BAB 1 ........................................................................................................................... 1
BAB 2 ........................................................................................................................... 3
BAB 3 ........................................................................................................................... 5
i
3.4 Pengujian ............................................................................................................... 7
BAB 4 ........................................................................................................................... 7
LAMPIRAN ............................................................................................................... 11
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus kompresi uap pada p-h diagram..................................................... 5
Gambar 2. Skematik mesin pengering pakaian (sudut pandang dari atas)................. 6
Gambar 3. Aerator akuarium...................................................................................... 7
Gambar 4.Diagram Alur Pembuatan Lemari Pengering Pakaian............................ 10
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembagian Metode Tahapan Pelaksanaan Penelitian.................................. 11
Tabel 2. Anggaran Biaya........................................................................................... 12
Tabel 3. Jadwal Kegiatan........................................................................................... 12
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan diakuinya batik oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 sebagai Warisan
Budaya Tak Benda, eksistensi dan popularitas batik menjadi meningkat dan
berkembang lebih pesat dari pada tahun-tahun sebelum adanya pengakuan tersebut.
Kiprah batik melambung ke dunia Internasional yang mana juga menyebabkan peminat
batik semakin banyak. Banyak pelaku industri batik melakukan standarisasi mulai dari
daya saing, dan meningkatkan kualitas produk-produk batiknya menjadi produk
unggul, melakukan inovasi-inovasi baru dalam proses pembuatan batik, pembenahan
dalam mendesain batik dan cara pemasaran batik dengan strategi-strategi orientasi
pasar baru sesuai selera dari target pasar baik nasional maupun internasional.
Keberhasilan dari inovasi dan peningkatan kualitas menjadi tolak ukur
selangkah lebih maju yang memiliki nilai lebih bagi suatu pelaku industri batik. Salah
satu yang dapat dilakukan dengan menekankan pada serangkaian proses pembuatan
batik menjadi lebih cepat selaras dengan permintaan dari konsumen dalam dan luar
negeri semakin banyak, terutama pada proses pengeringan yang mana saat ini masih
menggunakan cara manual dengan memanfaatkan sinar matahari. Keberadaan matahari
yang tidak selalu ada sepanjang tahun tentu saja membuat proses pembuatan batik
menjaditerhambat, terutamasaatmusimhujan yang terjadi di Indonesia.
Persoalan yang selalu muncul setiap tahun memperlambat serangkaian proses
pengeringan batik dan menurunkan kualitas produk dikarenakan warna pada batik
mengalami perubahan. Untuk mengurangi dan meminimalisir hal tersebutd irancanglah
alat pengeringkain batik dengan menggunakan bahan bakar batubara. Dengan begitu,
perencanaan sebuah alat ini akan membantu masyarakat khususnya industri batik untuk
mengeringkan kain batik dengan efektif bahkan ketika musim penghujan tiba karena
dapat digunakan setiap waktu juga tidak bergantung dengan cuaca. Bahan bakar mesin
pemanas pun relatif murah dan terjangkau,tidak beresiko meledak,sumber pasokan
bahan baku melimpah, kualitas panas tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk
pembakaran yang lama dan terus menerus. Dengan begitu kapasitas produksi
meningkat dan kualitas produk unggul juga didapatkan dengan penggunaan alat ini.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batik
Mengeringkan batik merupakan proses terakhir dari suatu pembuatan batik.
Proses pengeringanini dilaksanakan setelah proses pelorodan menggunakan bahan
soda ash yang mana berfungsi mematikan warna batik supaya tidak terjadi pelunturan
warna. Terdapat 2 macam proses pengeringan batik, yaitu pengeringan alami dan
pengeringan menggunakan mesin oven. Terdapat beberapa jenis kain batik yang sering
digunakan di Indonesia, yaitu:
a. Kain Grey
Kain grey disebut juga “bahan unfinish” yang mana warna alami dari kain ini
masih terjaga dengan baik dikarenakan tidak mengalami proses pemutihan
warna. Kain bahan grey dibuat dari tenunan benang kapas.
b. Kain Paris
Kain paris memiliki tekstur yang lembut dan bahan yang jatuh. Jika dilihat
sekilas, kain ini memang terlihat tipis, namun ditinjau dari kualitasnya kain
paris merupakan jenis kain yang tergolong cukup bagus daripada jenis kain
batik lainnya.
c. Kain Mori
Kain mori adalah kain berwarna putih polos yang mana memiliki tebal, tekstur
halus dan kerapatan yang sempurna. Oleh karena itu kain jenis ini sangat cocok
jika digunakan untuk membatik. Terdapat beberapa jenis tingkatan kain mori,
yaitu primissima, prima, biru, berkolissima, voilisimma, serta mori shantung.
d. Kain Kaos Katun
Kain kaos katun merupakan jenis kain dari rajutan yang mana sering dibuat
dalam bentuk T-shirt atau kain oblong.
e. Kain Sutra
Kain sutra memiliki sifat yang fleksibel, serat yang kuat sehingga tidak rawan
robek, dan memiliki tektur halus dan lembut. Kain sutra cocok digunakan
membuat batik dengan kualitas tinggi yang mana kain ini memiliki
keistimewaan tersendiri. Dilihat dari segi harga, kain ini memang sedikit lebih
mahal daripada kain katun atau kain mori.
f. Kain Poleister
Kain poliester adalah jenis kain serat sintetis. Dikarenakan terbuat dari serat
sintetis, kain poliester memiliki sifat anti kusut, tahan dengan sifat asam,
terhadap jamur, dan memiliki daya serap air yang lemah.
2.5 Batubara
Batu bara merupakan bahan bakar fosil yang mana terbentuk dari tumbuh-
tumbuhan, yang telah dikonsolidasi antara lapisan batuan lain dan diubah oleh
gabungan efek tekanan dan panas selama jutaan tahun lamanya untuk membentuk
lapisan batubara. Energi yang didapatkan dari batubara saat ini berasal dari energi yang
tumbuhan serap dari matahari jutaan tahun yang lalu.
Oleh karena itu batubara banyak digunakan sebagai sumber energi alternatif di
masa depan dikarenakan memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu :
1. Harga yang relatif murah daripada harga minyak dan gas.
2. Di Indonesia jumlah cadangan batubara lebih banyak daripada mnyak bumi
yang mana diperkirakan masih bisa digunakan selama 200 tahun kedepan.
3. Batubara dapat ditambang dengan relatif mudah.
4. Pembakaran pada batubakar memiliki dampak yang relatif kecil terhadap
lingkungan.
5. Berlainan dengan energi dari gas alam, minyak maupun nuklir sekalipun dapart
mengasilkan cukup banyak lapangan pekerjaan dalam proses penghilangan
batubara, kemudian dibakar dan pembuangan abu batubara tepat.
BAB 3
TAHAP PELAKSANAAN
Pelaksanaan pembuatan alat ini menggunakan model sekuensial linier atau
waterfall development model. Waterfall memiliki tahapan-tahapan dalam prosesnya,
6
3.3 Implementasi
Implementasi berupa tahap pembuatan dan perakitan Alat Pengering Kain
Batik dengan Bahan Bakar Batubara. Ada 3 tahap perakitan yaitu box briket batubara,
lemari Alat Pengering Kain Batik dan penggabungan box briket batubara dengan
lemari alat pengering kain batik.
7
3.4 Pengujian
Setelah dilakukan implementasi, tahap selanjutnya adalah pengujian kinerja
alat dan perbaikan error sampai sistem dapat bekerja seperti yang telah direncanakan.
Pengujian dilakukan bersama dengan dosen pembimbing menggunakan lemari
pengering yang sudah dirakit, serta kebutuhan lain yang menunjang pengujian alat.
3.5 Perawatan
Tahap perawatan dilakukan setelah produk jadi dan dapat berfungsi dengan
sempurna. Perawatan dilakukan untuk menjaga produk tetap dalam kondisi baik dan
dapat digunakan kapanpun apabila dibutuhkan. Perawatan dapat dilakukan dengan
menjaga kebersihan setiap komponen serta keseluruhan produk.
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara blendid, yaitu dengan tatap muka
secara langsung dan juga secara daring, pembagian yang dilakukan yaitu sebagai
berikut :
Tabel 1. Pembagian Metode Tahapan Pelaksanaan Penelitian
No Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan secara full online, setiap anggota tim
Analisa Kebutuhan
1. mencari sumber literasi secara mandiri kemudian
dan Studi Literatur
didiskusikan secaradaring
Pelaksanaan secara online, diskusi juga secara daring
Desain dan
2. menggunakan berbagai platform misalnya zoom,
Perancangan sistem
whatsapp, dan lain-lain.
3. Implementasi Pelaksanaan dilakukan secara online dan offline
4. Pengujian Pelaksanaan dilakukan secara offline
5. Perawatan Plekasanaan dilakukan secara offline
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Penggunaan anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan PKM-KC ini
sebesar Rp7.000.000,00
Belmawa 5.250.000
Rekap Sumber Dana Perguruan Tinggi 1.750.000
Jumlah 7.000.000
Bulan Person
Penangg
N Jenis
1 2 3 4 ung-
o Kegiatan
jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Diajeng
Koordinas
1 Ayu
i Tim
Berliana
Diajeng
Koordinas
2 Ayu
i Dosen
Berliana
Perancang Azzahra
3 an Isnaini
kegiatan Putri
Pengadaan Fathonah
4 alat dan Utami
bahan Ningsih
Habib
5 Perakitan
Firmansyah
Habib
6 Pengujian
Firmansyah
Evaluasi / Habib
7
revisi Firmansyah
Habib
8 Finishing
Firmansyah
9
Penyusuna Fathonah
9 n Laporan Utami
Kemajuan Ningsih
Fathonah
Penyusuna
10 Utami
n Artikel
Ningsih
Penyusuna Azzahra
11 n Laporan Isnaini
Akhir Putri
Revisi Azzahra
12
Laporan Isnaini
Diajeng
Upload
13 Ayu
Laporan
Berliana
DAFTAR PUSTAKA
Alhusain, A.S., 2016. Kendala dan upaya pengembangan industri batik di Surakarta
menuju standardisasi. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 6(2), pp.199-213.
Budijono, A.P. and Kurniawan, W.D., 2017. Efisiensi Proses Produksi Batik Melalui
Penerapan Mesin Pengering Batik Dan Kompor Pemanas Lilin Batik Semi
Otomatis. Otopro, pp.30-34. Dewi, S.T., 2006.
Dewi, S.T., 2006. Analisis pengaruh orientasi pasar dan inovasi produk terhadap
keunggulan bersaing untuk meningkatkan kinerja pemasaran (studi pada Industri Batik
di Kota dan Kabupaten Pekalongan). Universitas Diponegoro.
Fitinline.com. (2019). 9 Jenis Bahan Kain Yang Biasa Digunakan Untuk Membuat
Kain Batik Indonesia.
Jamilatun, S., 2008. Sifat-sifat penyalaan dan pembakaran briket biomassa, briket
batubara dan arang kayu. Jurnal Rekayasa Proses, 2(2), pp.37-40.
Nurainun, N., 2008. Analisis industri batik di Indonesia. Fokus Ekonomi, 7(3),
p.24399.
Prabowo, A., 2017. Mesin Pengering Pakaian Sistem Tertutup dengan Menggunakan
Daya Listrik 1122 watt. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Purwadi, P.K. and Kusbandono, W., 2015. Mesin pengering pakaian energi listrik
dengan mempergunakan siklus kompresi uap.
Purwadi, P.K. and Kusbandono, W., 2016. Inovasi mesin pengering pakaian yang
praktis, aman dan ramah lingkungan. Widya Teknik, 15(2), pp.106-111.
Setiawan, E. (2012). Arti kata bahan - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
Sinaga, A.J. and Manurung, C., 2020. Analisa Laju Korosi dan Kekerasan Pada
Stainless Steel 316 L Dalam Larutan 10% NaCl Dengan Variasi Waktu
Perendaman. Sprocket Journal of Mechanical Engineering, 1(2), pp.92-99.
Siregar, A.P., Raya, A.B., Nugroho, A.D., Indana, F., Prasada, I.M.Y., Andiani, R.,
Simbolon, T.G.Y. and Kinasih, A.T., 2020. Upaya pengembangan industri batik di
Indonesia. Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah, 37(1).
Unesco.org. (2021). UNESCO - Indonesian Batik.
Wibowo, N.M., Karsam, K., Widiastuti, Y. and Siswadi, S., 2020. Penciptaan
Keunggulan Bersaing Ukm Batik Melalui Penerapan Teknologi Pengering Batik Dan
Digital Marketing. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat
dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 3, pp.970-975.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. BiodataKetua dan Anggota serta Dosen Pendamping
Biodata Ketua
12
BiodataAnggota 1
13
Biodata Anggota 2
14
Biodata Anggota 3
15
Harga Satuan
No Jenis Pengeluaran Volume Total (Rp)
(Rp)
Plat stainless BA GILAP 6 lembar
(uk.122 x
1. 650.000 3.900.000
244; tebal 0,6
mm)
Hollow galvanis 4 x 6 meter 150.000 600.000
Pipa stainless ½" , tebal
6 meter 70.000 70.000
0,8 mm
Roda troli disertai rem 1 set (isi 4) 200.000 200.000
Engsel 5” stainless 1 pasang 60.000 60.000
Engsel 1,5” biasa 1 pasang 15.000 15.000
Bracket hanger 2 buah 60.000 120.000
Handle pintu stainless
1 buah 60.000 60.000
besar
Handle pintu kecil 1 buah 5.000 5.000
Lem sealant 1 buah 50.000 50.000
Spigot siku aluminium 4 x 6 meter 80.000 320.000
Siku aluminium/etalase 4 x 6 meter 40.000 160.000
Fan exhaust DC 120 x
2 buah 135.000 270.000
120 x 25
Keling/rivet 90 biji 75.000 75.000
Briket batu bara 5kg 7.000 35.000
SUB TOTAL (Rp) 5.940.000
2. Sewa las listrik 2 hari 300.000 600.000
SUB TOTAL (Rp) 600.000
Transportasi pembuatan 4 motor x 4
3. 10.000 160.000
alat liter
SUB TOTAL (Rp) 160.000
4. P3K 1 set 50.000 50.000
Publikasi ilmiah 1 50.000 50.000
Biaya tak terduga 1 200.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 300.000
GRAND TOTAL (Rp) 7.000.000
GRAND TOTAL (Terbilang Tujuh Juta Rupiah)
20
AlokasiWaktu
Program Bidang
No Nama/NIM (jam/minggu) UraianTugas
Studi Ilmu
Mengoordinasikan
Diajeng Ayu Pendidikan tim, belanja alat dan
1 Berliana / Teknik Teknik 30 bahan,merancang
21502241009 Elektronika dan merakit
keseluruhan alat.
Melakukan survei
harga serta
merancang anggaran
Fathonah Pendidikan biaya,belanja alat
2 Utami Ningsih Teknik Teknik 28 dan bahan merakit
/ 21502241021 Elektronika kerangka lemari
pengering,menyusun
laporan kemajuan
dan artikel.
Menyusun proposal
Azzahra Pendidikan
dan laporan akhir,
3 Isnaini Putri / Teknik Teknik 30
merakit box briket
21501141001 Elektronika
batubara.
Box briket batu bara di rangkai terpisah dengan lemari pengering kain
batik,sehingga dapat dilepas ketika sebelum menggunakan lemari pengering dan dapat
di lepas sesudah menggunakan lemari pengering untuk di rawat dan di bersihkan.
Untuk pipa stainless yang akan di gunakan untuk menempatkan kain yang akan
di keringkan,nantinya juga fleksibel ,dapat di lepas dan di pasang kembali pada bracket
hanger yang telah dipasang di sisi kanan dan kiri bagian dalam lemari pengering.
Pintu lemari pengering di letakkan di bagian atas supaya tidak boros tempat.
Pada bagian pintu lemari yang letaknya ada di bagian atas juga terpasang kipas exhaust
untuk sirkulasi udara supaya uap yang di hasilkan dari kain yang di keringkan dapat
keluar melalui kipas tersebut.
Lemari pengering di buat dua lapisan (luar dan dalam) supaya harapannya suhu
panas yang di hasilkan oleh batu bara dapat stabil dan suhu panas menyebar secara
merata serta tidak merusak kain batik.
Pada kaki-kaki lemari pengering di beri roda untuk memudahkan pengguna
dalam menempatkan lemari pengering. Roda yang terpasang pada lemari pengering ini
nantinya menggunakan roda troli yang sudah disertai rem sehingga akan aman ketika
alat pengering sedang bekerja.