Anda di halaman 1dari 18

Pembelajaran E-Learning dan Jenis-Jenis Platfom

Pembelajaran E-Learning

Disusun oleh:

Putri Elisa

PENDIDIKAN KIMIA B
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ii


BAB I PENDAHULUAN ……………………… ………………………... 1
Latar Belakang ………………………………………….. ………………… 2
Rumusan Masalah ……………………………………… …………………. 2
Tujuan Penulisan …………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………….……………………… 3
A. Teknologi Pendidikan ………… …………………………………………
3
B. Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi ke dalam Pembelajaran E-
learning……………………….………………………………………….. 6
C. Platfom E-Learning………………………………………………………. 9
D. Kekurangan dan Kelebihan Platform E-Learning……………………….... 12
BAB III PENUTUP …………………………………… …………………. 15
A. Simpulan ………………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Pengetahuan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak


dapat dipisahkan satu sama lain. Hakekat daripada pembelajaran itu
sendiri adalah untuk memperoleh pengetahuan. Zaman yang makin
berkembang menuntut manusia agar selalu bergerak dan melakukan
semuanya dengan seefektif dan seefisien mungkin, membuat proses
semakin cepat termasuk proses pembelajaran untuk memperoleh
pengetahuan. Hal ini mendorong proses perolehan pengetahuan tidak lagi
hanya dilakukan secara offline (membaca buku di perpustakaan hingga
duduk belajar di kelas). Manusia dituntut untuk memanfaatkan teknologi
sebagai penunjang proses pembelajaran dan mennganti proses
pembelajaran menjadi blended (gabungan proses offline dan online)
bahkan pembelajaran yang dilakukan secara online atau yang dikenal
dengan istilah e-learning (electronic learning) Pembelajaran online
memangkas batasan tempat dan waktu hingga sedemikian rupa.
Teknologi menjadi jawaban dari prmbelajaran yang dilakukan
dengan menyesuaikan zaman. Hingga kini muncul berbagai macam
platform e-learning. Namun, tiap platform ini memiliki spesifikasi khusus
serta kekurangan dan kelebihannya masing-masing, beberapa di
anataranya akan dibahas dalam makalah ini sebagai pembanding antara
platform dengan spesifikasi yang sama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah :
1. Bagaimana teknologi dapat menunjang pembelajaran e-learning ?
2. Apakah contoh platform e-learning ?
3. Apakah kekurangan dan kelebihan platform e-learning ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Memahami bagaimana teknologi dapat menunjang pembelajaran e-
learning.
2. Mengetahui kekurangan dan kelebihan platform-platform e-learning.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan adalah metode bersistem untuk
merencanakan, menggunakan, dan menilai seluruh kegiatan pengajaran
dan pembelajaran dengan memperhatikan, baik sumber teknis maupun
manusia dan interaksi antara keduanya, sehingga mendapatkan bentuk
pendidikan yang lebih efektif (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Sedangkan menurut Yusuf (2012) teknologi pendidikan adalah suatu
proses sistemik dalam membantu memecahkan masalah-masalah
pembelajaran. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Muffoletto (dalam
Selwyn, 2011) yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan bukan
tentang perangkat, mesin, komputer atau artefak lainnya, melainkan itu
adalah tentang sistem dan proses yang mengarah ke hasil yang
diinginkan. Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan teknologi
pendidikan adalah suatu sistem yang dimanfaatkan untuk menunjang
pembelajaran sehingga tercapai hasil yang diinginkan.
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang
pendidikan antara lain sebagai berikut.
1. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai
sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah
pendidik bukannya satusatunya sumber ilmu pengetahuan.
2. Munculnya metode-metode pembelajaran baru, yang
memudahkan peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.
Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan
kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus
mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga
menggunakan internet dan lain-lain.
Berikut beberapa contoh implementasi teknologi di dalam pendidikan :
1. Media pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium
dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya
komunikasi dari pengirim menuju penerima. Sedangkan media
pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Penggunaan teknologi sebagai media
pembelajaran sudah tidak asing lagi, mulai dari teknologi yang sangat
sederhana sampai teknologi yang canggih. Teknologi dapat dimanfaatkan
untuk menarik minat siswa dalam belajar sehingga pembelajaran menjadi
lebih efektif dan efisien. Perkembangan ilmu pengetahuan telah
membawa teknologi memasuki dunia digital. Menurut Selwyn (2011),
penggunaan teknologi digital memiliki peran dalam mendukung dan
meningkatkan proses kognitif peserta didik dan keterampilan berpikir.
Salah satu contoh teknologi digital adalah internet. Internet dapat
memungkinkan guru untuk menyajikan pelajaran menjadi lebih menarik
bagi para peserta didik. Saat ini pembelajaran berbasis internet, seperti
web-learning, e-learning atau pembelajaran online (pembelajaran jarak
jauh) sudah banyak dilakukan. Pembelajaran-pembelajaran ini
memanfaatkan internet sebagai media. Selain pembelajaran menjadi lebih
fleksibel dari segi waktu, tempat dan usia, peserta didik juga dapat
mengakses informasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan
bebas. Karena pembelajaran menjadi lebih individual, maka hal ini dapat
meningkatkan proses kognitif peserta didik dan keterampilan
berpikirnya.
Contoh lain penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran
adalah radio, televisi, video yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi
gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda dan juga menarik minat
siswa untuk dapat lebih termotivasi lagi dalam belajar. Penggunaan
perangkat presentasi interaktif seperti papan tulis elektronik dapat
membuat materi pembelajaran menjadi lebih menarik untuk peserta
didik.
2. Alat administratif
Teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat administratif.
Seperti yang dikatakan Selwyn (2011) bahwa salah satu manfaat
teknologi digital adalah sebagai perbaikan keefektifan pengorganisasian
lembaga pendidikan. Dengan menggunakan komputer, sebagai salah satu
produk teknologi digital, lembaga pendidikan dapat lebih mudah untuk
mengelola data administrasi, meliputi data siswa, data guru, maupun data
sekolah itu sendiri.
3. Sumber belajar
Selwyn (2011) mengatakan teknologi digital dapat membantu guru
untuk memproduksi bahan-bahan pelajaran dan memungkinkan mereka
untuk menghabiskan waktu dengan peserta didik. Dengan tersedianya
komputer, guru dapat menyusun rencana pembelajaran dan materi-materi
yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk dipelajari. Selain itu,
tersedianya internet juga memungkinkan peserta didik untuk mengakses
informasi dengan mudah dari sumber yang berbeda.
Saat ini, dengan menggunakan teknologi digital, peserta didik
banyak mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam belajar. tersedianya
e-book merupakan salah salah satu salah satu kemudahan tersebut.
Peserta didik tidak perlu membeli buku di toko-toko untuk mendapatkan
sumber belajar. Peserta didik cukup hanya mendownload e-book yang
sudah banyak tersedia di internet. Perkembangan teknologi telah
memunculkan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif dalam
proses pembelajaran. Sistem pembelajaran dalam jaringan (SPADA)
telah membantu dosen dalam menghadapi tantangan perkembangan
teknologi.SPADA adalah implementasi Pendidikan Jarak Jauh pada
Pendidikan Tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan akses
terhadap pembelajaran yang bermutu. Dengan sistem pembelajaran
daring, SPADA Indonesia memberikan peluang bagi mahasiswa dari satu
perguruan tinggi tertentu untuk dapat mengikuti suatu mata kuliah
bermutu tertentu dari perguruan tinggi lain dan hasil belajarnya dapat
diakui sama oleh perguruan tinggi dimana mahasiswa tersebut terdaftar.
Komunikasi dua arah pada program kuliah SPADA antara dosen
dan mahasiswa akan semakin baik karena semakin banyaknya pilihan
media komunikasi yang tersedia. Media komunikasi yang
memungkinkan intrukstur atau dosen memberikan perkuliahan secara
langsung melalui video conference atau rekaman. Kemudian, pada proses
selanjutnya, mahasiswa dapat memutar kembali video atau rekaman
tersebut berulang kali sebagai materi pembelajaran apabila ada materi
yang susah untuk dipahami mahasiswa. Substansi pembelajaran yang
disampaikan dalam moda dalam jaringan harus sesuai dengan substansi
pembelajaran tatap muka yang meliputi tujuan pembelajaran, konten
pada modul, kesesuaian dengan kurikulum dan silabus dan perancangan
pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu sistem
pembelajaran yang dapat mengakomodasi kegiatan pembelajaran moda
daring tanpa mengurangi substansi pembelajaran tatap muka. Materi
yang akan disampaikan dengan moda daring harus sesuai dengan materi
yang disampaikan dengan moda tatap muka. Selain itu, media
pembelajaran moda daring juga harus bisa memfasilitasi mahasiswa
untuk aktif membangun pengetahuan melalui forum diskusi. Dan pada
akhirnya, evaluasi pelaksanaan pembelajaran juga dapat diukur dengan
assessment yang juga sudah tersedia pada media tersebut
(Radita,2018:35).

B. Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi ke dalam Pembelajaran


E-learning
Media digital mengembangkan dan meningkatkan kapabilitas guru
untuk memenuhi berbagai peran dan tanggungjawabnya yang
berhubungan dengan menjadi seorang pendidik. Media digital tersebut
sebaiknya memberikan ruang gerak guru pada era digital untuk
merencanakan dan menyediakan pembelajaran interaktif ketika
berpartisipasi di dalam komunitas atau kelompok kerja guru dan praktik
secara umum dengan sesama rekan pendidik. Smaldino, S. E., dkk
(2012:7-9) mengemukakan beberapa kemampuan yang dapat
dikembangkan guru untuk menunjukkan potensinya terkait tugas dan
perannya di era digital yaitu sebagai berikut:
1. Interactive Instruction (Pembelajaran Interaktif)
Pembelajaran ini menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era
digital berisi presentasi yang kaya akan media interaktif. Sebagai contoh
kegiatan konferensi video digital secara langsung yang mendatangkan
narasumber seorang sejarawan, novelis, dan pakar di dalam pembelajaran
kelas. Catatan dan peta konsep dari sesi brainstorming terekam dalam
media digital berupa laptop atau notebook dan secara instant langsung
dapat dikirim melalui email kepada peserta didik. Presentasi aturan
pembelajaran terintegrasi secara baik melalui streaming video dan audio
digital dari file berbasis internet. Tampilan media ini berkisar dari klip
video pendek yang mendemonstrasikan konsep spesifik hingga video
documenter berdurasi panjang. Penyajian media bentuk ini biasa berupa
PowerPoint atau Prezi Presentation yang mengintegrasikan animasi,
suara, dan hyperlinks dengan informasi digital.
2. Personal Response System (PRS)
Flyn & Russell mengemukakan bahwa guru dalam pembelajaran
berbasis digital menggunakan perangkat digital handlehand, seperti
personal response system (PRS) atau biasa disebut sebagai “Clicker.”
PRS merupakan sebuah keypad wireless (tanpa kabel) seperti remot TV
yang mentransmisikan respon dari siswa. Karena setiap PRS
diperuntukkan pada siswa yang ditunjuk, maka sistem PRS dapat
digunakan untuk mengecek kehadiran/presensi siswa.
Manfaat utama PRS adalah untuk mengetahui setiap respon dari
siswa dalam berbagai macam keadaan. Penggunaan PRS selama
pembelajaran mampu meningkatkan interaksi antara peserta didik dan
guru di kelas guna menghasilkan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Penggunaan PRS pada dunia pendidikan diantaranya untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap konsep, membandingkan sikap siswa
terhadap ide-ide yang berbeda,memprediksi situasi dengan perumpamaan
kondisi “Bagaimana jika…”(“What if”), dan memfasilitasi drill dan
praktik skill(keterampilan) dasar. PRS juga dapat digunakan sebagai
media umpan balik bagi guru dan siswa. Guru dapat menggunakan
informasi ini untuk membimbing jalannya diskusiguna membuat
keputusan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.
3. Mobile Assessment Tools
Weinstein mengemukakan sumber komputasi seluler (mobile
computing resources) memungkinkan guru untuk merekam data
assessmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler (mobile
Device) yang mentransfer data ke komputer untuk membuat laporan.
Sebagai contoh, perangkat digital seluler digunakan untuk membuat
catatan operasional kemampuan membaca siswa SD atau data kinerja
siswa yang diobservasi dalam presentasi, eksperimen di laboratorium,
atau tugas tulisan tangan siswa.
Perangkat seluler tidak hanya menghemat waktu guru tetapi juga
menyediakan pengaturan waktu dan penilaian otomatis hasil belajar
siswa. Guru dapat terus melakukan instruksi secara individual karena
ketersediaan hasil belajar langsung dapat diketahui. Data penilaian
mudah diunduh ke situs web yang aman dan dilindungi kata sandi yang
menawarkan berbagai opsi laporan dari seluruh siswa di kelas hingga
siswa secara perorangan.
4. Community of Practice (Komunitas Praktik)
Guru di era digital juga berpartisipasi dalam kegiatan community of
practice (COP), dimana kelompok guru atau pendidik yang mempunyai
tujuan sama dari seluruh penjuru dunia saling berbagi ide dan sumber
daya. Interaksi berbasis internet ini memungkinkan guru untuk
berkolaborasi maupun bertukar gagasan dan materi. Komunitas guru
dapat mencakup pendidik yang mengajar dengan subjek pelajaran sama,
atau guru yang mengajar pada tingkat kelas yang sama. Guru yang
tertarik dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam instruksi dapat
memanfaatkan sumber daya dan jaringan ahli, mentor, dan rekan-rekan
baru yang didukung oleh berbagai komunitas web.
Penggunaan teknologi dan media yang efektif menuntut agar para
guru lebih terorganisir di dalam menjalankan tugas pembelajarannya.
Diawali memikirkan tujuan pembelajaran, kemudian mengubah rutinitas
kelas sehari-hari sesuai kebutuhan, dan akhirnya mengevaluasi untuk
menentukan dampak dari instruksi yang digunakan pada kemampuan
mental, perasaan, nilai, interpersonal skill, dan keterampilan motoric
siswa. Terdapat Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru
(National Educational Technology Standards for Teacher/NETS-T) yang
memberikan lima pedoman dasar untuk menjadi guru digital. Seperti
yang terlihat pada Tabel NETS-T di bawah ini menjelaskan praktik kelas,
pengembangan pelajaran, dan harapan professional.
C. Platform E-Learning
Pengertian Learning Management System (LMS) secara umum
adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membuat, mendistribusikan,
dan mengatur penyampaian materi pembelajaran. Berikut beberapa contoh
aplikasi LMS yang paling banyak digunakan di Indonesia.
1. SEVIMA Edlink
SEVIMA EdLink sudah mempunyai versi Website untuk
memudahkan dosen dalam melakukan aktifitas, mulai dari
absensi, pembelajaran hingga penilaian. Selain bisa digunakan
di Android dan Web, SEVIMA EdLink juga sudah tersedia di
Apps Store (iOS) untuk pengguna iPhone. Fitur-fitur SEVIMA
Edlink :
a. Presensi Online Mahasiswa
b. Video Konferensi Jarak Jauh
c. Jadwal Perkuliahan Online
d. Kuis Interaktif
e. Sharing Materi, Diskusi, dan Kuliah Online dengan Mudah

f. Rekap Absen Mahasiswa


2. Moodle
Moodle adalah sebuah aplikasi LMS eLearning berbasis
website yang dapat merubah sebuah media pembelajaran
offline ke dalam bentuk online (web based). Aplikasi e-
learning Moodle ini memungkinkan siswa untuk masuk
kedalam ruang kelas digital untuk mengakses materi-materi
pembelajaran. Dengan menggunakan Moodle, pengajar dapat
membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-
lain. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi,
sekarang Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning
Environment) juga dapat digunakan melalui aplikasi berbasis
Android dan iOS.
Aplikasinya juga memiliki banyak sekali fitur yang diperlukan
untuk membangun e-learning Anda. Fitur-fitur Moodle adalah
sebagai berikut:
a. Dashboard
b. File Management
c. Progress Tracking
d. Multimedia Integration
e. Peer Assesment
f. Inline Feedback
3. Google Classroom
Google Classroom adalah suatu serambi pembelajaran
campuran yang diperuntukkan terhadap setiap ruang lingkup
pendidikan yang dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar
atas kesulitan dalam membuat, membagikan dan menggolong-
golongkan setiap penugasan tanpa kertas.
Google Classroom memertalikan banyaknya layanan
Google secara berbarengan guna mengulurkan sambung tangan
bagi lembaga-lembaga pendidikan agar beralih cara menuju
sistem tanpa kertas. Pembuatan dan pemberian tugas bisa
dilakukan penyelesaiannya melewati Google Drive sambil
menggunakan Gmail untuk membuat pemberitahuan di ruang
kelas Google. Para murid dapat diundang ke sebuah ruang
kelas dengan beberapa cara yaitu melalui basis data lembaga,
melalui sebuah kode pribadi yang kemudian dapat ditambahkan
di dalam antarmuka murid atau dengan didatangkan secara
sendirian dari Sistem Pengelolaan Keterangan Sekolah (School
Information Management System). Google Classroom
disatupadukan dengan Google Calendar dari para murid dan
guru. Tiap-tiap kelas dibuatkan dengan adanya sebuah berkas
yang dipisahkan oleh Google Classroom di dalam masing-
masing layanan Google di mana para murid dapat menyerahkan
hasil kerjanya untuk digolong-golongkan oleh seorang guru.
4. Edmodo
Edmodo adalah platform microblogging pribadi yang
dikembangkan untuk guru dan siswa, dengan mengutamakan
privasi siswa. Guru dan siswa dapat berbagi catatan, tautan, dan
dokumen. Guru juga memiliki kemampuan untuk mengirimkan
peringatan, acara, dan tugas untuk siswa dan dapat
memutuskan untuk mengirimkan sesuatu dalam kerangka
waktu yang dapat dilihat publik. Edmodo adalah sebuah
platform pembelajaran sosial untuk guru/dosen,
siswa/mahasiswa maupun untuk orang tua/wali yang
dikembangkan pada akhir 2008 oleh Nic Borg dan Jeff O’Hara
yang merasakan kebutuhan untuk berkembang di lingkungan
sekolah/kampus untuk mencerminkan bahwa dunia yang
semakin global dan terhubung. Untuk itu keduanya
menciptakan sebuah alat/aplikasi yang dapat menutup
kesenjangan antara bagaimana siswa/mahasiswa menjalani
kehidupan mereka dan bagaimana mereka belajar di
sekolah/kampus, untuk itulah maka Edmodo ada. Edmodo
dibuat sebagai sebuah platform pembelajaran jejaring sosial
untuk guru/dosen, siswa/mahasiswa, dan orang tua/wali.
5. Schoology
Schoology adalah solusi sistem manajemen pembelajaran
(LMS) yang dirancang untuk kolaborasi antara semua jenis
pelajar dan instruktur. Solusinya ditujukan untuk pembelajaran
K-12 (istilah yang digunakan dalam pendidikan dan teknologi
pendidikan di Amerika Serikat, yakni seperti TK, dan dari
kelas satu sampai kelas dua belas.), pendidikan tinggi dan
program pelatihan perusahaan. Fokus utama solusi LMS
Schoology adalah untuk memungkinkan kolaborasi, dengan
pos pemeriksaan yang sering dilakukan untuk memastikan
peserta terlibat dengan materi. Penambahan terbaru untuk
solusinya adalah manajemen penilaian, yang membawa fitur
manajemen pembelajaran untuk penilaian. Schoology
menawarkan API generasi berikutnya dan dukungan Learning
Tools Interoperability (LTI), pencitraan merek khusus,
pembuatan peran granular, penilaian lanjutan, dan analisis
terperinci, dengan biaya tertentu. Seperti Edmodo,
bagaimanapun, Schoology menggunakan estetika Facebook
yang akrab dengan fitur gamification, aplikasi mobile, dan
akun orang tua. Model harga freemiumnya juga sebanding
dengan Edmodo.

