Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL PADA MATAPELAJARAN

KETERAMPILAN VOKASIONAL IT KELAS XII TUNAGRAHITA


DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Rince Selvia Nola,


Program studi (S2) Pendidikan Teknologi Kejuruan
FT Universitas Negeri Padang
Email :rinceselvianola@gmail.com

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media video tutorial yang valid, praktis, dan
efektif pada mata pelajaran keterampilan vokasional IT. Penelitian ini menggunakan model
pengembangan 4D yang terdiri atas 4 tahap yaitu: Pendefenisian (Define), Perancangan (Design),
Pengembangan (Develop) dan Penyebaran (Disseminate). Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah
validitas media video tutorial yang dikembangkan valid, baik secara desain maupun isi. Pernyataan
tersebut diberikan oleh 2 orang pakar media dan 2 orang guru mata pelajaran vokasional IT. Uji
praktikalitas dilakukan oleh 2 orang guru mata pelajaran dan 19 orang siswa, dan didapatkan bahwa
media video tutorial ini praktis dengan persentase rata-rata kepraktisan produk oleh guru 83,13% dan
siswa 85,79%. Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa setelah menggunakan media video
tutorial, persentase hasil belajar siswa yang telah mencapai KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yakni
84,2%, sehingga disimpulkan bahwa media pembelajaran menggunakan video tutorial ini efektif
diterapkan dalam pembelajaran.

Kata kunci : Pengembangan, Video Tutorial, Keterampilan Vokasional IT, SLB

A. PENDAHULUAN
Berbagai upaya untuk perbaikan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara
lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta
penyempurnaan kurikulum yang menekankan pada pengembangan aspek-aspek yang bermuara
pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang diwujudkan melalui
pencapaian kompetensi siswa untuk dapat menyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan
datang. Saat ini upaya peningkatan mutu pendidikan nasional terus dilakukan tak terkecuali
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada satuan pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB).
Mereka juga dibekali pendidikan dengan Undang-undang yang melindunginya yaitu UUD No.20
tahun 2003 bahwa setiap Anak Berkebutuhan Khusus wajib menerima pendidikan yang layak.
Hal ini juga sesuai dengan tujuan utama pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus yaitu agar
kepribadian, sosial, dan keterampilan komunikasi mereka dapat berkembang secara optimal
sebagai bekal kemandirian dan keberhasilan untuk hidup bersama dalam masyarakat.
Kurikulum yang dipakai di Sekolah Luar Biasa (SLB) saat ini adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia. Kurikulum ini dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik berkebutuhan khusus untuk menjadi manusia
Indonesia yang berkualitas sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan. hal ini sejalan
dengan struktur kurikulum 2013 yang lebih menekankan aspek kelompok mata pelajaran
kemandirian seperti mata pelajaran keterampilan yang bertujuan untuk membantu peserta didik
agar mampu mengatasi segala komponen kelemahan yang menghambat dirinya karena kurang
atau tidak berfungsingya komponen lain yang memungkinkan, sehingga perkembangan dan
pertumbuhannya tetap berlangsung secara optimal sesuai dengan jenis kelainannya masing-
masing.
Gayuh Tristanti Dewi (2014:3) menyatakan bahwa anak yang mempunyai batasan dalam
kemampuan akademik sangat penting diberikan keterampilan vokasional sebagai bekal untuk
dapat berusaha hidup mandiri dan berguna untuk mengembangkan sumber daya manusia
berkualitas dan siap untuk menghadapi berbagai tuntutan hidup yang fokus utamanya adalah
membentuk pribadi siswa yang mandiri dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
Melakukan peningkatan pemberian kecakapan hidup dalam pembelajaran keterampilan adalah
salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah luar biasa.
Salah satu keterampilan vokasional yang bisa dikembangkan untuk anak berkebutuhan
khusus adalah keterampilan vokasional IT (Information Technologi/teknologi informasi).
Teknologi dan informasi tidak hanya dimonopoli oleh orang normal, melainkan semua orang
termasuk anak berkebutuhan khusus. Penguasaan teknologi dan informasi bagi anak
berkebutuhan khusus cenderung sebagai media aksesibilitas untuk mengurangi
keterbatasan/kekurangan yang dimiliki anak yang bersangkutan sekaligus bekal keterampilan
hidup. Penguasaan teknologi dan informasi bagi anak berkebutuhan khusus dapat menepiskan
rasa rendah diri dan meningkatkan citra dirinya. Persepsi negatif masyarakat terhadap anak
berkebutuhan khusus diharapkan berubah sehingga masyarakat memiliki sikap yang positif dan
pada gilirannya pada anak berkebutuhan khusus dapat diterima di dunia kerja. Terhadap anak
yang berminat atau berkesempatan untuk sekolah lebih lanjut, maka keterampilan ini sebagai
bekal untuk mempermudah penguasaan informasi dan teknologi lebih lanjut, serta mempermudah
menguasai ilmu pengetahuan lain.
Keterampilan vokasional IT yang dikembangkan untuk anak berkebutuhan khusus tidak
terkecuali pada anak Tunagrahita. Anak tunagrahita memiliki hambatan dalam menjalankan
hidupnya, hambatan yang mereka miliki lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya. Para
tunagrahita mengalami hambatan dalam tingkah laku dan penyesuaian diri. Semua gangguan
tersebut berlangsung atau terjadi pada masa perkembangannya. Walaupun demikian bukan
berarti mereka tidak dapat memiliki keterampilan vokasional. Keterampilan vokasional yang
diberikan kepada Anak Tunagrahita melalui latihan bertahap dan kontiniu.
Menurut Budi Gunawan (2011) anak gangguan intelektual (Tunagarahita) adalah anak
yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental-intelektual
di bawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Jadi
dapat dikatakan bahwa anak tunagrahita merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan Khusus
yang memiliki kelemahan pada kognitifnya dan memiliki intelegensi di bawah rata-rata.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru
SLB Negeri yang berada dalam naungan Provinsi Sumatera Barat khususnya Sekolah Luar Biasa
(SLB) yang menerima bantuan guru keterampilan vokasional IT menyebutkan bahwa
pembelajaran keterampilan vokasional IT di SLB baru dilaksanakan setelah mendapatkan guru
bantuan keterampilan vokasional IT dari dinas pendidikan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014.
Hal ini menyebabkan belum adanya pengembangan sumber belajar yang sesuai dengan
kebutuhan anak berkebutuhan khusus yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada
mata pelajaran keterampilan vokasional IT.
Media pembelajaran sangat diperlukan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Sumber
belajar yang dipakai dalam pembelajaran saat ini masih menggunakan buku teks TIK SMA.
Rahadi (2010:8) menyatakan bahwa buku teks bukan merupakan bahan belajar yang terprogram,
lebih menekankan sajian materi ajar, menekankan fungsi penyajian materi/ informasi, cakupan
materi lebih luas/umum, pembaca cenderung pasif dan tidak memperhatikan kebutuhan siswa
yang berkebutuhan khusus. Hal ini tidak sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga menyulitkan
siswa dalam belajar keterampilan vokasional IT. Guru belum mempunyai inisiatif dalam
mengembangkan media yang sesuai dengan materi keterampilan vokasional IT itu sendiri.
Kegiatan pembelajaran di sekolah SLB bisa berlangsung seperti sekolah biasanya namun
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan individual. Hal ini karena perbedaan kemampuan
siswa yang sangat kontras antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran guru hanya
memberikan pelajaran dengan mempraktekkan langsung materi tersebut, kondisi ini membuat
siswa menjadi jenuh dan pembelajaran bersifat monoton. Hal ini menyebabkan guru harus sering
mengulang kembali materi tersebut karena penerimaan setiap siswa terhadap materi siswa tidak
sama, akibatnya penggunaan waktu yang ada tidak efektif dan materi yang disampaikan tidak
mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran yang masih konvensional ini yang membuat
menurunnya motivasi belajar siswa. Peranan media sangat dibutuhkan guna tercapainya tujuan
pembelajaran keterampilan vokasional IT. Media yang dimaksud adalah media yang mampu
mendukung dan mempermudah penyampaian materi ajar sehingga siswa lebih mudah memahami
materi. Media pembelajaran yang digunakan pada pendidikan anak tunagrahita tidak berbeda
dengan siswa media yang digunakan pada pendidikan anak biasa. Hanya saja pendidikan pada
anak tunagrahita membutuhkan media seperti alat bantu belajar yang lebih banyak mengingat
keterbatasan kecerdasan intelektualnya.
Oleh karena itu perlu dikembangkan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang
sesuai dengan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus yang menarik perhatian siswa dan
meningkatkan motivasi siswa pada saat pembelajaran keterampilan, sehingga proses
pembelajaran tidak monoton dan siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran
dan efektivitas serta efisiensi pembelajaran dapat ditingkatkan. Untuk itu perlu adanya upaya
perancangan dan pengembangan pembelajaran melalui pengembangan media pembelajaran salah
satunya dengan menggunakan video tutorial untuk mencapai keberhasilan belajar.
Sadiman (2005:74) menyatakan bahwa video sebagai media audio visual yang
menampilkan gerak, suara dan gambar sekaligus, semakin lama semakin populer dalam
masyarakat, pesan disajikan bisa bersifat fakta, bersifat informasi edukatif maupun instruksional.
Penggunaan media pembelajaran video tutorial sangat mempermudah dan membantu guru dalam
menyampaikan materi. Video tutorial mampu memperlihatkan gambar bergerak dan
diintegrasikan dengan unsur-unsur suara. Video tutorial menampilkan informasi dan pengetahuan
dalam sebuah tayangan yang realistik selain itu juga mampu memperlihatkan peristiwa atau
objek yang direkam secara nyata sehingga memberikan pengalaman yang nyata dan efektif bagi
siswa.
Penggunaan media video tutorial ini sangat membantu dan mempermudah siswa maupun
guru dalam pembelajaran keterampilan, karena media video tutorial ini memberikan penayangan
materi secara bertahap dan beruntun serta dapat disesuaikan dengan kemampuan anak
tunagrahita. Media video tutorial juga dapat di ulang berkali kali di sekolah ataupun di rumah
saat siswa merasa kurang paham dengan materi sehingga materi yang ditampilkan dapat diingat
dalam jangka waktu yang lama. Penggunaan video tutorial ini dalam pembelajaran dapat
digunakan secara individu.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka perlu dikembangkan sebuah
media pembelajaran menggunakan video tutorial keterampilan vokasional IT pada materi
membuat sebuah produk menggunakan Adobe Photoshop yang dapat digunakan untuk membantu
siswa agar terampil dalam membuat desain yang menghasilkan suatu produk menggunakan
Adobe Photoshop, untuk itu dilakukan penelitian tentang Pengembangan media pembelajaran
menggunakan video tutorial Pada Mata Pelajaran Keterampilan Vokasional IT Kelas XII
Tunagrahita Semester I di SLB Negeri Provinsi Sumatera Barat
B. Metode
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka jenis
penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pengembangan atau development research.
Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap
utama yaitu, Pendefenisian (Define), Perancangan (Design), Pengembangan (Develop) dan
Penyebaran (Disseminate) Thiagarajan dalam Trianto (2009:190). Adapun tahapan
pengembangannya sebagai berikut:
1. Tahap define
Tahap ini bertujuan untuk menampilkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam
pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan media pembelajaran. Dengan
analisis ini akan didapat gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar,
yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan media pembelajaran yang
dikembangkan.
2. Tahap desain
Hasil dari tahap define digunakan pada tahap perancangan. Pada tahap ini, tindakan yang
dilakukan adalah merancang media pembelajaran video tutorial keterampilan vokasional IT.
Tahapan yang dilakukan dalam perancangan ini adalah dengan menetapkan konsep-konsep
utama yang terdapat pada materi membuat produk menggunakan aplikasi adobe photoshop.
Kemudian dengan materi terebut dirancanglah prototype atau rancangan awal produk
3. Tahap develop
Pada tahap pengembangan ini tindakan yang dilakukan adalah memvalidasi, menguji
praktikalitas dan efektifitas media pembelajaran video tutorial

4. Tahap disseminate
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan
untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu,
suatu kelompok, atau sistem.
Uji coba yang dilakukan adalah melibatkan seluruh subjek dalam kelas yang dilakukan
kepada siswa kelas XII tunagrahita pada mata pelajaran vokasional IT. Jenis data pada penelitian
pengembangan media pembelajaran video tutorial ini adalah data primer, di mana data yang
didapatkan langsung dari subjek penelitian yaitu dari pakar/ahli media, siswa dan guru yang
melaksanakan pembelajaran menggunakan produk yang telah dirancang melalui angket
pengujian validitas, praktikalitas, dan tes psikomotor untuk mendapatkan efektivitas media
pembelajaran video tutorial yang dikembangkan.
Instrumen yang dikembangkan untuk pengumpulan data pada penelitian pengembangan
media pembelajaran video tutorial ini adalah; 1) Lembaran validasi, untuk mengetahui kevalidan
media pembelajaran video tutorial dan instrumen yang dirancang valid atau tidak oleh pakar. 2)
Lembaran Praktikalitas, Setelah instrumen dinyatakan valid oleh validator, selanjutnya beberapa
instrument tersebut digunakan untuk uji praktikalitas, 3) Lembaran Efektivitas, untuk melihat
keefektifan media yang dikembangkan melalui hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa diperoleh
dari tes unjuk kerja yang di berikan kepada kelas yang dilakukan pembelajaran menggunakan
media pembelajaran video tutorial yang sudah valid dan praktis
C. Pembahasan
Media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio visual yang berisi
pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi untuk
membantu pemahaman terhadap suatu materi pelajaran. Media video dapat dimanfaatkan dalam
semua topik bahasan dan setiap ranah salah satunya ranah psikomotorik. karena menurut Hujair
(2010:105) salah satu kelebihan dari media video yaitu sangat baik untuk pencapaian tujuan
belajar psikomotorik. Pada ranah psikomotorik video memiliki keunggulan dalam
memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja, merekam kegiatan motorik/gerak sehingga dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan mengevaluasi kembali kegiatan
tersebut. Media video kaya dengan informasi yang akan diberikan dalam proses pembelajaran
karena pembelajaran tersebut diberikan secara langsung.
Perancangan media pembelajaran video tutorial pada mata pelajaran keterampilan
vokasional IT dilakukan menggunakan aplikasi Mirillis Action dan adobe flash cs 6. Media
video tutorial yang dikembangkan sesuai dengan materi mata pelajaran keterampilan vokasional
IT yang di ajarkan kepada siswa tuna grahita kelas XII. Pengembangan media video tutorial
dilakukan dengan model pengembangan 4D yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut
1. Tahap Define

Pada tahapan define ini dilakukan analisis kebutuhan untuk media video tutorial yang
dimulai dari analisis kurikulum, media yang digunakan serta konsep materi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan media. Tahapan pendefinisian ini bertujuan
untuk menentukan masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan media video
tutorial. Analisis kurikulum dilakukan untuk mempermudah penyusunan alur pembelajaran
keterampilan vokasional IT sehingga media yang dikembangkan berorientasi pada tujuan.

2. Tahap Perencangan (Design)


Pada tahap perancangan ini peneliti merancang media video tutorial dimana produk
yang dirancang sesuai dengan spesifikasi produk yang telah dirancang, divalidasi dan juga
telah di ujicobakan. Pada tahap ini peneliti merancang media video tutorial pada mata
pelajaran keterampilan vokasional IT dengan beberapa langkah:
a. Merancang Prototype
Media video tutorial yang dirancang ini mempertimbangkan isi dan desain yang
terkandung di dalamnya. Merancang prototype atau rancangan awal ini dimulai dari
menyusun kerangka media yang akan dikembangkan dan menyusun sistematikan
penyajian materi. Media video yang di rancang pada isi, disesuaikan dengan kurikulum
dan silabus yang ada pada mata pelajaran keterampilan vokasional IT. Untuk desain
media video tutorial dipertimbangkan pada aspek kualitas media, bahasa dan layout
media video tutorial yang dikembangkan. Setelah perancangan prototype dilakukan
desain pada media yang akan dibuat.
b. Perancangan Media pembelajaran video tutorial
Tahapan ini peneliti merancang media video tutorial pada mata pelajaran
keterampilan vokasional IT dengan beberapa item yaitu:
a. Menu utama
b. Materi
c. Petunjuk
3. Tahap Pengembangan (Develop)

a. Uji validasi media video tutorial

Validasi media video tutorial diperoleh dari tanggapan validator tentang kevalidan
media video tutorial yang dikembangkan. Validasi yang dilakukan menekan pada
desain dan isi atau materi. Pada validitas desain dinyatakan valid oleh validator karena
media video tutorial yang dirancang telah memenuhi syarat-syarat penyusunan media
video tutorial yang baik. Sedangkan validasi isi atau materi dinyatakan telah valid
karena materi yang disajikan melalui media video tutorial telah sesuai dengan materi
mata pelajaran keterampilan vokasional IT.
Menurut Trianto (2010:269) valid adalah penilaian yang dilakukan sudah
memberikan informasi yang akurat terhadap media yang dikembangkan. Hasil validasi
media video tutorial yang dikembangkan didapat dari tanggapan validator dinyatakan
valid. Hasil validasi media video tutorial ini didapat dari dua orang dosen Fakultas
Teknik UNP sebagai validator ahli desain dan dua orang guru SLB yang
berpengalaman mengajar mata pelajaran Keterampilan Vokasional IT sebagai validator
isi/ materi dari media. Empat orang validator tersebut merupakan orang-orang yang ahli
dalam bidang kajiannya, oleh karena itu hasil validasi ini telah dapat dipertanggung
jawabkan.
Media video tutorial yang dikembangkan telah memenuhi aspek isi atau materi
dengan nilai presentase rata-rata 84,5%. Artinya secara isi media video tutorial ini telah
sesuai dengan kurikulum dan minat siswa. Validitas dari aspek isi ini berkaitan dengan
proses menentukan konsep-konsep yang benar dan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Tingginya nilai validitas dari aspek isi ini menandakan media video tutorial
yang dikembangkan ini telah sesuai dengan kurikulum yang digunakan saat ini.
Sedangkan untuk aspek desain media video tutorial didapat nilai presentase rata-rata
adalah 90,4%. Kedua aspek tersebut apabila dijumlahkan skor nilai validitas yang
diperoleh dari masing-masing validator maka didapat nilai presentase rata-rata
sebanyak 87,5%. Nilai yang di dapat ini berada pada kategori tingkat kevalidan sangat
valid.
Hasil dari kedua validitas baik dari aspek desain dan isi atau materi dapat
dikatakan bahwa video tutorial yang dikembangkan sebagai media pembelajaran pada
mata pelajaran Keterampilan Vokasional IT dinyatakan valid. Meskipun demikian,
media yang telah dikembangkan ini belum sempurna, oleh karena itu validator
memberikan saran untuk perbaikan. Berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh
validator tersebut selanjutnya media video tutorial ini di revisi, sehingga media ini
layak untuk digunakan dan diuji cobakan untuk pembelajaran.

b. Uji praktikalitas media video tutorial

Penilaian terhadap kepraktisan media video tutorial diperoleh dari angket yang
diberikan kepada guru/praktisi dan siswa. Hasil dari analisis angket dari guru
menunjukkan bahwa media video tutorial mata pelajaran keterampilan vokasional IT
memiliki persentase rata-rata 83,12% dengan katergori keparaktisan adalah praktis
dalam penggunaannya dalam proses pembelajaran. Ini artinya adalah media video
tutorial yang telah dikembangkan dapat membantu dan memudahkan guru dalam proses
pembelajaran dalam memberikan penjelasan terhadap materi-materi pembelajaran
terhadap peserta didik. Dari aspek kemudahan dalam penggunaan media, video tutorial
ini dikategorikan sangat praktis. Artinya media ini mudah digunakan oleh guru dan
tidak mempersulit guru. Aspek keefektifan waktu yang digunakan dalam
pelaksanaannya, media video tutorial ini dikategorikan praktis. Artinya media ini dapat
membantu guru untuk mengalokasikan waktu untuk menyampaikan materi
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berjalan. Aspek
interpretasi media untuk media video tutorial yang dikembangkan dikategorikan pada
praktis hingga media video tutorial ini memiliki nilai interpretasi yang baik sehingga
mudah dipahami oleh guru ahli maupun guru lain yang menggunakan media video
tutorial tersebut. Sedangkan untuk aspek ekuivalensi, media video tutorial memiliki
ekuivalensi yang sangat baik sehingga bisa dijadikan pedoman bagi guru dalam
membuat dan merancang media pembelajaran yang baik sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Hal ini sejalan dengan pernyataan Trianto (2010:235) keuntungan media
pembelajaran salah satunya menimbulkan presepsi akan sebuah konsep yang sama.
Hasil uji praktikalitas media video tutorial oleh siswa menunjukkan tingkat
kepraktisan pada kategori sangat praktis dengan persentase rata-rata 85,79%. Ini berarti
media video tutorial mempermudah siswa dalam memahami pelajaran keterampilan
vokasional IT. Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana, (2007:03) mengatakan bahwa
baik buruknya sebuah pembelajaran di tunjang oleh pengguna media pembelajaran.
Media video tutorial yang dikembangkan mampu membuat susana belajar menjadi
menyenangkan, karena siswa lebih termotivasi oleh video, dan gambar animasi yang
terdapat dalam media video tutorial.

c. Uji Kefektifan media video tutorial

Untuk melihat keefektifan media video tutorial ini dilakukan tes hasil belajar.
Keefektifan media ini dilihat dari kemampuan media video tutorial untuk mengaktifkan
siswa dalam belajar dan memudah kan siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Menurut Hamalik dalam Arsyad (1007:15) “penggunaan bahan ajar akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan saat itu”.
Tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk mengukur berapa tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Seperti yang
dikemukakan Harun Rasyid dan Mansyur (2007:03) evaluasi adalah proses penentuan
sejauh mana proses pembelajaran telah dicapai. Hasil belajar diperoleh dari tes yang
diberikan dalam bentuk tes unjuk kerja sebanyak 11 butir soal kepada siswa yang telah
menggunakan media video tutorial. Setelah hasil belajar siswa di peroleh kemudian
hasil tes tersebut dibandingkan dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah,
sehingga akan diperoleh gambaran pencapaian ketuntasan siswa secara individu. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Trianto (2010:235) yaitu kriteria ketuntasan minimal
adalah kriteria kentuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh gambaran pencapaian ketuntasan siswa secara
individu.
Berdasarkan hasil tes menunjukkan bahwa dari 19 orang siswa yang mengikuti tes
maka terdapat 3 orang yang miliki nilai dibawah 75 (KKM) dan 16 orang siswa lainnya
di atas nilai 75 (KKM). Berdasarkan data tersebut maka media yang digunakan dapat
membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu selama proses
penggunaan media berlangsung dari awal sampai akhir aktivitas belajar siswa
meningkat. Media video tutorial yang telah dirancang ini sangat menarik perhatian
siswa, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa meningkat. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa media video tutorial ini dapat dikatakan efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Tahap penyebaran (Desseminate)

Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa


diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Menurut Thiagajaran dkk
(1974:9), “the terminal stages of final packaging, diffusion, and adoption are most
important although most frequently overlooked.” Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain
dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan perangkat dalam proses
pembelajaran. Penyebaran media video tutorial dilakukan pada guru dan siswa di sekolah;
SLB Negeri Pariaman, SLB Negeri 2 padang dan SLB Center Payakumbuh Kelas XII Tuna
Grahita Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018. Saat media video tutorial ini digunakan
disekolah, siswa sangat senang dan memudahkan siswa dalam menggunakan media video
tutorial karena media ini dilengkapi dengan alat pengontrol seperti tombol yang dapat
dioperasikan oleh siswa sehingga siswa dapat memilih apa yang dihendaki untuk proses
selanjutnya. Ini sangat sesuai dengan siswa ABK yang memiliki kemampuan berbeda-beda
setiap siswa.
Penggunaan media video tutotrial pada siswa dapat memahami pembelajaran lebih
cepat dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan media video tutorial. Selain
itu media video tutorial yang telah dikembangkan ini sangat membantu guru dalam proses
pembelajaran. Selain itu media ini sangat menghemat waktu guru ketika melaksanakan
pembelajaran, karena siswa bisa langsung menggunakan media dengan bantuan guru.
Pembelajaran dengan menggunakan media video tutorial ini menghemat energi guru dan
memiliki waktu yang banyak dalam mengawasi siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung
D. Kesimpulan dan saran
1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :

1. Hasil pengembangan dari penelitian ini adalah media video tutorial pada materi
membuat sebuah produk mengguakan adobe photoshop menggunakan aplikasi
Mirillis Action dan adobe flash cs6. Media video tutorial ini dapat dipakai
menggunakan komputer atau laptop. Untuk menggunakan media ini siswa tidak perlu
menginstal program flash terlebih dahulu karena file utama disajikan dalam bentuk
ekstensi (.exe)
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media video tutorial untuk mata pelajaran
keterampilan vokasional IT telah selesai dikembangkan sesuai dengan prosedur
pengembangan. secara umum produk yang telah dikembangkan ini termasuk pada
kriteria praktis dan efektif untuk digunakan. Berdasarkan hasil pengujian ahli media
dan isi atau materi menunjukkan bahwa media video tutorial ini layak dan teruji
digunakan sebagai alternatif media pembelajaran video tutorial pada mata pelajaran
keterampilan vokasional IT
2. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil
penelitian, berikut ini diaujikan beberpa saran yaitu:

1. Disarankan kepada guru agar memberi motivasi kepada siswa untuk belajar mandiri
dengan menggunakan media video tutorial, karena siswa akan mendapatkan informasi
yang mereka inginkan melalui produk ini dan mereka juga tidak terlalu tergantung pada
kehadiran guru dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya
2. Disarankan kepada peneliti lain agar melakukan pengembangan hal yang serupa pada
materi pembelajaran, baik mata pelajaran Keterampilan Vokasional IT maupun
pembelajaran lainnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya, media video tutorial pada mata pelajaran Keterampilan Vokasional
IT bisa diujicobakan pada jumlah subjek uji coba yang lebih besar sehingga keterpakaian
media video tutorial ini jauh lebih luas.

DAFTAR RUJUKAN
Aristo, Rahadi. 2010.Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Dewi, Gayuh Tristanti. 2014. “Implementasi Pengembangan Diri Kecakapan Vokasional Produktif
Kriya Kayu Anak Tunagrahita SMPLB di SLB Negeri Sragen”. Tesis. Surakarta: Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Riyana, C dan Rudi Susilana. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacanan Prima.

Sadiman, Arief S. dkk . 2005. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo Persada

Thiagarajan. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A


Sourcebook. Indiana: Indiana University

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media
Group.

Anda mungkin juga menyukai