Anda di halaman 1dari 11

Six Sigma pada produk

Clear File
Kelompok VI
Nursiah Manggasa
Ahmad Yani
Sumarni
Nurhikmah
Heriansyah

Pengertian six sigma


Six Sigmaadalah suatu alat manajemen baru yang
digunakan
untuk
mengganti
Total
Quality
Management ( TQM ), sangat terfokus terhadap
pengendalian kualitas dengan mendalami sistem
produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki
tujuan untuk menghilangkan cacat produksi,
memangkas waktu pembuatan produk, dan
mehilangkan biaya.

Six

sigmasebagai sistem pengukuran

menggunakanDefect per Million


Oppurtunities(DPMO) sebagai satuan pengukuran.
DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas
produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung
dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang
Cara menentukan DPMO adalah sebagai berikut:
Hitung defect per unit (DPU)
Hitung DPMO terlebih dahulu menetukan probabilitas
jumlah kerusakan

BiasanyaSix Sigma membawa perbaikan pada


hal-hal berikut ini (Pande, Peter. 2000):
Pengurangan biaya
Perbaikan produktivitas
Pertumbuhan pangsa pasar
Retensi pelanggan
Pengurangan waktu siklus
Pengurangan cacat
Pengembangan produk / jasa

Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Six Sigma


dibanding metode lain adalah:
Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode
analisis berdasarkan statistik.
Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada
bidang jasa atau non manufaktur disamping
lingkungan teknikal,
Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan
variabel mana yang dapat dimonitor dan
direspon balik dengan cepat.
Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan
pelanggan berubah, kinerja sigma akan
berubah

Metode Six Sigma terdiri atas :


Define

Define (D) dilakukan pendefinisian proyek dan


tujuan yang hendak dicapai berdasarkan
keinginan dan feedback pelanggan. CTQ
(Critical to Quality) adalah hal yang perlu
didefinisikan
berdasarkan input dari pelanggan terhadap
kualitas yang diinginkan terhadap produk

Measure
Measure merupakan langkah oprasional yang kedua
dalam program peningkatan kualitas Six Sigma
Memilih atau menentukan karakteristik kualitas
(Critical
to Quality) kunci
Mengembangkan rencana pengumpulan data
Pengukuran baseline kinerja pada tingkat output

Analyze
Merupakan langkah operasional yang ketiga
dalam program peningkatan kualitas six sigma.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada
tahap ini yaitu :
Menentukan stabilitas dan kemampuan
( kapabilitas) proses
Menetapkan target kinerja dari karakteristik
kualitas (CTQ) kunci
Mengidentifikasi sumber-sumber dan akar
penyebab masalah kualitas

Improve
Pada langkah ini diterapkan suatu rencana
tindakan untuk melaksanakan peningkatan
kualitas
Six
sigma.
Rencana
tersebut
mendeskripsikan tentang
Fase keempat adalah fase perbaikan. Dalam
fase ini dilakukan beberapa langkah untuk
menurunkan cacat minor pocket seperti: (1)
Penetapan rencana perbaikan cacat minor
pocket, (2) Penentuan prioritas rencana
perbaikan, dan (3) konfirmasi pencapaian hasil
perbaikan.

Control
Merupakan tahap operasional terakhir dalam
upaya peningkatan kualitas berdasarkan Six
Sigma. Pada tahap ini hasil peningkatan kualitas
didokumentasikan dan disebarluaskan, praktikpraktik terbaik yang sukses dalam peningkatan
proses distandarisasi dan disebarluaskan,
prosedur didokumentasikan dan dijadikan
sebagai pedoman standar, serta kepemilikan
atau tanggung jawab ditransfer dari tim kepada
pemilik atau penanggung jawab proses.

Contoh Kasus

Anda mungkin juga menyukai