Sajak penuh
Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:
Rwneka dhtu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan iwatatwa tunggal,
Bhinnka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Terjemahan:
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
Terjemahan ini didasarkan, dengan adaptasi kecil, pada edisi teks kritis oleh Dr Soewito Santoso.
[2]
Lihat pula
Portal Indonesia
Buddha
Hindu
Majapahit
E pluribus unum
Referensi
1. ^ Depkumham.go.id
2. ^ Santoso, Soewito Sutasoma, a Study in Old Javanese Wajrayana 1975:578. New Delhi:
International Academy of Culture
[sembunyikan]
Topik Indonesia
Sejarah
Nusantara
Sejarah
Indonesia
Prasejarah
Kerajaan Hindu-Buddha
Kerajaan Islam
Era Portugis
Era VOC
Era Belanda
Era Jepang
Era Kemerdekaan
Proklamasi
Masa Transisi
Demokrasi Terpimpin
Gerakan 30 September)
Gerakan 1998)
Era reformasi
Air terjun
Danau
Gunung berapi
Laut
Selat
Sungai
Teluk
Lembaga Negara
Pemerintah
Presiden
Kementerian
MPR
DPR
Geografi
Politik dan
pemerintahan
DPD
MA
MK
KY
BPK
Kepolisian
Militer
Administratif (Provinsi
Kabupaten/kota
Hukum
Undang-Undang
Pemilu
Partai Politik
Kewarganegaraan
APBN
APBD
Bank
Ekonomi
Pasar Modal
o Bursa Efek Indonesia
o Bursa Berjangka Jakarta
Pariwisata
Perusahaan
o BUMN
Demografi
Transportasi
Suku
Bahasa
Agama
Nama Indonesia
Tokoh
Seni
Budaya
o Film
o Tari
o Sastra
o Musik
o Lagu
Masakan
Mitologi
Pendidikan
Olahraga
Busana daerah
Pelabuhan
Terminal
Pembangkit listrik)
Batik
Keris
Angklung
Tari Saman
Noken)
Garuda Pancasila
Ibu Pertiwi
Nusantara
Fauna
Simbol
Flora fauna
Flora
Bunga
Binatang
Burung
Ikan
Tumbuhan
Cagar alam
Suaka margasatwa
Taman nasional
Terumbu karang
Media
Telekomunikasi
Lainnya
o Internet
Penyiaran
o Televisi nasional
o Televisi lokal
o Televisi Berlangganan
o Radio
Tanda kehormatan
Kode telepon
Kode kendaraan
Kodepos
Hari penting
Portal Indonesia
Kategori:
Moto
Budaya Indonesia
Pancasila
Hindu
Buddhisme
Kakawin
Filsafat agama
https://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika
2009 Nomor 109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam
Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu
Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam buku
Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan
pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan
kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit
Kata Bhineka Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa meskipun bangsa dan
negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki
Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling
menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa
memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan lain-lain.
Seperti di ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari
beribu-ribu
pulau
dimana
setiap
daerah
memiliki
adat
istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka
tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus
membuang jauh-jauh sikap mementingkana dirinya sendiri atau daerahnya
sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya
negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka
tunggal ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia
tetap terjaga.
http://komunitasgurupkn.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-dan-makna-bhinnekatunggal.html