Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

Masuk
Acc dosen/assdos
Nama Fiolita Pontoan
NIM/NPM 20330103050
Judul Formulasi Tablet Paracetamol Menggunakan Metode Granulasi
Basah
Latar belakang Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan,
karena memiliki beberapa keuntungan antara lain:
1) ketepatan dosis,
2) mudah cara pemakaiannya,
3) stabil dalam penyimpanan,
4) mudah dalam transportasi dan
5) dari segi ekonomi relatif murah dibanding dengan bentuk sediaan
obat lainnya. Parasetamol dipilih sebagai bahan dalam penelitian
karena mempunyai kompresibilitas yang kurang baik, sehingga
untuk dapat dicetak menjadi tablet yang baik, parasetamol
memberikan banyak kesulitan dan membutuhkan bahan pengikat
yang baik. Tablet parasetamol mengandung parasetamol,
C8H9NO2, tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera di etiket. Parasetamol berkhasiat sebagai
analgetik-antipiretik (Anonim,1995).
Tujuan Agar supaya kita dapat mengetahui banyak hal tentang pembuatan
tablet dengan menggunakan metode granulasi basah
Landasan teori Tablet parasetamol merupakan bentuk sediaan obat yang biasa
digunakan oleh masyarakat apabila mengalami demam dan sakit
kepala. Bahan tambahan yang masih diragukan kehalalannya
adalah gelatin yang biasanya digunakan sebagai bahan pengikat.
Maltodekstrin pati sagu merupakan produk modifikasi dari hidrolisis
pati sagu yang tidak sempurna bertujuan untuk menghasilkan atau
memperbaiki beberapa sifat pati yang kurang baik sebagai bahan
pengikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perbedaan penggunaan gelatin dan maltodekstrin pati sagu
terhadap sifat fisik dan profil disolusi tablet paracetamol.
Granulasi basah adalah proses pembuatan serbuk halus menjadi
granul dengan bantuan larutan bahan pengikat. Pembuatan tablet
dengan metode Granulasi Basah digunakan untuk membuat tablet
dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik tidak kompaktibel,
mempunyai waktu alir (fluiditas) yang jelek, tahan panas, dan tahan
lembab/pembasahan. Granulasi basah dilakukan dengan
mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur sampai
homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, jika perlu
ditambahkan bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul, dan
dikeringkan didalam lemari pengering pada suhu 40o-50oC (tidak
lebih dari 60OC). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh
granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan
pelicin (lubrikan) kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin
tablet (Syamsuni, 2006:174).
Keuntungan dari metode granulasi basah adalah sifat-sifat mengalir
lebih baik, pemadatan, pengempaan baik, distribusi zat pewarna
merata (Siregar dan Wikarsa, 2010:196).
Alat - Lumpang dan alu
- Batang pengaduk
- Loyang
- Ayakan mesh 14
- Spatel
- Gelas ukur
Bahan - Paracetamol 20g (bahan aktif)
- Amilum manihot 1,5g (bahan pengembang dalam)
- Amilum manihot 1,2g (bahan pengikat)
- Laktosa 13g (bahan pengisi)
- Akuades (bahan pengikat dari amilum manihot)
Prosedur kerja Pembuatan Mucilago Amyli
- timbang batang pengaduk dan beaker gelas
- beri garis tanda pada beaker gelas sesuai dengan akuades yang
telah diukur sebelumnya
- masukkan amilum manihot 1,2g ke dalam gelas beaker
- lalu tambahkan dengan akuades sampai garis tanda
- kemudian panaskan diatas hotplate sambil diaduk
- larutan mucilage amyli diaduk sampai berbentuk putih bening
(transparan) dan berbentuk massa kental
Pembuatan Granulasi
- masukkan paracetamol yang telah dimbang ke dalam lumping
sebagai zat aktif
- digerus hingga homogen
- masukkan laktosa ke dalam lumping sebagai bahan pengisi
kemudian digerus hingga homogen
- tambahkan amilum manihot 1,5g sebagai bahan pengembang
dalam lalu digerus hingga homogen
- setelah semua bahan homogen, tambahkan mucilage amyli
sebagai bahan pengikat sedikit demi sedikit
- setelah terbentuk massa yang kompak, kemudian diayak dengan
ayakan mesh 14 dan diayak menggunakan spatel
- setelah diayak, granul disebar hingga merata
- timbang granul yang telah jadi dan dikeringkan di dalam lemari
pengering selama 24 jam pada dengan suhu 40-60°C
- setelah dikeringkan selama 24 jam, ambil granul lalu diayak
dengan ayakan mesh 14 dan menggunakan bantuan spatel
- setelah diayak, timbang granul dan masukkan ke dalam pot kosong
kemudian dilakukan uji preformulasi (langkah awal yang dilakukan
ketika akan membuat formula suatu obat).
Data (hasil percobaan) Apabila data dalam bentuk tabel, buat tabel baru dibawah tabel ini
Pembahasan 1. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan
- Terbentuknya granul ,memperbaiki sifat alir dan
kompresibilitas, proses kompaksasi lebih mudah karena
pecahnya granul membentuk permukaan baru yang lebih
aktif
- Obat-obat dosis tinggi yg mempunyai sifat alir dan
kompresibilitas jelek maka dengan proses granulasi
basah hanya perlu sedikit bahan pengikat
- Untuk bahan dengan dosis rendah dengan pewarna,
maka distribusi lebih baik dan menjamin keseragaman isi
zat aktif
- Granulasi basah mencegah segregasi komponen-
komponen campuran yang sudah homogen
- Memperbaiki dissolusi obat yang bersifat hidrofob
 Kekurangan
- Proses lebih panjang dibanding dgn 2 metode lainnya
sehingga secara ekonomis lebih mahal
- Peralatan yang digunakan lebih banyak sehingga secara
otomatis lebih banyak pula personnel yang diperlukan
- Tidak bisa digunakan untuk obat-obat yang sensitif thd
kelembaban dan pemanasan
- Pada tablet berwarna dapat terjadi peristiwa migrasi dan
ketidak homogenan sehingga tablet berbintik-bintik
- Incompabilitas antar komponen di dalam formulasi akan
diperbesar, terutama untuk obat-obat campuran
(multivitamin, dll)
2. Tinjauan terhadap data percobaan
3.Cara Kerja Pembuatan Tablet Parasetamol Tablet parasetamol
dibuat sebanyak tiga formula. Campurkan zat aktif (parasetamol)
dan zat pengisi (laktosa) sampai homogen. Sebelumnya dibuat
solutio gelatin 10% b/b, 10 gram gelatin ditambahkan air sampai 100
gram, kemudian dipanaskan sampai larut.
Metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan
larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan
tertentu pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi.
Keringkan di oven pada suhu 50-60 C, sampai granul kering (cari
literatur kadar air granul).
Kesimpulan Metode pembuatan tablet untuk zat aktiv parasetamol adalah
metode granulasi basah,karena berdasarkan literatur zat aktiv yang
kami gunakan stabil dalam larutan dan tahan terhadap pernapasan.
*Dalam hal ini pengikat sangat berperan karena dalam waktu hancur
yang berperan adalah daya ikat internal, yaitu ikatan antar granul.
*banyak hal yang sudah saya pelajari tentang pembuatan formulasi
tablet dengan metode granulasi basah yaitu tentang alat-alatnya dan
tentang pencampuran zat aktif.
Daftar pustaka Farmakope Indonesia Edisi III
Farmakope Indonesia Edisi IV
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/
prosiding.farmasi.unmul.ac.id
ppjp.ulm.ac.id

Manado, ……… 2021

Mengetahui

Dosen pengampuh Ass. Dosen

Apt. Mitra Wynne Timburas, S.Farm, M.Farm Cicilia Wolley

Catatan :

1. Laporan dibuat sesuai format yang telah dikirim (bentuk tabel, jenis font dan ukuran,
spasi 1.15 utk isi tabel)
2. Laporan yg dikembalikan = TDK ACC  buat lagi

Anda mungkin juga menyukai