Anda di halaman 1dari 22

06.08.

2014
RPP Kurikulum 2013 eg 1
Categories: edu

Mata Kuliah Micro Teaching (PPL 1)


Wila Ingri Anggraini (F03111029)

6/6/2014

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : X/2

Perminatan : MIA

Materi Pokok : Optika Geometris

Sub materi : Pemantulan Cahaya

Alokasi Waktu : 20 menit

1. A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

1. B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-
hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
3.7 Mendeskripsikan cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh
cermin dan lensa

Indikator :

Menyebutkan hukum-hukum pemantulan cahaya


Menjelaskan sinar datang dan sinar pantul pada cermin
Melukiskan tiga sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung

4.7 Menyajikan rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan
pada cermin dan lensa.

Indikator :

Menganalisis hasil pengamatan, dan mengomunikasikan hasilnya

1. C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati fenomena disekitar, peserta didik dapat mengagumi
kompleksitas dan keteraturan ciptaan tuhan
2. Melalui kegiatan mengamati fenomena disekitar, peserta didik dapat mensyukuri
karunia tuhan
3. Melalui kegiatan pengamatan dan diskusi, peserta didik dapat mengembangkan
perilaku ingin tahu, teliti, jujur, tekun, tanggung jawab, dan saling menghargai
pendapat
4. Melalui kegiatan mengamati, peserta didik dapat menyebutkan hukum-hukum
pemantulan cahaya
5. Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat menjelaskan sinar datang dan
sinar pantul pada cermin
6. Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat melukiskan tiga sinar istimewa
pada cermin cekung dan cermin cembung
1. D. Materi Pembelajaran

Fakta

Pemantulan cahaya satu diantaranya yaitu melalui cermin

Konsep

Sinar datang dan sinar pantul pada cermin

Prinsip

Pemantulan cahaya pada cermin dilukiskan dengan sinar-sinar istimewa

Prosedur

Analisis perbedaan ermin datra, cembung, dan cekung

1. E. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Model : Inkuiri

Pendekatan : Saintifik

Metode : Tanya Jawab, Penugasan, Diskusi

1. F. Media, Alat, dan Sumber Belajar

Media : Gambar dan video, power point pendukung bahan ajar

Alat : In focus

Sumber Belajar :

Buku Fisika SMA Kelas X

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2005. Seribu Pena Fisika SMA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Buku Fisika Penunjang

Tipler, Paul A. 1999. Fisika. Jakarta; Erlangga

1. G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Peserta
Waktu
didik
No Sintaks Model Kegiatan Guru
(menit)
(yang diharapkan)
A. Pendahuluan 3 menit
Menyiapkan peserta didik, memberi Peserta didik
motivasi dan apersepsi. menjawab
salam atau
1. Guru membuka pembelajaran dengan sapaan guru.
mengucapkan salam,
2. Guru mengabsen peserta didik,
3. Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
dan media pembelajaran,
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik,
5. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk
memimpin doa
6. Apersepsi:

Guru : Ilmu fisika yang mempelajari tentang


cahaya disebut optika, Yang dibagi menjadi
dua, yaitu opika geometris dan optika fisis.
Optika geometris mempelajari tentang
pemantulan dan pembiasan, sedangkan optika
fisis mempelajari tentang polarisasi,
interferensi dan difraksi cahaya. Ada yang
namanya sumber cahaya dan benda

1. Motivasi: Coba perhatikan . Apa


yang terjadi pada ? (pemantulan
baur dan difus)

Menyampaikan judul pembelajaran,


yaitu mengenai pemantulan pada
cermin.
Peserta didik menelaah judul yang
disampaikan guru.

Menginformasikan tujuan Peserta didik


pembelajaran, yaitu agar peserta didik menelaah
dapat menjelaskan sinar datang dan tujuan yang
sinar pantul pada cermin, melukiskan disampaikan
tiga sinar istimewa pada cermin cekung guru.
dan cermin cembung.

Hingga nantinya kalian akan menyelidiki


pemantulan cahaya pada berbagai bentuk
cermin
Guru memberi petunjuk kepada peserta Peserta didik
didik tentang poin-poin afektif yang menyimak
diharapkan dapat dicapai pada saat dengan baik.
pembelajaran, antara lain :

Karakter: tanggung jawab, aktif, percaya diri,


dan berani. Pada aspek keterampilan sosial:
bertanya, dan menjadi pendengar yang baik.
B. Kegiatan inti 15 menit
Mengamati
Langkah 1 Guru menyajikan video
yang berkaitan dengan
Observasi atau fenomena pemantulan
pengamatan terhadap cahaya, (pada cermin
berbagai fenomena datar, cekung dan
cembung).
Guru mempersilahkan
peserta didik untuk
berdiskusi
Peserta didik menyimak
dengan baik informasi
yang disampaikan oleh
guru.
Peserta didik berdiskusi
mengenai konsep usaha
pada bidang datar dengan
tanggungjawab.

Menanya
Langkah 2 Guru mengajukan
pertanyaan berdasarkan
Mengajukan kejadian dan fenomena
pertanyaan tentang yang disajikan untuk
fenomena yang mengetahui rumusan
dihadapi masalah yang dibentuk
peserta didik
Mencoba
Langkah 3 Guru memberikan LKS
terkait pembentukan
Mengajukan dugaan bayangan oleh cermin
atau kemungkinan yang dikerjakan secara
jawaban berkelompok.
Peserta didik
menyampaikan dugaan Peserta didik dalam
awalnya mengenai kelompok mengerjakan soal
fenomena yang disajikan yang diberikan oleh guru
Guru mengunjungi tiap- dengan tanggungjawab.
tiap kelompok dan
memeriksa apakah peserta
didik mengerjakannya
dengan benar. Jika masih
ada peserta didik atau
kelompok yang belum
dapat melakukannya
dengan benar, guru dapat
langsung memberikan
bimbingan.
Guru memfasilitasi peserta
didik dengan memberikan
latihan secara individual.
Peserta didik langsung
membentuk kelompok.

Mengasosiasi
Langkah 4 Perwakilan peserta didik
dalam kelompok
Mengumpulkan data dipersilahkan untuk
yang terkait dengan menuliskan jawaban di
pertanyaan yang papan tulis.
diajukan Peserta didik dalam
kelompok menganalisis
data hasil kelompok
Peserta didik menuliskan
jawaban hasil diskusi
kelompok di papan tulis
dengan percaya diri dan
berani.

Mengomunikasikan
Langkah 5 Perwakilan peserta didik
dipersilahkan untuk
Merumuskan menyampaikan hasil
kesimpulan- diskusinya
kesimpulan Guru memuji kelompok
berdasarkan data yang berpenampilan
optimal
Guru memverifikasi
melalui media
Peserta didik menyimak
penjelasan yang
disampaikan
Peserta didik memberikan
kesimpulan dengan
percaya diri dan berani.

C. Penutup 2 menit
Guru memberikan soal
latihan individu
Guru memberi informasi Peserta didik menyimak
bahwa pada pertemuan informasi yang disampaikan
berikutnya akan diberikan oleh guru.
kuis tentang Pembentukan
bayangan pada cermin
Guru menutup pelajaran
dengan memberi salam. Peserta didik mengucapkan
salam.

1. H. Penilaian
2. 1. Penilaian Sikap Sosial
1. Teknik Penilaian : Penilaian Diri
2. Bentuk Instrumen : Lemba Penilaian Diri
3. Lembar pengamatan sikap :

Aspek yang Dinilai


Ketekunan dan tanggung
Keterampilan
No Nama Rasa Ingin tahu jawab dalam belajar dan
berkomunikasi pada saat
(curiosity) bekerja (individu maupun
belajar
berkelompok)
1
2
3
4
5
dst

1. 2.Pengetahuan
1. Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen :Tes tertulis
3. Kisi-kisi :
: Uraian
No Indikator Butir Instrumen
1 pemantulan baur Soal Uraian
2 Pembentukan bayangan Soal Uraian

Rubrik terlampir

1. I. Daftar Pustaka

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2005. Seribu Pena Fisika SMA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Tipler, Paul A. 1999. Fisika. Jakarta; Erlangga

Pontianak, 6 Juni 2013

Dosen Pembimbing, Mahasiswa PPL,

Dr. Stepanus Sahala Wila Ingri Anggraini

NIP. 19600125 198703 1 012 NIM. F03111029


Lampiran 1 : Bahan Ajar

Pemantulan Cahaya

Cabang ilmu pengetahuan tentang cahaya yang mempelajari sifat-sifat perambatan cahaya,
seperti pemantulan, pembiasan, serta prinsip jalannya sinar-sinar disebut optika geometri. Dalam
optika geometri, cahaya dapat digambarkan dengan sinar berupa garis yan tegak lurus dengan
muka gelombang dan tidak sepenuhnya memeperhitungkan sinar sifat gelombang dari cahaya
tersebut. Penggambaran cahaya sebagai sinar berupa garis lurus tidak dapat diterapkan dalam
optika fisis. Pada optika fisis, cahaya harus sepenuhnya dipandang sebagai gelombang karena
efek-efek interferensi dan difraksinya sangat dominan.

1. 1. Jenis dan Hukum Pemantulan


2. a. Apakah perbedaan antara Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur?

Pemantulan Baur dan Pemantulan Teratur

Pada umumnya, setiap permukaan benda dapat memantulkan cahaya yang jatuh pada permukaan
tersebut. Permukaan benda dapat berupa permukaan kasar atau halus. Seberkas cahaya yang
jatuh pada benda dengan permukaan kasar akan dipantulkan dengan arah sinar pantul yang tak
teratur. Pemantulan ini disebut dengan pemantulan baur, seperti gambar di bawah ini.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari penerapan konsep pemantulan baur adalah


peristiwa pemantulan cahaya matahari yang mengenai permukaan bumi, di mana permukaan
bumi memiliki permukaan yang kasar (tidak teratur). Pematulan baur inilah yang menyebabkan
sinar matahari atau cahaya matahari bisa sampai ke dalam ruangan rumah-rumah, walaupun
rumah tersebut berisi atap yang menghalangi cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.

Berbeda dengan pemantulan baur yang disebabkan karena cahaya mengenai benda yang
permukaan kasar, adapun seberkas cahaya yang jatuh pada permukaan halus, akan dipantulkan
dengan arah yang teratur. Pemantulan dengan arah yang teratur disebut dengan pemantulan
teratur, seperti gambar di bawah ini. Pemantulan cahaya pada permukaan banda tidak
sembarang, melainkan memiliki keteraturan sesuai dengan hukum-hukum pemantulan. Contoh
pemantulan jenis ini adalah pemantulan pada cermin.

1. b. Hukum Pemantulan

Bagaimana pemantulan terjadi? Ketika kamu menyalakan lampu senter yang telah ditutupi
dengan kertas karton yang diberi lubang, kamu dapat melihat cahaya merambat dalam bentuk
garis lurus. Bayangan cahaya ini pun terlihat pada cermin. Jika sudut datang dan sudut pantul
diukur, akan diperoleh besarnya sudut pantul (r) dan sudut datang (i) adalah sama.

Percobaan lain yang dapat membuktikan hukum pemantulan adalah dengan menggunakan
pointer inframerah. Pointer inframerah tersebut ditembakan pada sebuah cermin yang dialasi
dengan karton. Jika sudut datang (i) dan sudut pantul (r) diukur, akan diperoleh besarnya sudut
pantul dan sudut datang adalah sama, seperti gambar di bawah ini.

Jika kamu membuat sebuah garis lurus yang tegak lurus dengan cermin, kamu akan mendapatkan
sebuah garis yang dinamakan garis normal. Ternyata, sinar datang, sinar pantul, dan garis normal
terletak pada bidang yang sama. Untuk percobaan dengan sudut-sudut yang lain pun, ternyata
sifat-sifatnya pun sama. Kegiatan yang telah kamu lakukan adalah untuk membuktikan hukum
yang disebut hukum pemantulan. Secara lengkap hukum pemantulan cahaya adalah sebagai
berikut.

1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada atu bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

Dalam hukum pemantulan anda akan mengenal istilah garis normal, sudut datang dan sudut
pantul. Garis normal merupakan garis hayal yang dibentuk oleh sinar datang dengan bidang
pantul yang tegak lurus dengan bidang pantul tersebut. Sudut datang (i) merupakan sudut yang
dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal, sedangkan sudut pantul (r) merupakan sudut
yang dibentuk oleh sinar pantul dengan garis normal. Untuk lebih jelas tentang garis normal,
sinar datang dan sinar pantul, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.

2. Pemantulan Pada Cermin Datar

Apa yang anda lihat pada cermin datar ketika Anda berdiri di depan cermin datar? Pada cermin,
terlihat ada bayangan Anda. Bagaimana sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut silahkan perhatikan gambar di bawah ini.

Titik S merupakan bayangan dari titik S. Adapun proses pembentukan bayangan pada cermin
datar adalah sebagai berikut.

1. Sinar datang SP1 (sinar 1) jatuh pada cermin datar dengan sudut datang 1, kemudian
sinar tersebut dipantulkan. Perhatikan jalan sinar 1.
2. Sinar datang SP2 (sinar 2) jatuh pada cermin datar dengan sudut datang 2, kemudian
sinar tersebut dipantulkan. Perhatikan jalan sinar 2.
3. Perpanjangan sinar pantul 1 dan sinar pantul 2 di belakang cermin dilukiskan dengan
garis terputus-putus dan berpotongan di titik S. Jadi, letak bayangan di titik S adalah S
yang dibentuk dari perpotongan perpanjangan dua sinar pantul.
Dengan cara yang sama, bayangan benda dua dimensi dan tiga dimensi dapat terbentuk oleh
cermin datar. Proses pembentukan bayangan sama seperti pada benda titik. Hal yang terpenting
adalah dalam setiap proses pembentukan bayangan, hukum pemantulan selalu berlaku. Untuk
bayangan dua maupun tiga dimensi yang dibentuk oleh cermin datar dapat dilihat gambar berikut
ini.

Untuk benda yang bukan benda titik atau garis, Anda akan dapatkan bahwa ukuran
bayangan benda persis sama dengan ukuran bendanya. Benda dan bayangan hanya berbeda
dalam hal arah kiri dan kanannya. Bagian kiri benda akan menjadi bagian kanan benda
bayangan, dan sebaliknya. Peristiwa ini disebut pembalikan sisi (lateral inversion). Oleh karena
adanya pembalikan sisi ini, tulisan yang hendak dibaca dicermin, penulisannya harus dibalik.
Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan gambar berikut ini.

Berdasarkan bayangan benda pada cermin datar, dapat disimpulkan bahwa sifat benda
yang dibentuk oleh cermin datar adalah sebagai berikut.

maya
ukuran sama besar dengan ukuran benda
tegak
jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak bayangan terhadap cermin.

Bayangan Nyata dan Maya

Sebelumnya telah dijelsakan bahwa sifat bayangan pada cermin datar adalah bersifat maya. Apa
itu bayangan maya? Berdasarkan sifatnya bayangan benda ada dua jenis yaitu bayangan nyata
dan bayangan maya. Bayangan nyata adalah bayangan yang terbentuk dari perpotongan langsung
sinar-sinar cahaya, sedangkan bayangan maya adalah bayangan dihasilkan dari perpotongan
perpanjangan sinar-sinar cahaya. Contohnya sudah dijelaskan pada cermin datar, di mana
bayangan yang dihasilkan pada cermin datar merupakan perpotongan langsung dari
perpanjangan sinar-sinar cahaya. Aadapun contoh bayangan nyata terjadi pada bayangan yang
dihasilkan oleh proyektor pada layar.

Jumlah Bayangan Oleh Dua Buah Cermin Datar

Perhatikan gambar di atas ini, jika sebuah benda berada di depan dua cermin yang membentuk
sudut , satu sama lain, akan terbentuk sejumlah bayangan. Jumlah bayangan bergantung pada
berapa besar sudut . Berdasarkan hasil eksperimen, jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua
buah cermin yang membentuk sudut adalah sebagai berikut.

Keterangan:

n = jumlah bayangan
= sudut antara dua buah cermin

3. Pemantulan Pada Cermin Cekung

Cermin cekung adalah cermin yang memiliki permukaan cekung. cermin cekung bersifat
konvergen, yaitu bersifat mengumpulkan sinar, seperti gambar di bawah ini. Pada pemantulan
cahaya oleh cermin cekung, jarak antara benda dan cermin memengaruhi bayangan yang
dihasilkan. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung merupakan perpotongan sinar pantul
atau merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar pantul. Cermin cekung bersifat
mengumpulkan cahaya (konvergen). Dengan demikian, jika terdapat berkas-berkas cahaya
sejajar mengenai permukaan cermin cekung, maka berkas-berkas cahaya pantulnya akan
melintasi satu titik yang sama.

Pembentukan Bayangan Pada Cermin Cekung

Letak dan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda.
Sebuah benda yang diletakkan di depan cermin cekung akan memiliki bayangan dengan sifat-
sifat tertentu. Pada cermin cekung terdapat tiga sinar istimewa seperti ditunjukkan pada Gambar
di bawah ini, yaitu sebagai berikut.

1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.

2. Sinar datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

3. Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali melalui titik pusat
kelengkungan cermin.

Pembentukan Bayangan Pada Cermin Cekung

Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa cermin cekung di atas, dapat dilukis pembentukan
bayangan pada cermin cekung sebagai berikut

1. Jika benda diletakkan di luar pusat kelengkungan (P), pembentukan bayangannya seperti
ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda (A)
diletakkan di luar pusat kelengkungan cermin, bayangan (A) yang dibentuk akan bersifat
nyata, terbalik, diperkecil dan terletak di antara pusat kelengkungan cermin (P) dan titik
fokus (F).
2. Jika benda (A) diletakkan di antara titik fokus (F) dan titik potong sumbu utama dengan
cermin cekung (O), pembentukan bayangannya (A) ditunjukkan pada Gambar di bawah
ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan di antara titik fokus (F) dan titik
potong sumbu utama dengan cermin cekung (O), bayangan (A) yang terbentuk bersifat
maya, tegak dan diperbesar. Letak bayangan di belakang cermin.

3. Jika benda diletakkan di antara titik pusat kelengkungan cermin (P) dan titik fokus
cermin (F). Pembentukan bayangannya ditunjukkan seperti pada Gambar di bawah ini.
Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan di antara pusat kelengkungan (P) dan
titik fokus (F), bayangan yang dibentuk akan bersifat nyata, terbalik, diperbesar dan
terletak di depan titik pusat kelengkungan cermin.

4. Jika benda diletakkan tepat pada titik fokus (F), pembentukan bayangannya ditunjukkan
pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan tepat di titik
fokus cermin (F), akan membentuk bayangan maya di tak terhingga.

5. Jika benda diletakkan tepat di pusat kelengkungan cermin (P), pembentukan


bayangannya ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika
benda diletakkan tepat di pusat kelengkungan cermin (P), bayangan yang terbentuk
bersifat nyata, terbalik dan sama besar. Letak bayangan di depan cermin.

Hubungan antara jarak fokus dan jari-jari kelengkungan cermin

Hubungan antara jarak fokus dan jari-jari kelengkungan cermin dapat dicari dengan
menggunakan gambar berikut ini.

Pada gambar di atas, tampak bahwa sinar yang sejajar dengan smbu utama cermin cekung,
kemudian dipantulkan melalui titik fokus. Sinar-sinar ini mengikuti hukum pemantulan, yaitu
sudut datang sama dengan sudut pantul. Oleh karena itu, segitiga AFP merupakan segitiga sama
kaki (sisi AF = sisi FP). Jika sinar datang dekat sekali dengan sumbu utama AF, dapat dianggap
sama dengan OF sehingga FP = OF. Dari sini, diperoleh bahwa 2f = R atau

Keterangan:

f = jarak fokus

R = jari-jari kelengkungan cermin

Rumus Pada Cermin Cekung

Selain secara geometri, letak dan sifat bayangan benda dapat ditentukan dengan perhitungan
dengan persamaan sebagai berikut. Sama halnya seperti mencari hubungan antara jarak fokus
dan jari-jari kelengkungan cermin dapat dicari dengan menggunakan gambar berikut ini.
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa BAO dan EDO sebangun sehingga DE/AB =
OD/OA atau h/h = s/s atau h/h = s/s. Pada gambar di atas juga tampak bahwa ABP dan
DEP sebangun maka:

untuk ABP berlaku tan = AB/AP = h/(s-R)

untuk DEP berlaku tan = DE/DP = h/(R-s)

sehingga:

h/(s-R) = h/(R-s)

h/ h = (s-R) /(R-s)

Oleh karena h/h = s/s, maka

s/s = (s-R) /(R-s)

s(R-s)= s(s-R)

sR-ss)= ss-sR

sR+ sR = 2ss

R(s+s) = 2ss

(s+s)/ss = 2/R

oleh karena f = R/2 atau 1/f = 2/R, maka

Dengan menggunakan persamaan cermin tersebut, Anda dapat menentukan jarak bayangan
sebuah benda. Adapun pembesaran baynagn M didefinisikan sebagai perbandingan antara besar
(tinggi) bayanga dengan besar (tinggi benda). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Perlu diingat (penting)!

jarak benda (s) pada cermin cekung bernilai negatif (-) jika benda (s) berada di depan
cermin (objek maya). Sedangkan jarak benda (s) pada cermin cekung bernilai positif (+)
jika benda berada (s) di belakang cermin (objek nyata).
jarak bayangan (s) pada cermin cekung bernilai negatif (-) jika bayangan benda (s)
berada di belakang cermin (objek maya). Sedangkan jarak bayangan benda (s) pada
cermin cekung bernilai positif (+) jika benda berada di depan cermin (objek nyata).
Jari-jari kelengkungan cermin (R) dan jarak fokus (f) bertanda positif (+) jika
kelengkungan berada di depan cermin (cermin cekung), jari-jari kelengkungan cermin
(R) dan jarak fokus (f) bertanda negatif (- ) jika kelengkungan berada di belakang cermin
(cermin cembung)

Cermin cembung mempunyai bagian-bagian yang terlihat seperti pada Gambar di bawah ini. P
adalah titik pusat kelengkungan cermin. O adalah titik potong sumbu utama dengan cermin
cembung. F adalah titik fokus cermin yang berada di tengah-tengah antara titik P dan titik O. R
adalah jari-jari kelengkungan cermin, yaitu jarak dari titik P ke titik O dan f adalah jarak fokus
cermin.

Cermin cembung memiliki sifat yang dapat menyebarkan cahaya (divergen). Dengan demikian,
jika terdapat berkas-berkas cahaya sejajar mengenai permukaan cermin cembung, maka berkas-
berkas cahaya pantulnya akan disebarkan dari satu titik yang sama.

Jika bentuk cermin cekung merupakan bagian dalam dari sebuah bola, maka bentuk cermin
cembung adalah bagian luar bola. Perhatikan skema bentuk cermin cembung pada Gambar di
atas. Terlihat bahwa cermin cembung merupakan kebalikan cermin cekung. Bagaimana
pembentukan bayangan oleh cermin cembung?

Seperti halnya cermin cekung, sebelum menggambarkan pembentukan bayangan, perlu diketahui
sinar-sinar istimewa yang dimiliki cermin cembung. Sinar-sinar istimewa itu ditunjukkan pada
Gambar di bawah ini, yaitu sebagai berikut.

1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus.

2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama

3. Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan seolah-olah
berasal dari pusat kelengkungan yang sama.
Dengan bantuan ketiga sinar istimewa untuk cermin cembung di atas, dapat digambarkan
pembentukan bayangan oleh cermin cembung. Untuk membentuk bayangan sebuah benda yang
terletak di depan cermin cembung, kita cukup menggunakan 2 buah berkas sinar istimewa di
atas. Bayangan benda pada cermin cembung selalu berada antara titik O dan F. Perhatikan
gambar berikut!

Rumus Pada Cermin Cembung

Hubungan antara jarak fokus dan jari-jari kelengkungan cermin cembung sama seperti hubungan
antara jarak fokus dan jari-jari kelengkungan cermin cembung yaitu

Keterangan:

f = jarak fokus

R = jari-jari kelengkungan cermin

Dengan menggunakan cara yang sama seperti mencari rumus hubungan antara jarak fokus, jarak
benda dan jarak bayangan pada cermin cembung akan didapatkan persamaan yang sama, yaitu:

atau

Adapun pembesaran baynagn M didefinisikan sebagai perbandingan antara besar (tinggi)


bayanga dengan besar (tinggi benda). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Perlu diingat (penting)!

tanda jarak fokus pada cermin cembung adalah negatif (-). Hal ini disebabkan letak titik
fokus cermin cembung terletak dibelakang cermin.
untuk benda nyata di depan cermin cembung, selalu berbentuk bayangan maya. Jadi, nilai
bayangan benda (s) pada cermin cembung bertanda negatif.
Lampiran 2 : Penilaian

Metode dan Bentuk Instrumen

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan Siswa dan Rubrik
Pengetahuan LKS

1. Penilaian Sikap Sosial

1. Teknik Penilaian : Penilaian Diri


2. Bentuk Instrumen : Lemba Penilaian Diri
3. Lembar pengamatan sikap :

Aspek yang Dinilai


Ketekunan dan tanggung
Keterampilan
No Nama Rasa Ingin tahu jawab dalam belajar dan
berkomunikasi pada saat
(curiosity) bekerja (individu maupun
belajar
berkelompok)
1
2
3
4
5
dst

1. Rubrik Penilaian Prilaku

Nilai Aspek yang Dinilai Rubrik


1 Menunjukan rasa ingin tahu 3 menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,antusias,aktif dalam
dalam kegiatan kelompok

menunjukkan rasa ingin tahu,namun tidak terlalu antusias, dan


baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh

2 tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan,sulit terlibat


aktif dalam kegiatan kelompok walaupun telah didorong untuk
terlibat
1
2 Ketekunan dan tanggung jawab 3 tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik
dalam belajar dan bekerja baik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
secara individu maupun
berkelompok berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, namun
belum menunjukkan upaya terbaiknya

2 tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan


tugas,dan tugasnya tidak selesai

1
3 Berkomunikasi 3 aktif dalam tanya jawab,dapat mengemukaan gagasan atau
ide,menghargai pendapat siswa lain

aktif dalam tanya jawab,tidak ikut mengemukaan gagasan atau


ide, menghargai pendapat siswa lain

2 aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan


atau ide, kurang menghargai pendapat siswa lain

1. 3. Pengetahuan
1. Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen :Tes tertulis
3. Kisi-kisi :
: Uraian

No Indikator Butir Instrumen


1 pemantulan baur Soal Uraian
2 Pembentukan bayangan Soal Uraian

Lampiran 3 : Instrumen Penilaian Pengetahuan Kelompok


Kelompok :

Nama Anggota :

Kerjakanlah tugas berikut dengan penuh tanggung jawab !

LKS

LEMBAR KERJA SISWA

Tujuan :

Peserta didik dapat menjelaskan bagaimana pembentukan bayangan pada ketiga bentuk cermin
tidak selalu sama dengan aslinya.

Masalah

Apa yang menyebabkan bayangan yang dibentuk oleh cermin datar, cekung dan cembung
berbeda?

Hipotesis :

Data Hasil Diskusi :

Lampiran 4 : Instrumen Penilaian Pengetahuan Individu

LKS

Sintaks Pendekatan Saintifik


Mengamati Menanya Mengumpulkan Mengasosiasikan Mengomunikasikan
data/informasi
Observasi atau Guru menyajikan
pengamatan fenomena
terhadap melalui video,
berbagai yang berisi
fenomena tentang
pemantulan pada
cermin

Video memuat
tentang
bayangan-
bayangan yang
dibentuk oleh
tiga bentuk
cermin
Mengajukan Melalui
pertanyaan pertanyaan,
tentang peserta didik
fenomena yang dimotivasi
dihadapi untuk
merumuskan
masalah
berdasarkan
kejadian dan
fenomena
yang disajikan
Mengajukan Peserta didik
dugaan atau menyampaikan
kemungkinan dugaan awalnya
jawaban mengenai fenomena
yang disajikan
Mengumpulkan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Perwakilan dari tiap
data yang menyimak teman dalm kelompok dalam kelompok kelompok
terkait dengan sekeompok nya mendiskusikan menganalisis data memaparkan hasil
pertanyaan yang sedang permasalahan hasil kelompok hipotesis awalnya
yang diajukan menyampaikan yang telah
pemikiran disajikan di LKS
. Kemudian
menuliskan hasil
diskusi pada
selembar kertas.
Merumuskan Peserta didik Data yang terkumpul
kesimpulan- melihat dari hasil diskusi
kesimpulan perwakilan kelompok
berdasarkan teman yang dirangkum
data memaparkan
kesimpulan dari
data yang
diperoleh
LEMBAR KERJA SISWA

PEMBAHASAN : Pemantulan Cahaya

ALAT DAN BAHAN : LKS

1) Apa jadinya dengan pemandangan yang anda lihat di sekitar anda sekiranya cahaya
matahari tidak mengalami pemantulan baur?

Untuk pertanyaan 2 sampai dengan 5, jika pernyaaan benar, jelaskan mengapa benar, dan jika
salah berikan satu contoh yang menyanggahnya.

2) Seseorang denga tinggi bayangan 170 cm tidak mungkin melihat seluruh bayangan
dirinya pada semua cermin datar berukuran 90cm x 90cm.

3) Bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar disebut bayangan maya

4) Bayangan nyata yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik

5) Bayangan nyata yang dibentuk oleh cermin cekung selalu diperbesar

6) Apa perbedaan antara bayangan maya dibentuk cermin cekung dengan yang dibentuk
cermin cembung?

Lampiran 5 : Sintaks Model Inkuiri

Anda mungkin juga menyukai