NIM: 1903085 Kelas: 1B A. Hakikat Manusia 1. Manusia adalah Mahluk Tuhan YME Dua aliran filsafat yang menjawab pertanyaan mengenai asal-usul manusia dan alam semesta: Evolusionisme: Manusia dan alam semesta ada dengan sendirinya, tanpa pencipta. Kreasionisme: Manusia dan alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME. Argumen yang memperkuat teori Kreasionisme (Manusia adalah Mahluk Tuhan YME) : Argumen ontologis: Semua manusia memiliki ide tentang Tuhan, sementara realitas lebih sempurna daripada ide manusia. Argumen kosmologis: Di alam semesta terdapat rangkaian sebab-akibat, dan pastinya ada Sebab Pertama. Argumen Taleologis: Segala sesuatu memiliki tujuan. Sebab itu segala sesuatu tidak terjadi dengan sendirinya. Argumen Moral: Manusia bermoral, ini menunjukkan adanya tujuan Moralitas yaitu Tuhan YME. 2. Manusia sebagai Kesatuan Badani-Rohani Beberapa pendapat mengenai manusia sebagai kesatuan badani-rohani: Epiphenomenalisme: Esensi manusia semata-mata bersifat badani. Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa. Spiritualisme: Esensi manusia bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah. Jiwalah yang mempengaruhi tubuh. Paralelisme: Setiap peristiwa kejiwaan selalu paralel dengan peristiwa badaniah, atau sebaliknya. Namun seluruh pendapat diatas dibantah oleh E.F Schumacher dan Abdurahman Sholih Abdullah, mereka berdua berpendapat bahwa manusia adalah kesatuan dari badani dan rohani. 3. Individualitas/Personalitas Manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, ia memiliki perbedaan dengan seluruh mahluk lainnya bahkan manusia itu sendiri, sehingga ia bersifat unik dan merupakan subjek yang otonom. 4. Sosialitas Untuk mendapatkan status dan eksistensinya di dunia, manusia membutuhkan pengakuan dari orang lain, itulah sebab utama seorang manusia tidak dapat hidup sendiri. 5. Keberbudayaan Manusia menciptakan dan menggunakan kebudayaan dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhannya atau untuk mencapai berbagai tujuan. Karena dengan kebudayaan juga manusia akan lebih mengenal dirinya sendiri, walaupun tidak semua kebudayaan yang diciptakan manusia itu akan berdampak baik bagi alam dan manusia itu sendiri. 6. Moralitas Manusia memiliki dimensi moralitas karena ia dapat membedakan antara baik dan buruk. Manusia juga mempunyai kebebasan dalam bertindak/berbuat, maka didalam hidup manusia akan selalu ada penilaian moral atau tuntutan pertanggungjawaban atas setiap perbuatan atau tindakannya. 7. Keberagaman Keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia, hal ini terdapat pada manusia manapun, baik dalam seluruh rentang waktu dan rentang geografis dimana manusia tersebut berada. Dalam keberagaman ini manusia dapat merasakan hidupnya menjadi bermakna. 8. Historisitas Eksistensi manusia ada karena keberadaan sejarah masa lalunya. Masa lampau manusia yang historis adalah faktor dasar yang tidak dapat dihindarkan bagi mada depannya. 9. Komunikasi/Interaksi Dalam rangka mencapai tujuan hidupnya, manusia berinteraksi/berkomunikasi secara multi dimensional. 10. Dinamika Manusia mempunyai dinamika yang berarti manusia tidak akan pernah berhenti atau selalu dalam keaktifan, baik dalam aspek fisiologik maupun spiritual. 11. Eksisten Manusia adalah untuk Menjadi Manusia Eksistensi manusia tiada lain adalah untu menjadi manusia. Tegasnya ia harus menjadi manusia ideal, idealitas ini bersumber dari Tuhan melalui ajaran agama, bersumber dari sesama dan budayanya, bahkan dari diri manusia itu sendiri.
B. Prinsip-Prinsip Antropologis Keharusan Pendidikan: Manusia sebagai Mahluk yang
Perlu Dididik dan Mendidik Diri 1. Prinsip Historiasitas Eksistensi manusia terpaut dengan masa lalunya sekaligus mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan hidupnya. 2. Prinsip Idealitas Dalam eksistensinya manusia mengemban tugas untuk menjadi manusia yang ideal. 3. Prinsip Posibilitas/Aktualitas Perkembangan manusia bersifat terbuka atau serba mungkin, jadi dapat dipahami bahwa kemampuan yang seharusnya tidak di bawa sejak kelahirannya, melainkan harus diperoleh setelah kelahirannya. Karena sebab itulah manusia memerlukan pendidikan untuk memanusiakan dirinya.
C. Prinsip-Prinsip Kemungkinan Pendidikan: Manusia sebagai Mahluk yang Dapat Dididik
1. Prinsip Potensialitas Pendidikan bertujuan agar seseorang menjadi manusia yang ideal, dilain sisi manusia itu sendiri memiliki berbagai potensi untuk menjadi manusia yang ideal. Sebab itulah manusia akan dapat dididik dan menjadi manusia yang ideal. 2. Prinsip Dinamika Manusia selalu aktif baik dalam aspek fisiologik maupun spiritualnya, ia selalu menginginkan dan mengejar segala hal yang lebih dari apa yang telah ada atau telah dicapainya. Karena itu dinamika manusia mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik. 3. Prinsip Individualitas Manusia adalah individu yang memiliki subyektivitas, bebas dan aktif berupaya untuk menjadi dirinya sendiri. Sebab itu, individualitas mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik. 4. Prinsip Sosialitas Manusia adalah mahluk sosial, ia hidup dengan sesamanya. Dalam kehidupan bersama dengan sesamanya ini akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik di mana setiap individu akan menerima pengarh dari individu yang lainnya. Sebab itu, sosialitas mengimpliasikan bahwa manusia akan dapat dididik. 5. Prinsip Moralitas Pendidikan bertujuan agar manusia berahlak mulia. Dilain sisi, manusia berdimensi moralitas, manusia mampu membedakan yang baik dan buruk. Sebab itu, dimensi moralitas juga mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.
D. Pendidikan Sebagai Humanisasi
Definisi Pendidikan Eksistensi manusia tiada lain adalah untuk menjadi manusia, dan manusia akan dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan. Implikasinya maka pendidikan tiada lain adalah humanisasi. Sasaran Pendidikan Sasaran pendidikan hakikatnya adalah manusia sebagai kesatuan yang terintegrasi. Akan terjadi berbagai fenomena manusia melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain jika terdapat kesalahan konsep tentang hakikat manusia, sehingga sasaran pendidikannya tidak berkenaan dengan manusia secara utuh. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya (aktualitas) dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang ada padanya (potensialitas), dan diarahkan menuju terwujudnya manusia yang seharusnya/dicita-citakan (idealitas). Sifat/Karakteristik Pendidikan Pendidikan bersifat normatif. Implikasinya, sesuatu tindakan dapat digolongkan kedalam upaya pendidikan apabila tindakan itu diarahkan menuju terwujudnya manusia ideal.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita