Anda di halaman 1dari 11

MATAKULIAH PENGANTAR FISIKA MATERIAL (FI363)

LEMBAR PEMBELAJARAN MAHASISWA

10 STRUKTUR, KARAKTERISTIK, APLIKASI DAN PEMROSESAN POLIMER

Nama: Tashya Anandita NIM: 1802082

Pada Pertemuan ini kita berdiskusi mengenai Struktur, Karakteristik, Aplikasi dan
Pemrosesan Polimer. Tuliskan hasil diskusi tersebut dengan mengacu pada lembar
pembelajaran ini.

1. Jelaskan/gambarkan mengenai karakteristik hidrokarbon dan polimer

Hidrokarbon Polimer

Ukuran molekul kecil


Ukuran molekul lebih besar (makromolekul)

2. Jelaskan mengenai struktur rantai molekul polimer, dan bagaimana molekul tersebut dapat
dihasilkan dari unit berulang!
Jawab :

Rantai utama setiap rantainya merupakan atom karbon. Setiap dua elektron valensi yang
tersisa untuk setiap atom karbon terikat dalam ikatan rangkap rantai dan ikatan rangkap
samping (side-bonding). Molekul panjang ini terdiri dari entitas struktural yang disebut
unit berulang, yang diulangi secara berurutan di sepanjang rantai.

3. Gambarkan unit berulang untuk polyethylene, poly(vinyl chloride), polytetrafluoroethylene,


polypropylene, dan polystyrene!

Nama Unit Berulang

Polyethylene
Poly(vynil chloride)

Polytetrafluoroethylene

Polypropylene, dan

Polystyrene

4. Distribusi berat molekul untuk poly(vinyl chloride) ditunjukkan pada gambar. Untuk bahan
ini, hitunglah (a) berat molekul rerata-jumlah, (b) derajat polimerisasi, dan (c) berat
molekul rerata-berat!

Jawab :
a. berat molekul rerata-jumlah
Data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan ini rinciannya ada pada tabel
sebagai berikut :
Berat molekul (g/mol) Mean Mi (g/mol)) wi xiMi
5000-10000 7500 0.05 375
10000-15000 12500 0.16 2000
15000-20000 17500 0.22 3850
20000-25000 22500 0.27 6075
25000-30000 27500 0.20 5500
30000-35000 32500 0.08 2600
35000-40000 37500 0.02 750
Ḿ n 21150
Berat molekul rerata jumlah sama dengan jumlah dari xiMi yaitu sebesar 21150 g/mol.
b. derajat polimerisasi
untuk menghitung derajat polimerisasi, perlu dilakukan penghitungan pada berat
molekul unit berulang.
Pada polimer PVC terdapat dua atom karbon, tiga atom hidrogen, dan satu atom klorin.
Maka berat molekulnya adalah :

m=2 ( 12.01 g
+3
1.01 g 35.45 g
mol ) ( mol ) mol
+ m=62.50
g sehingga derajat polimerisasinya :
mol

21150
DP= =338
62.50
c. berat molekul rerata-berat adalah 23200 g/mol.
Berat molekul (g/mol) Mean Mi (g/mol)) wi wiMi
5000-10000 7500 0.02 150
10000-15000 12500 0.10 1250
15000-20000 17500 0.18 3150
20000-25000 22500 0.29 6525
25000-30000 27500 0.26 7150
30000-35000 32500 0.13 4225
35000-40000 37500 0.02 750
Ḿ w 23200
5. Tuliskan 4 tipe umum struktur molecular polimer, dan jelaskan masing-masing tipe
tersebut!

NO Tipe Penjelasan Skema


1. Polimer Polimer linier adalah
Linear polimer di mana unit
berulang digabungkan ujung
ke ujung dalam rantai
tunggal.
Terdapat ikatan van der
Waals dan hidrogen yang
luas di antara rantai.
Beberapa polimer umum
yang terbentuk dengan
struktur linier adalah
polietilen, poli (vinil
klorida), polistiren, poli
(metil metakrilat), nilon,
dan fluorokarbon.

2. Polimer Cabang dianggap sebagai


bercabang bagian dari molekul rantai
utama, dapat dihasilkan dari
reaksi samping yang terjadi
selama sintesis polimer.
Efisiensi pengemasan rantai
menjadi bercabang
menghasilkan penurunan
kerapatan polimer.
3. Polimer Monomer multifungsi
jaringan yang membentuk tiga atau
lebih ikatan kovalen aktif,
membuat jaringan tiga
dimensi.
4. Polimer Rantai linear yang
ikat silang berdekatan dihubungkan
oleh ikatan kovalen. Proses
ikat silang yang dihasilkan
selama sintesis/reaksi kimia
tidak dapat diubah. Ikat
silang dilakukan oleh atom
atau molekul aditif terikat
secara kovalen ke rantai.
Polimer ikat silang tinggi
dapat diklasifikasi sebagai
polimer jaringan.

6. Tuliskan 3 tipe stereoisomer, dan jelaskan masing-masing tipe tersebut!

Stereoisomer : atom-atom dihubungkan bersama dalam urutan yang sama (kepala-ke-ekor)


tetapi berbeda dalam pengaturan spasialnya.

No Tipe Penjelasan dan skema


1. Isotactic

ini menunjukkan pola zigzag atom R rantai karbon.

2. Syndiotactic

3. Atactic

7. Tuliskan 2 jenis isomer geometri, dan jelaskan masing-masing jenis tersebut!

No Tipe Penjelasan dan Skema


1. Cis

Gugus CH3 dan atom H ditempatkan pada sisi yang sama pada
ikatan rangkap.
2. Trans

Gugus CH3 dan atom H ditempatkan pada sisi yang berlawanan


pada ikatan rangkap.

8. Buatlah plot skematik dari tiga karakteristik perilaku tegangan-regangan untuk bahan
polimer!

Jawab :

A. Kurva A menggambarkan karakter polimer rapuh, karena dapat patah saat mengalami
deformasi elastis
B. Kurva B menggambarkan sifat bahan plastik karena saat deformasi awal bersifat
elastis hingga meleleh.

C. Kurva C menggambarkan sifat elastis seperti karet karena regangan besar dapat
dipulihkan pada tingkat tegangan rendah yang ditampilkan oleh kelas polimer yang
disebut elastomer.
9. Jelaskan/sketsa berbagai tahapan dalam deformasi elastis dan plastis dari polimer
semikristalin (sferulitik)!
Jawab :

A.Deformasi Elastis
1. Deformasi elastis pada polimer semikristalin dihasilkan dari molekul rantai di daerah
amorf yang memanjang ke arah tarik yang diterapkan stres yang dapat dilihat pada
dua lamellae terlipat rantai yang berdekatan dan bahan amorf interstellar. 
2. Pada tahap selanjutnya, rantai amorf sejajar dan terdapat tekukan dan regangan dari
ikatan kovalen rantai yang kuat daidalam kristalen pipih yang menyebabkan sedikit
peningkatan ketebalan kristal pipih.

Polimer semikristalin dianggap material komposit karena terdiri dari daerah kristalin dan
amorf, dengan begitu modulus elastisitas dapat diambil sebagai kombinasi modulus fase
kristal dan amorf.
B. Deformasi Plastik
1. Deformasi Plastis terjadi setelah deformasi elastis dimana rantai yang berdekatan pada
lamellae melewati satu sama lain yang mengakibatkan miringnya lamellae sehingga
lipatan rantai sejajar dengan sumbu tarik.
2. Segmen blok kristal terpisah dari lamellae karena terikat dengan rantai pengikat.
3. Blok dan rantai pengikat semikritalin menghasilkan struktur yang beroirentasi yang
dapat memperbaiki sifat mekanik fiber dan film polimer.
Sferulit mengalami perubahan bentuk di setiap tingkatan pada perubahan deformasi. Jika
Deformasi dihentikan pada beberapa tahap yang berubah-ubah dan dipanaskan hingga dekat
titik lelehnya, maka material tersebut akan kembali membentuk struktur sferulistik.

10. Jelaskan pengaruh faktor-faktor berikut (a. berat molekul, b. derajat kekristalan, c.
predeformation, dan d.perlakuan panas) terhadap modulus dan/atau kekuatan tarik
polimer!
Jawab :
a. Berat Molekul mempengaruhi daya tarik suatu polimer. Pada persamaan fungsi
jumlah rata-rata molekul menjelaskan berat molekul sebagai pembagi konstanta, jika
berat molekulnya tinggi, maka hasil pembagian dengan konstanta semakin kecil,
sehingga daya tarik polumer tetap memiliki nilai yang tinggi karena dikurangi dengan
hasil pembagian yang kecil.
b. Derajat kekristalan dapat mempengaruhi ikatan sekunder antarmolekul karena
terdapat segmen rantai yang berdekatan. Akibatnya modulus tarik pada polimer
semikristalin meningkat signifikan dengan derajat kristalinitas.
c. Pendeformasi adalah suatu cara mengubah bentuk tegangan polimer secara permanen
untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan modulus tarik.
d. Perlakuan panas dengan waktu konstan pada bahan yang tidak ditarik dapat
meningkatkan modulus tarik, kekuatan dan penurunan keuletan

11. Jelaskan empat karakteristik atau komponen struktural polimer yang mempengaruhi suhu
leleh dan suhu transisi gelas!
Jawab :
a. Suhu Lebur
Peleburan polimer dapat merubah tatanan molekul menjadi tidak teratur, sehingga saat proses
pengaturan ulang tatanan tersebut mempengaruhi suhu lebur.
-Kekakuan Rantai dapat menyebabkan peningkatan suhu lebur karena dikendalikan oleh
kemudahan rotasi ikatan kimia di sepanjang rantai dan adanya ikatan rangkap dan gugus
aromatik pada tulang punggung polimer yang menurunkan fleksibilitas rantai
-Berat molekul pada setiap polimer yang berbeda dapat mempengaruhi berapa besar suhu
lebur.
-Jumlah Derajat percabangan dapat mempengaruhi suhu lebur karena  menyebabkan cacat
pada bahan kristal. Polietilen yang memiliki densitas tinggi memiliki suhu leleh yang tinggi,
sedangkan polietilen dengan densitas rendah memiliki suhu leleh yang lebih rendah.
b. Suhu Transisi Kaca
Pemanasan melalui suhu transisi kaca dapat merubah polimer padat amorf dalam keadaan
kaku menjadi lunak dengan demikian nilai temperatur transisi kaca bergantung pada
karakteristik molekuler yang mempengaruhi kekakuan rantai.
-Peningkatan berat molekul dapat meningkatkan suhu transisi kaca.
-Jumlah Percabangan yang sedikit dapat menurunkan suhu transisi kaca, sedangkan jumlah
percabangan yang banyak dapat mengurangi mobilitas rantai dan meningkatkan temperatur
transisi kaca.

12. Jelaskan 7 jenis aplikasi polimer yang berbeda!


Jawab :
a. Plastik
Polyethylene, polypropylene, poly (vinyl chloride), polystyrene, dan fluorocarbons,
epoxies, phenolics, dan polyesters semuanya dapat diklasifikasikan sebagai plastik.
Bahan plastik dapat berupa termoplastik atau termoseting. untuk dipertimbangkan
sebagai plastik, polimer linier atau bercabang harus digunakan di bawah suhu transisi
kacanya (jika amorf) atau di bawah suhu lelehnya (jika semikristalin), atau harus
cukup diikat silang untuk mempertahankan bentuknya.
b. Elastomer
Polimer yang dapat mulur jika ditarik, tapi akan kembali seperti semula jika gaya tarik
ditiadakan, mempunyai gaya tarik menarik paling lemah. Bentuk elastomer adalah
amorf, dengan derajat elastisitas sangat tinggi. Elastomer mempunyai kekuatan untuk
memanjang sepuluh kali lipat panjang semula dan kembali lagi ke bentuk asal.
c. Fiber
Jenis polimer ini mampu ditarik menjadi filamen panjang, biasa ditemukan dalam
industri tekstil. Serat harus memiliki kekuatan tarik tinggi dan modulus elastisitas
tinggi untuk mencegah abrasi. Berat molekulnya harus tinggi agar serat fiber tidak
pecah.
d. Pelapis (coating)
Sering digunakan untuk melindungi bahan dari lingkungan deterioratif dan korosif,
sebagai isolator di perangkat elektrik, dan untuk meningkatkan penampilan suatu
bahan agar lebih menarik.
Contohnya : lateks, cat, pernis, enamel.
e. Perekat
Mekanisme pengikatan: mekanis dan kimiawi. Untuk mekanis, sebenarnya ada
penetrasi perekat ke dalam pori-pori dan celah permukaan. ikatan melibatkan gaya
antarmolekul antara perekat dan adherend, yang gaya mungkin kovalen dan / atau van
der Waals; derajat ikatan van der Waals ditingkatkan bila bahan perekat mengandung
gugus kutub.
f. Film
Digunakan sebagai tas untuk mengemas produk makanan dan barang dagangan
lainnya, sebagai produk tekstil, dan tempat penyimpanan. Kerapatannya rendah,
tingkat fleksibilitas yang tinggi, kekuatan tarik dan sobek yang tinggi, ketahanan
terhadap serangan kelembaban dan bahan kimia lainnya, dan permeabilitas yang
rendah terhadap beberapa gas, terutama uap air
g. Foam/busa
Foams adalah bahan plastik yang mengandung persentase volume pori-pori kecil dan
gelembung gas yang terperangkap relatif tinggi. Baik bahan termoplastik maupun
termoseting digunakan sebagai busa. Digunakan sebagai bantalan pada mobil dan
furnitur serta dalam kemasan dan insulasi termal.

13. Sebutkan dan jelaskan secara singkat lima teknik fabrikasi yang digunakan untuk polimer
plastik!
Jawab :
1. Kompresi dan Pertukaran Cetakan
Metode mold plastik dimana material plastik (compound plastic) diletakan kedalam
mold yang dipanaskan kemudian setelah material tersebut menjadi lunak dan bersifat
plastis, maka bagian atas dari die atau mould akan bergerak turun menekan material
menjadi bentuk yang diinginkan. Apabila panas dan tekanan yang ada diteruskan,
maka akan menghasilkan reaksi kimia yang bisa mengeraskan material thermoseting
tersebut.
2. Cetakan Injeksi
Proses pembentukan benda kerja dari material compound berbentuk butiran yang
ditempatkan kedalam suatu hopper/torong dan masuk kedalam silinder injeksi yang
kemudian didorong melalui nozel dan sprue bushing kedalam rongga (cavity) dari
mold yang sudah tertutup. Setelah beberapa saat didinginkan, mold akan dibuka dan
benda jadi akan dikeluarkan dengan ejector. Material yang sangat sesuai adalah
material thermoplastik dan karena pemanasan material ini akan melunak dan
sebaliknya akan mengeras lagi bila didinginkan.

3. Ektrusi
Extrusion molding mempunyai kemiripan dengan injection molding, hanya pada
extrusion molding ini material yang akan dibentuk akan berupa bentukan profil
tertentu yang panjang. Pada prinsipnya juga ada bagian mesin yang berfungsi
mengubah material plastik menjadi bentuk lunak (semifluida) seperti pasta dengan
cara memanaskannya dalam sebuah silinder, dan memaksanya keluar dengan tekanan
melalui sebuah forming die (extruder head or hole), yaitu suatu lubang dengan bentuk
profill tertentu itu akan keluar dan diterima oleh sebuah conveyor dan
dijalankan/ditarik sambil didingikan, sehingga profil yang terbentuk akan mengeras,
dan setelah mencapai panjang tertentu akan dipotong dengan pemotong yang
melengkapi mesin extrusi tersebut.
4. Cetakan tiup
Metode mencetak benda kerja berongga dengan cara meniupkan atau
menghembuskan udara kedalam material/bahan yang menggunakan cetakan yang
terdiri dari dua belahan mold yang tidak menggunakan inti (core) sebagai pembentuk
rongga tersebut.
5. Casting/penuangan
Bahan plastik cair dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras. Baik plastik
termoplastik dan termoseting dapat dicetak. Untuk termoplastik, pemadatan terjadi
setelah pendinginan dari keadaan cair; namun, untuk termoset, pengerasan merupakan
konsekuensi dari proses polimerisasi atau pengawetan yang sebenarnya, yang
biasanya dilakukan pada suhu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai