Faisal Akbar
e-mail: faisalabay59@gmail.com
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Abstrak
Guru merupakan komponen pendidikan yang utama. Pentingnya seorang guru telah ditentukan
bahwa guru merupakan tenaga profesional yang membutuhkan berbagai macam persyaratan yang
menjamin profesinya itu dapat dilakukan dengan baik. Persyaratan profesi tersebut terus berkembang
sesuai dengan zaman saat ini. Dalam era digital saat ini, guru profesional kembali dengan pernyataan
persyaratan. Kecanggihan teknologi ini beragam informasi dari berbagai sudut dunia mampu diakses
dengan instant dan cepat. Komunikasi antar personal dapat dilakukan dengan mudah. Secara konseptual
guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi berbagai persyaratan kompetensi untuk menjalankan
tugas dan kewenangannya secara profesional, sementara kondisi riil di lapangan masih sangat
memprihatinkan, baik secara kuantitas, kualitas maupun profesionalitas guru. Guru yang datang dari
dunia pra-digital kesulitan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan para siswa dari era
digital. Kebiasaan dan cara mereka belajar pun tentu sangat berbeda dengan kebiasaan dan cara para
guru dan orang tua mereka belajar. Dengan itu sering terjadi dari kedua belah pihak, murid di satu
pihak dan guru dan orang tua di lain pihak, akhirnya sama-sama menjadi fustrasi dikarenakan terjadi
ketidak nyambungan antara murid dan guru sehingga diperlukan sebuah strategi peningkatan
profesionalisme guru dalam menghadapi tantangan di era digital. Strategi guru profesional secara
berkesinambungan, “dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru
dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan
mutu. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
secara profesional, menjadi kebutuhan yang amat mendesak.
Kata Kunci: Guru, Profesional, Era Digital, Strategi
Abstract
Teachers are the primary educational component.The importance of a teacher has been
determined that a teacher is a professional worker who needs a variety of requirements that ensures
that his profession can be done well.The requirements of such professions continue to flourish
according to current times.In the current digital age, The professional teacher came back with a
conditional statement.This technology's advanced variety of information from various corners of the
world is accessible instant and fast.Interpersonal communication can be done easily.The conceptual
teacher as a professional worker has to meet the qualifications of competence to carry out his duties
and professional authority, While the real conditions on the field are still very concerning, well in
quantity, Both quality and professionality, Master. Teachers who come from the pre-digital world have
difficulty to establish effective communication with the students of the digital age.Their habits and the
way they learn are certainly very different from the habits and the way their teachers and parents
learn..And it often happens from both sides., student on one side and teacher and parents on the other
side, Finally it is both frustrating because there is disconnection between students and teachers so it is
necessary a strategy of increasing teacher professionalism in the face of challenges in the digital
age.Professional teacher strategy in a continuous manner, It is meant to stimulate, maintaining, and
improve teacher competence in solving education and learning problems that impact on improving
1
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204
quality.Therefore, improvement of teacher competence can carry out tasks and responsibilities
professionally, become a very urgent need
Keywords: Teacher, Professional, The digital age, Strategy
Pendahuluan
Guru adalah pendidik profesional dengan utama mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini,
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sebagai tenaga
profesional guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik meliputi 18 butir kemampuan,
yaitu:Pemahaman wwasan atau landasan pendidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum atau silabus, perencangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evauasi hasil belajar,
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimulikinya.
Pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah yang diselesaikan, masalah yang terkait
dengan masalah yang diselesaikan, dan ulasan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
peneliti lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sebaiknya hindari mengatur
tulisan menjadi "sub-judul" di bagian pendahuluan ini. (Ana suheri, 2020)
Guru dalam Sekolah merupakan lembaga yang turut serta secara aktif dalam
membangun dan memodernisasi masyarakat, dan sekolah merupakan penghubung antara
teknologi dan ilmu dengan masyarakat, dengan demikian peranan guru menjadi lebih luas
yaitu: (Dewi Safitri, 2019:22)
a. Guru sebagai pengajar Seorang guru bertugas memberikan pengajaran di sekolah agar
terjadi perubahan sikap pada anak didik, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, hubungan
sosial dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikan. Oleh karena itu guru harus
menguasai ilmu pengetahuan yang menjadi tanggungjawabnya, serta memahami teknik
dan metode mengajar dengan baik.
b. Guru sebagai pembimbing Guru adalah pembimbing yang terdekat dengan murid,
murid akan membutuhkan bantuan guru dalam mengatasi masalah-masalah pribadi,
masalah kesulitan belajar, kesulitan dalam hubungan sosial dan interpersonal, serta
kesulitan dalam memilih pekerjaan. Oleh karena itu seorang guru harus memahami
dengan baik tentang teknik-teknik bimbingan dalam belajar.
c. Guru sebagai pemimpin Guru harus punya jiwa kepemimpinan yang baik seperti
kemampuan berkomunikasi, kemampuan hubungan sosial, ketenagaan, humor, sabar,
tegas dan bijaksana. Pada dasarnya kepemimpinan yang demokratis lebih baik daripada
bentuk kepemimpinan laizzes faire dan otokrasi.
d. Guru sebagai ilmuwan Di era modern sekarang ini pengetahuan dan teknologi terus
berkembang dengan pesat. Oleh karena itu sebagai seorang ilmuan, guru harus
menyesuaikan dan mengikuti perkembangan tersebut. Banyak cara yang bisa dilakukan
misalnya: mengadakan penelitian, membuat tulisan-tulisan ilmiah, mengarang buku,
2
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1
mengikuti kursus atau belajar sendiri untuk menambah wawasannya sehingga perannya
sebagai seorang ilmuan dapat terlaksana dengan baik.
e. Guru sebagai pribadi Seorang guru harus memiliki sifat-sifat pribadi yang baik, yang
disenangi oleh siswa, orang tua dan masyarakat, sifat-sifat itu sangat diperlukan agar
bisa melaksanakan tugasnya secara efektif.
f. Guru sebagai penghubung Tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan,
teknologi dan kebudayaan yang terus berkembang, tetapi juga bertugas menampung,
masalah, aspirasi, minat, kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Guru sebagai
penghubung antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan dengan cara public
relation, pameran, bulletin, kunjungan ke masyarakat, pertemuan berkala, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu sebagai seorang penghubung maka guru harus mempunyai
keterampilan dalam bidang itu.
g. Guru sebagai pembaharu Perwujudan peran guru sebagai pembaharu dilakukan melalui
kegiatan mengajarkan ilmu dan teknologi, menjadi tauladan yang baik dan lainlain,
maka akan menanamkan jiwa pembaharuan dikalangan murid. Karena sekolah sebagai
agent modernization maka guru harus melakukan pembaharuan di segala bidang dan
menyampaikannya kepada masyarakat.
h. Guru sebagai pembangunan Sekolah ikut andil dalam memperbaiki masyarakat dengan
turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilakukan masyarakat,
dan membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Partisipasinya di masyarakat akan memotivasi masyarakat untuk lebih bersemangat
dalam membangun. Di samping itu juga akan lebih mengembangkan kualifikasinya
sebagai guru.
Salah satu syarat guru profesional di era digital, adalah seorang guru yang selain
memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional sebagaimana telah
disebutkan di atas, juga harus memiliki wawasan, ketertarikan, kepedulian, kepekaan,
kesukaan, serta kemampuan dan keterampilan dalam menggunakannya. Penggunaan teknologi
digital ini demikian penting, karena beberapa pertimbangan sebagai berikut. Pertama, bahwa
mutu pendidikan di Indonesia, mau jauh tertinggal dibandingkan dengan mutu pendidikan di
negara-negara lain. Di antara sebab ketertinggalnya ini karena rendahnya mutu tenaga guru,
dan di antara sebab rendahnya mutu guru dalam hal wawasan, ketertarikan, kepedulian,
kepekaan, kesukaan, serta kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi.
Beberapa negara, seperti Mynmar, Singapura, Vietnam, Filipina, Brunnei Darussalam,
Thailand, Malaysia. Pada tahun 2003, atau 14 tahun yang lalu, Mynmar telah menetapkan
penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sebagai bagian dari 10 butir kebijakan pada
pendidikan dasar. Sementara itu pada jenjang perguruan tinggi ada 36 program yang terfokus
pada 6 kawasan, yaitu pengembangan sumber daya manusia, penggunaan teknologi, penelitian,
masyarakat belajar sepanjang hayat, peningkatan mutu pendidikan dan pelestarian nilai-nilai
dan identitas nasional. Demikian pula Singapura, sejak tahun 1997 telah menetapkan untuk
membawa bangsanya menjadi bangsa yang berfikir dan memeliki warga negara yang siap serta
mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kesejahteraan Singapura. Untuk itu
teknologi komunikasi dan informasi, dengan penekanan pada komputer, tidak lagi pada radio
dan TV, digunakan secara luas untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan belajar
3
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204
Metode
Teknik pengumpulan data pun menggunakan system data sekunder yang didapat dari
berbagi sumber seperti buku, jurnal ilmiah, skripsi, dan dari persutakaan lainnya yang
menyediakan data yang akurat dan relevan dengan topik pembahasan. Data yang terkumpul
kemudian diedit berdasarkan hasil penelusuran studi literatur yang tepat dan bertanggung
jawab. Akhir dari analisis data dalam artikel ini dilakukan dengan memperkecil data. Pada
bagian reduksi data ini, mungkin akan lebih mudah bagi penulis untuk memilih data dari hasil
penelitian kepustakaan dengan benar dan menyajikan data dalam format naratif .
4
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1
5
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204
perubahan dalam dirinya terlebih dahulu. Sekali saja para guru melaksanakan perubahan
pada dirinya, kemudian roda perubahan juga akan bergerak dengan sendirinya.
Pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai sistem
pemrosesan digital yang mendorong pembelajaran aktif, inquiri dan eksplorasi pada diri
peserta didik, konstruksi pengetahuan, kontruksi pengetahuan, serta memungkinkan untuk
komunikasi jarak jauh dan berbagi data antara guru dan peserta didik di lokasi kelas fisik
yang berbeda. (Janner Simarmata, 2020:117)
(Sharma, 2017) menjelaskan bahwa tantangan seorang pendidikan di era digital harus memiliki
berbagai macam keahlian seperti:
a. Networking Skill
Kemampuan dalam ‘networking’ sangatlah dibutuhkan. Seorang pendidikan harus
mampu membangun ‘collaborative learning environment’. Dalam hal ini, seorang
pendidik dapat berkolaborasi dengan peserta didik, guru dengan materi ajar yang sama
(serumpun), peneliti, pemerintah dan praktisi pendidik.
b. Communication Skill
Selain dari skill membaca, berbicara dan menulis, seorang pendidik harus memiliki
kemampuan komunikasi dalam ‘social media’. Komunikasi ini dapat diartikan dalam
kemampuan dalam menyampaikan informasi atau materi ajar dalam sebuah Youtube
video, menyelenggarakan seminar, membuat akses ‘digital library, dan
menyelenggarakan proses pembelajaran online secara luas kepada seluruh peserta
didik.
c. Thinking Skill
Kemampuan dalam berpikir dapat dihubungkan dengan berpikir secara kritis,
kemampuan memecahkan suatu masalah dan berpikir secara kreatif. Pendidikan saat
ini membutuhkan penciptaan suatu pengetahuan baru yang hanya dapat terwujud dari
kemampuan peserta didik yang memiliki thinking skill yang baik dan mumpuni.
d. Nurturing Skill
Dalam hal ini, ‘nurturing skill’ berarti seorang pendidik harus mampu memenuhi ‘needs
and demands’ dari seorang pendidik terlebih dahulu. Oleh sebab itu, dalam hal ini
seorang pendidik harus mampu mengatur strategi penyampaian pengetahuan kepada
peserta didik sampai peserta didik siap dan mampu menerima materi atau pengetahuan
baru.
e. Management knowledge
Kemampuan dalam ‘Management of knowledge’ harus dimiliki oleh seorang pendidik.
Mudahnya memperoleh informasi baik bagi pendidik dan peserta didik dapat
berakibatkan buruk. Maka dari itu, seorang pendidik harus mampu melakukan filtrasi
sehingga informasi yang didapatkan memiliki korelasi terhadap materi yang diajar.
