Anda di halaman 1dari 41

Perubahan Mindset

Wandi Herpiandi, S.Pd., M.Si.

Widyaiswara Madya - BBPPMPV BMTI


Pelatih Ahli PSP – Angk 1
Fasilitator PGP – Angk 1

wherpiandi@gmail.com

087823200780
Tugas Kelompok

1. Bagaimana cara seorang guru mengembangkan Growth Mindset


2. Tuliskan pandangan Anda terhadap Konsep Kurikulum Merdeka
Bagaimana menurut Bapak dan Ibu kondisi pendidikan di tanah air
kita
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)

Siswa bosan, jenuh, lelah dengan


sekolah.
Mengapa siswa bosan atau motivasi DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)
rendah?Pendidikan sebagai komoditas
• Siswa sebagai “bahan bakunya”, diolah sedemikian rupa
Tidak ada ruang otonomi
dalam mentalitas sistem yang linear, menyeragamkan & • Setiap tindakan siswa dikontrol oleh sistem sekolah,
mengompetisikan padahal kenyataannya anak memiliki kapasitas dan cara
• Siswa harus mengikuti perintah dan akan dihargai jika sendiri dalam bertindak
mengikuti prosedur. • Anak merasa tidak punya otonomi & kemandirian sehingga
• Paradigma lama ini bertentangan dengan pendidikan di era bosan dan terdemotivasi untuk belajar dan berprestasi
baru yang mensyaratkan siswa sebagai pelaku utama
pembelajar sepanjang hayat

Tidak Otentik atau Relevan


Tidak ada Talenta & Passion
• Pembelajarannya tidak otentik atau relevan dengan
• Budaya standarisasi yang berlebihan di semua proses
permasalahan nyata
• Kurikulum, Instruksi pengajaran & penilaiannya tidak berdasar
pendidikan memaksa anak harus belajar “hal” yang sama
dalam “waktu” yang sama dengan “cara yang sama.
proses kenyataan, melainkan pada matriks kemampuan
kognitif rutin atau hapalan
• Standarisasi ini membunuh ruang passion, bakat
• Akibatnya kemampuan memecahkan masalah lemah, adaptasi dan kodrat dasar anak yang unik dan beragam
akan hal baru rendah, serta perkembangan diri seutuhnya • Akibatnya anak tidak berkembang mencapai “versi
(wellbeing) anak tidak sehat. terbaiknya”

Tidak ada Pilihan Tidak berhamba pada anak


• Kurikulum, strategi belajar,dan mengajar tidak memberi
• Kurikulum dan budaya pendidikan terlalu berorientasi pada
pilihan untuk meracik sendiri tujuan belajar anak
• Tidak ada personalisasi pembelajaran yang berakibat
guru akibatnya tidak mewadahi kecepatan belajar anak yang
berbeda
anak kurang fleksibel dan tidak tahan tekanan (mudah • Anak yang cerdas akademik akan cepat bosan di kelas,
stres) sedang yang lambat akan merasa tertinggal
DRAF
BELUM FINAL
Perubahan teknologi, sosial, dan lingkungan sedang
terjadi
secara global

Teknologi Sosiokultural Lingkungan


Disrupsi teknologi akan berdampak Perubahan demografi, profil sosio- Habisnya bahan bakar fosil, krisis air,
pada semua sektor (AI, Big data, ekonomi dari populasi dunia perubahan iklim, permukaan laut naik
5G, 3D Printing)

• Tumbuhnya migrasi, urbanisasi, • Meningkatnya kebutuhan energi dan air


• Membuat manusia semakin
dan berkurangnya sumber daya alam
berdaya karena bioEngineering, keragaman budaya, dan kelas
sehingga perhatian akan energi alternatif
pintar, kebanjiran informasi, bisa menengah serta tenaga kerja
dan isu lingkungan meningkat pesat
saling terhubung dengan benda yang terus berpidah dan
dan alam oeh 5G/IoT serta fleksibel
berpotensi punya kekuatan super
(3DPrint)
DRAF BELUM FINAL
Revolusi teknologi, perubahan sosiokultural dan krisis lingkungan
akan mengubah cara bekerja pada masa depan
Struktural Munculnya jenis 85 juta pekerjaan hilang dan 97 juta tumbuh lambat akibat teknologi
pekerjaan baru yang berubah cepat

Tenaga kerja multi-


Untuk pertama kalinya dalam sejarah, 5 generasi bekerja bersamaan dan
generasi dan
meningkatnya kesadaran akan keberagaman di tempat kerja
beragam

Tidak dibatasi Bekerja bisa di mana saja, waktunya fleksibel, freelancer meningkat
struktur dan tempat 97% Industri butuh Up dan Re skilling
Otonomi Karier ditentukan
Pekerja oleh pekerja, Pekerja memiliki kontrol yang lebih besar akan perjalanan kariernya
bukan perusahaan

Pemberdayaan Digitalisasi dan 84% diotomasi dan digitalisasi. Teknologi menyederhanakan pekerjaan
Teknologi otomatisasi sehari-hari dan menghubungkan pekerja dengan efisien

Akses dan
pengolahan data Data memberikan pemahaman lebih baik tentang perilaku manusia
serta meningkatkan kualitas/akurasi keputusan yang diambil
semakin masif
DRAF BELUM FINAL
3 Indonesia juga akan mengalami perubahan pasar tenaga
kerja
Perubahan pada pekerjaan berdasarkan sektor
61% 15Rb/th
Petani berusia >50th Petani pindah profesi
(# pekerjaan; 2028F)
Pertanian dan Pertambangan
13% #BPS
Kesenjangan
Petani berusia 20-39th
keterampilan masa
-3,5 juta >10% tenaga kerja +1,8 juta depan yang paling
pekerjaan tergantikan yang tergantikan pekerjaan baru tercipta besar untuk
meliputi operator pekerjaan baru
Grosir dan Retail mesin, pekerja yaitu:
keterampilan dasar,
-1,6 juta dan pekerja +2,3 juta • dasar
(pemahaman
pekerjaan tergantikan pertanian terampil pekerjaan baru tercipta membaca, menulis,
dan mendengarkan)
yang umumnya
Industri • interaktif
disebabkan oleh (negosiasi,
-1,5 juta perkembangan
teknologi
+1,4 juta persuasi),
dan
pekerjaan tergantikan pekerjaan baru tercipta • keterampilan
IT
(pemrograman,

62%
perancangan
Pekerjaan baru akan hadir di sektor sistem)
konstruksi, transportasi/pariwisata, dan retail
DRAF BELUM FINAL

Kompetensi yang dibutuhkan bergeser ke kemampuan


memecahkan
masalah, kognitif, dan sosial
Keterampilan
Perubahan kebutuhan keterampilan Perubahan
% Pekerjaan tenaga kerja: kebutuhan dari kondisi
sekarang
Rangkuman
masa depan Kebutuhan yang Kebutuhan yang
yang (% pekerjaan) Kebutuhan stabil
meningkat menurun
membutuhkan
Keterampilan masa depan (Abad Keterampil
keterampilan
inti 21) an saat ini
• Kemampuan
52% 31% 18%
Kognitif 15% memecahkan masalah,
sosial, proses, dan
42% 39% 19%
Sistem 17% sistem adalah
40% 40% 20% keterampilan yang akan
Pemecahan masalah 36% paling dicari sebagai
40% 36% 24% keterampilan inti di
Konten 10% tempat kerja pada masa
18% 39% 40% 21% mendatang
Proses
• Kebanyakan pekerjaan
37% 41% 22%
Sosial 19% akan mengalami
26% 43% 21% perubahan dalam
Manajemen sumber 13% keterampilan
daya 33% 43% 24%
Teknis 12%
31% 42% 27%
Fisik 4%
UNESCO PBB mengantisipasi perubahan dengan mengubah arah pendidikan

Teaching Techniques for EDS


Issue Analysis Technique
Menganalisis problem yang dihadapi
komunitas sekitar untuk
diselesaikan (Education for
Sustainable Development
Sourcebook, 2012)
Core Competencies VET competencies

1.1 Participation Siswa siap untuk


and active melibatkan diri
Involvement dalam kegiatan
Siswa berpartisipasi sesuai dengan
dalam kejuruannya untuk
implementasi tujuan sosial,
kejuruan mereka ke pribadi dan
masyarakat. pekerjaan sejalan
dengan prinsip
pembangunan
berkelanjutan
Bagaimana potret hasil belajar
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi
yang menjadi
bekal SDM kita?
Perlu 128 tahun untuk mengejar
ketertinggalan Pendidikan Indonesia prof.
harvard.
OECD 2016: Nilai PIACC Indonesia juga
rendah.
Dari skala 1-5, 69% tingkat Sementara tingkat
literasi penduduk Jakarta numerasi penduduk Lulusan S1 Indonesia
berada pada atau dibawah Jakarta menunjukkan literasinya dibawah lulusan
level 1 (<32% level 1, =37% bahwa 60,4% berada pada SMp Denmark.
level 1). atau dibawah level 1.
Proses belajar seragam tetapi hasilnya sangat rendah (Skor PISA 2000 - 2018
Skor PISA dan Peringkat (#; 2000-2018) OECD Indonesia

525
475
• Konsisten
425 +129 70% siswa berada di Perundungan 41% siswa Indonesia dilaporkan
+122 sebagai
bawah kompetensi (% siswa; 2018) mengalami perundungan beberapa
minimum negara
Membaca 375 kali dalam sebulan (vs. 23% rata-rata
2018 Peringkat: 72 dari 77 dengan
OECD)
peringkat
1995 2000 2005 2010 2015 2020
hasil PISA
terendah 41% Dampaknya Siswa rendah dalam
500 membaca1, merasa sedih, ketakutan,
450 • Skor PISA 23% dan kurang puas dengan hidupnya.
+139 +11 71% siswa berada yang stagnan Mereka juga memiliki kecenderungan
400 5 di bawah kompetensi dalam 10-15 membolos sekolah
Matematika350 minimum tahun terakhir
2018 Peringkat: 72 dari 78
• Kalaupun
1995 2000 2005 2010 2015 2020 skor
meningkat Pola pikir untuk Hanya 29% siswa Indonesia setuju
500 berkembang bahwa ‘kepandaian adalah sesuatu
tapi sangat
sedikit (% siswa; 2018) yang bisa berubah banyak’ (vs. 63%
450
+101 +93 60% siswa berada di rata-rata OECD)
meningkatnya
400 bawah kompetensi
Sains minimum
2018 Peringkat: 70 dari 78 63% Siswa dengan pola pikir berkembang lebih
tinggi dalam membaca1, berani terhadap
1995 2000 2005 2010 2015 2020 29% kegagalan, lebih termotivasi dan
ambisius, menjadikan pendidikan sebagai
S k o r Mrhtui antghkandpiro2if0l s0os0oi 3ek9on%omti susi rwuandankesek3ol8ah% 2018
m e mp e
hal yang penting

:rOSEkCoD/rPBSI aA,hasaadKeia2nr 0ey00 39% turun ke 37% di 2018


be

 Skor Sains di 2015 40.3% turun ke 39.6% di 2018


Padahal APBN di 2019 sebesar 492.5 Trilyun dan sejak reformasi th 2000
menghabiskan ribuan Trilyun
Umumnya
Kurang dapat
kurang tahan
bekerja sama
menghadapi
dalam sebuah
tekanan dalam
dunia kerja.
tim. Lulusan Pendidikan
vokasi atau SMK
dikeluhkan Pengguna
Kurang dapat
berkomunikasi Kurang inisiatif Tenaga Kerja
(lisan) dan dan mudah
tulisan dengan bosan.
baik.

Sumber: Aspirasi Pengguna Tenaga Kerja - PELINDO III


99 491 Kepala Sekolah SMK CoE yang mengikuti workshop GSM
ingin berubah, tapi mereka gelisah karena banyak benturan
antara kebijakan dan fakta di lapangan

% Perubahan yang ingin dilakukan


dikelompokkan ke dalam 3 hal yaitu:

Mengubah mindset terkait


pola pembelajaran yang
kurang berhamba pada
siswa (Ki Hadjar)

Mengubah perilaku yang


lebih menunjukkan teladan
positif bagi siswa dan rekan
guru lainnya (Ing
ngarso.....Ki Hadjar).

Mengubah Leadership
misalnya, guru menunjukkan
sikap pantang menyerah,
bahagia, mau mendengarkan,
peduli, optimis (mencapai
kebahagiaan....Ki Hadjar)
Kenyataan Mindset Guru

Kebanyakan guru Banyak guru bekerja Di bawah tidak Guru banyak yang
mau berubah berdasarkan menangkap energi takut melakukan
menunggu juknis Perintah & Program, positif perubahan “hal” baru
dan anggaran, belum bisa kebijakan diatas,
akibatnya perubahan memaknai Merdeka masih kalah dengan
terhenti seiring usia arus Status Quo
program
RENAISANS
PENDIDIKA
N Untuk mengantisipasi perubahan
Untuk mengatasi gawat darurat pendidikan.
Untuk membangun generasi masa depan Indonesia.
Kita butuh arah baru & sistem pendidikan yang baru.
Pendekatan Perubahan
Baru
Reformasi Banyak yang
pendidikan status quo Kita membutuhkan
menemui jalan
buntu
menolak
perubahan Pendekatan dan Narasi
Perubahan baru untuk
melakukan imaginasi
ulang masa depan demi
Pendekatan
teknokrasi dan Kecepatan terciptanya kepentingan
top down tak reformasi kalah baru yang bisa dapat
cukup
membawa
dengan laju
disrupsi membangun aliansi luas
perubahan

Sumber: Gerakan Sekolah Menyenangkan


APA MIMPI BARU ITU?
Iklim sekolah yang mewadahi keragaman siswa
untuk tumbuh kembang secara menyenangkan
untuk menemukan banyak hal di luar sana,
menciptakan ruang kelas kehidupan sehari-hari

Transformative Change
Making
Krisis
Transformasi
Wacana atau
Narasi
Aksi katalitik
Konsensus
Baru
• Kebuntuan sosial karena • Sebagai instrumen • Best entri untuk memulai
beragam kepentingan, pencipta perubahan tindakan
identitas dan prioritas melalui 3 prinsip: • Strategi dan ciri sekolah • Aliansi baru dan luas
• Banyaknya spoiler yang • Visi pendidikan yang menyenangkan yang transformatif
status quo dan anti baru untuk membangun
perubahan • Narasi Perubahan new hope
• Pendekatan top down melalui Kompas GSM
gagal • Kisah sukses tentang
praktik perubahan di
lapangan (Positive
deviant)
Visi Tujuan Pendidikan era
Kedepan
Titik fokus menuju Sekolah
Menyenangkan, yang seperti apa?

Tenda Alam Dapur Bengkel Simfoni Musik


• Menandakan mudah • Pembelajaran berlangsung • Menciptakan ruang kelas • Bertujuan untuk mengasah • Sekolah mampu
berpindah atau fleksibel di lingkungan yang kehidupan sehari-hari “instinct maker” yakni membangun pengajaran
dalam mengubah mindset sepenuhnya alami,terbuka, • Ada ruangkeberanian indra kreasi dasar dalam dari minat dan kapasitas
atau paradigma bebas, dan berkelanjutan untuk mencoba, meski membuat penemuan siswa yang berbeda-beda,
pendidikan agar adaptif dengan melibatkan seluruh gagal lalu mencoba lagi tetapi fokus dan tanpa membantu siswa
dengan tuntutan sensorik manusia untuk karena tidak takut salah gangguan yang diikuti mempersonalisasi
perubahan dunia yang untuk menemukan banyak dan berfokus pada dengan refleksi visual, pembelajaran sehingga
sangat cepat dan penuh hal di luar sana serta mendorong pemikiran verbal, abstrak atau mendorong kegigihan,
gejolak. mengasah kepekaan kreatif dan inovatif. konkret. daya juang karena passion
terhadap lingkungan. & keterlibatan secara aktif)
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)

