Oleh :
Tingkat 2A
Dosen Pembimbing :
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1966, Kesehatan Jiwa adalah suatu
keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik intelektual, emosional secara optimal
dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Sedangkan menurut
American Nureses Associations (ANA) keperawatan jiwa merupakan suatu bidang
khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia sebagai
ilmu dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai caranya untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulikan keehatan jiwa.Gangguan orientasi realita adalah
ketidakmampuan individu untuk menilai dan berespon pada realita.Klien tidak dapat
membedakan rangsangan internal dan eksternal tidak dapat membedakan lamunan dan
kenyataan.Klien juga tidak mampu untuk memberikan respon yang akurat, sehingga
tampak perilaku yang sulit dimengerti.Halusinasi adalah penyerapan (persepsi) panca
indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua panca indera dan
terjadi disaat individu sadar penuh (Depkes dalam Dermawan dan Rusdi,2013).
Halusinasi pendengaran ialah klien mendengar suara-suara yang tidak berhubungan
dengan stimulasi nyata yang orang lain tidak mendengarnya (Dermawan dan Rusdi,
2013). Sedangkan menurut Kusnawati (2010) halusinasi pendengaran adalah klien
mendengar suara-suara yang jelas maupun tidak jelas, dimana suara tersebut bisa
mengajak klien berbicara atau melakukan sesuatu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalahnya adalah
bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Halusinasi
Pendengaran
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Halusinasi Pendengaran
b. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi Pendengaran
b) Mampu melakukan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi Pendengaran
c) Mampu melakukan perencanaan keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi Pendengaran
d) Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi Pendengaran
e) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi Pendengaran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghidu. Klien merasa stimulus yang sebetul-betulnya
tidak ada (Damaiyanti,2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan interna (pikiran) dan rangsangan eksterna (dunia luar).Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata.Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal padahal tidak ada
orang yang berbicara (Direja, 2011).
Jadi Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
gangguan sensori persepsi yaitu merasakan sensasi palsu berupa suara,penglihatan,
pengecapan,perabaan,atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebenarnya
tidak ada
B. Jenis-jenis halusinasi
1. Pendengaran
Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara
orang.Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang
jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antara
dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien
mendengar perkataan bahwa klien disurh untuk melakukan sesuatu kadang
dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,
gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang
menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.
3. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan.Halusinasi penghidu sering
akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
4. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah,urin atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidak nyamanan tanpa stimulasi yang
jelas.Rasa tersetrum yang dating dari tanah, benda mati atau orang lain.
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala Halusinasi adalah:
a. Isi halusinasi
1) Menanyakan suara siapa yang didengar
2) Apa bentuk bayangan yang dilihat
3) Bau apa yang tercium
4) Rasa apa yang dikecap
5) Merasakan apa dipermukaan tubuh
b. Waktu dan frekuensi halusinasi
1) Kapan pengalaman halusinasi itu muncul
2) Bila mungkin klien diminta menjelaskan kapan persis waktu terjadinya
halusinasi tersebut
c. Situasi pencetus halusinasi
1) Menanyakan kepada klien peristiwa atau kejadian yang dialami sebelum
halusinasi muncul
2) Mengobservasi apa yang dialami klien menjelang munculnya halusinasi
d. Respon klien
1) Apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami pengalaman halusinasi
2) Apakah masih bisa mengontrol stimulus halusinasi atau sudah tidak berdaya
lagi terhadap halusinasi.
G. Rentang Respon
R. Adaptif R. Maladaptif
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
PADA PASIEN HALUSINASI
A. Pengkajian
1. Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat,
tanggal pengkajian, nomor rekam medic
2. Alasan masuk RS
Umumnya klien halusinasi di bawa ke RS karena keluarga merasa tidak
mampu merawat, terganggu karena perilaku klien hal lain, gejala yang
dinampakkan di rumah sehingga klien di bawa ke RS untuk mendapatkan
perawatan
3. Kaji factor-faktor predisposisi dan prepisitasi
4. Psikososial yang terdiri dari genogram , konsep diri, hubungan social dan
spiritual
5. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicraan, aktivitas , alam
perasaan , efek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses fikir ,
isi piker , tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung,
kemampuan penilaian, dan daya tilik diri
6. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun
maladaptive
7. Penatalaksanaan
Farmako
a. Anti Psikotik :
Chlorpromazine ( promactile, largactile), haloperidol ( Haldol, serenace,
lodomer), stelazine, clozapine (clozaril), risperidone ,risperdal)
b. Anti perkinson:
Trihexyphenidile, artan
Objektif:
1. Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat
dikaji.
2. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu.
3. Berhenti bicara di tengah- tengah kalimat
untuk mendengarkan sesuatu.
4. Disorientasi.
5. Kosentrasi rendah.
6. Pikiran cepat berubah-ubah.
7. Kekacauan alur pikiran.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Strategi Pelaksanaan
1. SP Pasien
a. SP 1
1. Mengidentifikasi Jenis Halusinasi Pasien
2. Mengidentifikasi Isi Halusinasi Pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi Frekuensi Halusinasi Pasien
5. Mengidentifikasi Situasi yang menimbulkan Halusinasi
6. Mengidentifikasi Respon Pasien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik ke dalam
jadwal kegiatan pasien
b. SP 2
1. Mengevaluasi kegiatan harian pasien (SP1)
2. Melatih Pasien mengendalikan Halusinasi dengan cara minum obat
secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
pasien
c. SP 3
1. Mengevaluasi kegiatan harian pasien (SP 1 dan SP 2)
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan
berbicara/bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul
3. Menganjurkan pasien memasukan ke dalam jadwal kegaitan harian
pasien
d. SP 4
1. Mengevaluasi kegiatan harian pasien (SP1, SP2, dan SP 3)
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan
kegiatan sehari-hari (Kegiatan yang biasa dilakukan pasien di
rumah)
3. Menganjurkan pasien memasukan ke dalam jadwal harian pasien
2. SP Keluarga
a. SP 1
1. Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam merawat pasien
2. Menjelaskan Pengertian,tanda dan gejala, dan jenis halusinasi yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Gunakan media seperti liflet dalam menjelaskan cara merawat
pasien halusinasi
4. Latih cara menghardik dibimbing keluarga
5. Masukkan ke jadwal harian
6. Anjurkan memberi pujian
b. SP 2
1. Evaluasi SP 1 keluarga dalam cara menghardik
2. Latih keluarga untuk melatih pasien minum obat
3. Masukkan ke jadwal harian
4. Anjurkan memberi pujian
c. SP 3
1. Evaluasi SP1 dan SP 2 keluarga
2. Latih keluarga merawat pasien dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
3. Masukkan ke jadwal harian
4. Anjurkan memberi pujian
d. SP 4
1. Evaluasi SP1,SP2 dan SP 3
2. Anjurkan keluarga untuk melatih kegiatan yang masih bias
dilakukan pasien
3. Latih keluarga untuk mencegah kekambuhan pada pasien
4. Anjurkan memberi pujian
E. Evaluasi Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi ditemukan
adanya perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan pendekatan secara terus
menerus, membina hubungan saling percaya yang dapat menciptakan suasana
terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan halusinasi,
pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai system pendukung yang
mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya. Disamping itu perawat / petugas
kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga dalam memberikan data yang
diperlukan dan membina kerjasama dalam memberiperawatan pada pasien. Dalam hal
ini penulis dapat menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan faktor penting
dalam proses penyembuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA