Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

Masuk
Acc dosen/assdos
Nama Maria Asumpta Bheku
NIM/NPM 20330103009
Judul Formulasi tablet paracethamol dengan metode granulasi
basah
Latar belakang Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak
diproduksi dan di sukai oleh masyarakat karena tablet
mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah
ketepatan dosis, mudah cara pemakainnya, relatif stabil
dalam penyimpanan, mudah dalam transportasi dan
distribusi kepada konsumen, serta harganya relatif
murah. Bahan penghancur merupakan salah satu bahan
tambahan yang penting dalam pembuatan tablet, bahan
penghancur berfungsi melawan aksi aksi bahan pengikat
dari tablet dan melawan tekanan pada saat penabletan.
Bahan ini akan menghancurkan tablet bila bersentuhan
dengan air atau cairan saluran pencernaan. Tablet akan
hancur menjadi granul selanjutnya pecah menjadi
partikal-partikel halus dan akhirnya obat akan hancur.
Amilum merupakan bahan penolong yang sering di
gunakan pada pembuatan tablet. Salah satunya adalah
sebagai bahan penghancur. Amilum akan melepaskan
kekuatannya dari bahan pengikat dan menyebabkan
pembengkakan dari beberapa komponen penyusun
sehingga Sebagian atau seluruh aksinya membantu
hancurnya tablet.
Parasetamol merupakan obat yang berkhasiat sebagai
analgetik,antiperentik,efek terapi cepat dan dapat di beli
dengan harga terjangkau. Toksisitas parasetamol lebih
rendah daripada aspirin dan fenasetin pada dosis normal
parasetamol bebas efek samping bermakna,sedangkan
pada dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati dan
ginjal.
Parasetamol memiliki sifat kompresibilitas dan fluiditas
yang kurang baik,sehingga menimbulkan kesulitan
sewaktu pengempaan. Untuk obat kompaktibilitas yang
kurang baik dalam dosis besar paling tepat jika di
gunakan metode granulasi basah,karena dengan metode
granulasi basah tidak memerlukan banyak bahan
tambahan yang menyebabkan bobot terlalu besar,selain
itu sifat parasetamol yang tahan terhadap panas dan
kelembapan selama proses granulasi.

Tujuan Tujuan dari pratikum ini adalah agar pratikan dapat


mengetahui formulasi tablet dengan menggunakan
metode granulai basah.
Landasan teori Apabila pemakaian obat harus secara oral dalam bentuk
kering,maka bentuk kapsul dan tablet merupakan sediaan
yang paling sering di gunakan. Keduannya efektif
memberikan kenyamanan dan kemantapan dalam
penanganan, pengenalan dan pemakaian oleh pasian.
Dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat
pada umumnya lebih stabil daripada bentuk cair,
sehingga bentuk sediaan padat ini lebih cocok untuk
obat-obat yang kurang stabil.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan
padat yang biasanya di buat dengan penambahan bahan
farmasetika yang sesuai,(ansel hal.244)
Sedangkan menurut farmakope IV (1995) ,tablet adalah
sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahn pengisi.
Kebanyakan tablet di gunakan untuk pemberian obat-obat
secara oral. Tablet mempunyai beberapa keuntungan,
salah satu diantaranya tablet merupakan sediaan yang
tahan terhadap pemasukan (tempeproof).
Hal-hal berikut merupakan keunggulan utama tablet:
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan
menawarkan kemampuan terbaik dari semua
bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
variabilitas kandung yang paling rendah.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos
pembuatannya paling rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang
paling ringan dan paling kompak.
4. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet
paling mudah dan murah.
5. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil
kemungkinan tertinggal ditenggorokan,terutama
bila bersalut yang memungkinkan pecah atau
hancurnya tablet tidak segera terjadi.
6. Tablet bisa di jadikan produk dengan profil
pelepasan khususmseperti pelepasan di usus
atau produk lepas lambat.
7. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang
paling mudah untuk diproduksi besar-besaran.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang
memiliki sifat pencampuran kimia,mekanik dan
stabilitas mikrobiologi yang paling baik
(Lachman,hlm 645)

Selain keunggulan diatas tablet juga mempunyi kerugian


sebagai berikut:

1. Beberapa obat tidak dapat di kempa menjadi


padat dan kompak,tergantung pada keadaan
amorfinya,flokulasi,dan rendahnya berat jenis.
2. Obat sukar dibasahkan,lambat
melarut,dosisnya cukup tinggi,absorbs
optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau
setiap kombinasi dari sifat di atas, akan sukar
atau tidak mungkin di formulasi dan dipabrikasi
dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan
biovalabilitas obat cukup.
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau
yang tidak dapat dihilangkan,atau obat yang
peka terhadap oksigen atau kelembapan udara
perlu pengapsulan dulu sebelum di kempaatau
memerlukan penyalutan terbih dahulu.
(Lachman,647-648)

Granulasi basah adalah proses menambahkan cairan


pada suatu serbuk atau campuran serbuk dalam suatu
wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan
menghasilkan granul (chorlesJ.P Siregar,2008). Dalam
proses granulasi basah zat berkhasiat,pengisi dan
penghancur di campur homogen, lalu dibasahi dengan
larutan pengikat,bila perlu di tmbahkan pewarna. Diayak
menjadi granul dan di keringkan dalam lemari pengering
pada suhu 40-50 derajat celcius. Proses pengeringan di
perlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk
menghilangkan pelarut yang dipakai dalam pembentukan
gumpalan gumpalan dan untuk mengurangi kelembapan
sampai pada tingkat yang optimum (Lachman,1986).
Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan
pelicin dan di cetak dengan mesin tablet (anief, 1994).

Tahap pembuatan tablet parasetamol dengan metode


granulasi basah yaitu :

1. Penggilingan atau penghalusan obat dan eksipien


2. Pencampuran serbuk yang sudah di giling
3. Preparasi larutan pengikat
4. Pencampuran larutan pengikat dengan campuran
serbuk untuk membentuk massa basah
5. Pengayakan masa kasar menggunakan ayakan
berukuran mesh 6-12
6. Pengeringan granul basah
7. Pengayakan granul kering melalui ayakan
berukuran 14-20
8. Pencampuran granul yang sudah diayak dengan
lubrikan dan disintegrant
9. Pengempaan tablet (goeswin agoes halaman :
254)

Untuk memantau kualitas obat,evaluasi secara kuantitatif


serta penetapan sifat kimia,fisika,dan biovilibilitas tablet
harus di buat evaluasi meliputi:

a. Evaluasi granul
1. Sifat air
2. BJ nyata,BJ mampat ,% kompresibilitas
3. Kelembaban
b. Evaluasi tablet
1. Organoleptis
2. Keseragaman ukuran
3. Keseragaman bobot
4. Friabilitas
5. Kekerasan dan kerenyahan tablet
6. Waktu hancur
7. Kandungan obat dan pelepasannya

Parasetamol memilik khasiat dari sebagai analgetis, dan


antipiretis, tetapi tidak antiradang.
Alat Alat-alat yang di gunakan lumpang dan alu, batang
pengaduk, Loyang, ayakan mesh 14, spatel dan gelas
ukur.
Bahan Bahan- bahan yang di perlukan parasetamol (sebagai zat
aktif), amilum Manihot (bahan pengembang), amilum
Manihot (bahan pengikat) dan laktosa (bahan pengisi)
serta akuades untuk membuat mucilago amyli (bahan
pengikat dari amilum Manihot)
Prosedur kerja Pembuatan mucilago amyli yaitu:
1. Ditimbang bahan pengaduk dan beaker glass
2. Diberi garis tanda pada beaker glass sesuai
dengan akuades yang telah di ukur sebelumnya.
3. Di masukan amilum Manihot ke dalam beaker
glass
4. Tambahkan akuades sampai garis tanda
5. Setelah itu dipanaskan di atas hotplate sambal
aduk,sebelumnya di hidupkan dlu alatnya,lalu
panaskan larutan mucilage amyli tadi sambil
diaduk.
6. Larutan mucilage amyli di aduk sampai terbentuk
warnah putih bening (transparan)dan terbentuk
massa kental.
Proses pengempaan granul (granulasi yaitu:
1. Masukkan paracetamol (zat aktif) yang telah
ditimbang kedalam lumpang lalu di gerus hingga
homogen
2. Setelah itu di mesukkan laktosa (bahan pengisi)
yang telah di timbang kedalam lumpang dan di
gerus hingga homogen.
3. Setelah homogen terakhir ditambahkan amilum
Manihot (bahan pengembang dalam) lalu di gerus
Kembali hingga homogen.
4. Setelah semua bahan homogen di tambahkan
mucilago amyli (bahan pengikat)sedikit demi
sedikit. Dengan cara meletakkan di ujung alu dan
di tekan atau dikempa hingga kompak.
5. Setelah terbentu massa yang kompak,kemudian
massa terbut di ayak dengan menggunakan
ayakan mesh 14. Diambil massa kompak lalu di
ayak menggunakan spatel
6. Setelah diayak granul disebar hingga merata
7. Granul yang telah jadi di timbang dan di keringkan
di dalam lemari pengering selama 24 jam pada
suhu 40-60 derajat celcius.
8. Keesokan harinya ambil granul yang sudah di
keringkan ,layu diayak menggunakan ayakkan
mesh 14 dengan bantuan spatel.
9. Setelah diayak granul di timbang dan di masukkan
kedalam pot kosong.kemudian dilakukan uji
preformulasi.
Data (hasil percobaan) Apabila data dalam bentuk tabel, buat tabel baru dibawah
tabel ini
Pembahasan 1. Metode dibahas kelebihan dan kekurangan
#. Kelebihan
- Memperoleh aliran yang lebih baik
- Meningkatkan kompresibilitas
- Untuk mendapatkan berat jenis yang
sesuai
- Mengontrol pelepasan
- Mencegah pemisahan komponen
campuran selama proses
- Memperbaiki atau meningkatkan distribusu
keseragaman kandungan
#. Kekurangan
- Banyak yang di perlukan tahap dalam
proses produksi yang harus di validasi
- Biaya cukup tinggi
2.Tinjauan terhadap data percobaan
3.Tinjauan dan perbandingan terhadap
Referensi
Pada proses pembuatan granulasi basah dari video
menggunakan ayakan mesh 14 sedangkan dari teori
referensi menggunakan ayakan mesh 6-12 dan juga 14-
20. Pada proses pengeringan granul yang di video
menggunakan suhu 40-60 derajat celcius sedangkan
pada teori referensi menggunakan suhu 40-50 derajat
celcius.

Kesimpulan Dari pratikum yang dilakukan mulai dari


preformulasi,formulasi pembuatan dan pengujian granul
maka disimpulkan bahwa :
Pada pengkajian preformulasi ,kita dapat mengetahui
secara jelas sifat dan karakteristik parasetamol sebagai
bahan aktif dan beberapa bahan tambahan yang
digunakan sehingga dapat menghasilkan tablet yang
kompak dan bagus baik secara fisik maupun kimia.
Metode pembuatan tablet parasetamol menggunakan
metode granulasi basah karena parasetamol memiliki
sifat tahan air dan pemanasan.
Komponen komponen tablet parasetamol (bahan aktif),
amilum Manihot (bahan pengembang), amilum Manihot
(bahan pengikat), laktosa (bahan pengisi), dan akuades
(bahan pengikat dari amilum Manihot).
Daftar pustaka Ansel, Howard 1998.pengantar bentuk sediaan
farmasi,Jakarta
Anief, Mohammad.ilmu meracik obat.yogyakarta
Tjay,Tan Hoan,dkk.2003.obat-obat penting.jakarta
:Gramedia

Manado, ……… 2021


Mengetahui
Dosen pengampuh Ass. Dosen
Apt. Mitra Wynne Timburas, S.Farm, M.Farm Cicilia Wolley

Catatan :
1. Laporan dibuat sesuai format yang telah dikirim (bentuk tabel, jenis font dan ukuran,
spasi 1.15 utk isi tabel)
2. Laporan yg dikembalikan = TDK ACC  buat lagi

Anda mungkin juga menyukai