Anda di halaman 1dari 11

JGC X (2) (2021)

JURNAL GLOBAL CITIZEN


JURNAL ILMIAH KAJIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz/article/view/....
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz/article/view/....
Diterima: 14-07-2021, Disetujui: 23-09-2021, Dipublikasikan: 1-12-2021

PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER


ANAK/PESERTA DIDIK DI ERA MODERN

Muhammad Mona Adha1, Eska Prawisudawati Ulpa2


1
Universitas Lampung, Lampung, Indonesia
2
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Lampung, Indonesia

mohammad.monaadha@fkip.unila.ac.id

ABSTRAK
Pendidikan merupakan suatu hal yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang.
Penanaman dan penguatan karakter peserta didik era modern saat ini memiliki tantangan tersendiri
khususnya bagi para guru di Indonesia. Tantangan juga dihadapi oleh diri siswa itu sendiri ditengah
perkembangan teknologi dan informasi yang super cepat dan dapat dijangkau dengan mudah. Guru
harus menyesuaikan keadaan perubahan situasi modern saat ini dengan perkembangan diri siswa,
agar nilai positif menjadi transformasi diri untuk memiliki karakter yang baik selaras dengan
budaya atau adat istiadat yang melekat kuat di Indonesia. Sebagai bangsa yang kuat di era modern
ini haruslah mempunyai prinsip-prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Implementasi
pendidikan karakter di sekolah diperlukan kompetensi guru yang mampu turut berkompetisi di era
modernisasi ini. Di era modern saat ini penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter menemui
hambatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan berpuluh-puluh tahun yang lalu, hal tersebut
turut dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di sekitar siswa maka dari itu kreativitas dan
inovasi antara orang tua dan pendidik harus terus dikembangkan. Intensitas komunikasi antara
siswa, orang tua, dan guru dilakukan dua arah dan memposisikan diri sebagai pendengar yang baik
bagi siswa saat berada di rumah dan di sekolah.

Kata Kunci: Guru, Indonesia, Karakter Siswa, Modern, Peran Orang Tua

ABSTRACT
Education is the most important thing in shaping a person's personality. Cultivating and
strengthening the character of students in the modern era now has its challenges, especially for
teachers in Indonesia. The students themselves also face challenges amid technology and
information development that is super fast and reached easily. Teachers must adapt to the changing
circumstances of the current modern situation with students themselves so that positive values
become self-transformation to have a good character in harmony with the culture or customs that
are strongly inherent in Indonesia. As a strong nation in this modern era, it must have principles in
the life of the nation and state. Character education implementation in schools requires teacher
competence who can compete in this modernization era. In the modern era, the cultivation and
development of character values encountered significant obstacles compared to decades ago, this is
also influenced by developments that occur around students, therefore creativity and innovation

90
between parents and educators must continue. developed. Communication intensity between
students, parents, and teachers carried out in two directions and positions themselves as good
listeners for students at home and at school.

Keywords: Indonesia, Student Character, Modern, Parents Participation, Teacher

PENDAHULUAN Fasilitas saat ini dapat dengan mudah


Pesatnya kemajuan informasi dan dicari dan didapatkan untuk mendukung
teknologi di abad 21 ini harus bersamaan proses pembelajaran siswa baik di rumah dan
dengan kemampuan siswa, orang tua, dan di sekolah, namun bukan berarti semua
guru untuk bersinergi membentuk karakter pembelajaran diserahkan kepada teknologi.
anak yang kuat sebagai bekal di masa depan Teknologi memiliki keterbatasan di dalam
di tengah-tengah kehidupan modern saat ini. mengungkapkan rasa simpati dan empati
Degradasi moral pada beberapa anak-anak dalam hubungan antar siswa, orang tua, dan
muda khususnya siswa dipengaruhi oleh guru. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
lingkungan dan ketidakmampuan dalam aspek teknologi di era digital saat ini menuntut
digital literacy yang masih rendah, sehingga peran serta orang tua dan guru untuk saling
masih belum bisa menentukan informasi berdiskusi dan menemukan formula yang
benar-benar dibutuhkan sebagai sumber tepat di dalam memperkuat karakter anak
belajar. Sikap dan bentuk karakter saat ini di (siswa) agar dapat memilih aktivitas yang
era modern tentu berbeda dengan karakter positif yang berguna di masa depan. Orang
pada masa lalu di tahun 1970 atau 1980, tua membangun kehangatan dan komunikasi
dimana pada beberapa puluh tahun di rumah, sementara itu guru merancang dan
kebelakang belum begitu dipengaruhi oleh melaksanakan kegiatan belajar dan
perkembangan digital dan informasi seperti pembelajaran yang konstruktif dalam bentuk
sekarang ini. Siswa sebagai pengguna dari saintifik yang interaktif.
media canggih yang berkembang sangat cepat Strategi yang dilakukan di dalam kelas
dikhawatirkan menerima segala informasi untuk membentuk karakter siswa adalah
yang ada tanpa adanya filter informasi yang dengan menciptakan aktivitas kecil dan ringan
menyumbang pembentukan karakter siswa itu yang mengajak setiap siswa untuk
sendiri. memberikan pelayanan yang terbaik dari
Siswa tidak bisa dibiarkan sendiri dirinya melalui bekerjasama dengan teman-
(berbeda dalam konteks belajar mandiri) teman di kelas (Saputro et al., 2013),
melainkan harus selalu didampingi dan contohnya menyapu kelas, merapikan meja
diberikan arahan oleh orang tua dan guru. dan kursi di kelas, secara bergantian
Pola komunikasi yang dibangun antara mempersiapkan alat-alat tulis yang akan
sekolah dan rumah menjadi poin penting dari digunakan oleh guru di dalam kelas, dan
bagian untuk memperkuat karakter pada diri bersama-sama menjaga kebersihan di dalam
siswa. Mendengarkan apa yang menjadi kelas, serta merapihkan buku-buku yang ada
permasalahan atau kesulitan pada diri siswa di lemari di dalam kelas. Kyushoku adalah
kepada orang tua dan guru merupakan program school lunch atau makan siang
langkah yang tepat agar mendapatkan sebuah bersama di dalam kelas yang dilakukan di
jawaban yang mengarahkan anak tersebut dari Jepang sejak tahun 1954 di sekolah tertentu
perspektif orang yang lebih dewasa dan dan telah secara resmi program tersebut
berfokus pada masa depan anak. Komunikasi dimasukkan ke dalam kurikulum. Program
berkontribusi di dalam memberikan ruang bertujuan tidak hanya membentuk karakter
pertemuan dan pendekatan yang dilakukan siswa dalam hal bertugas melayani temannya
oleh orang tua dan guru untuk menjalin saat mengambil makan siang, disisi lain
hubungan yang kuat dengan didasari oleh Kyushoku mengajarkan sikap kepada siswa
kepercayaan yang dibangun diantaranya betapa pentingnya makanan yang sehat itu,
(Zulyan et al., 2014).

91
dimana program ini dilaksanakan di tingkat sekaligus mengembangkan dan memperkuat
public elementary schools. kompetensi kewarganegaraan dan karakter
Aktivitas di atas sepertinya terlihat siswa sebagai pembelajar abad atau era
ringan, namun sebenarnya kegiatan tersebut modern. Acuan utama dalam konteks karakter
mampu membentuk sikap dan karakter siswa siswa menggunakan teori dari Thomas
di masa depan. Implementasi pola aktivitas Lickona mengenai komponen karakter yang
sederhana yang secara terus menerus dimiliki seorang anak/individu.
dilakukan dapat menambah pengalaman
hidup siswa. Peran orang tua dan guru adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
mengingatkan dan memberikan penguatan
dengan cara berkomunikasi dan menjadi Konsistensi Lingkaran Karakter:
pendengar yang baik bagi mereka (Zulyan et Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
al., 2014). Perubahan perkembangan zaman Karakter dalam konteks Taman Siswa
yang begitu cepat menuntut guru harus oleh Ki Hadjar Dewantara dicerminkan dalam
mempunyai kompetensi yang memadai wujud keikhlasan, kerjasama, kemandirian,
karena jika suatu perkembangan zaman tidak saling menyayangi, dan keadaban (Majelis
dibarengi dengan sebuah kemampuan yang Luhur Persatuan Taman Siswa, 2013). Ki
memadai maka perkembangan tersebut akan Hadjar Dewantara memberikan sudut pandang
berdampak negatif dalam kelangsungan hidup karakter yang cukup penting baik dari sisi
manusia. Artikel ini lebih mengutamakan keluarga, sekolah, dan masyarakat yaitu
dalam membangun suasana yang mampu menumbuhkan budi pekerti untuk semua
mengikutsertakan hati dan sikap bertindak individu (termasuk rakyat). Sistem Among
dari seorang siswa di dalam memperkuat yang diimplementasikan oleh Ki Hadjar
karakter dan prinsip diri yang dimiliki. Dewantara menunjukkan bahwa kemandirian
menjadi indikator karakter bagi siswa agar
METODE PENELITIAN memiliki pengalaman dan dikontribusikan ke
Artikel ini menggunakan pendekatan dalam masyarakat. Konsistensi lingkaran
penelitian studi kepustakaan (library karakter di dalam artikel ini sejalan dengan
research) yang diaplikasikan dengan konsep Tri Pusat Pendidikan yang
menggunakan literatur baik berupa buku, dimunculkan oleh Ki Hadjar Dewantara
jurnal, prosiding, dan dokumen lain yang dalam membangun aspek fisik dan spiritual
relevan dengan studi riset. Penelitian studi yang tangguh di lingkungan keluarga,
kepustakaan dilakukan dengan sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian,
mengumpulkan data (primer dan sekunder), konsep diri yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi dan menghimpun informasi- memperkuat karakter dalam hal ini adalah
informasi dari konsep yang ada. Data dan orang tua dan guru yang tidak hanya
informasi yang telah dikumpulkan dilanjutkan memahami ilmu pengetahuan tetapi juga
kepada tahap kajian analisis yang disertai berkepribadian (berperilaku dan mewarisi
dengan refleksi dan interpretasi penulis nilai-nilai kebaikan).
sehingga memberikan sebuah kesimpulan Lingkaran dasar hidup yang membentuk
yang berguna untuk menemukan jawaban atau watak manusia di dalam perjalanan Taman
informasi yang dibutuhkan dalam riset. Siswa disebut “concentrische cirkels”.
Analisis artikel dibutuhkan untuk menemukan Lingkaran pembentukan watak pribadi insan
konsep kajian 1) Peran orang tua dan guru manusia saat itu lebih diarahkan kepada
termasuk dukungan orang tua dan guru di persatuan umat manusia dan keharmonisan.
dalam pelaksanaan pembelajaran; 2) Lingkaran karakter dimasa Taman Siswa
Penguatan karakter dan sikap/perilaku dibentuk oleh tiga titik antara lain: 1)
anak/siswa di dalam perkembangan teknologi, lingkaran keluarga; 2) lingkaran kebangsaan;
informasi, dan komunikasi. Perkembangan dan 3) lingkaran kemanusiaan (Majelis Luhur
teknologi, informasi, dan komunikasi sangat Persatuan Taman Siswa, 2013). Apabila
dibutuhkan di dalam proses pembelajaran dan lingkaran ini dilakukan dengan sebaik-

92
baiknya maka persatuan dan keharmonisan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
diri setiap individu maupun masyarakat secara oleh guru untuk melakukan komunikasi dan
kodrat-iradatnya akan menjadi lebih kuat. interaksi secara efektif dan efisien baik
Pada lingkaran ini, siswa tumbuh di dalam kepada peserta didik seluruh orang tua wali
pola aktivitas kebudayaan, komunikasi antar maupun masyarakat. Kompetensi profesional
individu, memahami dan menjalankan sikap dalam merupakan suatu kemampuan guru
nasionalisme, dan memiliki rasa simpati dan dalam menguasai materi pembelajaran secara
empati terhadap individu yang lain. Oleh luas dan mendalam.
karena itu, metode pengajaran dan peranan Karakter menurut Lickona terbagi atas
orang tua di dalam membangun sikap mental beberapa bagian yang tercakup di dalamnya.
anak-anak mampu menghasilkan budi pekerti Sebagaimana yang dikemukakan oleh
dan mewujudkan kehidupan sebaik-baiknya. Lickona di bawah ini:
Aktivitas belajar dan pembelajaran di Character so conceived has three
era modern sekarang tidak hanya dilakukan interrelated parts: moral knowing, moral
secara konvensional saja akan tetapi juga feeling, and moral behavior. Good
dilakukan secara online atau dalam jaringan. character consists of knowing the good,
Masa pandemik Covid-19 yang telah masuk desiring the good, and doing the good,
ke Indonesia sejak Maret 2020 telah habits of the mind, habits of the heart,
membawa perubahan di dalam format belajar and habits of action. All three are
dari tatap muka di kelas seperti biasanya necessary for leading a moral life, all
menjadi pembelajaran online menggunakan three make up moral maturity. When we
aplikasi belajar digital dari rumah. Perubahan think about the kind of character we want
yang terjadi seperti ini, siswa membutuhkan for our children, it's clear that we want
dukungan baik dari orang tua dan guru untuk them to be able to judge what is right,
belajar secara online sekaligus dengan tetap care deeply about what is right, and then
memperkuat karakter anak/siswa selama do what they believe to be right, even in
proses belajar berlangsung. Berdasarkan the face of pressure from without and
perubahan format belajar tersebut, temptation from within (1991: 51).
komunikasi dan menjadi pendengar yang baik
bagi anak/siswa menjadi salah satu alternatif Berdasarkan pendapat Lickona di atas
agar anak/siswa dapat terus termotivasi di dapat dijelaskan bahwa karakter terdiri atas
dalam belajar yang dilaksanakan selama masa tiga korelasi antara lain moral knowing, moral
pandemik Covid-19, dan pembelajaran feeling, dan moral behavior. Karakter itu
berbasis komputer daring serta beragam sendiri terdiri atas, antara lain: mengetahui
pilihan komunikasi yang dapat digunakan hal-hal yang baik, memiliki keinginan untuk
guru dan siswa (Sutisna, 2016). berbuat baik, dan melaksanakan yang baik
Dalam UU No. 12 Tahun 2005 tentang tadi berdasarkan atas pemikiran, dan perasaan
Guru dan Dosen disebutkan bahwa apakah hal tersebut baik untuk dilakukan atau
kompetensi guru dikelompokkan menjadi 4 tidak, kemudian dikerjakan. Ketiga hal
yang pertama yaitu kompetensi pedagogik, tersebut dapat memberikan pengarahan atau
yang kedua kompetensi kepribadian, pengalaman moral hidup yang baik, dan
kompetensi sosial dan terakhir kompetensi memberikan kedewasaan dalam bersikap.
profesional. Kompetensi pedagogik Karakter sebagai Transformasi Moral
merupakan kemampuan yang dimiliki guru Diri, terdapat 5 Kriteria “contoh Moral”
dalam mengelola pembelajaran dalam kelas yakni: 1) Komitmen berkelanjutan untuk cita-
bersama peserta didik. Kompetensi cita moral; 2) Konsistensi antara cita-cita
kepribadian merupakan suatu kemampuan seseorang dan cara mencapainya; 3)
kepribadian seorang guru sebagai teladan Kesediaan untuk mengorbankan kepentingan
yang mempunyai akhlak mulia, arif, pribadi; 4) Kapasitas untuk mengilhami orang
berwibawa dan memiliki martabat yang lain; dan 5) Kerendahan hati tentang
tinggi. Ketika Kompetensi sosial yakni kepentingan sendiri. Colby dan Damon

93
menemukan bahwa dalam proses kehidupan, efektivitas dan efisiensi pembelajaran perlu
setiap individu yang luar biasa ini dilakukannya pengembangan berbagai model
mengembangkan tujuan pribadi dengan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hal
melibatkan sebuah transformasi moral. ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran
Pelajaran bagi kita sebagai guru atau orang tidak terkesan menonton karena monoton
tua: bahwa pertama memberikan kaum muda dapat menimbulkan kebosanan sehingga akan
kesempatan untuk memikirkan dan menghambat perkembangan pengetahuan dan
menetapkan tujuan bermanfaat yang akan karakter dari peserta didik. Maka dari itu
mengembangkan karakter untuk peran dari media dalam proses pembelajaran
membutuhkan tujuan hidup. Kedua teladan menjadi penting karena akan menjadikan
yang memproses diri kita sendiri, sehingga proses pembelajaran tersebut menjadi lebih
anak-anak muda memiliki orang dewasa yang bervariasi dan tidak membosankan mampu
mempunyai tekad idealisme yang tinggi merangsang emosional peserta didik sehingga
(Lickona, 2012). dapat terjadinya proses pembelajaran yang
Oleh hati, olah pikir, olah raga dan olah interaktif.
rasa dan karsa tidak bisa dibentuk dalam
waktu yang instan, melainkan memperkuat Penguatan Sikap dan Karakter
karakter siswa adalah dengan Anak/Peserta Didik Era Modern Dalam
mengembangkan suasana pembelajaran yang Perubahan Teknologi, Informasi, dan
aktif interaktif, dan dilandasi pemehaman Komunikasi
secara mendalam terhadap perkembangan Era modern saat ini siswa telah
anak/siswa. Pengintegrasian pendidikan mendengar dan mengenal seperti google,
karakter dalam pembelajaran dapat dilakukan zoom, google classroom, Edmodo, game
dengan penguatan nilai-nilai karakter dalam online, windows, wifi, byte, cloud,
semua bidang mata pelajaran yang diajarkan application, email, android, dan masih
di sekolah dan dalam pelaksanaan kegiatan banyak kata lain yang identik dengan
pembelajaran (Zulyan et al., 2014; Alifah et perubahan teknologi, informasi, dan
al., 2021; Hartino et al., 2021). Hal yang komunikasi dengan cepat. Perubahan alat-alat
dapat mendukung keberhasilan pembelajaran komunikasi, perangkat kerja yang digunakan
di era teknologi salah satunya adalah dengan sehari-hari oleh setiap orang pada umumnya,
memanfaatkan media pembelajaran. Pendapat dan oleh siswa pada khususnya membawa
yang dikemukakan bahwa media perubahan tersendiri dalam hal interaksi,
pembelajaran mendukung kegiatan belajar di informasi yang masuk, budaya, gaya hidup
mana fungsi atau kegunaan media antara lain dan masih banyak faktor lain. Bentuk
membuat konkrit konsep yang abstrak, penguatan sikap dan karakter yang sedapat
memungkinkan peserta didik berinteraksi mungkin dilakukan oleh orang tua dan guru
langsung dengan lingkungannya, adalah memberikan bekal digital literacy,
memungkinkan kesegaran pengamatan dan membuka ruang komunikasi untuk berdiskusi
pandangan bagi pengamatan belajar peserta satu sama lain, dan mendengarkan info atau
didik, membangkitkan motivasi belajar, pendapat/cerita atau hal-hal apa saja yang
menyajikan suatu informasi belajar secara ingin disampaikan oleh anak/siswa.
konsisten dan dapat diulangi maupun Baik orang tua dan guru tidak hanya
disimpan menurut kebutuhan peserta didik berdiam diri, namun keduanya melakukan
(Sadiman, 1986). peningkatan/meningkatkan kemampuan diri
Beberapa kesulitan yang dialami oleh baik secara pengetahuan dan teknis di dalam
oleh pendidik dalam mengimplementasikan perkembangan perangkat teknologi,
nilai-nilai karakter di dalam pembelajaran informasi, dan komunikasi agar orang tua dan
berbasis online dikarenakan masih banyak guru dapat memahami dan mengerti secara
guru yang belum memanfaatkan media secara langsung mengenai kabar/informasi/berita
maksimal. Kalau saat ini masih terfokus pada yang berada di sekitar diri anak/siswa. Justru
buku bacaan saja. Dalam meningkatkan dalam era modern saat ini yang serba canggih

94
dan mudah mengakses informasi dalam tersebut sebagai inspirasi yang secara tidak
genggaman melalui fasilitas telepon pintar, langsung membentuk atau memperkuat
orang tua dan guru mampu mengarahkan anak karakter mereka yang mereka dapatkan
mereka atau siswa untuk melihat dan melalui proses belajar dan kontemplasi diri
menggunakan fasilitas tersebut dalam sudut untuk menjadi individu yang semakin baik
pandang yang positif sehingga dapat dan semakin baik. Sebagai seorang guru harus
mendukung proses belajar mereka dan mampu mengembangkan potensi dirinya
meningkatkan pengetahuan mereka selaku untuk dapat melakukan proses pembelajaran
individu. Anak/siswa dalam era modern ini secara kreatif inspiratif dan cerdas agar
dibesarkan dalam lingkungan yang serba seorang guru memiliki suatu keunggulan guna
digital dan berselancar di dunia maya, hal menghadapi tantangan yang semakin canggih.
tersebut tidak dapat dihindari, tentu hal ini Untuk itulah diperlukan guru yang inspiratif
memberikan tantangan kepada orang tua dan dalam proses pembelajaran (Butho, 2016).
guru untuk mengarahkan anak/siswa Media pembelajaran memiliki peran
menggunakan internet sesuai pada porsinya penting dalam menunjang kualitas proses
dan bijak bagi mereka sebagai pelajar belajar mengajar. Media juga mampu
(Perdana & Adha, 2020). membuat proses pembelajaran menjadi lebih
Dalam aktivitas belajar dan menarik dan menyenangkan, media
pembelajaran seorang guru tidak hanya pembelajaran membantu dalam merangsang
menjalankan tugasnya sebagai pemberi ilmu pikiran peserta didik yang saran perhatian dan
pengetahuan saja melainkan seorang guru meningkatkan keterampilan pembelajaran
dituntut agar mampu menanamkan nilai serta sehingga dapat mendorong terjadinya proses
dapat membangun karakter peserta didik pembelajaran yang efektif. (Purwono, et al.,
secara berkelanjutan dan berkesinambungan 2014). Efektivitas suatu proses pembelajaran
untuk menuju seorang yang mempunyai sangat dipengaruhi oleh faktor metode
martabat yang tinggi (Wijaya et al., 2020). pembelajaran dan media pembelajaran yang
Kegiatan pendidikan dan pembelajaran digunakan kedua hal tersebut saling berkaitan
merupakan suatu proses kegiatan interaksi dimana pendidik pemilihan metode tertentu
antara guru dan peserta didik. Dalam akan berpengaruh terhadap jenis media yang
pendidikan guru berperan sebagai model akan digunakan.
pengembangan karakter dan membuat Ciri utama media menjadi tiga unsur
penilaian dan keputusan profesional yang pokok yaitu audio, visual dan gerak (Sanjaya,
didasarkan pada kebajikan sosial dan 2006: 212). Dari ketiga Pembagian jenis
moralitas. Pada hakekatnya setiap peserta media agar dapat dimanfaatkan salah satu
didik mengharapkan seorang guru yang dapat sesuai dengan kondisi dan topik pelajaran.
menjadi contoh atau model teladan baginya. Media pembelajaran tersebut dapat digunakan
Peningkatan kemampuan guru di dalam oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar
era digital menjadi sangat penting agar dapat pembelajaran lebih interaktif. Terkait dengan
selaras dengan pemahaman dan kemampuan pendidikan karakter di era teknologi guru
siswa di dalam menggunakan atau dapat menggunakan media bagi berubah
mengoperasikan serta memanfaatkan fasilitas audio visual maupun gerak tergantung dengan
pendukung tersebut untuk memperkaya kesesuaian materi yang diajarkan. Dengan
pembelajaran. Profesionalisme guru, memanfaatkan media-media tersebut
kompetensi guru dapat ditingkatkan dan pembelajaran akan jauh lebih efektif dan tidak
dijaga kualitasnya melalui in house training, monoton dan mampu merangsang yang masih
pelatihan, diklat, workshop dan lain-lain agar ada peserta didik. Dengan kata lain media
dapat melakukan penyegaran keilmuan yang pembelajaran adalah suatu alat yang berfungsi
sesuai dengan bidang kehalian guru masing- untuk menyampaikan materi pelajaran dan
masing. Kepribadian yang terpuji yang pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah
dimiliki guru menjadi teladan bagi siswa pembelajaran. (Fry, Ketteridge & Marshal,
untuk mencontoh atau menjadikan guru 2003).

95
Lembaga pendidik dan guru dihadapkan sehingga di situlah hal baru yang belum
pada tuntutan yang semakin berat terutama pernah dirasakan dialami oleh guru dan siswa.
untuk mempersiapkan peserta didik agar Peran seorang guru sebagai pendidik
mampu menghadapi dinamika-dinamika merupakan peran yang berkaitan dengan
perubahan yang berkembang dengan begitu tugas-tugas dan tanggung jawabnya dalam
besar. Lingkungan sekolah atau lingkungan memberi bantuan dan dorongan, melakukan
pendidikan guru saat ini memiliki peran yang pengawasan dan pembinaan kepada peserta
sangat besar dalam membentuk karakter didik dengan mendisiplinkan anak-anak agar
peserta didik. Peran seorang guru tidak hanya patuh terhadap peraturan peraturan yang
sekedar sebagai pemberi materi pembelajaran dibuat oleh sekolah dan norma dalam
saja pada bidang akademis akan tetapi juga kehidupan bermasyarakat. Terkait tugas-tugas
harus mampu menanamkan karakter moral seorang pendidik di atas adalah untuk
dan budaya kepada peserta didik. Guru meningkatkan pertumbuhan dan
merupakan seorang teladan seorang model perkembangan peserta didik agar memperoleh
dan mentor bagi peserta didik dalam pengalaman pengalaman lebih lanjut. Seorang
mewujudkan sikap dan perilaku yang guru haruslah memiliki kepribadian yang
berkarakter yang meliputi olah pikir olah hati mencerminkan seorang pendidik. Karena
dan olah rasa. Sekolah dan guru harus sejatinya seorang pendidik adalah model bagi
mendidik karakter khususnya melalui anak didiknya, maka dari itu pendidik harus
pengajaran yang dapat mengembangkan rasa memiliki kepribadaian yang baik.
hormat dan tanggung jawab (Lickona, 1991).
Pengembangan pendidikan karakter di Kompetensi Orang Tua dan Guru Dalam
sekolah merupakan tanggung jawab bersama. Mengembangkan Karakter Anak
Dalam menanamkan dan mengembangkan Kemampuan di dalam mendidik anak
pendidikan karakter dapat dilakukan dengan baik yang oleh orang dan tua dan guru
cara mengintegrasikan ke dalam proses berpengaruh di dalam membentuk sikap
pembelajaran. Sekolah merupakan tempat mental anak (saat berada di rumah) atau siswa
dalam mengembangkan pendidikan karakter. (saat berada di sekolah). Kuncinya adalah
Seorang pendidik mempunyai tanggung keteladanan, contoh-contoh, dan ruang
jawab yang begitu besar dalam membentuk terbuka di dalam berkomunikasi dimana
generasi yang memiliki karakter berbudaya orang tua dan guru turut terlibat di dalam
dan bermoral. Undang-undang yang telah mendengarkan apa yang ingin disampaikan
ditetapkan tentang guru dan dosen oleh anak tadi dalam berbagai perspektif.
menyatakan bahwa guru sebagai pendidik Anak/siswa membutuhkan ruang komunikasi
profesional mempunyai tugas utama mendidik dimana sebagai individu ingin memiliki
mengajar membimbing mengarahkan melatih kesempatan untuk didengarkan aspirasi,
menilai dan mengevaluasi peserta didik. komentar maupun pendapat agar menemukan
Guru yang memiliki kompetensi adalah sebuah solusi atau jawaban, atau informasi
guru yang dalam pelaksanaan pembelajaran yang menjadi harapan anak atau siswa
selalu melakukan hal baru. Kreativitas tersebut. Meningkatkan atau melatih
seorang pendidik merupakan hal yang sangat kompetensi oleh orang tua dan guru dari
penting karena dengan adanya kreativitas waktu ke waktu menjadi signifikan untuk
tersebut guru dapat menemukan cara yang dilakukan mengingat perkembangan dunia
lebih baik dalam melayani peserta didik. modern saat ini menghadirkan berbagai
Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat tantangan-tantangan baru yang menuntut
universal dan merupakan ciri aspek dunia kompetensi anak/siswa untuk selaras dan
kehidupan sekitar kita. Kreativitas bukan mengikuti perkembangan tersebut.
hanya sekedar menciptakan hal yang belum Bimbingan, arahan dalam konteks komunikasi
ada, kreativitas itu sendiri adalah dapat yang terbuka tersebut maka secara tidak
memanfaatkan hal-hal yang sudah ada yang langsung dapat meningkatkan kualitas,
dapat mendukung dalam proses pembelajaran,

96
prestasi, kontribusi dan kepercayaan diri bagi hanya kesulitan dalam memahami materi ajar
anak/siswa. tetapi juga terkait permasalahan psikologi
Kompetensi orang tua dan pendidik akibat perkembangan zaman (Kemendikbud,
(guru) di era digital merupakan kemampuan 2018).
yang menuntut kecakapan seorang pendidik Istilah karakter dalam bahasa Latin
dalam menggunakan akses teknologi dan charassein yang artinya mengukir corak yang
informasi. Blyznyuk, (2018) membagi tetap dan tidak terhapus. Karakter merupakan
kompetensi detail pendidik ke dalam beberapa perwujudan dari watak yang melekat dalam
bentuk yaitu information, communication, diri seseorang yang yang terbentuk dari hasil
Edition content Creation, security educational internalisasi yang digunakan sebagai dasar
problem solving. Berdasarkan penjelasan dalam berperilaku sehingga menimbulkan
tersebut dapat dipahami bahwa kompetensi suatu ciri khas pada seseorang. Karakter
yang harus dimiliki oleh seorang pendidik di seseorang akan berkembang dengan baik
era digital yang pertama adalah seorang apabila mendapat suatu penguatan yang tepat
pendidik harus memiliki kemampuan literasi yaitu dalam bentuk pendidikan. Pembinaan
literasi di sini yang dimaksud adalah mampu karakter terhadap generasi muda dapat
memilih dan memilah mengevaluasi dan ditempuh dengan berbagai cara salah satunya
informasi yang cocok untuk menunjang melalui pendidikan yang dilakukan secara
proses pembelajaran. Kompetensi komunikasi terprogram bertahap dan berkesinambungan
yaitu keterampilan seorang pendidik untuk (Hasan, 2010: 6). Dalam menanamkan
dapat berinteraksi terlibat dalam berbagai pendidikan karakter hasil tidak akan terlihat
kerjasama melalui teknologi digital. dalam waktu yang cepat karena dalam
Kompetensi yang terakhir yaitu sebuah pembentukan karakter memerlukan waktu
kemampuan pendidik untuk dapat yang panjang dan membutuhkan upaya yang
menciptakan konten-konten pembelajaran kuat, setidaknyanya melalui pendidikan
digital konten tersebut dapat berupa animasi karakter generasi mempunyai ketahanan diri
foto video atau lain sebagainya yang dapat yang kuat dalam menghadapi tantangan dari
meningkatkan kreativitas seorang pendidik itu luar.
sendiri. Pendidikan karakter merupakan suatu
Selain kompetensi tersebut Kementerian penciptaan lingkungan sekolah yang
Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan membantu peserta didik dalam perkembangan
ada 5 kompetensi yang harus dipersiapkan etika sikap tanggung jawab melalui model
guru memasuki era revolusi industri 4.0 yaitu pembelajaran karakter yang baik melalui
pertama educational competence, kompetensi nilai-nilai yang universal (Berkowitz & Bier,
pembelajaran berbasis internet sebagai basic 2005:7). Nilai-nilai yang terkandung dalam
skill. kedua, competence for technological karakter sudah seharusnya ditanamkan dalam
commercialization, artinya adalah seorang diri peserta didik Sehingga dalam kehidupan
guru harus memiliki kompetensi yang akan kehidupan mereka mampu mengaplikasikan
membawa peserta didik memiliki setiap karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari
enterpreneurship dengan teknologi atas hasil di mana tempat mereka tinggal.
karya inovasi peserta didik itu sendiri. ketiga, Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun
competence in globalization, yaitu seorang 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidik tidak gagap terhadap berbagai pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional
budaya dan mampu menyelesaikan persoalan berfungsi mengembangkan kemampuan dan
dalam pendidikan. Keempat, competence in membentuk watak serta peradaban bangsa
future strategies, kemampuan untuk yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
memprediksi dengan tepat Apa yang akan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
terjadi di masa depan dan bagaimana berkembangnya potensi peserta didik agar
strateginya. Kelima, conselor competence, menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
yaitu kompetensi guru untuk memahami kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
bahwa ke depan adalah peserta didik bukan mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

97
dan menjadi warga negara yang demokratis pembelajaran kurikulum silabus RPP dan
serta bertanggung jawab. Salah satu cita-cita bahan ajar penilaian pelaksanaan pendidikan
bangsa Indonesia adalah membentuk warga karakter terintegrasi dalam mata pelajaran dan
negara yang memiliki kecerdasan sekaligus lain-lain. d) peningkatan kompetensi guru. e)
karakter. Sehubung dengan ketetapan undang- dukungan masyarakat. (Tarmansyah, et. al,
undang tentang sisdiknas serta tujuan 2012:15).
pendidikan nasional yang telah ditetapkan Pendidikan karakter di Indonesia
oleh pemerintah bahwa pendidikan di masa merupakan suatu gerakan nasional untuk
yang akan datang harus memiliki mutu dan menciptakan sekolah dalam membina
berkualitas dibanding dengan pelaksanaan generasi muda yang beretika memiliki sikap
pendidikan yang telah berlangsung saat ini. tanggung jawab dikarenakan pendidikan
Terdapat tiga komponen karakter yang karakter lebih menekankan pada aspek nilai-
baik (component of Good character), yaitu nilai yang universal. Dari beberapa penjelasan
moral knowing atau pengetahuan tentang tentang pendidikan karakter yang
moral, moral feeling atau perasaan tentang menekankan kepada beberapa prinsip sebagai
moral, dan moral action atau perbuatan moral berikut: yang pertama, adalah menanamkan
(Lickona 1992). Hal tersebut diperlukan agar nilai-nilai etika sebagai basis karakter. Kedua,
supaya anak mampu memahami merasakan mampu mengidentifikasi karakter secara
dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai keseluruhan supaya mencakup ranah
kebijakan. Pendidikan karakter adalah pemikiran rendah perasaan dan ranah
pendidikan budi pekerti plus yaitu melibatkan perilaku. Ketiga, menggunakan suatu
aspek pengetahuan (kognitive), perasaan pendekatan yang proaktif dan efektif untuk
(feeling) dan tindakan (action) tanpa ketiga membangun karakter generasi muda.
aspek ini maka pendidikan karakter tidak akan Keempat, menciptakan suatu komunitas di
efektif. Pengertian yang disampaikan oleh sekolah yang mempunyai sikap kepedulian
memperlihatkan bahwa adanya proses baik ke sesama masyarakat bangsa dan
perkembangan yang melibatkan ranah negara.
pengetahuan rendah perasaan dan rendah Selanjutnya memberi kesempatan
tindakan sekaligus memberikan suatu dasar kepada peserta didik untuk dapat
yang kokoh untuk dapat membangun menunjukkan sikap dan perilakunya yang
Pendidikan karakter yang menyeluruh. baik keenam memiliki suatu cakupan terhadap
Pengertian di atas juga menekankan bahwa kurikulum yang bermakna dan menantang
seharusnya dalam proses pendidikan dapat yang menghargai semua peserta didik. Dunia
dilakukan dengan cara kegiatan-kegiatan yang pendidikan merupakan suatu media yang
akan mengantarkan peserta didik menuju tersusun sistematis dan efek aktif untuk
seseorang yang memiliki kemampuan berpikir menanamkan dan mengembangkan karakter
kritis mengenai problem etika dan moral. peserta didik. Pembentukan karakter
Dalam pendidikan karakter yang merupakan salah satu tujuan dari pendidikan
diintegrasikan di dalam mata pelajaran ada nasional adalah mengembangkan potensi
hal-hal yang perlu diperhatikan seperti: a) peserta didik untuk mempunyai kecerdasan,
kebijakan sekolah dan dukungan administrasi kepribadian dan akhlak yang mulia.
sekolah terhadap pendidikan karakter yang Pemanfaatan media dan kreativitas
meliputi visi dan misi pendidikan karakter seorang pendidik sangat diperlukan, dengan
sosialisasi dokumen pendidikan karakter dan cara mengembangkan potensi yang mereka
lain-lain. b) kondisi lingkungan sekolah miliki dan mengaplikasikannya kedalam
meliputi sarana dan prasarana yang akivitas pembelajaran. Tidak terdapat
mendukung lingkungan yang bersih kantin ketentuan yang dikeluarkan tentang
kejujuran ruang keagamaan dan lain-lain. c) bagaimana cara tertentu untuk menanamkan
pengetahuan dan sikap guru yang meliputi nilai-nilai karakter kepada peserta didik dalam
konsep pendidikan karakter cara membuat sebuah pembelajaran, akan tetapi hal yang
perencanaan pembelajaran perangkat terpenting ialah Bagaimana nilai-nilai

98
karakter tersebut dapat tersampaikan oleh DAFTAR PUSTAKA
peserta didik, dipahami, tertanam dan Alifah, M., Adha, M.M., Perdana, D.R.,
diharapkan dapat menjadi perilaku yang tetap Hartino, A.T., & Rifai, A. (2021). Upaya
dalam setiap diri peserta didik. Meningkatkan Karakter disiplin Peserta
Didik pada Pembelajaran daring di Masa
SIMPULAN Pandemi Covid-19. Prosiding Konferensi
Keterlibatan orang tua dan guru Nasional Kewarganegaraan (KNKn) Ke-
mempunyai peran yang sangat penting dalam V, Program Studi Magister Pendidikan
penanaman dan pengembangan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
karakter kepada anak/peserta didik selama Pascasarjana Universitas Negeri
mereka ada di rumah dan sebagai peserta Yogyakarta (UNY) dengan Asosiasi
didik berada di sekolah. Guru secara individu Profesi Pendidikan Pancasila dan
maupun kelompok dituntut untuk mampu Kewarganegaraan Indonesia (AP3KnI).
memberikan pendidikan karakter kepada Berkowitz, M. W & Bier M. C. (2005). Work
peserta didik secara klasik maupun secara in Character Education: A rearch-Driven
pribadi. Keteladanan dalam kemampuan Guide for Educators. Washington DC:
untuk mendengarkan dan membuka ruang University Missourl-St Louis.
komunikasi dengan siswa selayaknya menjadi Butho, Z. A. (2016). Pengembangan
prioritas di dalam memperkuat karakter, Kompetensi Profesionalisme Guru PAI di
sikap, dan perilaku anak/siswa. Orang tua di Aceh. Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman,
rumah memberikan contoh-contoh dan 40(2): 370-389.
mendampingi anak-anak mereka dalam Blyznyuk, T. (2008). Formation of Teacher
rangka mendukung pembentukan karakter Digital Competence: Dosmetic
anak mereka yang lebih baik, mandiri, dan Challenges and Foreign Experience.
bertanggung jawab. Selain itu juga guru dapat Journal of Vasyl Stefanyk Precarpathian
berkoordinasi dengan seluruh komponen- National University, 5(1), 40-46.
komponen sekolah yang ada untuk Fry, H., Ketteridge, S., & Marshall, S. (2003).
menanamkan dan menguatkan karakter di Understanding Student Learning. Hand
lingkungan sekolah tersebut. Media Book for Teaching and Learning in
pembelajaran merupakan tempat menyalurkan Higher Education: Enhancing Academic
pesan dan informasi dalam proses Practice. New York: Rountledge.
pembelajaran media pembelajaran dirancang Hartino, A.T., Adha, M.M., Rifai, A., Ulpa,
untuk membantu peserta didik dalam E.P., & SUpriyono. (2021). Eksistensi
mencerna dan memahami isi materi pelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan dalam
fungsi media dan kegiatan pembelajaran Meningkatkan Civic Responsibility di
bukan hanya sekedar sebagai alat bantu bagi Masa Pembelajaran Daring. Prosiding
akan tetapi karakteristik media pembelajaran Konferensi Nasional Kewarganegaraan
tersebut juga memengaruhi bagaimana (KNKn) Ke-V, Program Studi Magister
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pendidikan Pancasila dan
Orang tua dan guru di dalam meningkatkan Kewarganegaraan (PPKn) Pascasarjana
kemampuan diri mereka dalam segi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
kemampuan untuk mendengarkan dan dengan Asosiasi Profesi Pendidikan
membuka ruang komunikasi bagi anak/siswa Pancasila dan Kewarganegaraan
untuk berdiskusi maupun bercerita sudah Indonesia (AP3KnI).
saatnya diimplementasikan karena perubahan Hasan, (2010). Pengembangan Pendidikan
teknologi, informasi, dan komunikasi Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta:
bergerak sangat cepat dan anak/siswa Litbang Puskur.
membutuhkan pendampingan tersebut untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
mempersiapkan diri mereka dalam konteks (2008). Kompetensi Guru di Era 4.0.
kehidupan global era modern. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

99
Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa Wijaya, A.K., Giyono, U., & Adha, M.M.
(MLTP). (2013). Ki Hadjar Dewantara: (2020). Kontribusi Pembelajaran
Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Pendidikan Kewarganegaraan
Merdeka. Yogyakarta: Universitas Menggunakan Model Role Playing untuk
Sarjanawiyata Tamansiswa. Pengembangan Keterampilan Intelektual
Lickona, T. (1991). Educating for Character. Siswa. Jurnal Pendidikan Pancasila dan
New York: Bantam Books. Kewarganegaraan, 1 (2), 130-139.
Lickona, T. (2012). Character Matter: Zulyan, S. V., Pitoewas, B., & Adha, M. M.
Bagaimana Membantu Anak (2014). Pengaruh Keteladanan Guru
Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Terhadap Sikap Belajar Peserta Didik.
Integritas, dan Kebajikan Penting Jurnal Kultur Demokrasi, 2(2).
Lainnya. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Perdana, D.R & Adha, M.M. 2020. Tentang Sistem Pendidikan
Implementasi Blended Learning Untuk Nasional.
Penguatan Pendidikan Karakter Pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005
Pembelajaran Pendidikan Tentang Guru dan Dosen.
Kewarganegaraan. Citizenship Jurnal
Pancasila dan Kewarganegaraan, 8 (2),
89-101.
Purwono, J., Yutmini, S., & Anitah, S.
(2014). Penggunaan Media Audio Visual
Pada Ada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah
Pertama Negeri Pacitan. Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2), 127 –
144.
Sadiman, A. S. (1986). Media Pendidikan
Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: CV Rajawali.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saputro, D. W., Pitoewas, B., & Adha, M. M.
(2013). Pengaruh Pendidikan Nilai
Dalam Keluarga Terhadap Sikap
Tanggung Jawab Siswa. Jurnal Kultur
Demokrasi, 1 (9).
Sutisna, A. (2016). Pengembangan Model
Pembelajaran Blended Learning Pada
Pendidikan Kesetaraan Program Paket C
Dalam Meningkatkan Kemandirian
Belajar. Dalam meningkatkan
Kemandirian Belajar. Jurnal Teknologi
Pendidikan, 18(3), 156-168.
Tarmansyah, et. al. (2012). Pedoman
Pengembangan Pendidikan Karakter Di
Sekolah Inklusif. Padang: Direktorat
pembinaan pendidikan khusus dan
layanan khusus (PK-LK) Direktorat
Pendidikan Dasar.

100

Anda mungkin juga menyukai