Guru profesional di Era digital selain harus melek dengan adanya teknologi baru dalam
proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) namun juga harus mampu membangun hubungan
yang baik dalam kegiatan kelas jauh “Distance Learning”. Profesionalitas seorang pendidik di
era digital sangatlah erat dengan pembelajaran abad 21. Perubahan tersebut tidak dapat
dihindari oleh pendidik, di samping itu, seorang pendidik dapat melakukan digitalisasi pada
6
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1
proses pembelajaran. Berikut merupakan hasil dari capaian seorang pendidik dalam melakukan
digitalisasi pembelajaran berdasarkan (Amin, 2016):
informasi. “Dari hasil uji kompetensi terhadap 1,3 juta guru, ternyata sekitar 30 persen guru,
terutama yang sudah tua kesulitan menggunakan teknologi Internet,” Tantangan di atas
merupakan tantangan yang berat yang harus kita hadapi dengan kesiapan diri dan
menggunakan strategi yang tepat. Strategi ini tentunya harus berbeda dengan apa yang pernah
diterapkan sebelumnya. Bila saja formulasi yang dipakai keliru, maka perubahan zaman justru
akan menjadi racun bagi generasi mendatang.
8
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1
pertanian, dan lain-lain. Suatu kasus dijadikan bahan untuk diskusi siswa di bawah bimbingan
guru.
Metode Tutorial
(Tutorial Method). Metode ini berupa penugasan kepada beberapa siswa tentang suatu objek
tertentu, lalu mereka mendiskusikannya dengan pakar di bidangnya untuk memastikan
validitas pemahaman mereka tentang objek tersebut.
Metode Tim Pengajar
(Team Teaching Method). Salah satu bentuk dari metode ini adalah sekurang-kurangnya dua
orang guru mengajar satu mata pelajaran yang sama dalam waktu yang sama pula, namun
dengan pokok bahasan yang saling melengkapi.
Kedua, Kursus dan Pelatihan Keikutsertaan dalam kursus dan pelatihan tentang
kependidikan merupakan cara kedua yang dapat ditempuh oleh guru untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalismenya. Walaupun tugas utama seorang guru adalah mengajar,
namun tidak ada salahnya dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalismenya juga
perlu dilengkapi dengan kemampuan meneliti dan menulis artikel/ buku.
Ketiga, Pemanfaatan Jurnal Jurnal yang diterbitkan oleh masyarakat profesi atau
perguruan tinggi dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi dan profesionalisme.
Artikel-artikel di dalam jurnal biasanya berisi tentang perkembangan terkini suatu disiplin
tertentu. Dengan demikian, jurnal dapat dipergunakan untuk memutakhirkan pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang guru. Dengan memiliki bekal ilmu pengetahuan yang memadai, seorang
guru bisa mengembangkan kompetensi dan profesionalismenya seorang guru dalam
mentransfer ilmu kepada peserta didik. Selain itu, jurnal-jurnal itu dapat dijadikan media untuk
mengomunikasikan tulisan hasil pemikiran dan penelitian guru yang dapat digunakan untuk
mendapatkan angka kredit yang dibutuhkan pada saat sertifikasi dan kenaikan pangkat.
Keempat,Seminar Keikutsertaan dalam seminar merupakan alternatif keempat yang
dapat ditempuh untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme seorang guru.
Tampaknya hal ini merupakan cara yang paling diminati dan sedang menjadi trend para guru
dalam era sertifikasi, karena dapat menjadi sarana untuk mendapatkan angka kredit. Melalui
seminar guru mendapatkan informasi-informasi baru. Forum seminar yang diselengarakan oleh
dan untuk guru dapat menjadi wahana yang baik untuk mengomunikasikan berbagai hal yang
menyangkut bidang ilmu dan profesinya sebagai guru.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Kompetensi profesional adalah penguasaan materi secara
luas dan mensubstansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur
dan metodologi keilmuannya. Seorang guru harus menguasai minimum empat (4) kompetensi
guru yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian,(3) kompetensi sosial, (4)
kompetensi profesional ditambah kompetensi teknik informasi Guru yang sesuai dengan
kondisi globalisasi di era digital ini adalah guru yang mampu menguasai dan mengendalikan
perubahan-perubahan yang berwawasan IPTEK.Ciri seorang guru yaitu mempunyai
kemampuan dalam mengantisipasi, mengakomodasi, dan mereorientasi terhadap
perkembangan yang ada. Mengantisipasi perkembangan IPTEK mencakup kemampuan
intelektual dan sikap yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan, yang pada gilirannya
mengantarkan peserta didik kepada tingkat penguasaan dan pengendalian terhadap situasi yang
selalu berubah Strategi Pengembangan profesi guru secara berkesinambungan, “dimaksudkan
untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil
belajar siswa” di era digital ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang semakin maju dan
pesat, menuntut setiap guru untuk dapat menguasai dan memanfaatkannya dalam rangka
memperluas atau memperdalam materi pembelajaran, dan untuk mendukung pelekasanaan
pembelajaran, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Perkembangan
yang semakin maju tersebut, mendorong perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
10
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1
Kebutuhan yang makin meningkat itu, memicu semakin banyaknya tuntutan peserta didik yang
harus dipenuhi untuk dapat memenangkan persaingan di masyarakat. Lebih-lebih dewasa ini,
peserta didik dan masyarakat dihadapkan pada kenyataan diberlakukannya pasar bebas, yang
akan berdampak pada semakin ketatnya persaingan baik saat ini maupun di masa depan.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensi profesional
adalah memberikan kesempatan guru untuk Studi Lanjut Program Strata 2, mengikuti Kursus
dan Pelatihan yang berbasis IT, Pemanfaatan Jurnal, mengikuti Seminar-seminar Kesimpulan
menampilkan hasil rangkuman penelitian dan pembahasan yang mengacu pada tujuan
penelitian. Berdasarkan dua hal tersebut, dikembangkan menjadi pokok-pokok pemikiran baru,
yang merupakan intisari dari temuan-temuan hasil penelitian.
Daftar Pustaka
Ahmad Izzan & Saehuddin, Hadits Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis Hadits,
(Bandung: Humaniora, 2016)
Ahmad Qurtubi, Perbandingan Pendidikan, (Surabaya: Jakad Media Publishing, 2020)
Amin, J. “Redefining the Role of Teachers in the Digital Era.” International Journal of Indian
Psychology, vol. 3, no. 3, 2016, p. 6. 18.01.101/20160303.
Darmadi, Guru Abad 21 “Perilaku dan Pesona Pribadi”, (Bogor: Guepedia, 2018)
Dewi Safitri, Menjadi Guru Profesional, (Riau: Indragiri Dot Com, 2019)
Ryan, Damian, Understanding Digital Marketing, Marketing Strategies for Engaging The
Digita Generation, (London, Philadelphia New Delhi: Kogan Page, 2014), First
Edition
Sadiman, Arief S., SEAMEO, “Pendayagunaan Teknologi Pendidikan di Negara Tetangga,”
dalam Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta:Prenada
Media Kerjasama dengan Pusat Komunikasi dan Informasi Pendidikan Postekom,
DIKNAS, 2004), cet. I.
Sagala,Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Pendidikan. Jakarta: PT.
Pustaka Jaya.
Sanaky, Hujair AH. (2004). Tantangan Pendidikan Islam di Era Informasi (Pergeseran
Paradigma Pendidikan Islam Indonesia di Era Informasi), Jurnal Stusi Islam
MUKADDIMAH, Kopertais Wilayah III dan PTAIS DIY, No. 16TH.X/2004,
ISSN:0853- 6759, Yogyakarta
Sharma, Manisha. “Teacher in a Digital Era.” Global Journal of Computer Science and
Technology: G Interdisciplinary, vol. 17, no. 3, 2017, p. 5.
https://globaljournals.org/GJCST_Volume17/2-Teacher-in-a-DigitalEra.pdf. Accessed
10 March 2022.
Suheri, A., Rosmawiah, R., Effrata, E., & Wisman, Y. (2020). Guru Profesional Di Era
Digital. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 11(2), 278-291.
11
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204
12
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM