Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

Masuk
Acc dosen/assdos
Nama I Dewa Ayu Sri Puspani
NIM/NPM 20330103036
Judul Formulasi Tablet Paracetamol Metode Granulasi Basah
Latar belakang Acetaminophen atau paracetamol adalah obat untuk penurun
demam dan nyeri, seperti nyeri haid dan sakit gigi. Paracetamol
tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan 600 mg, sirup, drop,
suppositoria, dan infus. Tablet adalah sediaan padat yang
mengandung bahan obat dengan ataupun tanpa bahan pengisi.
Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan
merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet
dapat dibuat dengan berbagai ukuran, bentuk dan penandaan
permukaan tergantung pada desain cetakan. Tablet berbentuk
kapsul umumnya disebut kaplet(Depkes RI, 1995:4). Tablet
dicetak dari serbuk kering, Kristal atau granulat, umumnya
dengan penambahan bahan pembantu, pada mesin yang sesuai,
dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki
bentuk silinder, kubus, batang, atau cakram, serta bentuk seperti
telur atau peluru. Garis tengah tablet pada umumnya 5-17 mm,
sedangkan bobot tablet 0,1-1 g(Voigt,R., 1994:164).
Tujuan A. Mengetahui pembuatan tablet dengan granulasi basah.
B. Dapat mengetahui bahan tambahan pada tablet
paracetamol.
C. Mengetahui apa itu granulasi basah.
D. Mengetahui apa bahan-bahan dalam pembuatan sediaan
tablet paracetamol.
E. Bagaimana cara pembuatan tablet paracetamol.
F. Untuk memenuhi laporan praktikun teknologi sediaan
padat.
Landasan teori Granulasi basah adalah proses pembuatan serbuk halus menjadi
granul dengan bantuan larutan bahan pengikat. Pembuatan tablet
dengan metode granulasi basah digunakan untuk membuat tablet
dengan zat aktif yang mempunyai karakteristik tidak kompaktibel,
mempunyai waktu air(fluiditas) yang jelek, tanah panas, dan
tahan lembab/pembasahan. Granulasi basah dilakukan dengan
mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur
sampai homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, jika
perlu ditambahkan bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi
granul, dan dikeringkan didalam lemari pengering pada suhu 40 0-
500C (tidak lebih dari 600C). setelah kering diayak lagi untuk
memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan
ditambahkan bahan pelicin (lubrikan) kemudian dicetak menjadi
tablet dengan mesin tablet (syamsuni, 2006:174).
Alat  Lumpang dan alu
 Batang pengaduk
 Ayakan mesh 14
 Spatel
 Gelas ukur
 Loyang
 Beaker gelas
 Timbangan
 Lemari pengering
 Sudip
Bahan  paracetamol
 amilum manihot
 lactose
 aquadest
Prosedur kerja Pembuatan mucilago amyli:
1. Ditimbang bahan pengaduk dan beaker glass
2. Diberi garis tanda pada beaker glass sesuai dengan
aquadest yang telah diukur sebelumnya
3. Dimasukkan amilum manihot kedalam beaker glass
4. Ditambahkan dengan aquadest sampai garis tanda
5. Dipanaskan diatas hotplate sambil diaduk
6. Diaduk larutan mucilago amyli sampai terbentuk warna
putih bening atau transparan dan berbentuk massa kental

proses pengempaan:
1. Dimasukan paracetamol (zat aktif) yang telah ditimbang ke
dalam lumping digerus hingga homogen.
2. Dimasukkan laktosa (bahan pengisi) yang telah ditimbang
ke dalam lumpang dan digerus hingga homogen.
3. Ditambahkan amilum manihot (pengembang dalam) dan
digerus hingga homogen.
4. Setelah semua bahan homogen, ditambahkan mucilago
amyli (bahan pengikat) sedikit demi sedikit.
5. Setelah terbentuk massa yang kompak, kemudian diayak
dengan ayakan mesh 14.
6. Setelah diayak, disebar granul hingga merata diarea
loyang.
7. Ditimbang granul dan dikeringkan didalam lemari
pengering selama 24 jam pada suhu 40-600C.
8. Diambil granul yang sudah dikeringkan, lalu diayak
dengan ayakan mesh no. 14 dengan bantuan spatel.
9. Setelah diayak, ditimbang granul dan dimasukkan
kedalam pot kosong kemudian dilakukan uji preformulasi.

Data (hasil
percobaan)
Pembahasan Keuntungan dan kerugian tabket
Keuntungan:
 tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak
dipilih
 tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis
 Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume
yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan,
pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan
 Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisasi dapat
dicegah/diperkecil
Kerugian:
 Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet(dalam
keadaan tidak sadar/pingsan)

Masalah dalam pembuatan tablet


 Capping
 Lamination
 Sticking
 Picking
 Filming
 Chipping dan cracking
 Brinding
 Molting
Kesimpulan Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini ialah
metode granulasi basah karena paracetamol memiliki sifat tahan
pemanasan dan stabil terhadap lembab. Selain itu, dengan
menggunakan metode granulasi basah, akan dihasilkan tablet
yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama disbanding
dengan cara granulasi kering. Pengayakan pada metode ini
bertujuan untuk mencegah rasa kasar dari sediaan yang
disebabkan oleh bahan obat yang padat dan kasar, selain itu
untuk membentuk suatu campuran serbuk yang rata sehingga
memiliki distribusi normal dan diharapkan kandungan zat aktif
dalam sediaan menjadi seragam.
Daftar pustaka https://www.academia.edu/11720657/laporan_praktikum_teknolo
gi_sediaan_solida_granulasi_basah
https://id.scribd.com/doc/32624047/laporan-granulasi-basah-
paracetamol

Manado, ……… 2021


Mengetahui
Dosen pengampuh Ass. Dosen

Apt. Mitra Wynne Timburas, S.Farm, M.Farm Cicilia Wolley

Anda mungkin juga menyukai