Pada Pertemuan ini kita berdiskusi mengenai Struktur, Karakteristik, Aplikasi dan
Pemrosesan Polimer. Tuliskan hasil diskusi tersebut dengan mengacu pada lembar
pembelajaran ini.
Hidrokarbon Polimer
2. Jelaskan mengenai struktur rantai molekul polimer, dan bagaimana molekul tersebut dapat
dihasilkan dari unit berulang!
Jawab :
Rantai utama setiap rantainya merupakan atom karbon. Setiap dua elektron valensi yang
tersisa untuk setiap atom karbon terikat dalam ikatan rangkap rantai dan ikatan rangkap
samping (side-bonding). Molekul panjang ini terdiri dari entitas struktural yang disebut
unit berulang, yang diulangi secara berurutan di sepanjang rantai.
Polyethylene
Poly(vynil chloride)
Polytetrafluoroethylene
Polypropylene, dan
Polystyrene
4. Distribusi berat molekul untuk poly(vinyl chloride) ditunjukkan pada gambar. Untuk bahan
ini, hitunglah (a) berat molekul rerata-jumlah, (b) derajat polimerisasi, dan (c) berat
molekul rerata-berat!
Jawab :
a. berat molekul rerata-jumlah
Data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan ini rinciannya ada pada tabel
sebagai berikut :
Berat molekul (g/mol) Mean Mi (g/mol)) wi xiMi
5000-10000 7500 0.05 375
10000-15000 12500 0.16 2000
15000-20000 17500 0.22 3850
20000-25000 22500 0.27 6075
25000-30000 27500 0.20 5500
30000-35000 32500 0.08 2600
35000-40000 37500 0.02 750
Ḿ n 21150
Berat molekul rerata jumlah sama dengan jumlah dari xiMi yaitu sebesar 21150 g/mol.
b. derajat polimerisasi
untuk menghitung derajat polimerisasi, perlu dilakukan penghitungan pada berat
molekul unit berulang.
Pada polimer PVC terdapat dua atom karbon, tiga atom hidrogen, dan satu atom klorin.
Maka berat molekulnya adalah :
m=2 ( 12.01 g
+3
1.01 g 35.45 g
mol ) ( mol ) mol
+ m=62.50
g sehingga derajat polimerisasinya :
mol
21150
DP= =338
62.50
c. berat molekul rerata-berat adalah 23200 g/mol.
Berat molekul (g/mol) Mean Mi (g/mol)) wi wiMi
5000-10000 7500 0.02 150
10000-15000 12500 0.10 1250
15000-20000 17500 0.18 3150
20000-25000 22500 0.29 6525
25000-30000 27500 0.26 7150
30000-35000 32500 0.13 4225
35000-40000 37500 0.02 750
Ḿ w 23200
5. Tuliskan 4 tipe umum struktur molecular polimer, dan jelaskan masing-masing tipe
tersebut!
2. Syndiotactic
3. Atactic
Gugus CH3 dan atom H ditempatkan pada sisi yang sama pada
ikatan rangkap.
2. Trans
8. Buatlah plot skematik dari tiga karakteristik perilaku tegangan-regangan untuk bahan
polimer!
Jawab :
A. Kurva A menggambarkan karakter polimer rapuh, karena dapat patah saat mengalami
deformasi elastis
B. Kurva B menggambarkan sifat bahan plastik karena saat deformasi awal bersifat
elastis hingga meleleh.
C. Kurva C menggambarkan sifat elastis seperti karet karena regangan besar dapat
dipulihkan pada tingkat tegangan rendah yang ditampilkan oleh kelas polimer yang
disebut elastomer.
9. Jelaskan/sketsa berbagai tahapan dalam deformasi elastis dan plastis dari polimer
semikristalin (sferulitik)!
Jawab :
A.Deformasi Elastis
1. Deformasi elastis pada polimer semikristalin dihasilkan dari molekul rantai di daerah
amorf yang memanjang ke arah tarik yang diterapkan stres yang dapat dilihat pada
dua lamellae terlipat rantai yang berdekatan dan bahan amorf interstellar.
2. Pada tahap selanjutnya, rantai amorf sejajar dan terdapat tekukan dan regangan dari
ikatan kovalen rantai yang kuat daidalam kristalen pipih yang menyebabkan sedikit
peningkatan ketebalan kristal pipih.
Polimer semikristalin dianggap material komposit karena terdiri dari daerah kristalin dan
amorf, dengan begitu modulus elastisitas dapat diambil sebagai kombinasi modulus fase
kristal dan amorf.
B. Deformasi Plastik
1. Deformasi Plastis terjadi setelah deformasi elastis dimana rantai yang berdekatan pada
lamellae melewati satu sama lain yang mengakibatkan miringnya lamellae sehingga
lipatan rantai sejajar dengan sumbu tarik.
2. Segmen blok kristal terpisah dari lamellae karena terikat dengan rantai pengikat.
3. Blok dan rantai pengikat semikritalin menghasilkan struktur yang beroirentasi yang
dapat memperbaiki sifat mekanik fiber dan film polimer.
Sferulit mengalami perubahan bentuk di setiap tingkatan pada perubahan deformasi. Jika
Deformasi dihentikan pada beberapa tahap yang berubah-ubah dan dipanaskan hingga dekat
titik lelehnya, maka material tersebut akan kembali membentuk struktur sferulistik.
10. Jelaskan pengaruh faktor-faktor berikut (a. berat molekul, b. derajat kekristalan, c.
predeformation, dan d.perlakuan panas) terhadap modulus dan/atau kekuatan tarik
polimer!
Jawab :
a. Berat Molekul mempengaruhi daya tarik suatu polimer. Pada persamaan fungsi
jumlah rata-rata molekul menjelaskan berat molekul sebagai pembagi konstanta, jika
berat molekulnya tinggi, maka hasil pembagian dengan konstanta semakin kecil,
sehingga daya tarik polumer tetap memiliki nilai yang tinggi karena dikurangi dengan
hasil pembagian yang kecil.
b. Derajat kekristalan dapat mempengaruhi ikatan sekunder antarmolekul karena
terdapat segmen rantai yang berdekatan. Akibatnya modulus tarik pada polimer
semikristalin meningkat signifikan dengan derajat kristalinitas.
c. Pendeformasi adalah suatu cara mengubah bentuk tegangan polimer secara permanen
untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan modulus tarik.
d. Perlakuan panas dengan waktu konstan pada bahan yang tidak ditarik dapat
meningkatkan modulus tarik, kekuatan dan penurunan keuletan
11. Jelaskan empat karakteristik atau komponen struktural polimer yang mempengaruhi suhu
leleh dan suhu transisi gelas!
Jawab :
a. Suhu Lebur
Peleburan polimer dapat merubah tatanan molekul menjadi tidak teratur, sehingga saat proses
pengaturan ulang tatanan tersebut mempengaruhi suhu lebur.
-Kekakuan Rantai dapat menyebabkan peningkatan suhu lebur karena dikendalikan oleh
kemudahan rotasi ikatan kimia di sepanjang rantai dan adanya ikatan rangkap dan gugus
aromatik pada tulang punggung polimer yang menurunkan fleksibilitas rantai
-Berat molekul pada setiap polimer yang berbeda dapat mempengaruhi berapa besar suhu
lebur.
-Jumlah Derajat percabangan dapat mempengaruhi suhu lebur karena menyebabkan cacat
pada bahan kristal. Polietilen yang memiliki densitas tinggi memiliki suhu leleh yang tinggi,
sedangkan polietilen dengan densitas rendah memiliki suhu leleh yang lebih rendah.
b. Suhu Transisi Kaca
Pemanasan melalui suhu transisi kaca dapat merubah polimer padat amorf dalam keadaan
kaku menjadi lunak dengan demikian nilai temperatur transisi kaca bergantung pada
karakteristik molekuler yang mempengaruhi kekakuan rantai.
-Peningkatan berat molekul dapat meningkatkan suhu transisi kaca.
-Jumlah Percabangan yang sedikit dapat menurunkan suhu transisi kaca, sedangkan jumlah
percabangan yang banyak dapat mengurangi mobilitas rantai dan meningkatkan temperatur
transisi kaca.
13. Sebutkan dan jelaskan secara singkat lima teknik fabrikasi yang digunakan untuk polimer
plastik!
Jawab :
1. Kompresi dan Pertukaran Cetakan
Metode mold plastik dimana material plastik (compound plastic) diletakan kedalam
mold yang dipanaskan kemudian setelah material tersebut menjadi lunak dan bersifat
plastis, maka bagian atas dari die atau mould akan bergerak turun menekan material
menjadi bentuk yang diinginkan. Apabila panas dan tekanan yang ada diteruskan,
maka akan menghasilkan reaksi kimia yang bisa mengeraskan material thermoseting
tersebut.
2. Cetakan Injeksi
Proses pembentukan benda kerja dari material compound berbentuk butiran yang
ditempatkan kedalam suatu hopper/torong dan masuk kedalam silinder injeksi yang
kemudian didorong melalui nozel dan sprue bushing kedalam rongga (cavity) dari
mold yang sudah tertutup. Setelah beberapa saat didinginkan, mold akan dibuka dan
benda jadi akan dikeluarkan dengan ejector. Material yang sangat sesuai adalah
material thermoplastik dan karena pemanasan material ini akan melunak dan
sebaliknya akan mengeras lagi bila didinginkan.
3. Ektrusi
Extrusion molding mempunyai kemiripan dengan injection molding, hanya pada
extrusion molding ini material yang akan dibentuk akan berupa bentukan profil
tertentu yang panjang. Pada prinsipnya juga ada bagian mesin yang berfungsi
mengubah material plastik menjadi bentuk lunak (semifluida) seperti pasta dengan
cara memanaskannya dalam sebuah silinder, dan memaksanya keluar dengan tekanan
melalui sebuah forming die (extruder head or hole), yaitu suatu lubang dengan bentuk
profill tertentu itu akan keluar dan diterima oleh sebuah conveyor dan
dijalankan/ditarik sambil didingikan, sehingga profil yang terbentuk akan mengeras,
dan setelah mencapai panjang tertentu akan dipotong dengan pemotong yang
melengkapi mesin extrusi tersebut.
4. Cetakan tiup
Metode mencetak benda kerja berongga dengan cara meniupkan atau
menghembuskan udara kedalam material/bahan yang menggunakan cetakan yang
terdiri dari dua belahan mold yang tidak menggunakan inti (core) sebagai pembentuk
rongga tersebut.
5. Casting/penuangan
Bahan plastik cair dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras. Baik plastik
termoplastik dan termoseting dapat dicetak. Untuk termoplastik, pemadatan terjadi
setelah pendinginan dari keadaan cair; namun, untuk termoset, pengerasan merupakan
konsekuensi dari proses polimerisasi atau pengawetan yang sebenarnya, yang
biasanya dilakukan pada suhu tinggi.