Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT


TDK ACC  buat lagi (perbaiki)
Masuk Tgl masuk laporan (diisi dosen/assdos)
Acc Laporan selesai diperiksa (diisi dosen/asdos)
dosen/assdos
Nama Aprilia Piter
NIM/NPM 20330103025
Judul Formulasi Tablet Paracetamol Dengan Metode Granulasi Basah
Latar belakang Bagian ini berisikan latar belakang yaitu penelitian tablet paracetamol
dengan menggunaka metode granulasi basah
(Latar belakangnya terlalu singkat.. mohon diperbaiki)
Tujuan Bagian ini berisikan tujuan yaitu agar praktikan ini dapat mengetahui
formulasi tablet dengan menggunakan metode granulasi basah
(Tujuannya terlalu singkat.. mohon diperbaiki)
Landasan teori 1.Tinjauan Tentang Tablet

Tablet dapat didefenisikan sebagai bentuk sediaan solid yang

mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai
eksipien (yang

meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat

kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat antilekat) dan dibuat dengan

mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet. Tablet kempa adalah


unit

bentuk sediaan solid dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk


yang

mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan atau bahan tertentu yang
dipilih
guna membantu dalam proses pembuatan dan untuk menciptakan sifat-
sifat

sediaan tablet yang dikehendaki(Siregar dan Saleh, 2010).

Tablet mempunyai beberapa keuntungan, salah satu diantaranya tablet

merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan


terbaik dari

semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas


kandungan

yang paling rendah (Lachman,dkk., 1994).

Eksipien atau zat tambahan adalah zat inert yang tidak aktif secara

farmakologi berfungsi sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk

membentuk tablet dan untuk mempermudah teknik pembuatan tablet.


Dalam

pemilihan bahan tambahan untuk pembuatan tablet harus diperhatikan


sifat fisika dan kimianya, begitu juga dengan stabilitas dan zat tambahan
yang digunakan

(Siregar dan Saleh, 2010). Bahan tambahan yang biasa dipakai dalam
pembuatan

tablet antara lain:


a. Bahan Pengisi

Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk.

Pengisi dapat juga ditambah karena untuk memperbaiki daya kohesi


sehingga
dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran (Lachman dkk.,
1994).

Bahan pengisi ditambahkan dalam tablet berfungsi untuk menambah


berat

tablet dan memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung


atau

untuk memacu aliran (Banker dan Anderson, 1986). Bahan pengisi yang

sering digunakan antara lain laktosa, pati dan selulosa mikrokristal


(Anonim,

1995).
b. Bahan Pengikat

Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif yang

digunakan untuk mengikat serbuk-serbuk menjadi granul selanjutnya bila

dikempa akan menghasilkan tablet kompak. Zat pengikat dapat


ditambahkan

dalam bentuk larutan (Anonim, 1995). Zat ini ditambahkan dalam bentuk

kering atau cairan selama granulasi basah untuk membentuk granul atau

menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung


(Lachman,

dkk., 1994).
c. Bahan Penghancur

Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau

hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan.


Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan
menyebabkan tablet

pecah menjadi bagian-bagian. Fragmen-fragmen tablet itu mungkin


sangat

menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapainya biovaibilitas


yang

diharapkan (Lachman, dkk., 1994).Bahan penghancur dimaksudkan untuk

menarik air masuk dalam tablet sehingga memudahkan hancurnya tablet

dalam medium cair sehingga dapat pecah menjadi granul atau partikel

penyusunnya (Banker dan Anderson, 1986)


Beberapa mekanisme tindakan bahan penghancur telah diungkapkan,

seperti pembengkakan partikel, reaksi pembasahan eksotermik, dorongan

partikel dan pemulihan deformasi partikel. Akan tetapi, ketika dua proses

dilibatkan dalam peristiwa pemisahan, bahan penghancur yang akan

digunakan dalam tablet-tablet biasa disini diklasifikasikan kedalam dua


jenis:

a. Bahan penghancur yang memfasilitasi penyerapan air. Bahan


penghancur

tersebut bertindak dengan memfasilitasi pengangkutan cairan kedalam


pori-

pori tablet, dengan konsekuensi bahwa tablet tersebut dapat pecah


menjadi
fragmen-fragmen. Salah satu jenis zat yang jelas yang dapat
meningkatkan

penetrasi zat cair adalah zat aktif permukaan. Zat-zat semacam itu
digunakan

untuk membuat permukaan partikel obat menjadi lebih hidrofilik dan


dengan

demikian meningkatkan pembasahan zat padat dan peresapan zat cair

kedalam pori-pori tablet. Telah diungkapkan juga bahwa zat-zat lain dapat

meningkatkan peresapan zat cair, dengan menggunakan kekuatan kapiler


untuk mengisap air kedalam pori-pori tablet.
b. Bahan penghancur yang akan memecahkan tablet. Pemecahan tablet
dapat

disebabkan oleh pembengkakan partikel-partikel bahan penghancur


selama

penyerapan air. Akan tetapi, telah dikemukakan juga bahwa bahan

penghancur yang tidak membengkak dapat memecah tablet dan


mekanisme

yang berbeda telah diungkapkan. Salah satunya terkait dengan gaya


tolak

partikel saat bersentuhan dengan air dan yang lainnya terkait dengan

pemulihan partikel-partikel yang berubah bentuk kedalam bentuk asli


mereka

saat bersentuhan dengan air, yaitu partikel-partikel yang telah berubah


bentuk

pada saat pemadatan (Aulton’s, 2007).


Mekanisme kerja zat bahan penghancur sebagai penghancur tablet pada

umumnya terdiri atas tiga teori klasik, antara lain :

1. Bahan penghancur membentuk lorong-lorong kecil di seluruh matriks

yang memungkinkan air ditarik ke dalam struktur dengan kerja kapiler

sehingga menyebabkan tablet menjadi pecah.

2. Konsep yang popular berkaitan dengan pengembangan butir-butir pati

pada pemaparan air, suatu fenomena yang secara fisik memutuskan


ikatan

partikel-partikel dalam matriks tablet.

3. Reaksi kimia pelepasan gas yang menghancurkan struktur tablet.


Metode penambahan bahan penghancur harus diperhatikan terutama

kemungkinan dalam granulasi basah dengan menambahkan bahan


penghancur

sebelum dan setelah proses granulasi. Berdasarkan berbagai penelitian,


dapat

diperoleh keuntungan dengan membagi bahan penghancur menjadi


bagian

ekstragranular dan satu bagian intragranular.Bahan penghancur dibagi


menjadi

dua bagian, yakni ekstragranular antara 20 dan 50%.Jadi 50-75% bahan


penghancur yang ditambahkan sebelum granulasi merupakan
intragranular

(Siregar dan Saleh, 2010).

.d. Bahan Pelicin

Bahan pelicin berfungsi untuk mengurangi gesekan selama proses

pengempaan tablet. Pada umumnya bahan pelicin bersifat hidrofobik


sehingga

cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, oleh


karena itu

kadar lubricant yang berlebihan harus dihindari (Anonim,1995). Bahan


pelicin

ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan


mengurangi gesekan di antara partikel-partikel. Bahan-bahan yang
digunakan sebagai pelicin

atau pemacu aliran adalah jenis talk konsentrasi 5%, tepung jagung
konsentrasi 5-

10% atau koloid-koloid silika seperti Cab-O-Sil, siloid, atau aerosil dalam

konsentrasi 0,25%-3% (Lachman,dkk., 1994).


Semua eksipiens harus memenuhi kriteria tertentu, seperti tertera di
bawah

ini :

1. Tidak toksik dan dapat diterima oleh lembaga regulator semua negara.

2.Tersedia secara komersial dalam tingkat kualitas yang dapat diterima di


semua negara.

3. Tersedia dengan biaya rendah yang dapat diterima.

4. Tidak kontraindikasi oleh bahan itu sendiri atau komponennya untuk

populasi tertentu.

5. Bebas dari kandungan mikrobiologis yang tidak dapat diterima.

6. Tidak mempunyai pengaruh buruk pada ketersediaan hayati zat aktif


dalam

tablet (Siregar dan Saleh, 2010).


2. Metode Pembuatan Tablet

Metode pembuatan tablet yaitu :

2.1. Granulasi kering

Pada granulasi ini dibentuk oleh penambahan bahan pengikat kedalam

campuran serbuk obat. Setelah itu, memecahkan dan menjadikan


pecahan-

pecahan kedalam granul yang lebih kecil, setelah penimbangan dan


pencampuran bahan dengan cara yang tertera pada granulasi basah.
Kemudian pelicin

ditambahkan dan tablet dikempa (Ansel, 1989).

Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi

basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas atau lembab atau
juga tidak

mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat
mengalir

bebas, atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung.
Sebagai

contoh Asetosal dan Vitamin umumnya dibuat menjadi tablet dengan


granulasi

kering (Siregar dan Saleh, 2010).


2.2.Kempa langsung

Salah satu metode pembuatan tablet yaitu kempa langsung. Metode ini

digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki sifat mudah mengalir atau


sifat

kohesifitasnya tinggi sehingga memungkinkan untuk langsung dicetak


didalam

mesin tablet tanpa memerlukan ganulasi basah/kering (Ansel, 1989).


2.3. Granulasi basah

Metode granulasi basah dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan

suatu perekat sebagai pengganti pengompakan. Teknik ini membutuhkan


larutan,

suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya


ditambahkan ke

campuran serbuk. Namun demikian, bahan pengikat itu dapat


dimasukkan kering

ke dalam campuran serbuk dan cairan dapat ditambahkan tersendiri


(Lachman,

dkk., 1994).
Granulasi basah merupakan suatu proses perubahan dari bentuk serbuk

halus menjadi granul dengan bantuan larutan bahan pengikat.


3. Pemeriksaan Uji Mutu Fisis Granul

Pemeriksaan granul dilakukan untuk mendapatkan tablet yang baik.

Keseragaman bentuk granul dapat menyebabkan keseragaman bentuk


tablet,

sehingga akan dihasilkan massa tablet yang tetap dengan ketepatan


takaran yang tinggi. Pemeriksaan kualitas granul meliputi :waktu alir,
sudut diam,

kompaktibilitas, dan pengetapan. Uji pemeriksaan kualitas granul perlu


dilakukan

sebelum proses penabletan.


3.1.Waktu alir

Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk

mengalir melalui corong. Sifat aliran dipengaruhi oleh bentuk partikel,


ukuran

partikel, melalui gaya kohesi di antara partikel. Sifat aliran ini dapat
diperbaiki

melalui penambahan bahan pelicin yang menurunkan gesekan antar


partikel.Uji

dilakukan dengan menimbang 100 g granul, dimasukkan kedalam alat


penguji

waktu alir yang berupa corong yang ditutup pada lubang


keluarnya.Penutup
dibuka kemudian alat pencatat waktu dihidupkan sampai semua serbuk
atau

granul keluar dari corong.Begitu semua granul keluar stopwatch


dimatikan.

Waktu yang diperlukan untuk keluarnya serbuk atau granul dicatat


sebagai waktu

alirnya, kemudian dihitung kecepatan alirnya sebagai banyaknya serbuk


yang

mengalir tiap satuan waktu (Banker dan Anderson, 1986).


3.2.Sudut Diam

Sudut diam adalah sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk

dengan permukaan horizontal pada waktu berputar. Bila sudut diam lebih
kecil

atau sama dengan 30° biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat


mengalir bebas,

bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya
mengalirnya

kurang baik (Banker dan Anderson, 1986). Suatu granul memiliki sifat alir
yang

baik apabila mempunyai sudut diam 25-45° (Siregar dan Saleh, 2010).
Untuk

mengetahui besarnya sudut diam digunakan rumus : Tan α = h/r

Keterangan : α = sudut diam


h = tinggi dari kerucut granul

r = jari-jari permukaan dari kerucut


3.3. Kompaktibilitas

Uji kompaktibilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan granul saling

melekat menjadi massa yang kompak, digunakan mesin tablet single


punch

dengan tekanan yang diatur berdasarkan kedalaman punch atas turun ke


ruang die.

Kompaktibilitas ditujukan dengan kekerasan tablet yang dihasilkan.


3.4. Pengetapan

Pengetapan menunjukkan penerapan volume sejumlah granul, serbuk

akibat hentakan (tap) dan getaran (vibrating).Makin kecil indeks


pengetapan

makin kecil sifat alirnya.Granul atau serbuk dengan indeks pengetapan


kurang

dari 20% menunjukkan sifat alir baik (Fassihi dan Kanfer, 1986).Indeks

pengetapan granul ditentukan setelah dilakukan penghentakan terhadap


sejumlah

granul sehingga diperoleh volume yang konstan.Pada saat volume


konstan

partikel serbuk berada pada kondisi yang paling mampat. Sifat fisik massa
granul

yang baik jika memiliki harga pengetapan lebih kecil dari 20 % (Lachman
dkk.,

1994).
4. Pemeriksaan Kualitas Tablet

Pemeriksaan kualitas tablet meliputi : keseragaman ukuran, keseragaman

bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet.


4.2. Kekerasan tablet

Sepuluh tablet dari masing-masing formula diambil secara acak dan diuji

dengan alat pengukur kekerasan tablet. Ditentukan nilai rata-rata hasil

pengujiannya.Setidaknya nilai rata-rata adalah pada rentang nilai 4-8 kg


(Banker

dan Anderson, 1986).


4.3. Kerapuhan tablet

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerapuhan tablet yaitu bentuk, ukuran

dan sifat mengembang dari bahan penghancur. Kerapuhan tablet masih


diterima

adalah kurang dari 1,0%. Kerapuhan di atas 1,0% menunjukkan bahwa


tablet

rapuh dan dianggap kurang baik (Banker dan Anderson, 1986).


Kerapuhan tablet

diperiksa dengan alat yang dinamakan Friability Tester.


4.4. Waktu hancur tablet

Waktu hancur tablet ditetapkan sebagai berikut :


Lima tablet dimasukkan ke dalam keranjang dan diturun-naikkan secara
teratur 30

kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang

tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat


penyalut.Tablet

dikatakan baik apabila waktu hancurnya kurang dari 15 menit (Anonim,


1995).

Waktu hancur suatu tablet dipengaruhi oleh sifat dan konsentrasi bahan
tambahan.

Bahan-bahan tambahan tersebut bukan merupakan bahan penghancur


melainkan

hanya meningkatkan kerja bahan penghancur menjadi optimal (Voigt,


1994).
5. Monografi Bahan

a. Parasetamol

Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%

C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian hablur


atau

serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit. Kelarutan larut dalam 70
bagian air,

dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40


bagian

gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali

hidroksida (Anonim, 1995).


Amilum Manihot

Merupakan pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima Pohl

atau beberapa spesies Manihot lain. Pemerian serbuk halus, kadang-


kadang

berupa gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa. Kelarutan


praktis tidak

larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) P. Khasiat dan penggunaan
zat

tambahan (Anonim, 1995).


Amilum merupakan serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan

kecil,putih, tidak berbau,tidak berasa yang berasal dari pati


singkong.Teori Pati

menunjukkan suatu daya tarik besar terhadap air melalui kerja kapiler
yang

menyebabkan pemuaian.Pada umumnya konsentrasi pati yang tinggi

menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat. Akan tetapi konsentrasi pati
yang

tinggi sering menyebabkan hilangnya ikatan kohesi dan kekerasan dalam


tablet

(Siregar dan Saleh, 2010 ).


c. Laktosa

Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah

menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa.


Pemerian
serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis. Kelarutan larut dalam
6

bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95
%) P,

praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Khasiat dan
penggunaan

sebagai zat tambahan (Anonim, 1995).


d. Mg Stearat

Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran

asam–asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari

magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai


perbandingan.

Magnesium stearat mengandung MgO setara dengan tidak kurang dari


6,8% dan

tidak lebih dari 8,3%. Magnesium stearat berupa serbuk halus, putih dan

voluminus, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran,
tidak larut

dalam air, etanol, dan eter (Anonim, 1995)


.e. Aquadest

Merupakan air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat

diminum.Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, tidak mempunyai rasa


(Anonim,
1995).

Alat Lumpang dan alu , batang pengaduk , loyang , ayakan mesh 14 , spatel
dan gelas ukur
Bahan Paracetamol (sebagai zat aktif) , Amilum manihot (sebagai bahan
pengembang dalam), Amilum manihot (sebagai bahan pengikat) , Laktosa
(sebagai bahan pengisi) , dan akuades (sebagai bahan pengikat dari
amilum manihot)
Prosedur kerja Pembuatan mucilago amyli
1. Di timbang batang pengaduk dan beaker glass
2. Diberi garis tanda pada beaker glass sesuai dengan akuades yang
telah di ukur sebelumnya
3. Dimasukkan amilum manihot ke dalam beker glass
4. Ditambahkan dengan akuades sampai garis tanda
5. Dipanaskan diatas hotplate sambil diaduk
6. Diaduk larutan mucilago amyli sampai terbentuk warna putih
bening(atau transparan) dan terbentuk massa kental
Proses pembuatan granulasi
1. Dimasukkan paracetamol(zat aktif) yang telah di timbang ke
dalam lumpang dan Digerus hingga homogen
2. Dimasukkan laktosa(bahan pengisi) yang telah ditimbang
ke dalam lumpang dan di gerus hinggan homogen
3. Ditambahkan amilum manihot(bahan pengembang dalam)
dan digerus hingga homogen
4. Setelah semua bahan homogen ditambahkan mucilago
amyli(bahan pengikat) sedikit demi sedikit
5. Setelah terbentuk massa yang kompa kemudian diayak
dengan ayakan mesh 14
6. Setelah diayak disebar granul hingga merata
7. Ditimbang granul dan dikeringkan didalam pengering
selama 24 jam padah suhu 40-60 derajat celcius
8. Lalu di ayak dengan ayakan mesh no 14 dengan bantuan
spatel
9. Lalu granul di masukkan kedalam pot kosong dan di uji
preformulasi.
Data (hasil Hasil penelitian dan percobaan menunjukkan bahwa tablet parasetamol
percobaan) yang dibuat dengan metode granulasi basah menggunakan amilum solani
sebagai pelicin memenuhi persyaratan keseragaman bobot, kekerasan,
friabilitas dan waktu hancur. Dengan kata lain amilum solani dapat
digunakan sebagai pelicin pada pembuatan tablet parasetamol. Hasil
yang diperoleh adalah persen friabilitas Pengujian Friabilitas dan
Friksibilitas dilakukan dengan menggunakan 20 tablet dengan parameter
yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan atau bantingan
selama waktu tertentu. Bukan begini data hasil percobaannya
- kalau masih bingung, cari ada di internet contoh laporan praktikum
formulasi sediaan padat metode granulasi basah yang ada hasil
percobaan dalam bentuk tabel. Ini cuma contoh gambaran penulisan

Pembahasan Paracetamol (sebagai zat aktif) , Amilum manihot (sebagai bahan


pengembang dalam), Amilum manihot (sebagai bahan pengikat) , Laktosa
(sebagai bahan pengisi) , dan akuades (sebagai bahan pengikat dari
amilum manihot).
Pembuatan mucilago amyli
Di timbang batang pengaduk dan beaker glass
Diberi garis tanda pada beaker glass sesuai dengan akuades yang telah di
ukur sebelumnya
Dimasukkan amilum manihot ke dalam beker glass
Ditambahkan dengan akuades sampai garis tanda
Dipanaskan diatas hotplate sambil diaduk
Diaduk larutan mucilago amyli sampai terbentuk warna putih bening(atau
transparan) dan terbentuk massa kental
Proses pembuatan granulasi
Dimasukkan paracetamol(zat aktif) yang telah di timbang ke dalam lumpang
dan Digerus hingga homogen
Dimasukkan laktosa(bahan pengisi) yang telah ditimbang ke dalam lumpang
dan di gerus hinggan homogen
Ditambahkan amilum manihot(bahan pengembang dalam) dan digerus
hingga homogen
Setelah semua bahan homogen ditambahkan mucilago amyli(bahan
pengikat) sedikit demi sedikit
Setelah terbentuk massa yang kompa kemudian diayak dengan ayakan
mesh 14
Setelah diayak disebar granul hingga merata
Ditimbang granul dan dikeringkan didalam pengering selama 24 jam padah
suhu 40-60 derajat celcius
Lalu di ayak dengan ayakan mesh no 14 dengan bantuan spatel
Lalu granul di masukkan kedalam pot kosong dan di uji preformulasi.

1. Metode dibahas kelebihan dan kekurangan


2. Tinjauan terhadap data percobaan
3. Tinjauan dan perbandingan terhadap referensi (yang 3 bagian
ini lagi kenpa belum diisi???)
kalo so selesai tu data.. nnti di pembahasan.. ade cantumkan
secara definisi atau dalam bentuk penjelasan itu data (yg nomor
2) kemudian yang nomor 3 itu ade bandingkan yang tinjauan
nomor 2 dengan landasan teori (referensi)
Kesimpulan Pemakaian laktosa yang dibarengi dengan pemakain mucilago amili
dikhawatirkan akan menghasilkan tablet yang sangat keras.
(kesimpulannya masih belum jelas)

Dikesimpulan harus cantumkan secara ringkas apa yang dilakukan mulai


dari praformulasi, formulasi, pembuatan, hasil pengujian mutu granul, dan
hasil pengujian mutu tablet (lihat contohnya di internet laporan praktikum)
Daftar pustaka digilib.uns.ac.id
http://repository.usu.ac.id
https://www.slideshare.net
https://docplayer-
info.cdn.ampproject.org/v/s/docplayer.info/amp/72598875-Pembuatan-
tablet-parasetamol-dengan-metode-granulasi-basah.html?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16183948040924&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A
%2F%2Fdocplayer.info%2F72598875-Pembuatan-tablet-parasetamol-
dengan-metode-granulasi-basah.html
https://id.scribd.com/doc/32624047/laporan-granulasi-basah-parasetamol

(Perbaiki daftar pustakannya… harus tau penulisan daftar Pustaka, dan


penyusunan landasan teori itu harus ada sumber referensi baik itu buku
atau jurnal kemudian sumber tersebut si cantumkan kedalam daftar
pustaka)

Manado, ……… 2021


Mengetahui
Dosen pengampuh Ass. Dosen

Apt. Mitra Wynne Timburas, S.Farm, M.Farm Cicilia Wolley


Catatan :
1. Laporan dibuat sesuai format yang telah dikirim (bentuk tabel, jenis font dan ukuran,
spasi 1.15 utk isi tabel)
2. Laporan yg dikembalikan = TDK ACC  buat lagi

Anda mungkin juga menyukai