Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL V FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS


ALAT MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING

Nama : Dadang Dwi Harianto


NIM : 2022-71-547
Kelas :C
Jurusan : D3 Teknologi Listrik
Tanggal Praktikum : Sabtu, 19 November 2022
Asisten : Bonar Parluhutan

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2022
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
MODUL V
ALAT MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING
I. TUJUAN

1. Menentukan nilai momen inersia benda melalui percobaan

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Sensor gerak USB plug
2. Bidang miring 1 m
3. Silinder pejal
4. Silinder berongga
III. TEORI
Bidang miring yang digunakan untuk percobaan

ini terbuat dari kayu dengan panjang +- 1 m.

Satu set alat gerak menggelinding terdiri atas

silinder pejal, silinder berongga, penahan

silinder, papan bidang miring, peredam, busur,

serta dudukan papan yang dilengkapi 6 sudut

kemiringan yaitu 5°, 10°, 15°, 20°, 25°, dan 30°.

Benda titik yang meluncur turun disepanjang bidang


miring dengan sudut ϴ terhadap sumbu horizontal, akan
mengalami percepatan gravitasi sebesar a = g sin ϴ. Jika
benda yang menggelinding tersebut berupa benda tegar
yang dapat berotasi, maka deskripsi gerak menjadi
berbeda dengan kasus benda titik. Sebuah benda
bermassa m dengan jari-jari R menggelinding tanpa
slipmenuruni sebuah bidang miring dengan kemiringan ϴ
di sepanjang arah sumbu x,

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
perhatikan gambar 1. Persamaan percepatan benda a selama menuruni bidang miring diperoleh

menggunakan hokum II Newton, dengan memperhitungkan gerak translasi (F = m.a) dan rotasinya

(τ = I.α). gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda seperti pada gambar 1.

Dari gaya-gaya yang bekerja pada benda, dapat ditentukan nilai percepatannya. Gerak translasi

(terhadap sumbu x) :

persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung percepatan pada bidang miring dengan sudutϴ
terhadap sumbu horizontal.

Pada percobaan ini, nilai percepatan dapat diperoleh menggunakan sensor gerak ultrasonic.Dengan
nilai percepatan a yang diketahui, maka dapat dihitung nilai momen inersia I benda danakan
dibandingkan dengan nilai momen inersia I yang dihitung berdasarkan teori.

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat percobaan. Pasang sensor gerak pada lubang di ujung bidang miring menggunakan
baut dan ring yang tersedia.

2. Timbang massa silinder dan ukur jari-jarinya (jari-jari dalam dan luar untuk silinder berongga)

3. Atur bidang miring pada sudut 10°.

4. Pasang sensor gerak di ujung bidang miring menggunakan statif sensor. Masukkan statif tepat
pada lubang.

5. Arahkan sensor sehingga dapat mendeteksi gerak silinder.

6. Hubungkan sensor dengan computer, kemudian buka aktivitas “Gerak menggelinding.cma”.

7. Letakkan silinder pejal di garis batas, kemudian tahan posisinya menggunakan penahan.

8. Klik tombol START pada program coach, kemudian angkat penahan agar silinder menggelinding
pada bidang miring. Pastikan silinder menggelinding dalam satu arah (lurus)

9. Saat silinder mencapai ujung bidang, klik tombol STOP pada program coach. Simpan aktivitas
dan beri nama file yang sesuai.

10. Lakukan pengolahan data grafik sesuai dengan petunjuk di bagian Pengolahan Data pada
Program Coach.

11. Catat nilai percepatan a yang diperoleh dari grafik. Masukkan dalam table di bagian E.
Pembahasan.

12. Ulangi prosedur percobaan 1 – 10 serta pengolahan data grafik untuk sudut kemiringan 15°, 20°,
25°, dan 30°. Catat hasil percepatan a yang diperoleh pada table pengolahan data.

13. Lakukan percobaan yang sama untuk silinder berongga.

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
V. DATA PENGAMATAN
MODUL V

ALAT MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING

Nama : Dadang Dwi Harianto P awal : 759 mmHg P akhir : 760 mmHg

Prodi : D3 Teknologi Listrik T awal : 26 C T akhir : 27 C

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
VI. TUGAS AKHIR
1. catat nilai percepatan yang diperoleh oleh masing masing silinder di tiap sudut hitung momen
inersia berdasarakan persamaan (3) kemudian hitung rata ratanya.

2. Hitung nilai momen inersia pejal dan silinder berongga berdasarkan teori,kemudian hitung
presentase galatnya.

3. Bandingkan nilai momen inersia yang di peroleh dari percobaan dengan teori yang ada. Jelaskan
mengapa perbedaan nilai?

4. Bagaimanakah cara menentukan energi total untuk benda yang menggelinding di bidang
miring?

Jawab :

1. SILINDER PEJAL
- Sudut 10°
( g sin ɑ − 𝑎) ( 9,81 sin 10 − 1,129)
I = mR2 . = 0,505 𝐾𝑔. 0,04362 𝑚 .
a 1,129
( 9,81 . 0,1736481777 − 1,129)
= 0,0009599848 . = 0,0009599848 . 0,5088473190
1,129
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟒𝟖𝟖𝟒𝟖𝟓𝟔𝟗𝟏 𝑲𝒈/𝒎²

Iteori−I percoban 0,0004799924−0,000488485691


KR = ⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100% = 𝟎, 𝟎𝟐 %
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,0004799924

- Sudut 15°
( g sin ɑ − 𝑎) ( 9,81 sin 15 − 1,389)
I = mR2 . = 0,505 𝐾𝑔. 0,04362 𝑚 .
a 1,389
( 9,81. 0,2588190451 − 1,389)
= 0,0009599848 . = 0,0009599848. 0,8279444437
1,389
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟕𝟗𝟒𝟖𝟏𝟒𝟎 𝑲𝒈/𝒎²

Iteori−I percoban 0,0004799924− 0,0007948140


KR = ⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100% = 𝟎, 𝟔𝟔 %
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,0004799924

- Sudut 20°
( g sin ɑ − 𝑎) ( 9,81 sin 20 − 2,245)
I = mR2 . = 0,505 𝐾𝑔. 0,04362 𝑚 .
a 2,245
( 9,81. 0,3420201433 . −2,245)
= 0,0009599848 . = 0,0009599848 . 0,494529000
2,245
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟒𝟕𝟒𝟕𝟒𝟎𝟑𝟐𝟑 𝑲𝒈/𝒎²

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
Iteori−I percoban 0,0004799924−0,000474740323
KR = ⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100% = 𝟎, 𝟎𝟏 %
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,0004799924

- Sudut 25°
( g sin ɑ − 𝑎) ( 9,81 sin 25 − 2,845)
= mR2 . = 0,505 𝐾𝑔. 0,04362 𝑚 .
a 2,845
( 9,81.0,4226182617 − 2,845)
= 0,0009599848 . = 0,0009599848 . 0,457253127
2,845
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟒𝟑𝟖𝟗𝟓𝟔 𝑲𝒈/𝒎²
Iteori − I percoban 0,0004799924 − 0,0004389560
KR = ⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,0004799924
= 𝟎, 𝟎𝟗 %
- Sudut 30°
( g sin ɑ − 𝑎) ( 9,81 sin 30 − 3,08)
= mR2 . = 0,505 𝐾𝑔. 0,04362 𝑚 .
a 3,08
( 9,81.0,5 − 2,845)
= 0,0009599848 . = 0,0009599848 .0,5925324675
2,845

= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟓𝟔𝟖𝟖𝟐𝟐 𝑲𝒈/𝒎²

Iteori − I percoban 0,0004799924 − 0,000568822


KR = ⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,0004799924
= 𝟎, 𝟏𝟗 %
I1 + I2 + I3 + I4 + I5
I rata rata =
5
0,0004884856 + 0,00079481 + 0,0004747403 + 0,00043895605 + 0,000568822
=
5
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟓𝟓𝟑𝟏𝟔𝟑𝟔𝟔𝟐 𝑲𝒈/𝒎²

SILINDER BERONGGA
- Sudut 10°
(Rluar 2 + Rdalam2 )( g sin ɑ − 𝑎)
I= m.
a
(0,001376 + 0,00119)( 9,81 sin 10 − 0,562)
= 0,5 𝐾𝑔 .
0,562
(0,00256666)(1,141488623)
= 0,5 𝑘𝑔 . = 0,5 . 0,0052131907
0,562
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟔𝟎𝟔𝟓𝟗𝟓 𝑲𝒈/𝒎²

Iteori−I percoban 0,000641665−0,002606595


R=⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100% = 𝟑, 𝟎𝟔 %
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,000641665

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
- Sudut 15°
(Rluar 2 + Rdalam2 )( g sin ɑ − 𝑎)
I= m.
a
(0,001376 + 0,00119)( 9,81 sin 15 − 1,469)
= 0,5 𝐾𝑔 .
1,469
(0,00256666)(1,070014832431)
= 0,5 𝑘𝑔 . = 0,5 . 0,7283967545479
1,469
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟗𝟑𝟒𝟕𝟕𝟑𝟒𝟎 𝑲𝒈/𝒎²

Iteori−I percoban 0,000641665−0,00093477340


R=⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100% = 𝟎, 𝟒𝟔 %
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,000641665

- Sudut 20°
(Rluar 2 + Rdalam2 )( g sin ɑ − 𝑎)
I= m.
a
(0,001376 + 0,00119)( 9,81 sin 20 − 1,69)
= 0,5 𝐾𝑔 .
1,69
(0,00256666)(1,665217605773)
= 0,5 𝑘𝑔 . = 0,5 . 0,985335861
1,69
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟐𝟔𝟒𝟓𝟏𝟏𝟎 𝑲𝒈/𝒎²

Iteori−I percoban 0,000641665− 0,0012645110


R=⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100% = 𝟎, 𝟗𝟕 %
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,000641665

- Sudut 25°
(Rluar 2 + Rdalam2 )( g sin ɑ − 𝑎)
I= m.
a
(0,001376 + 0,00119)( 9,81 sin 25 − 2,365)
= 0,5 𝐾𝑔 .
2,365
(0,00256666)(1,7808851472)
= 0,5 𝑘𝑔 . = 0,5 . 0,75301697559
2,365
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟗𝟔𝟔𝟑𝟔𝟗𝟐𝟕𝟓𝟐 𝑲𝒈/𝒎²
Iteori − I percoban 0,000641665 − 0,0009663692752
R=⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,000641665
= 𝟎, 𝟓𝟏 %

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
- Sudut 30°
(Rluar 2 + Rdalam2 )( g sin ɑ − 𝑎)
I= m.
a
(0,001376 + 0,00119)( 9,81 sin 30 − 2,9)
= 0,5 𝐾𝑔 .
2,9
(0,00256666)(2,005)
= 0,5 𝑘𝑔 . = 0,5 . 0,691379310
2,9
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟖𝟖𝟕𝟐𝟔𝟕𝟖𝟏𝟎𝟑 𝑲𝒈/𝒎²
Iteori − I percoban 0,000641665 − 0,0008872678103
R=⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100%
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,000641665
= 𝟎, 𝟑𝟖 %

I1 + I2 + I3 + I4 + I5
I rata rata =
5
0,002606595 + 0,0009347734 + 0,0012645110 + 0,00096636 + 0,000887267
=
5
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟑𝟑𝟏𝟗𝟎𝟑𝟑𝟖𝟓𝟔𝟑𝟓𝟗𝟏 𝑲𝒈/𝒎²

2. a. nilai momen inersia silinder pejal berdasarkan teori :


I = ½ m. r²
= ½ 0,505 kg x 0,0436² m
= ½ . 0,0009599848
= 0,0004799924 kg/m²
b. . nilai momen inersia silinder berongga berdasarkan teori :
I = ½ m.(Rluar²+Rdalam²)
= ½ . 0,5 (0,001376+0,00119)
= ½ .0,5 . 0,00256666
=0,000641665 kg/m

c. Kesalahan relative silinder pejal

Iteori−I percoban 0,0004799924−0,0005531636


KR = ⃒ ⃒ 𝑥 100% = ⃒ ⃒𝑥 100% = 𝟎, 𝟏𝟓 %
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,0004799924

d. Kesalahan relative silinder berongga

Iteori−I percoban 0,000641665−0,0013319033


KR = ⃒ 𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
⃒ 𝑥 100% = ⃒ 0,000641665
⃒𝑥 100% = 𝟏, 𝟎𝟕 %

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
TABEL SILINDER PEJAL

TABEL SILINDER BERONGGA

3. mengapa perbedaan nilai ?,karena pada perhitungan nomor 1 kita menghitung momen inersia
dengan memperhatikan bentuk lintasan serta gaya gaya yang mempengaruhinya sedangkan
perhitungan nomor 2 hanya menghitung momen inersia yang terdapat pada bendanya saja tanpa
dipengaruhi oleh bentuk lintasan seta gaya yang mempengaruhinya.
4. cara menentukan energi total untuk benda yang menggelinding di bidang miring adalah dalam
percobaan terdapat titik di bidang miring ada benda diatas dan Ketika diatas nilai energi
potensialnya itu bernilai maksimum sedangkan nilai energi kinetiknya bernilai 0 karena bend aini
belum memiliki kecepatan hanya memiliki ketinggia atau kedudukannya saja.ketika bend aitu
mulai bergerak smapai ketengah maka nilai energi potensialnya itu sma dengan energi kinetiknya
karena Sebagian energi potensialnya telah di konveksi menjadi energi kinetic sebab bendanya itu
sudah mulai bergerak dan Ketika sudah mencapai bawah eilai energi potensialnya itu menjadi 0
sedangkan energi kinetiknya bernilai maximum karena semua energi potensial yang dimiliki si
bend aini semua telah terkoveksi menjadi energi kinetic atau menjadi kecepatan. Dari percobaab
diatas terdapat Em1 = EM2 =EM3,EM1 hanya terdapat energi potensial saja, EM2 terdapat Ep
dan Ek persamaannya Ep2 +Ek2 sedangkan pada benda EM3 terdapat energi mekanik Ep= 0 dan
ada nilai Ek. Hasil akhirnya adalah Ep1+ Ek1 = Ep2+Ek2 =Ep3+Ep3.

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
VII. ANALISA
Pada praktikum ini di modul 5 berjudul alat menggelinding pada bidang miring, pada
percobaan ini dengan tujuan menentukan inersia benda melalui percobaan. Alat yang di gunakan
ada 4 alat yaitu Sensor gerak USB plug berfunsi untuk mendeteksi pergerakan dari benda,bidang
miring 1 m berfunsi untuk sebagai lintasan dari benda uji seta silinder pejal dan silinder berongga
berfungsi sebagai benda yang akan di uji . Pada Langkah percobaan kali ini terdapat 2 kali
percobaan yaitu dengan benda silinder pejal dan silinder berongga Langkah percobaannya adalah
Siapkan alat percobaan. Pasang sensor gerak pada lubang di ujung bidang miring menggunakan
baut dan ring yang tersedia. Timbang massa silinder dan ukur jari-jarinya (jari-jari dalam dan
luar untuk silinder berongga)Atur bidang miring pada sudut 10°.Pasang sensor gerak di ujung
bidang miring menggunakan statif sensor. Masukkan statif tepat pada lubang. Arahkan sensor
sehingga dapat mendeteksi gerak silinder. Hubungkan sensor dengan computer, kemudian buka
aktivitas “Gerakmenggelinding.cma”.Letakkan silinder pejal di garis batas, kemudian
tahan posisinya menggunakan penahan. Klik tombol START pada program coach, kemudian
angkat penahan agar silinder menggelinding pada bidang miring. Pastikan silinder
menggelinding dalam satu arah (lurus) Saat silinder mencapai ujung bidang, klik tombol STOP
pada program coach. Simpan aktivitas dan beri nama file yang sesuai. Lakukan pengolahan data
grafik sesuai dengan petunjuk di bagian Pengolahan Data pada Program Coach. Catat nilai
percepatan a yang diperoleh dari grafik. Masukkan dalam table di bagian E.Pembahasan.Ulangi
prosedur percobaan 1 – 10 serta pengolahan data grafik untuk sudut kemiringan 15°, 20°, 25°,
dan 30°. Catat hasil percepatan a yang diperoleh pada table pengolahan data. Lakukan percobaan
yang sama untuk silinder berongga.
Pengertian menggelinding adalah gabungan dari gerak rotasi dengan gerak
translasi,gerak rotasi adalah gerak suatu benda yang berputar relative terhadap porosnya
sedangakan gerak translasi adalah gerak suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama ada
4 gaya yang di pakai di percobaan ini yaitu gaya berat, gaya normal,gaya gravitasi dan gaya
gesek gaya gesek dibagi menjadi 2 yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Pada percobaan
diatas terdapat momen inersia ,factor factor yang mempengaruhi momoen inersia adalah massa
benda,jarijari bentuk benda dan titik poros untuk energi yang kita pakai ada energi kinetic adalah
energi yang di miliki benda karena kecepatnya, energi potensial adalah energi yang dimiliki
benda karena posisinya dan energi mekanik adalah gabungan dari energi kinetic dan energi
potensial. Hukum – hukum yang berlaku pada percobaan ini ada 5 hukum yaitu hukum 1 Newton
yang berbunyi “benda diam akan tetap diam, benda bergerak akan tetap bergerak jika ada gaya
luar yang bekerja pada benda tersebut”. Hukum II Newton yang berbunyi “jika suatu benda
bermassa diberikan suatu gaya maka akan timbul percepatan yang dimana percepatan berbanding

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
lurus dengan gayanya dan berbanding terbalik dengan massa”. Hukum kekekalan energi mekanik
“jumlah energi mekanik pada suatu system selalu tetap atau jumlah energi kinetic dan energi
potensial suatu system tetap”
Pada tugas akhir percobaan pada praktikum ini diketahui bahwa Hukum Kekekalan
energi Dapat berlaku Faktor – factor yang menyebabkan nilai tidak bisa sempurna atau tidak bisa
sama angkanya adalah karena adanya kesalahan relatif contoh gaya gesekan atau angin tidak
merata pemasanagan yang tidak lurus serta tumbukan yang tidak maksimal. Kesalahan paralaks
(parallax error) adalah kesalahan yang disebabkan adanya penyimpangan ukuran yang pada awal
perencanaan diabaikan.

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN
Dadang Dwi Harianto
2022-71-547
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan di atas, dapat kami simpulkan bahwa :
Kita dapat menentukan nilai momen inersia benda melalui percobaan silinder pejal, pada
( g sin ɑ−𝑎)
silinder pejal dengan rumus I = mR2 . di sudut 10° di peroleh Ipercobaan sebesar
a

0.000488486 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.02 %, di sudut 15° di peroleh Ipercobaan
sebesar 0.000794814 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.66 %, di sudut 20° di peroleh
Ipercobaan sebesar 0.00047474 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.01 %, di sudut 25° di peroleh
Ipercobaan sebesar 0.000438956 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.09 %, sedangkan di sudut
30° di peroleh Ipercobaan sebesar 0.000568822 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.19 %,
diperoleh Irata-rata percobaan sebesar 0.000553164 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.15 % .
nilai momen inersia silinder pejal berdasarkan teori adalah 0,0004799924 kg/m²
Untuk di percobaan silinder berongga dengan rumus :
(Rluar2 +Rdalam2)( g sin ɑ−𝑎)
I= m. di sudut 10° di peroleh Ipercobaan sebesar 0.002606595
a

Kg/m² dengan kesalahan relative 3.06 %, di sudut 15° di peroleh Ipercobaan sebesar
0.000934773 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.46 %, di sudut 20° di peroleh Ipercobaan
sebesar 0.001264511 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.97 %, di sudut 25° di peroleh
Ipercobaan sebesar 0.000966369 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.51 %, sedangkan di sudut
30° di peroleh Ipercobaan sebesar 0.000887268 Kg/m² dengan kesalahan relative 0.38 %,
diperoleh Irata-rata percobaan sebesar 0.001331903 Kg/m² dengan kesalahan relative 1.08 % .
nilai momen inersia silinder pejal berdasarkan teori adalah 0,0004799924 kg/m²
sedangkan nilai momen inersia silinder berongga berdasarkan teori adalah 0,000641665 kg/m.
dengan kesimpulan semakin kecil angka kesalahan relatifnya maka nilai percobaan ini mendekati
dengan nilai teorinya.

Laboratorium Fisika
Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai