Anda di halaman 1dari 8

Guru : Tantangan dan Strategi Guru PAI di Era Milenial

Astiti Amalia 20112303


Ella Rodia 20112300
Shofia Tuz Zahroh 20112305

Pendahuluan

Perkembangan dan perubahan dunia semakin pesat, perubahan tersebut sangat


berpengaruh dengan perkembangan zaman, dimana kemajuan dan kecanggihan teknologi
menjadi semarak digunakan sekarang ini di kalangan masyarakat, terutama pada remaja atau
anak sekolahan. Mereka cenderung menyukai dan mengikuti perkembangan zaman yang serba
cepat dan canggih nya teknologi seperti yang terjadi sekarang ini.

Pada era milenial ini membuat kita harus menghadapi perubahan yang terjadi, terutama di
dunia pendidikan. Guru sebagai pengajar pastinya mendapat tantangan dengan berubahnya
zaman konvesional menjadi millennial, Guru diharapkan bisa beradaptasi dan memposisikan
dirinya sebagai pendidik yang ideal serta memberikan yang terbaik untuk peserta didiknya di era
millennial ini. Salah satu tantangan guru di era millenial yaitu teknologi. Dengan banyaknya
platfrom pendididikan dari teknologi(internet) guru bukanlah satu-satunya sumber informasi saat
ini. Karena siswa bisa mengakses informasi melalui internet, seperti yang kita tau siswa saat ini
lebih suka mengakses internet untuk kebutuhannya, mereka menyukai hal tersebut karena lebih
cepat dan mudah.

Guru atau tenaga pendidik bukan semata berkewajiban mentransformasi keilmuan melainkan
membimbing perkembangan akhlak dan spiritualitas anak didik. Guru harus mempuyai sebuah
kompetensi karena kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai,
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Oleh karena itu kajian ini
bertujuan untuk mengetahui tantangan-tantangan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan
agama Islam di era milenial ini. Penilitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis
deskriptif dan dengan studi kasus pengumpulan data. Tantangan pendidikan pada era milineal
yang dihadapi guru berupa Melek Digital, Guru sebagai pembelajar sepanjang hayat,
Menyuguhkan Pembelajaran yang Menyenangkan dan Penuh Makna, Guru harus menjadi
Teladan, karena adanya perubahan peserta didik pada generasi era milenial guru harus melihat
tantangan ini sebagai suatu hal posistif dengan selalu melakukan inovasi dan keterampilan dalam
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman. Kriteria guru PAI profesinal,
profesionalismenya tidak hanya diporientasikan pada materi, tetapi juga diarahkan pada orientasi
spriritual. Guru PAI profesional diharapkan mampu menjadi penggerak kemajuan umat apalagi
didalam era milenial ini. Berdasarkan tantangan yang dihadapi oleh guru era milenial,
dibutuhkan keprofesionalan guru PAI untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan.

Pembahasan

A. Tantangan Yang Harus Dihadapi Oleh Guru Era Milenial


Era milenial merupakan era dimana teknologi digital dapat diakses dimanapun dan
kapanpun yang dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa pengeculaian. Didalamnya
terdapat suatu informasi secara akurat,cepat serta berkembang seiring perubahan zaman.
Dalam dunia pendidikan, peserta didik diharapkan dapat mampu menggunakan sarana
media sosial secara efektif dan tepat penggunaanya. Maka tidak jarang peserta didik yang
belum mampu memilah dan memanfaatkan internet dengan baik karena mereka
cenderung mudah terpengaruh pada lingkungan sosialnya tanpa terlebih dahulu
mempertimbangkan dampak posistif dan negatif ketika berinteraksi di Internet. Kondisi
yang seperti ini tentunya membutuhkan peran guru yang benar-benar mampu untuk
membimbing, mengarahkan, dan mampu memfilter hal-hal yang kurang sesuai pada
penyimpangan tersebut. Dalam hal ini guru dituntut untuk melek atau mampu menguasai
teknologi mengingat tantangan guru di era milenial yang sangat kompleks, seperti
tantangan guru yang berupa:
1. Melek Digital
Melek digital merupakan pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang
digunakandalam berbagai perangkat digital seperti smratphone, tablet, laptop, dan pc
desktop, yang semuanya dianggap sebagai jaringan dari pada perangkat koputasi.
Dalam dunia pendidikan hadirnya guru dalam kelas bersama laptop akan memberi
angin segar bagi siswa karena umunya akan ada sebuah pembelajaran yang menarik
yang disajikan oleh guru, semisal media power point dan video. Urgensinya yaitu
guru harus memiliki kemampuan menggunakan alat-alat dan kecakapan perilaku
dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi. Karena kemampuan untuk
mengoperasikan komputer menjadi kaharusan pada era ini, justifikasinya adalah
memudahkan guru dalam bertugas dan menjalankan profesinya, semisal penyusunan
RPP dan mengolah nilai. Adapun fakta di lapangan melek digital masih menjadi PR
besar untuk guru. Seperti halnya ketika ada ujian guru sertifikasi banyak guru yang
mengeluh tentang adanya ujiuan teknologi karena banyak yang belum menguasai.
Maka seharusnya dalam lembaga sekolahan harus diadakan sebuah pelatihan
teknologi khusus untuk guru.
2. Guru Sebagai Pembelajar Sepanjang Hayat
Guru mempuyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevalusi peserta didik. Selain itu harus mempuyai beberapa
sifat yaitu satu berhati mulia yang berarti memiliki budi luhur, dua bijaksana yang
artinya segala masalah masalah harus diselesaikan dengan jalan kekuargaan, tiga
ikhlas yang berarti segala pekerjaan yang dikerjaan tidak mengharapkan minta upah,
ongkos, tips, pujian, empat sabar yaitu satu sifat yang paling mendasar yang dapat
membantu keberhasilan para pendidik dalam tugas pendidikannya dan tanggung
jawab pembentukan dan perbaikan anak didiknya, ia merupakan sifat keseimbangan
dan kesabaran, lima berkarya yaitu menghasilkan karya. Maka dengan adanya tugas
dan sifat tersebut guru harus terus menerus meningkatkan pengetahuan dan teknik
mengajarnya. Sebuah gadget harus dimaksimalkan untuk mengakses informasi yang
banyak agar tidak kalah tau dengan anak didiknya dan mendownload aplikasi
keperluan guru. pada intinya profil guru harus memiliki kapasitas yang mumpuni
karena diharapkan mampu menghadapi generasi milenial sehungga melahirkan
generasi yang cerdas dan berkarakter.
3. Menyuguhkan Pembelajaran yang Menyenangkan dan Penuh Makna (Joyful And
Meaningful)
Peserta didik generasi now membutuhkan macam-macam metode yang dapat
menggairahkan minat belajar siswa, karena peserta didik di era milinial ini lebih
mengusai informasi yang disuguhkan pada gadget. Namun penggunaan metodepun
harus disesuaikan dengan materi pelajaranya agar penyampainya materinya lebih
mudah dan bisa dikaloborasi dengan media pembelajaran. Metode yang bisa di
gunakan seperti metode : satu metode tanya jawab merupakan penyampaian pesan
pengajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan
jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab
pertanyaan, dua Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas
dan dievaluasi oleh guru, tiga metode ceramah (lecture method) merupakan sebuah
cara pembelajaran yang paling banyak dilakukan oleh para guru. Yakni penuturan
bahan pelajaran secara lisan, dimana guru menyampaikan materi pembelajarannya
secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication).
Metode ini terkadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan
ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak membosankan dan dapat menarik
perhatian siswa, dan masih banyak lagi metode yang bisa digunakan untuk
mempermudah proses pembelajaran, tinggal sepintar-pintarnya guru dalam mengatur
jalannya penyampaian materi dengan metode pembelajaran dan media pembelajaran.
Paradigma pembelajaran masa kini harus diberikan kepada siswa seluas-luasnya
untuk berperan aktif yang bertujuan untuk memenuhi unsur berfikir yaitu melakukan
atau mengamati, interaksi, komunikasi kesegala arah dan refleksi.
4. Guru Harus Menjadi Teladan (Role Modle)
Generasi milenial identik dengan pandangan rasional, yaitu apa yang dilihat,
didengar, dirasa akan melahirkan presepsi. Dalam membentuk presepsi yang baik
sangat penting ditunjukan melalui keteladanan. Namun bahayanya ketika ada
kesenjangan antara ucapan dan perbuatan maka akan melunturkan loyalitas
pembelajaran sang anak. Pendekatan persuasif baiknya lebih diprioritaskan
ketimbang melakukan kebijakan-kebijakan yang terkesan otoriter atau memaksakan
kehendak karena melalui pemberian pengertian kepada siswa dengan kebijakan-
kebijakan yang konkrit tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan mutu pendidikan pada
peserta didik di era milenial menggunakan metode 4R, yaitu:
a) Riset (penelitian) yang berarti perlu mencari tahu teknologi apa yang dapat
dikaitkan atau dibawakan didalam kelasuntuk menyampaikan sebuah materi
sehingga siswa merasa nyaman dan cocok dalam pengajaran yang lebih efektif.
b) Relevansi yang berarti dari segi pembawaan materi apakah masih relevan dengan
generasi sekarang, dan apakah hal tersebut masih bermanfaat dan uptodate.
c) Rapport yang berarti pada generasi milenial sangat memetingkan relasi.
Kecendurungan ini ditunjukkan dengan adanya kesukaan untuk pertemanan
secara berkelompok. Sehingga para murid akan senang dan merasa konek dengan
pengajar apabia pengajar memiliki kesukaan yang sama dengan mereka.
d) Rational yang berarti perlunya penejelasan terlebih dahulu kepada para siswa
tentang garis besar dan tujuan dari tugas atau materi yang akan diberikan. Dengan
adanya perubahan peserta didik pada generasi era milenial guru harus melihat
tantangan ini sebagai suatu hal posistif dengan selalu melakukan inovasi dan
keterampilan dalam pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman. Sebab
maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada guru yang sebagai pencetak
generasi bangasa yang berkualitas.

B. Strategi guru di era milenial


Strategi merupakan faktor utama yang menjadi perhatian para pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran karena keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi
oleh strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Strategi pembelajaran memiliki
berbagai macam fariasi diantaranya adalah strategi pembelajaran dengan pendekatan
kelompok dan pendekatan individu. Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan
suatu rencana yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan belajar
Ada lima strategi yang telah dikembangkan oleh para ahli yang berkenaan dengan
penerapan model pembelajaran yang disingkat REACT yaitu:
1. Relating: belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman nyata.
2. Experiencing: belajar ditentukan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan.
3. Applying: belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan didalam konteks
pemanfaatannya.
4. Cooperating: belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakaian bersama
dan sebagainya.
5. Transfering: belajar melalui pemanfaatn pengetahuan, dari dalam situasi atau konteks.

Teori Tentang Generasi Milenial Generasi ialah sekumpulan orang-orang pada suatu waktu yang
diklasifikasikan dengan berdasarkan pada usia, tahun kelahiran dan kejadian tertentu yang
berpengaruh terhadap perkembangan dan kebiasaan hidup. Dari definisi Parry dan Urwin
generasi adalah sebuah perangkat peristiwa sejarah dan fenomena yang dapat menciptakan
kesenjangan generasi yang berbeda. Sedangkan menurut Mannheim dalam Padayachee
menyebutkan teori generasi merupakan jenis identitas lokal tertentu yang berhubungan dengan
kelompok umur yang ada pada proses sosial histori.

Generasi milenial atau generasi Z menurut Salleh Dkk generasi ini lahir disaat tekhnologi sudah
berkembang dengan pesat dan pada saat dunia mulai diguncang dengan isu terorisme,
ketidakstabilan politik, perubahan iklim yang ekstrim hingga isu kesehatan dunia seperti virus
mematikan. Generasi ini melihat dan membaca langsung dari tekhnologi yang mereka pakai
inilah yang menjadikan generasi ini generasi yang tidak suka mengambil resiko atau bahasa
sederhananya generasi mencari jalan aman. Yang menarik dari generasi ini adalah
kecenderungan dan reaksi mereka terhadap isu global, secara umum generasi ini cenderung
toleran jika dibandingkan dengan generasi sebelumnnya.

Adapun mengenai karakteristik generasi ini dikemukakan oleh Grail yang dikutip oleh Hariadi
dan Sudamaningtyas diantaranya:

a. Sangat nyaman dan bebas dalam menggunakan tekhnologi

b. Multitasking terhadap berbagai produk daring dan peralatan canggih tekhnologi

c. Memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi dengan banyaknya informasi yang diakses d.
Selalu terhubung dengan media sosial lintas negara dan budaya

Generasi milenial memiliki karakter dan keunikan tersendiri hal ini secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap gaya belajar mereka dikelas. Mereka generasi yang terlahir dengan
tekhnologi yang berkembang dengan pesat, yang mereka beranggapan tekhnologi bukan barang
mewah lagi kita sebagai seorang guru harus mengikuti alur mereka dalam pembelajaran.
Mengenai pertahanan konsentrasi pembelajaran dikelas pada generasi ini cenderung lebih singkat
jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Menurut Shatto dan Erwin rata-rata rentang
perhatian mereka hanya 12 detik sehingga untuk mempertahankan konsentrasi generasi ini guru
harus mengemas pembelajran semenarik mungkin dengan menerapkan beberapa kali jeda atau
diselingi dengan game, atau lelucon agar mereka tetap focus

Ada bebrapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajran dikelas untuk generasi
milenial ini diantaranya;

a. Model Pembelajaran terbimbing Salah satu karakter pada generasi ini ketidaksukaannya
terhadap pembelajaran yang difokuskan hanya membaca dan menyimak (metode
ceramah). Generasi ini lebih tertarik kepada pengamatan dan pembelajaran langsung
(praktek) dan mereke memiliki kemampuan yang cepat da;am mengakses informasi atau
materi pembelajran, namun ada sisi kelemahan yang harus diperhatikan generasi ini
kurang dlam menganalisis validasi sebuah informasi makanya guru perlu memberikan
bimbingan ataupun arahan mengenai informasi yang mereka temukan. Dalam hal ini
berarti guru harus menjadi fasilitator bagi para siswanya.
b. Pembelajaran Berbasis Visual dan Menyenangkan Generasi ini memiliki struktur otak
yang lebih mengedepankan pada perkembangan aspek Visual, maka dari itu
pembelajaran harus di sajikan dalam bentuk visual. Hal ini dilakukan karena generasi ini
sangat mudah memahami segala sesuatu yang disajikan dalam bentuk gambar. Metode
pembelajaran berbasis visual merupakan penggunaan metode edutainment dikelas.
Metode ini merupakan metode yang memangkas teknik mengajar konfensional seperti
ceramah, catat dan sebagainya. Metode ini menggabungkan antara materi pembelajarn
secara visual, bersifat narasi, pembelajaran dengan permainandan pengajaran
menggunakan gaya informal.
c. Mengoptimalkan Pembelajaran dengan Aplikasi dan Media Sosial Generasi milenial
merupakan ngenerasi yang tidak bisa lepas dari media sosial yang hampir semua aplikasi
ada pada gedjetnya. Berdasarkan hasil survei diketahui generasi ini menggunakan 79%
waktunya perhari digunakan untuk berinteraksi dengan Smartphone nya. Sedangkan
akses mereka terhadap media sosial minimal 10 kali dalam satu hari baik Facebook,
twittwr, Whatshapp dan liannya. Melihat tingginya interaksi generasi ini terhadap media
sosial tidak ada salahnya kita sebagai guru mencoba memanfaatkan dan memaksimalkan
media sosial sebagai media dalam pembelajaran. Banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan
ada google class room, elearning, Zoom Cloud metting, Learnign Management Sistem
(LMS) ini semua merupakan media sosial yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
daring atau online.
d. Pembelajaran berorientasi pada Entrepreneurship dan kreatifitas Seperti yang telah
dijelaska sebelumnya tentang karakter generasi milenial ini yakni jiwa entrepreneurship
dan kreativitasnya. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sing dan
Dangmei menyebutkan generasi ini bersifat Entrepreneur, dapat dipercaya, generasi yang
realistis terhadap menyikapi permasalahan dan generasi yang optimis untuk menatap
masa depan. Jadi tidak mengherankan jika generasi inimemiliki Side Job diluar aktivitas
belajar seperti desain grafis, content creator, youtuber, dan lain-lainnya. Berbicara
tentang kreativitas pembelajaran jika dihuhungkan dengan mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam umpamanya guru bisa mengajak atau mengarahkan siswa untuk membuat
blog pribadi atau akun youtube untuk memposting kajian-kajian islami (ceramah pendek)
yang itu nantinya akan meningkatkan jiwa kreativitas anak.
e. Mengoptimalkan Pembelajaran dalam kelompok Mintasih mengatakan generasi ini
cenderung senang bekerjasama dengan rekan sejawatnya karena mereka punya rasa
percaya diri yang tinggi ini menjadi modal utama bagi mereka untuk unjuk diri
menyalurkan ide dan gagasannya kepada teman sejawatnya Intinya generasi ini
menyenangi kerja kelompok dengan sistem kolaborasi. Menerapkan Sistem Blanded
Learning Sistem pembelajaran ini merupakan kombinasi antara pembelajaran
konvensional dengan pembelajaran daring (Online). Artinya pembelajaran dalam satu
semester dapat di rencanakan dengan dua jenis pertemuan konvensional dan daring
dengan penggabungan ini diharapkan dapat mengenai sasaran pembelajaran untuk
generasi ini. Blanded Learning erat kaitannya dengan pembelajaran berbasis tekhnologi
maka perlunya guru untuk memanfaatkan dan mengupgrade pengetahuannya sesuai
dengan perkembangan zaman yakni tentang ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Contohnya dalam pembelajaran guru dapat memanfaatkan WhatsApp group guru tinggal
membagikan link materi atau tugas yang dapat diakses oleh siswa untuk dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai