
2. Habit Kristal : Kristal yang mana bentuk eksternalnya berbeda sedangkan bentuk
internalnya sama, biasanya terjadi karena adanya kejenuhan dari suatu larutan / rekristalisasi.
3. Polimorf : Senyawa organik yang memiliki bentuk Kristal dan energi yang berlainan.
4. Alotropi : Modifikasi struktural yang berbeda-beda dari sebuah unsur kimia yang dapat
ditemukan dalam dua bentuk atau lebih .
5. Monotropi : Modifikasi polimorf yang terjadi secara irreversible yang berlangsung satu arah
dari bentuk metastabil kebentuk stabil.
6. Enantiotrop : Perubahan terjadi secara reversible pada tekanan dan suhu tertentu.
7. Polimorf Semu : Suatu senyawa hidrad atau solvate yang membentuk struktur Kristal pada
saat rekristalisasi.
8. Polikristalin : Polikristalin yang tidak sempurna disebabkan kacacatan atau efek dari Kristal.
9. Kristal Ideal : Kristal tunggal yang sempurna tanpa cacat pada penempatan kisi-kisi kristalnya.
10. Kristal Hidrat : Senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O).
11. Kristal Solvat : Obat yang bergabung dengan molekul pelarut untuk menambah bentuk Kristal.
12. Kristal Simetri : Suatu Kristal yang memiliki titik yang identik pada sisi yang berseberangan
pada permukaan Kristal.

E. Polimorfisme
Polimorfisme adalah kemampuan entitas (sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik
dan berbeda, walaupun tidak harus dalam bentuk fisik) kimia tunggal untuk membentuk dua atau
lebih fase kristal.
Dan polimorfisme merupakan kemampuan suatu senyawa untuk membentuk dua atau
lebih bentuk Kristal dengan komponen atau susunan molekul yang teratur.
Suatu zat menunjukan peristiwa atau proses polimorfisme apabila zat tersebut dapat
dikristalkan dalam beberapa sistem kristal yang berbeda-beda karena pengaruh tempeatur, tekanan
dan kondisi penyimpanan.
Bentuk polimorfisme adalah senyawa organik maupun senyawa anorganik yang memiliki
minimal dua bentuk kristal yang berbeda dalam bentuk padatnya.

 Penggolongan Polimorfisme
a) Bentuk stabil
b) Bentuk metastabil : kelarutan obat akan bertambah besar akibatnya akan menghasilkan
konsentrasi yang lebih tinggi selama proses disolusi dan kmeudian turun pada tingkat
kelarutan normal bentuk stabil.

F. Amorf
Zat padat yang susunan atom atau molekulnya tidak teratur. Sifatnya :
 Jarak antar atom atau molekulnya relatif besar
 Sistem tidak teratur
 Titik lebur tidak jelas

G. Kelarutan dan Disolusi Zat Padat


 Kelarutan = Senyawa-senyawa yang relative tidak larut seringkali menunjukkan profil
absorbsi yang buruk dan diperlukan modifikasi untuk memperbaikinya.
 Disolusi = proses suatu zat solid atau zat padatan memasuki pelarut untuk menghasilkan
suatu larutan.

H. Hubungan zat padat dalam bidang farmasi


Zat padat dalam bidang farmasi tujuannya yaitu dalam hal pemilihan bahan baku obat.
Seperti dalam hal pengemasan akan terjadi dimana konformasi molekul yang relatif kaku, dapat
dibuat menjadi struktur tiga dimensi yang berbeda, dengan melalui mekanisme antar molekul yang
berbeda pula contohnya pada obat paracetamol.
“Gas dan senyawa Volatil”

A. Gas
Dalam wujud gas partikel-partikelnya bergerak bebas dan acak dengan kecepatan tertentu.
Partikel bertumbukan satu sama lain dan juga menumbuk wadahnya sehingga gas tersebut akan
memberikan tekanan.
Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan satu sama lain
sehungga hampir tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak diantara molekul-molekulnya,
sehingga gas akan mengembang dan mengisi seluruh ruang yang ditempatinya dimana bentuk dan
ukuran yang ada.

Anda mungkin juga menyukai