D. Kekurangan dan Kelebihan Platform E-Learning


1. Google Classroom
Kelebihan dari platform ini adalah file yang tertaut ke google drive
sehingga file tidak akan hilang, namun kekurangannya adalah
tampilannya yang kurang menarik serta tidak adanya fitur untuk
melakukan video conference.
2. Moodle
Kelebihan dari moodle sebagai aplikasi media pembelajaran, yaitu
para pengajar dapat membuat materi pelajaran, mengunggah materi,
membuat jurnal, membuat kuis online maupun membuat tugas dalam
satu aplikasi dengan mudah. Kekurangan dari moodle, yaitu perlu
pemahaman yang lebih mengenai sistem di moodle dan perlu tenaga
ahli untuk bertugas sebagai administrator dalam maintenance dan
membagus sistem pembelajaran.
3. Edmodo
Kelebihan dari edmodo yaitu memiliki tampilan seperti facebook
sehingga sangat mudah digunakan untuk pemula dan aplikasinya
tersedia juga di dalam android dan OS. Selain pada bahasa yang masih
menggunakan bahasa Inggris, kekurangan dari aplikasi edmodo, yaitu
tidak adanya video conference yang dapat digunakan untuk
berinteraksi dengan murid.
4. SEVIMA Edlink
Kelebihan dari Sevima Edlink sebagai aplikasi media pembelajaran,
yaitu adanya fitur reminder jadwal perkuliahan yang muncul sebagai
notifikasi di layar smartpjone membuat mahasiswa menjadi tidak
ketinggalan pelajaran atau tugas yang diberikan dosen. Selain itu,
adanya fitur grup diskusi atau forum kelas perkuliahan dapat membuat
proses belajar mengajar menjadi lebih efektif. Sedangkan kekurangan
dari Sevima Edlink, yaitu sangat tergantung pada internet, sehingga
apabila jaringan sedang lambat maka proses pembelajaran akan
tertinggal, terutama jika sedang dilakukannya ujian kuliah.
5. Schoology
Beberapa kelebihan dari platform :
a. Stay Connected, pengajar/guru bisa mengatur segala kegiatan yang
akan dilakukan kepada murid baik pembaharuan grup/course, serta
memberi umpan balik pada peserta didiknya.
b. Extend Class Time, seorang siswa dapat melihat soal secara online,
belajar mandiri, serta membentuk kelompok dengan temannya
dimanapun dan kapanpun itu.
c. Manage on the Go, mudah untuk mengabsen siswa.
d. Leverage iOS and Android Devices, dapat didapatkan secara gratis
dengan cara menginstallnya di mobile phone atau diakses di laptop.
Karena schoology berbasis Android maupun iOS. Terkadang
schoology sering melakukan pembaharuan.
Sedangkan kekurangannya antara lain :
a. Tampilan dari menu home kurang interaktif, jadi saat pertama kali
log in atau mengakses schoology mungkin sebagian dari kamu
akan merasa bingung/kesulitan untuk memahami fitur-fitur yang
tersedia di dalamnya.
b. Untuk pengaturan bahasa yang digunakan juga kurang banyak
jenisnya (tidak variatif), termasuk bahasa Indonesia belum tersedia
di dalamnya.
c. Jika diakses pada mobile phone konten yang tersedia kurang
lengkap.
d. Fasilitas untuk peserta didiknya juga kurang, lebih banyak fasilitas
yang disediakan untuk guru atau pengajarnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi telah mengubah wajah pendidikan hingga kemudian
melahirkan sistem pembelajaran secara online. Berbagai platform
pembelajaran online pun bermunculan dengan fitur-fitur yang menunjang
e-learning namun masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan.
DAFTAR PUSTAKA

Bernie Trilling, Bernie dan Charles Fadel. 2009. 21st Century Skills: Learning for
Life in Our Times. San Francisco: Published by Jossey-Bass A
Wiley Imprint.

Castell, Manuel. 1996. The Rise of the Network Society. The Information Age:
Economy, Society and Culture. Volume I. Oxford: Blackwell.

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai


Perkembangan Terakhir Postmodern, Edisi Kedelapan.
Diterjemahkan Saut Pasaribu dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syahputra, Edi. 2018. Pembelajaran Abad 21 dan Penerapannya di Indonesia.


Prosiding Seminar Nasional SINASTEKMAPAN (E-Journal). e-
ISSN : 2654-8135.

Wahyono, Bayu S. 2011. Optimalisasi Program Desa Informasi Melalui


Penguatan Kelembagaan. Jurnal Teknokom. No 14 Volume 4.

Anda mungkin juga menyukai