Anda di halaman 1dari 12

Strategi Guru Profesional Menghadapi Era Digital

Faisal Akbar
e-mail: faisalabay59@gmail.com
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Guru merupakan komponen pendidikan yang utama. Pentingnya seorang guru telah ditentukan
bahwa guru merupakan tenaga profesional yang membutuhkan berbagai macam persyaratan yang
menjamin profesinya itu dapat dilakukan dengan baik. Persyaratan profesi tersebut terus berkembang
sesuai dengan zaman saat ini. Dalam era digital saat ini, guru profesional kembali dengan pernyataan
persyaratan. Kecanggihan teknologi ini beragam informasi dari berbagai sudut dunia mampu diakses
dengan instant dan cepat. Komunikasi antar personal dapat dilakukan dengan mudah. Secara konseptual
guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi berbagai persyaratan kompetensi untuk menjalankan
tugas dan kewenangannya secara profesional, sementara kondisi riil di lapangan masih sangat
memprihatinkan, baik secara kuantitas, kualitas maupun profesionalitas guru. Guru yang datang dari
dunia pra-digital kesulitan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan para siswa dari era
digital. Kebiasaan dan cara mereka belajar pun tentu sangat berbeda dengan kebiasaan dan cara para
guru dan orang tua mereka belajar. Dengan itu sering terjadi dari kedua belah pihak, murid di satu
pihak dan guru dan orang tua di lain pihak, akhirnya sama-sama menjadi fustrasi dikarenakan terjadi
ketidak nyambungan antara murid dan guru sehingga diperlukan sebuah strategi peningkatan
profesionalisme guru dalam menghadapi tantangan di era digital. Strategi guru profesional secara
berkesinambungan, “dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru
dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan
mutu. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
secara profesional, menjadi kebutuhan yang amat mendesak.
Kata Kunci: Guru, Profesional, Era Digital, Strategi

Abstract
Teachers are the primary educational component.The importance of a teacher has been
determined that a teacher is a professional worker who needs a variety of requirements that ensures
that his profession can be done well.The requirements of such professions continue to flourish
according to current times.In the current digital age, The professional teacher came back with a
conditional statement.This technology's advanced variety of information from various corners of the
world is accessible instant and fast.Interpersonal communication can be done easily.The conceptual
teacher as a professional worker has to meet the qualifications of competence to carry out his duties
and professional authority, While the real conditions on the field are still very concerning, well in
quantity, Both quality and professionality, Master. Teachers who come from the pre-digital world have
difficulty to establish effective communication with the students of the digital age.Their habits and the
way they learn are certainly very different from the habits and the way their teachers and parents
learn..And it often happens from both sides., student on one side and teacher and parents on the other
side, Finally it is both frustrating because there is disconnection between students and teachers so it is
necessary a strategy of increasing teacher professionalism in the face of challenges in the digital
age.Professional teacher strategy in a continuous manner, It is meant to stimulate, maintaining, and
improve teacher competence in solving education and learning problems that impact on improving

1
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204

quality.Therefore, improvement of teacher competence can carry out tasks and responsibilities
professionally, become a very urgent need
Keywords: Teacher, Professional, The digital age, Strategy

Pendahuluan
Guru adalah pendidik profesional dengan utama mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini,
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sebagai tenaga
profesional guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik meliputi 18 butir kemampuan,
yaitu:Pemahaman wwasan atau landasan pendidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum atau silabus, perencangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evauasi hasil belajar,
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimulikinya.
Pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah yang diselesaikan, masalah yang terkait
dengan masalah yang diselesaikan, dan ulasan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
peneliti lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sebaiknya hindari mengatur
tulisan menjadi "sub-judul" di bagian pendahuluan ini. (Ana suheri, 2020)
Guru dalam Sekolah merupakan lembaga yang turut serta secara aktif dalam
membangun dan memodernisasi masyarakat, dan sekolah merupakan penghubung antara
teknologi dan ilmu dengan masyarakat, dengan demikian peranan guru menjadi lebih luas
yaitu: (Dewi Safitri, 2019:22)
a. Guru sebagai pengajar Seorang guru bertugas memberikan pengajaran di sekolah agar
terjadi perubahan sikap pada anak didik, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, hubungan
sosial dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikan. Oleh karena itu guru harus
menguasai ilmu pengetahuan yang menjadi tanggungjawabnya, serta memahami teknik
dan metode mengajar dengan baik.
b. Guru sebagai pembimbing Guru adalah pembimbing yang terdekat dengan murid,
murid akan membutuhkan bantuan guru dalam mengatasi masalah-masalah pribadi,
masalah kesulitan belajar, kesulitan dalam hubungan sosial dan interpersonal, serta
kesulitan dalam memilih pekerjaan. Oleh karena itu seorang guru harus memahami
dengan baik tentang teknik-teknik bimbingan dalam belajar.
c. Guru sebagai pemimpin Guru harus punya jiwa kepemimpinan yang baik seperti
kemampuan berkomunikasi, kemampuan hubungan sosial, ketenagaan, humor, sabar,
tegas dan bijaksana. Pada dasarnya kepemimpinan yang demokratis lebih baik daripada
bentuk kepemimpinan laizzes faire dan otokrasi.
d. Guru sebagai ilmuwan Di era modern sekarang ini pengetahuan dan teknologi terus
berkembang dengan pesat. Oleh karena itu sebagai seorang ilmuan, guru harus
menyesuaikan dan mengikuti perkembangan tersebut. Banyak cara yang bisa dilakukan
misalnya: mengadakan penelitian, membuat tulisan-tulisan ilmiah, mengarang buku,

2
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1

mengikuti kursus atau belajar sendiri untuk menambah wawasannya sehingga perannya
sebagai seorang ilmuan dapat terlaksana dengan baik.
e. Guru sebagai pribadi Seorang guru harus memiliki sifat-sifat pribadi yang baik, yang
disenangi oleh siswa, orang tua dan masyarakat, sifat-sifat itu sangat diperlukan agar
bisa melaksanakan tugasnya secara efektif.
f. Guru sebagai penghubung Tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan,
teknologi dan kebudayaan yang terus berkembang, tetapi juga bertugas menampung,
masalah, aspirasi, minat, kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Guru sebagai
penghubung antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan dengan cara public
relation, pameran, bulletin, kunjungan ke masyarakat, pertemuan berkala, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu sebagai seorang penghubung maka guru harus mempunyai
keterampilan dalam bidang itu.
g. Guru sebagai pembaharu Perwujudan peran guru sebagai pembaharu dilakukan melalui
kegiatan mengajarkan ilmu dan teknologi, menjadi tauladan yang baik dan lainlain,
maka akan menanamkan jiwa pembaharuan dikalangan murid. Karena sekolah sebagai
agent modernization maka guru harus melakukan pembaharuan di segala bidang dan
menyampaikannya kepada masyarakat.
h. Guru sebagai pembangunan Sekolah ikut andil dalam memperbaiki masyarakat dengan
turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilakukan masyarakat,
dan membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Partisipasinya di masyarakat akan memotivasi masyarakat untuk lebih bersemangat
dalam membangun. Di samping itu juga akan lebih mengembangkan kualifikasinya
sebagai guru.
Salah satu syarat guru profesional di era digital, adalah seorang guru yang selain
memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional sebagaimana telah
disebutkan di atas, juga harus memiliki wawasan, ketertarikan, kepedulian, kepekaan,
kesukaan, serta kemampuan dan keterampilan dalam menggunakannya. Penggunaan teknologi
digital ini demikian penting, karena beberapa pertimbangan sebagai berikut. Pertama, bahwa
mutu pendidikan di Indonesia, mau jauh tertinggal dibandingkan dengan mutu pendidikan di
negara-negara lain. Di antara sebab ketertinggalnya ini karena rendahnya mutu tenaga guru,
dan di antara sebab rendahnya mutu guru dalam hal wawasan, ketertarikan, kepedulian,
kepekaan, kesukaan, serta kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi.
Beberapa negara, seperti Mynmar, Singapura, Vietnam, Filipina, Brunnei Darussalam,
Thailand, Malaysia. Pada tahun 2003, atau 14 tahun yang lalu, Mynmar telah menetapkan
penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sebagai bagian dari 10 butir kebijakan pada
pendidikan dasar. Sementara itu pada jenjang perguruan tinggi ada 36 program yang terfokus
pada 6 kawasan, yaitu pengembangan sumber daya manusia, penggunaan teknologi, penelitian,
masyarakat belajar sepanjang hayat, peningkatan mutu pendidikan dan pelestarian nilai-nilai
dan identitas nasional. Demikian pula Singapura, sejak tahun 1997 telah menetapkan untuk
membawa bangsanya menjadi bangsa yang berfikir dan memeliki warga negara yang siap serta
mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kesejahteraan Singapura. Untuk itu
teknologi komunikasi dan informasi, dengan penekanan pada komputer, tidak lagi pada radio
dan TV, digunakan secara luas untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan belajar
3
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204