Dulu Sekarang
Feodalisme Kemerdekaan berinovasi

Budaya Among

5
Kompetisi
Kompas (Kolaborasi dalam Kekeluargaan)

Perubahan Mengajar Meneladani & Memfasilitasi

GSM Konten Penalaran & Analitik


kurikulum

Standarisasi Pengembangan individu


DRAFT SEMENTARA
Model Perubahan (BELUM FINAL)

GSM Kemerdekaan
Feodalisme
Berinovasi

Strategi Perubahan Metode Perubahan


Budaya Among
• Kebijakan
Budaya Kompetisi (Kolaborasi
Leadership • Manajemen
dalam
Kekeluargaan) • Ekosistem

Praktik • Social Emotional Learning / Karakter


Meneladani & • Praktik Pedagogi
Mengajar Pembelajaran
Memfasilitasi
& Pengajaran
Lingkungan • Keterhubungan ke sosial
Belajar • Lingkungan Belajar Positif

Penalaran & Karakter & • Kurikulum sekolah sendiri


Konten Kurikulum
Analitik • Peer support system
Kompetensi

Pengembangan
Standarisasi
Individu
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)
Katalisator bagaimana strategi perubahan tercapai
Pengungkit Individu
Keyakinan &
Kesadaran berorientasi Kolaborasi
diri tujuan

Pendekatan & Keterbukaan


Skill Meta pada hal Motivasi
Kognitif baru

Norma budaya Proses


& Harapan kreatif

Pendekata Iklim Kelas Penciptaan


Solusi inovatif
n pengetahuan
Pendidikan baru

Pengungkit Sosial Bentuk Partisipasi


47th meeting of the PISA
GoverningBoard
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)
Menuju Siswa Sekolah
Menyenangkan Mampu menjadi warga negara yang
efektif, memiliki pengembangan
Kompetensi individu yang utuh, dan mampu
• Ketrampilan fisik dan praktik yang baik berpartisipasi pada isu-isu atau ide
• Ketrampilan sosial dan emosional untuk membangun kesadaran diri global dan sosial, sesuai dengan
• Kemampuan meta-kognisi yakni 1) menjelaskan fenomena secara karakter & kompetensi yang
sistematis 2) merancang penyelidikan ilmiah dan mengevaluasinya 3) diharapkan, yakni:
menafsirkan data dan bukti secara ilmiah • Kreatif dalam menciptakan
pengetahuan dan nilai baru yang
berdampak positif
• Adaptif dan mampu mengatasi
dilemma, ketegangan dan
Pengetahuan perubahan
yang cepat
• Kritis dan berani mengambil
• Pengetahuan inter disiplin ilmu melalui PBL dll Karakter tanggungjawab secara sosial dan moral
untuk memecahkan masalah nyata
• Pengetahuan prosedur metodologi dalam sains
• Kemampuan personal • Mampu berkomunikasi & berkolaborasi
• Pengetahuan dan alasan epistimologi untuk dan sosial yang dengan baik dalam teamwork.
membenarkan klaim atas fakta seimbang • Menguasai literasi digital &
• Adaptif dengan perubahan memanfaatkannya untuk pencapaian
global dan lokal solusi.
Menuju Kepala Sekolah & Guru Sekolah
Menyenangkan
Guru berperan sebagai fasilitator untuk
mendorong siswanya dalam proses
belajar.

Guru mendorong siswanya untuk


menemukan solusi-solusinya sendiri.

Guru fokus pada thinking & reasoning,


bukan di konten kurikulum.
Level Kebijakan untuk Profesionalisme
Guru Otonomi: Guru memiliki kekuasaan
dalam mengambil keputusan atau
kepemilikan atas praktik
profesionalisme mereka (konten
pengajaran, pelatihan, praktik
pembelajaran)

Komunitas Guru: Peluang untuk Profesionalisme


saling berbagi & mendukung satu Guru Memiliki basis pengetahuan dan
sama lain dalam rangka ketrampilan baru untuk mengajar
mempertahankan standar agar layak dan
kualitas bertanggungjawab
pengajaran yang tinggi.
(partisipasi dalam induksi, pendampingan, (pendidikan awal & insentif untuk
jejaring, umpan balik dari pengamatan pengembangan profesional guru)
langsung.
Kemampuan Kolaborasi dan Keyakinan diri Guru
13.4
0
Mengajar bersama di kelas sama
13.2
0
Observasi guru lain dan
13.0
0
memberikan feedback
Keyakinan Diri Guru

12.8
0 Partisipasi dalam aktivitas
antar kelas
12.6
(level)

0
Terlibat dalam pembelajaran
12.4 profesional kolaboratif
0
12.2
0

1 – 3 kali

atau lebih
setahun
Ttidak

seminggu
setahun
Perna

setahun

sebulan
12.0 More
Sekali

5 kali
2–4

Sekali
0 frequently
kali
h

11.8
0
Les
11.6
s 0
frequently
11.4
0
Hubungan Kepuasaan Guru dan professionalisme
70

60

50
Low
40 professionalism
30 High professionalism

20

10

0 Kebanggan pada Kepuasan terhadap Kepuasan terhadap Kepercayaa


profesi profesi Lingkungan kerja n
diri
Contoh mindset guru lama yang mengejar kurikulum dan hapalan
penguasaan materi. Hasilnya?
Menghapal kurang berguna karena masalah lebih
rumit
Greater (OECD average)
Odds ratio
success
Easy problem
1.00

R² =
0.81

Difficult problem
Less 0.70 300 400 500 600 700 800
success Complexity of of mathematics tasks on the
Source: Figure 4.3 PISAscale
Contoh mindset guru abad 21 yang berorientasi pada
penalaran dan pembelajaran berbasis problem. Hasilnya?
Strategi elaborasi lebih bermanfaat masalah menjadi lebih
rumit
Greater
success 1.50
(OECD average)
Odds ratio
R² =
0.82
Difficult

problem

Less Easy problem


0.8
success 0 300 400 500 600 700 800
Source: Figure 6.2 Complexity of mathematics tasks on the
PISAscale
PENDEKATAN GSM
POSITIVE DEVIANCE
Dalam setiap komunitas / organisasi /
kelompok, ada individu yang perilakunya
tidak umum dan memungkinkan mereka
mendapatkan hasil yang lebih baik dari orang
lain, walaupun dengan sumber daya yang
sama.

Tanpa disadari, para “positive deviants“


tersebut menemukan jalan menuju sukses
bagi seluruh kelompok (jika) rahasia mereka
dapat dianalisis & dibagikan dengan anggota
kelompok lainnya.
Untuk menggunakan metode positive deviance,
mulailah dengan pikiran seorang pemula. Amati apa
yang orang lakukan. Dengarkan apa yang orang
katakan.
Pendekatan Akar Rumput
GSM
(Positive Deviance)
PENDEKATAN TRADISIONAL POSITIVE DEVIANCE
Top-down : Didorong oleh pemangku Bottom-up : Warga/masyarakat/ Guru
/pengatur kebijakan yang menginisiasi perubahan
Berbasis keahlian & praktek terbaik Berbasis solusi-solusi di sekitar yang
pernah diterapkan
Fokus pada masalah Fokus pada kesempatan kemungkinan
Didorong oleh logika. Didorong oleh proses mau belajar.
Berpikir, lalu aksi. Praktek dulu, lalu berpikir.
Melahirkan Perlawanan Melahirkan Partisipasi (Engagement)
REFLEKSI

1. Apa yang telah Anda peroleh selama pembelajaran pada


mata diklat Perubahan Mindset ?
2. Apa saja yang belum Anda kuasai
3. Apa Lesson Learned yang Anda peroleh
Akankah Pemerintah
mengadopsi pendekatan
GSM untuk
menemukan Positive
deviants

Anda mungkin juga menyukai