Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN TERPADU DENGAN


PENDEKATAN KONSEP PEMBELAJARAN DAN KERJASAMA
(Interprofesional Education dan Collaborative Practices)

OLEH

KELOMPOK : 10
RW : 005
KELURAHAN : KOTO PANJANG IKUA KOTO (KPIK)
KECAMATAN : KOTO TANGAH
KOTA : PADANG
NAMA KELOMPOK :
1. Geby Dwi Sari (PRODI D3 Sanitasi)
2. Monica Zelviana (PRODI D3 Gizi)
3. Ilma Rizki Zulanda (PRODI D3 Gizi)
4. Reren Yora Yutari (PRODI D3 Keperawatan Padang)
5. Maisarah (PRODI D3 Keperawatan Padang)
6. Vexy Valentino Roza (PRODI D3 Keperawatan Solok)
7. Maidisa Arsy (PRODI D3 Keperawatan Solok)
8. Wilda Febriani (PRODI D3 Kebidanan Padang)
9. Nadia Suryanella (PRODI D3 Kebidanan Bukittinggi)
10. Dwifa Oktaveni (PRODI D3 Kesehatan Gigi)
11. Hefty Yurani Harahap (PRODI S.Tr. Promkes)

POLTEKKES KEMENKES PADANG


TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKL-T) dengan pendekatan


Interprofessional Education and Collaborative Practice (IPE-CP) mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Padang di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto (KPIK) RW
05 tahun ajaran 2020/2021 ini telah diperiksa dan mendapatkan persetujuan.

Kota Padang, April 2021

Pembimbing Ketua Kelompok

(Siti Khadijah, S. SiT. M. Biomed) (Hefty Yurani Harahap)


NIP. 19610731 198803 2 002 NIM.176110691

Mengetahui
Ketua PKL Terpadu

( ------------------------------------- )
NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Kegiatan ini dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Judul laporan ini

adalah “Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Terpadu IPE-CP di

Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto RW 05 Kecamatan Koto Tangah Tahun

2021”

Selama proses pembuatan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, masih

banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya, oleh karna itu kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat diharapkan agar dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata penulis ucapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat

bagi para pembaca sekalian dan terutama bagi penulis sendiri dapat memenuhi

salah satu syarat mata kuliah PKLT IPE-CP.

Padang, April 2020

Penulis
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA
I
PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................. Ii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ Iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
B. Tujuan.......................................................................... ..................
C. Manfaat........................................................................... ...............
D. Ruang Lingkup...............................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


A. IPE-CP............................................................................................
B. Interproffesional Communication...................................................
C. Problem Solving Sicle....................................................................
D. Stunting..................................................................... ....................

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Analisa Situasi................................................................................
B. Identifikasi dan Prioritas Masalah..................................................
C. Analisis Penyebab Masalah............................................................
D. Penentuan Solusi/Alternatif............................................................
E. Melaksanakan Solusi Plan of Action (POA)..................................

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN


A. Pelaksanaan Kegiatan.....................................................................
B. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Pelaksanaan Kegiatan...........
C. Rencana Tidak Lanjut.....................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan......................................... ...........................................
B. Saran.................................................... ..........................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Tabel 2. Prioritas Masalah

Tabel 3. Analisa Data

Tabel 4. Rencana Intervensi Kesehatan

Tabel 5. Plan Of Action (POA)

Tabel.6 Ghant Chart Kegiatan PKLT


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran B. Media Penyuluhan Leaflet


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang merupakan pendidikan tinggi
yang mengarah pada pendidikan vakasional dan profesional, yaitu
menghasilkan tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan akademik dan
keterampilan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan tekhnologi di bidang kesehatan
yang mencakup kesehatan lingkungan, keperawatan, gizi, kebidanan dan
keperawatan gigi.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Terpadu merupakan suatu
penerapan ilmu dan teknologi oleh mahasiswa dalam bidang kesehatan. Dalam
prosesnya mahasiswa diharapkan mampu mengenal masalah, menentukan
prioritas masalah, merumuskan alternatif terbaik dalam pemecahan masalah
kemudian menyusun rencana kegiatan sesuai dengan keahlian yang dimiliki
dengan memperhatikan segala sumber daya yang ada di masyarakat melalui
program IPE-CP.
Interprofessional education (IPE) adalah dua atau lebih profesi belajar
dengan, dari, dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan kolaborasi dan
kualitas pelayanan (WHO, framework for IPE,2011). Implementasi IPE-CP
dilakukan melalui penerapan ilmu dan tekhnologi oleh mahasiswa dalam
bidang kesehatan khususnya kesehatan lingkungan, keperawatan, gizi
kebidanan dan keperawatan gigi dalam rangka pemecahan masalah kesehatan
dan peningkatan status kesehatan masyarakat.Pelaksanaan PKL Terpadu ini
merupakan “bench marking” atau ikonnya Poltekkes Kemenkes Padang di
antara Poltekkes Kemenkes lainnya yang ada di Indonesia.

1.2 Tujuan PKL-T IPE CP


1. Tujuan Umum
Mampu memperoleh gambaran kesehatan dan memberikan pemecahan
masalah kesehatan yang ditemukan secara terencana dan terpadu
berdasarkan kasus yang telah diberikan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami kasus, dan mengidentifikasi masalah yang ada
pada kasus melalui program IPE-CP
b. Mampu menyusun Plan Of Action (POA) kesehatan masyarakat
melalui Musyawarah Masyarakat Jorong (MMJ) melalui program
IPE-CP
c. Mampu melakukan implementasi kesehatan masyarakat berupa
kegiatan fisik dan non fisik melalui program IPE-CP
d. Mampu melakukan evaluasi kesehatan masyarakat melalui program
IPE-CP
e. Mampu menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Terpadu.

1.3 Manfaat PKL-T IPE CP


1. Masyarakat
a. Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan
dan termotivasi untuk bertindak sesuai dengan perilaku hidup bersih
dan sehat.
b. Dapat meminimalisir permasalahan yang ada di masyarakat.
c. Dapat meningkatkan kemampuan masyarakat mengenal masalah
kesehatannya sendiri dan merencanakan pemecahannya.
2. Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di bangku
kuliah secara nyata di wilayah lokasi Praktek Kerja Lapangan
Terpadu (PKLT) melalui program IPE-CP.
b. Mahasiswa dapat pengalaman yang berharga terutama dalam
penyelenggaraan tahap-tahap manajemen selama Praktek Kerja
Lapangan Terpadu (PKLT) serta memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang ada
masyarakat melalui program IPE-CP.
c. Dapat bekerja sama dengan berbagai bidang profesi baik sesama
mahasiswa maupun dengan instansi terkait baik lintas program
maupun lintas sektoral dalam rangka menanggulangi masalah
kesehatan
3. Poltekkes Kemenkes Padang
Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan Terpadu (PKLT)
diharapkan keberadaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang tampak
nyata dalam memahami permasalahan uang ada dalam penerapan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.

1.4 Sistimatika Laporan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep IPE-CP


1. Definisi IPE
Menurut World Health Organization (2010) , IPE
didefenisikan sebagai proses pembelajaran dimana dua atau lebih
profesi belajar dengan, dari, dan tentang satu sama lain untuk
meningkatkan kolaborasi dan kualitas outcome pelayanan kesehatan.
IPE merupakan pendekatan proses pendidikan dua atau lebih disiplin
ilmu yang berbeda berkolaborasi dalam proses belajar-mengajar
dengan tujuan untuk membina interdisipliner/interaksi
interprofessional yang meningkatkan praktek disiplin masing-masing.
Menurut CochraneCollaboration, IPE terjadi ketika dua atau
lebih mahasiswa profesi kesehatan yang berbeda melaksanakan
pembelajaran interaktif bersama dengan tujuan untuk meningkatkan
kolaborasi interprofessional dan meningkatkan kesehatan atau
kesejahteraan pasien.
Secara umum IPE bertujuan untuk melatih mahasiswa untuk
lebih mengenal peran profesi kesehatan yang lain, sehingga diharapkan
mahasiswa akan mampu untuk berkolaborasi dengan baik dalam
penanganan masalah kesehatan, baik di komunitas, keluarga atau
individu. Penangaanan masalah kesehatan secara interprofessionalakan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan
kepuasan pasien. Tujuan pelaksanaan IPE antara lain:
a. meningkatkan pemahaman interdisipliner dan meningkatkan
kerjasama;
b. membina kerjasama yang kompeten;
c. membuat penggunaan sumberdaya yang efektif dan efisien;
d. meningkatkan kualitas penanganan masalah kesehatan yang
komprehensif. WHO (2010) juga menekankan pentingnya
penerapan kurikulum IPE dalam meningkatkan outcome pelayanan
kesehatan.

Gambar 1. Konsep dasar IPE-CP

2. Domain Kompetensi IPE-CP


Terdapat 4 domain dalam IPE, yaitu norma/nilai etik dalam
profesi, peran dan tanggung jawab masing-masing profesi, komunikasi
antar profesi dan kerjasama tim.
Kompetensi value dan etik antar profesi adalah bekerja
bersama dengan profesi lain untuk mempertahankan iklim saling
menghargai dan berbagi nilai serta etik bersama. Kompetensi peran
dan tanggung jawab adalah: menggunakan pengetahuan tentang peran
profesi sendiri dan peran profesi lain di dalam tim untuk mengkaji dan
memberikan pelayanan yang tepat kepada klien dan populasi.
Kompetensi komunikasi antar profesi adalah: berkomunikasi
dengan kline, keluarga klien, komuniasi, dan profesi kesehatan lain
dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab untuk mendukung
pendekatan tim. Kompetensi untuk bekerja di dalam tim adalah;
menegaplikasikan nilai-nilai membangun kelompok dan membangun
prinsip dinamika kelompok untuk melaksanakan fungsi tim secara
efektif.

3. Metode Pembelajaran dengan Konsep IPE-CP


a. Metode klasikal
IPE dapat diterapkan pada mahasiswa menggunakan metode
pembelajaran berupa kuliah klasikal.Setting perkuliahan
melibatkan beberapa pengajar dari berbagai disiplin ilmu(team
teaching) dan melibatkan mahasiswa dari berbagai profesi
kesehatan.Kurikulumyang digunakan adalah kurikulum
terintegrasi dari berbagai profesi kesehatan.Kuliah dapat berupa
sharing keilmuan terhadap suatu masalah atau materi yang sedang
dibahas.
b. Kuliah Tutorial (PBL)
Setting kuliah tutorial dapat dilakukan dengan diskusi kelompok
kecil yang melibatkanmahasiswa yang berasal dari berbagai
profesi kesehatan. Mereka membahas suatu masalah suatu
masalah dan mencoba mengindentifikasi dan mencari
penyelesaian dari masalah yang dihadapi. Modul yang digunakan
adalah modul terintegrasi. Dosen berupa team teaching dari
berbagai profesi dan bertugas sebagai fasilitator dalam
diskusitersebut.
c. Kuliah Skills Laboratorium
Skills Laboratorium merupakan metode yang baik bagi IPE
karena dapat mensimulasikanbagaimana penerapan IPE secara
lebih nyata. Dalam pembelajaran skills laboratorium, mahasiswa
dapat mempraktekkan cara berkolaborasi dengan mahasiswa dari
berbagai profesi dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
pasien.
d. Kuliah Profesi/Klinis-Lapangan
Pendidikan profesi merupakan pendidikan yang dilakukan di
rumah sakit dan di komunitas.Pada pendidikan profesi mahasiswa
dihadapkan pada situasi nyata di lapangan untuk memberikan
pelayanan kepada pasien nyata. Melalui pendidikan profesi,
mahaiswa dapat dilatih untuk berkolaborasi dengan mahasiswa
profesi lain dalam kurikulum IPE.

2.2 Konsep Problem Solving Cycle


1. Definisi Problem Solving Cycle
Problem solving atau pemecahan masalah adalah tingkat tertinggi
dari proses belajar karena adanya prediksi, analisis dari faktor-faktor
dan prinsip untuk mengembangkan hubungan sebab akibat.
Pemecahan masalahnya dilakukan dengan cara mencoba berbagai
alternatif penyelesaian yang dihasilkan dari terbentuknya berbagai
kemungkinan baru dikarenakan tidak mengindahkan penyebab
timbulnya masalah itu sendiri.
Praktek belajar lapangan I merupakan proses belajar mahasiswa
pada tahap analisis situasi dan identifikasi masalah untuk kemudian
menentukan prioritas masalah. Analisis situasi merupakan langkah
awal dalam rangka proses pemecahan masalah menurut siklus
pemecahan masalah (Proses Solving Cycle) (Hanita, 2010).

2. Tahapan Problem Solving Care


Gambar 2 Problem Solving Cycle

1) Analisis Situasi
Analisis situasi merupakan proses pengamatan situasi kini
(present condition atau the existing condition) dengan melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan dan mengumpulkan
informasi atau data dari laporan-laporan atau publikasi melalui
metode observasi dan wawancara (Nuenugraha, 2011).
Dengan dilakukan analisis situasi kondisi kesehatan
masyarakat yang sedang dihadapi suatu daerah dapat diketahui
serta faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Sehingga dapat diperkirakan secara tidak langsung
derajat kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan yang
dialami masyarakat.
Dalam melakukan Analisis Situasi Kesehatan, secara teoritis
ada beberapa determinan (multifaktor) yang secara komprehensif
berhubungan dengan status atau derajat kesehatan, dimana
determinan program dan pelayanan kesehatan (tingkat
Puskesmas, Kabupaten &Provinsi) hanyalah salah satu faktor
yang berperan dalam menentukan status atau derajat kesehatan.
Status atau derajat kesehatan yang multifkatorial ini harus
dianalisis satu persatu, antara lain yang harus di analisis yaitu:
a. Faktor penduduk dan demografi, termasuk di dalamnya
faktor keturunan.
b. Faktor perilaku, meliputi sikap dan perilaku masyarakat
tentang kesehatan.
c. Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik,
biologis, ekonomi, sosial dan kultural.

Adapun cara menganalisisnya dengan menggunakan


informasi dari sistem informasi yang sudah ada. Misalnya
laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang
ada dan survailans epidemiologi atau pemantauan penyebaran
penyakit.

2) Identifikasi Masalah dan Prioritas Masalah Kesehatan


Dengan analisis situasi yang komprehensif dan dengan
mempergunakan berbagai macam ukuran/target/alat banding maupun
golden standard di bidang kesehatan misalnya angka kelahiran,
kesakitan dan angka kematian akan diperoleh berbagai macam
permasalahan, baik yang terdapat pada determinan status atau derajat
kesehatan sendiri maupun pada determinan multifaktor lainnya.
Akibat dari sumber daya yang terbatas maka dipakai
metode matematik maupun Delbegue/Delphi untuk melakukan
prioritas masalah kesehatan, dengan indikator: Magnitude
(luasnya masalah), Severity (besarnya kerugian yang timbul),
Vulnerability (teknologi yang tersedia), Community/Political
Concern (perhatian/kegusaran masyarakat dan politisi) serta
Affordability (ketersediaan). Prioritas masalah kesehatan yang
diajukan perlu dipertegas dengan batasan tempat, orang dan
waktu.Dalam menetapkan prioritas masalah secara teoritis
didasarkan atas kebiasaan, masalah politik, pertimbangan
ekonomi, dan pertimbangan ketersediaan teknologi serta
perhitungan kerugian (disease burden).
3) Tujuan dan Seleksi Altenatif Program
Dengan memperhatikan prioritas masalah kesehatan yang telah
ditetapkan melalui berbagai indikator, maka tujuan beserta alternatif
pemecahan masalah dari berbagai intervensi terhadap determinan yang
ada, sudah dapat diperkirakan dengan nyata yaitu catatan alternatif
pemecahan masalah kesehatan yang tersedia tersebut sebaiknya tidak
bersifat tradisional (budget oriented), tapi lebih bersifat target oriented.
Untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik, biasanya
dipergunakan beberapa indikator yang dibutuhkan sebagai dasar dalam
pemecahan masalah tersebut, seperti biaya yang dibutuhkan, waktu,
tenaga, sarana dan teknologi dan kebijakan yang mengarah pada
efektifitas dan efisiensi.
4) Penyusunan Program
Penyusunan program disini biasa disebut dengan Rencana
Operasional (RO) atau lebih dikenal dengan istilah Plan of Action
(POA) yang merupakan suatu berkas yang berisi uraian yang sangat
terinci tentang rencana tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan untuk
menghilangkan/ mengatasi atau mengurangi masalah-masalah yang
telah diprioritaskan.

Anda mungkin juga menyukai