mandiri. Program-program berbasis komputer telah digunakan di sekolah untuk


mempersiapkan siswa-siswa menghadapi tantangan di era digital. (Arief S.Sadiman: 85 dan
88).
Era digital merupakan masa dimana semua orang telah melek teknologi serta semuanya
serba terkoneksi. Era digital adalah masa dimana semua manusia dapat saling berkomunikasi
sedemikian dekat walaupun saling berjauhan. Kita dapat dengan cepat mengetahui informasi
tertentu bahkan real time. Era digital dapat juga disebut dengan globalisasi. Globalisasi adalah
proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, pemikiran,
produk dan aspek-aspek kebudayaan lainnya yang banyak disebabkan oleh kemajuan
infrastruktur telekomunikasi, transportasi dan internet. Istilah globalisasi berasal dari kata
global, yang maknanya adalah universal. Globalisasi artinya menggambarkan suatu proses
penyebaran berbagai hal keseluruh penjuru bumi/globe. Penyebarannya itu menyangkut
berbagai bidang yaitu bidang politik, ekonomi, militerisasi, ekologi, informasi, IPTEK, sosial
budaya, gaya hidup dan berbagai bidang lainnya (Qurtubi, 2020). Media baru (era digital)
adalah istilah yang digunakan dalam kemunculan digital, jaringan internet khususnya teknologi
informasi komputer. Media baru sering digunakan untuk menggambarkan teknologi digital.
Media baru mempunyai karakteristik bersifat jaringan atau internet, dan dapat dimanipulasi.
Masyarakat sangat cepat menerima perkembangan teknologi dengan muncul budaya digital
tersebut. Secara global Indonesia siap dalam menerima budaya digital, budaya digital tersebut
sangat dibutuhkan dalam menghadapi kemajuan zaman.
Teknologi digital memiliki bermacam fungsi yang relevan untuk diintegrasikan ke
dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya menyebutkan 8 fungsi dari teknologi pembelajaran
termasuk digital yaitu (1)memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar; (2)memotivasi
siswa; (3)menyajikan informasi; (4)merangsang diskusi, (5)mengarahkan kegiatan siswa;
(6)melaksanakan latihan dan ulangan, (7)menguatkan belajar, dan (8)memberikan pengalaman
simulasi. Sedangkan Damian Ryan dalam Understanding Digital Marketing (1997:151 )

Metode
Teknik pengumpulan data pun menggunakan system data sekunder yang didapat dari
berbagi sumber seperti buku, jurnal ilmiah, skripsi, dan dari persutakaan lainnya yang
menyediakan data yang akurat dan relevan dengan topik pembahasan. Data yang terkumpul
kemudian diedit berdasarkan hasil penelusuran studi literatur yang tepat dan bertanggung
jawab. Akhir dari analisis data dalam artikel ini dilakukan dengan memperkecil data. Pada
bagian reduksi data ini, mungkin akan lebih mudah bagi penulis untuk memilih data dari hasil
penelitian kepustakaan dengan benar dan menyajikan data dalam format naratif .

Hasil dan Pembahasan


1. Guru Profesional
Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Guru dan Dosen (Undang-undang no.
14 tahun 2005) bahwa guru merupakan pendidik profesional yang tugas utamanya adalah
mengajar, mendidik, mengarahkan, membimbing, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru yang profesional yaitu guru yang mampu melakukan tugas mengajar,
mendidik, mengarahkan, membimbing, menilai dan mengevaluasi peserta didik

4
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1

berdasarkan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu.


(Sumardi,2016:12)
Untuk keberhasilan proses belajar mengajar, seorang guru yang mempunyai keahlian
dan adanya kesesuaian dengan tugas mengajarnya, maka guru/pendidik perlu memiliki
unsur-unsur profesionalisme yang tinggi, antara lain: memobilisasi kemauan dan
kemampuan; mengajar berdasarkan program (Program semester dan Satpel);
mempergunakan metode serasi; mengajar atas dasar prinsip; selalu menggunakan alat
bantu/media pelajaran; dan berdedikasi yang tinggi. (Ahmad Izzan & Saehuddin, 2016:11)
Bila seorang guru dalam menjalankan tugasnya telah memperhatikan unsur-unsur tersebut
di atas, maka ia akan berhasil dalam tugasnya, sebab telah melaksanakan pengajaran yang
terpadu dan maju. Hal ini merupakan salah satu keutamaan dan syarat yang harus dimiliki
oleh seorang guru profesional. Seorang guru yang baik dan memenuhi kriteria kelayakan
harus memperdalam wawasannya. Selain menguasai materi pelajaran, seorang
guru/pendidik harus memiliki sifatsifat loyalitas dalam menjalankan tugasnya.

2. Menjadi Guru Profesional Di Era Digital


Guru adalah tenaga kependidikan yang harus memiliki keahlian dan kemahiran yang
memadai dalam melaksanakan tugasnya mengajar, mendidik, dan membimbing siswa agar
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa itu secara optimal. Oleh karena itu guru
sebagai tenaga kependidikan harus mempunyai kualifikasi profesional agar jasa
kependidikannya terhadap siswa menjadi utuh dan optimal. Pada era digital saat ini dimana
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, maka seorang guru harus
meningkatkan kinerja dan kemampuannya sehingga tercipta keprofesionalannya dengan
baik. Guru yang profesional dituntut untuk kreatif dalam menerapkan IPTEK secara tepat
dalam proses pembelajarannya, dan mampu mengembangkan metode-metode
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan mampu menarik peserta didik untuk terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, pembelajaran harus
diperbaharui dan beradaptasi pada perkembangan zaman agar kompatibel di dunia global
sehingga dapat bersaing dengan masyarakat modern di era digital saat ini. Dengan demikian
dalam pembelajaran dan pengajaran mengintegrasikan ICT telah menjadi fokus perhatian.
Di era digitalisasi saat ini apabila seorang guru ingin berkembang dan bertahan dalam
persaingan global, maka guru tersebut harus menguasai ICT. Bagian ini merupakan bagian
utama dari artikel penelitian dan biasanya merupakan bagian terpanjang dari sebuah
artikel/jurnal. Hasil penelitian yang disajikan pada bagian ini merupakan hasil akhir dari
penulisan artikel/jurnal. Proses analisis data seperti perhitungan statistik dan proses
pengujian hipotesis tidak perlu disajikan. Hanya hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis
yang perlu dilaporkan. Tabel dan grafik dapat digunakan untuk memperjelas penyajian
hasil penelitian secara lisan. Tabel dan bagan harus dikomentari atau didiskusikan. (Toni
Yunanto, 2018:5)
Pendidikan harus menjadi media utama untuk menguasai, memahami, dan
memperlakukan teknologi dengan baik dan benar. Guru memegang peran sebagai agen
perubahan. Untuk bisa menjadi agen perubahan, maka guru harus dapat melakukan

5
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204

perubahan dalam dirinya terlebih dahulu. Sekali saja para guru melaksanakan perubahan
pada dirinya, kemudian roda perubahan juga akan bergerak dengan sendirinya.
Pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai sistem
pemrosesan digital yang mendorong pembelajaran aktif, inquiri dan eksplorasi pada diri
peserta didik, konstruksi pengetahuan, kontruksi pengetahuan, serta memungkinkan untuk
komunikasi jarak jauh dan berbagi data antara guru dan peserta didik di lokasi kelas fisik
yang berbeda. (Janner Simarmata, 2020:117)
(Sharma, 2017) menjelaskan bahwa tantangan seorang pendidikan di era digital harus memiliki
berbagai macam keahlian seperti:
a. Networking Skill
Kemampuan dalam ‘networking’ sangatlah dibutuhkan. Seorang pendidikan harus
mampu membangun ‘collaborative learning environment’. Dalam hal ini, seorang
pendidik dapat berkolaborasi dengan peserta didik, guru dengan materi ajar yang sama
(serumpun), peneliti, pemerintah dan praktisi pendidik.
b. Communication Skill
Selain dari skill membaca, berbicara dan menulis, seorang pendidik harus memiliki
kemampuan komunikasi dalam ‘social media’. Komunikasi ini dapat diartikan dalam
kemampuan dalam menyampaikan informasi atau materi ajar dalam sebuah Youtube
video, menyelenggarakan seminar, membuat akses ‘digital library, dan
menyelenggarakan proses pembelajaran online secara luas kepada seluruh peserta
didik.
c. Thinking Skill
Kemampuan dalam berpikir dapat dihubungkan dengan berpikir secara kritis,
kemampuan memecahkan suatu masalah dan berpikir secara kreatif. Pendidikan saat
ini membutuhkan penciptaan suatu pengetahuan baru yang hanya dapat terwujud dari
kemampuan peserta didik yang memiliki thinking skill yang baik dan mumpuni.
d. Nurturing Skill
Dalam hal ini, ‘nurturing skill’ berarti seorang pendidik harus mampu memenuhi ‘needs
and demands’ dari seorang pendidik terlebih dahulu. Oleh sebab itu, dalam hal ini
seorang pendidik harus mampu mengatur strategi penyampaian pengetahuan kepada
peserta didik sampai peserta didik siap dan mampu menerima materi atau pengetahuan
baru.
e. Management knowledge
Kemampuan dalam ‘Management of knowledge’ harus dimiliki oleh seorang pendidik.
Mudahnya memperoleh informasi baik bagi pendidik dan peserta didik dapat
berakibatkan buruk. Maka dari itu, seorang pendidik harus mampu melakukan filtrasi
sehingga informasi yang didapatkan memiliki korelasi terhadap materi yang diajar.
Guru profesional di Era digital selain harus melek dengan adanya teknologi baru dalam
proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) namun juga harus mampu membangun hubungan
yang baik dalam kegiatan kelas jauh “Distance Learning”. Profesionalitas seorang pendidik di
era digital sangatlah erat dengan pembelajaran abad 21. Perubahan tersebut tidak dapat
dihindari oleh pendidik, di samping itu, seorang pendidik dapat melakukan digitalisasi pada

6
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1

proses pembelajaran. Berikut merupakan hasil dari capaian seorang pendidik dalam melakukan
digitalisasi pembelajaran berdasarkan (Amin, 2016):

3. Tantangan Profesionlisme Guru di Era Digital


Profesi guru di abad 21 yang ditandai dengan era digital ini sangat dipengaruhi oleh
pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi. Tutuntutan profesionalisme guru di masa
ini adalah guru yang disamping memiliki informasi berakhlak baik dan mampu menyampaikan
secara metodologis juga harus mampu mendayagunakan berbagai sumber informasi yang
tersebar ditengah masyarakat ke dalam kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi kenyataan yang
ada secara umum, kecepatan laju tekhnologi dan dinamika tidak berimbang dengan keadaan
guru itu sendiri utamanya dalam masyarakat sehingga seringkali membuat guru jauh tertinggal
dibelakang. Ketika masyarakat memasuki era informasi yang memuat berbagi macam
pengetahuan dan informasi guru sendiri malah ketinggalan.
perubahan masyarakat diluar lingkungannya ternyata masih lebih maju dan senantiasa
kalah langkah. Dan muncullah imej bahwa guru itu ketinggalan zaman. Di era digital ini guru
dengan kemampuan artifisialnya dapat membelajarkan siswa dalam jumlah besar, bahkan
dapat melayani siswa yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Guru bukan lagi hanya
mengendalikan siswa yang belajar di kelas, tetapi ia mampu membelajarkan jutaan siswa di
"kelas dunia" memberi pelayanan secara individual pada waktu yang bersamaan. Sehingga
dengan teknologi informasi internet, ilmu pengetahuan dapat di transmisikan pada kecepatan
tinggi. Tuntutan kemampuan” dan “kesempatan” untuk mengakumulasi, mengolah,
menganalisis, mensintesa data menjadi informasi, kemudian menjadi ilmu pengetahuan yang
bermanfaat sangatlah penting artinya dalam dunia informasi saat ini (Hujair,2004).
Guru pada abad ini dan abad selanjutnya ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap
perkembangan informasi dan komunikasi. Pembelajaran di kelas dan pengelolaan kelas, pada
abad ini harus disesuaikan dengan standar kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di era digital, yaitu:
a. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam
budaya dengan kompetensi multi bahasa.
b. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna
(konsep).
c. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.
d. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
e. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai
kemampuan.
f. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
g. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
Menurut Kemenkominfo, Indonesia masih memerlukan lebih dari 60 juta orang melek
digital. Menghadapi sejumlah persaingan global, tentu bangsa kita diharapkan untuk dapat
memberikan hasil yang lebih baik dan menghindari ketertinggalan. Teknologi informasi maju
pesat. Setiap manusia modern pun dituntut menguasainya. Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) menargetkan semua guru baru melek teknologi informasi (TI) pada tahun 2020.
Berdasarkan data dari PGRI saat ini masih banyak guru yang belum melek teknologi dan
7
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204

informasi. “Dari hasil uji kompetensi terhadap 1,3 juta guru, ternyata sekitar 30 persen guru,
terutama yang sudah tua kesulitan menggunakan teknologi Internet,” Tantangan di atas
merupakan tantangan yang berat yang harus kita hadapi dengan kesiapan diri dan
menggunakan strategi yang tepat. Strategi ini tentunya harus berbeda dengan apa yang pernah
diterapkan sebelumnya. Bila saja formulasi yang dipakai keliru, maka perubahan zaman justru
akan menjadi racun bagi generasi mendatang.

4. Strategi menghadapi Tantangan Profesionalisme Guru di Era Digita


Era digital yang tahapannya sudah di mulai pada masa sekarang ini, ternyata telah
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap dunia pendidikan. Dunia pendidikan dimasa
sekarang benar-benar dihadapkan pada tantangan yang cukup berat yang penanganannya
memerlukan sebuah strategi dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait. Strategi dapat
diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada
tujuan. Yang dimaksud dengan strategi pengembangan profesionalitas guru adalah suatu cara
atau upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi dalam mengembangkan
profesionalitas guru. Menjadi guru professional menghadapi era digital paling tidak telah
mempunyai ciri-ciri sebagi berikut:
a. Mempunyai komitmen pada proses belajar siswa
b. Menguasai secara mendalam materi pelajaran dan cara mengajarkannya
c. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya
A.Pengembangan Kompetensi Pedagogis
Kompetensi pedagogis atau kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
merupakan tulang punggung keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Kompetensi
pedagogis ini terkait dengan cara mengajar yang baik dan tepat, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Seorang guru, selain harus memiliki kompetensi di
bidang keilmuannya, juga harus menguasai teori-teori dan teknik pengajaran serta aplikasinya
dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebab itu, peningkatan kemampuan di bidang ini
merupakan hal utama dalam pengembangan profesionalisme guru. Guru tidak hanya dinilai
dari penguasaan terhadap bidang studinya atau pengembangan teori-teori ilmiahnya, namun
juga pada kemampuannya mengajar serta mengelola pembelajaran di dalam kelas yang
mencakup pendekatan, strategi, metode, dan seni mengajarnya. Untuk meningkatkan
kemampuan pedagogis ini, para tenaga guru perlu diberikan pelatihan yang terkait dengan
metode pengajaran di sekolah yang meliputi:
Metode Diskusi
(Discussion Method). Metode ini lebih efektif dari metode ceramah, karena diskusi menuntut
mental dan pikiran serta tukar menukar pendapat. Selain itu, diskusi juga lebih komunikatif,
mampu menjelaskan hal-hal yang masih semu, dan mampu mengungkap tingkat keaktifan
setiap siswa.
Metode Studi Kasus
(The Case Method). Metode ini relevan terutama untuk program studi yang menekankan
penerapan suatu hukum terhadap suatu kasus, misalnya di fakultas hukum atau fakultas

8
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1

pertanian, dan lain-lain. Suatu kasus dijadikan bahan untuk diskusi siswa di bawah bimbingan
guru.
Metode Tutorial
(Tutorial Method). Metode ini berupa penugasan kepada beberapa siswa tentang suatu objek
tertentu, lalu mereka mendiskusikannya dengan pakar di bidangnya untuk memastikan
validitas pemahaman mereka tentang objek tersebut.
Metode Tim Pengajar
(Team Teaching Method). Salah satu bentuk dari metode ini adalah sekurang-kurangnya dua
orang guru mengajar satu mata pelajaran yang sama dalam waktu yang sama pula, namun
dengan pokok bahasan yang saling melengkapi.

B.Pengembangan Kompetensi Sosial


Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai
tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses
komunikasi. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”.
Kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil
dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan
dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.
Pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial
guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat
dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Kompetensi Sosial yaitu kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga pendidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.Kompetensi sosial
terkait dengan kemampuan guru sebagai makluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain.
Sebagai makhluk sosial guru berprilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi
dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain.
Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan menarik peserta didik,
sesama pendidik dan tenaga pendidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar
sekolah dan sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihakpihak yang berkepentingan
dengan sekolah. Kondisi objektif ini menggambarkan bahwa kemampuan sosial guru tampak
ketika bergaul dan melakukan interaksi sebagai profesi maupun sebagai masyarakat.
kompetensi profesional guru tersebut dapat terimplikasi dengan baik maka peningkatan
kompetensi dan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai
berikut ini (Sagala, 2009):
Pertama, Studi Lanjut Program Strata 2 Studi lanjut program Strata 2 atau Magister
merupakan cara pertama yang dapat ditempuh oleh para guru dalam meningkatkan kompetensi
dan profesionalismenya. Ada dua jenis program magister yang dapat diikuti, yaitu program
magister yang menyelenggarakan program pendidikan ilmu murni dan ilmu pendidikan. Ada
kecenderungan para guru lebih suka untuk mengikuti program ilmu pendidikan untuk
meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya.
9
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204

Kedua, Kursus dan Pelatihan Keikutsertaan dalam kursus dan pelatihan tentang
kependidikan merupakan cara kedua yang dapat ditempuh oleh guru untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalismenya. Walaupun tugas utama seorang guru adalah mengajar,
namun tidak ada salahnya dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalismenya juga
perlu dilengkapi dengan kemampuan meneliti dan menulis artikel/ buku.
Ketiga, Pemanfaatan Jurnal Jurnal yang diterbitkan oleh masyarakat profesi atau
perguruan tinggi dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi dan profesionalisme.
Artikel-artikel di dalam jurnal biasanya berisi tentang perkembangan terkini suatu disiplin
tertentu. Dengan demikian, jurnal dapat dipergunakan untuk memutakhirkan pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang guru. Dengan memiliki bekal ilmu pengetahuan yang memadai, seorang
guru bisa mengembangkan kompetensi dan profesionalismenya seorang guru dalam
mentransfer ilmu kepada peserta didik. Selain itu, jurnal-jurnal itu dapat dijadikan media untuk
mengomunikasikan tulisan hasil pemikiran dan penelitian guru yang dapat digunakan untuk
mendapatkan angka kredit yang dibutuhkan pada saat sertifikasi dan kenaikan pangkat.
Keempat,Seminar Keikutsertaan dalam seminar merupakan alternatif keempat yang
dapat ditempuh untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme seorang guru.
Tampaknya hal ini merupakan cara yang paling diminati dan sedang menjadi trend para guru
dalam era sertifikasi, karena dapat menjadi sarana untuk mendapatkan angka kredit. Melalui
seminar guru mendapatkan informasi-informasi baru. Forum seminar yang diselengarakan oleh
dan untuk guru dapat menjadi wahana yang baik untuk mengomunikasikan berbagai hal yang
menyangkut bidang ilmu dan profesinya sebagai guru.

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Kompetensi profesional adalah penguasaan materi secara
luas dan mensubstansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur
dan metodologi keilmuannya. Seorang guru harus menguasai minimum empat (4) kompetensi
guru yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian,(3) kompetensi sosial, (4)
kompetensi profesional ditambah kompetensi teknik informasi Guru yang sesuai dengan
kondisi globalisasi di era digital ini adalah guru yang mampu menguasai dan mengendalikan
perubahan-perubahan yang berwawasan IPTEK.Ciri seorang guru yaitu mempunyai
kemampuan dalam mengantisipasi, mengakomodasi, dan mereorientasi terhadap
perkembangan yang ada. Mengantisipasi perkembangan IPTEK mencakup kemampuan
intelektual dan sikap yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan, yang pada gilirannya
mengantarkan peserta didik kepada tingkat penguasaan dan pengendalian terhadap situasi yang
selalu berubah Strategi Pengembangan profesi guru secara berkesinambungan, “dimaksudkan
untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil
belajar siswa” di era digital ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang semakin maju dan
pesat, menuntut setiap guru untuk dapat menguasai dan memanfaatkannya dalam rangka
memperluas atau memperdalam materi pembelajaran, dan untuk mendukung pelekasanaan
pembelajaran, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Perkembangan
yang semakin maju tersebut, mendorong perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat.

10
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Faisal Akbar
2210128210013
A1

Kebutuhan yang makin meningkat itu, memicu semakin banyaknya tuntutan peserta didik yang
harus dipenuhi untuk dapat memenangkan persaingan di masyarakat. Lebih-lebih dewasa ini,
peserta didik dan masyarakat dihadapkan pada kenyataan diberlakukannya pasar bebas, yang
akan berdampak pada semakin ketatnya persaingan baik saat ini maupun di masa depan.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensi profesional
adalah memberikan kesempatan guru untuk Studi Lanjut Program Strata 2, mengikuti Kursus
dan Pelatihan yang berbasis IT, Pemanfaatan Jurnal, mengikuti Seminar-seminar Kesimpulan
menampilkan hasil rangkuman penelitian dan pembahasan yang mengacu pada tujuan
penelitian. Berdasarkan dua hal tersebut, dikembangkan menjadi pokok-pokok pemikiran baru,
yang merupakan intisari dari temuan-temuan hasil penelitian.

Daftar Pustaka

Ahmad Izzan & Saehuddin, Hadits Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis Hadits,
(Bandung: Humaniora, 2016)
Ahmad Qurtubi, Perbandingan Pendidikan, (Surabaya: Jakad Media Publishing, 2020)
Amin, J. “Redefining the Role of Teachers in the Digital Era.” International Journal of Indian
Psychology, vol. 3, no. 3, 2016, p. 6. 18.01.101/20160303.
Darmadi, Guru Abad 21 “Perilaku dan Pesona Pribadi”, (Bogor: Guepedia, 2018)
Dewi Safitri, Menjadi Guru Profesional, (Riau: Indragiri Dot Com, 2019)
Ryan, Damian, Understanding Digital Marketing, Marketing Strategies for Engaging The
Digita Generation, (London, Philadelphia New Delhi: Kogan Page, 2014), First
Edition
Sadiman, Arief S., SEAMEO, “Pendayagunaan Teknologi Pendidikan di Negara Tetangga,”
dalam Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta:Prenada
Media Kerjasama dengan Pusat Komunikasi dan Informasi Pendidikan Postekom,
DIKNAS, 2004), cet. I.
Sagala,Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Pendidikan. Jakarta: PT.
Pustaka Jaya.
Sanaky, Hujair AH. (2004). Tantangan Pendidikan Islam di Era Informasi (Pergeseran
Paradigma Pendidikan Islam Indonesia di Era Informasi), Jurnal Stusi Islam
MUKADDIMAH, Kopertais Wilayah III dan PTAIS DIY, No. 16TH.X/2004,
ISSN:0853- 6759, Yogyakarta
Sharma, Manisha. “Teacher in a Digital Era.” Global Journal of Computer Science and
Technology: G Interdisciplinary, vol. 17, no. 3, 2017, p. 5.
https://globaljournals.org/GJCST_Volume17/2-Teacher-in-a-DigitalEra.pdf. Accessed
10 March 2022.
Suheri, A., Rosmawiah, R., Effrata, E., & Wisman, Y. (2020). Guru Profesional Di Era
Digital. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 11(2), 278-291.

11
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Profesi Kependidikan-AKWF2204

Sumardi, Pengembangan Profesionalisme Guru Berbasis MGMP; Model dan


Implementasinya Untuk Meningkatkan Kinerja Guru, (Yogyakarta: Deepublish,
2016)
Qurtubi, Ahmad. (2020). Perbandingan Pendidikan. Surabaya: Jakad Media Publishing.

12
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM

Anda mungkin juga menyukai