Society 5.0
Rita Juliawati
Prodi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan,
Email : ritaa2019@gmail.com
Abstrak. Perubahan zaman tidak bisa dihindari. Selain itu peran guru sebagai seorang pendidik juga sangat
penting. Guru perlu berpikir kritis terhadap pesatnya perkembangan teknologi. Guru juga harus lebih cerdas dalam
menerapkan teknologi dalam pembelajaran. Kualitas seorang guru dapat diukur dari seberapa baik ia menguasai
empat keterampilan yang ada. Seorang pendidik harus berpikir kritis dan bertindak pendagogis dalam menghadapi
siswa generasi saat ini. Di karenakan perkembangan teknologi yang tidak bisa dihindari, sebagai seorang guru
kita harus bisa membuat suasana pembe;ajaran di kelas menjadi asyik dengan memanfaat kan teknologi agar siswa
Abstract. Changing times cannot be avoided. Apart from that, the role of the teacher as an educator is also very
important. Teachers need to think critically about the rapid development of technology. Teachers also have to be
smarter in applying technology in learning. The quality of a teacher can be measured by how well he masters the
four existing skills. An educator must think critically and act pedagogically in dealing with the current generation
of students. Due to the unavoidable development of technology, as teachers we must be able to make the teaching
atmosphere in the classroom fun by utilizing technology so that students don't just focus on gadgets.
PENDAHULUAN
Guru merupakan orang yang menyampaikan ilmu kepada muridnya. Dalam pandangan masyarakat
guru merupakan mereka-mereka yang memberikan pendidikan di suatu tempat tertentu, tidak harus
dilembaga pendidikan, seperti sekolah atau universitas, tatapi juga di masjid, dirumah, dan lain-lain.
Menurut N.A Bagi Ametambun dan DJamarah, guru adalah orang yang memiliki tanggung jawab
mendidik murid, secara individu atau trasional, baik itu disekolaj maupun diluar sekolah. Maka dari itu,
seorang guru harus pandai dalam berbagai keterampilan pendidikan, pribadi, sosial, dan profesional.
Disebutkan wursanto, guru dilembaga pendidikan menduduki jabatan fungsional. Jabatan fungsional
merupakan jabatan yang di anggap memiliki fungsi yang tidak terlihat dalam struktur organisasi. 1
Profesional merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan merupakan sumber
penghasila bagi kehidupan yang memerlukan keterampilan atau keterampilannya, memenuhi standar
tertentu atau standar mudu dan persyaratan pelatihan profesi (UU No. 14/Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen). Pekerjaan yang bersifat profesional merupakan pekerjaan yang hanya bisa di lakukan oleh
orang yang secara khusus dipersiapkan untuk pekerjaan itu, dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka hanya karena tidak mendapatkan pekerjaan lain.2. Profesional nya seorang guru, dilihat dari
bagaimana seorang menghadapi siswanya dan bagaimana dia mengatur suasana belajar di kelas.
Kenyataan mengkhawatirkan yang terjadi dunia pendidikan kita saat ini adalah kemajuan dari waktu
ke waktu yang tidak sebanding dengan kemajuan skill guru. Kita masih menjadi saksi atas kenyataan
kontras antara guru dan murid. Murid telah banyak mengalami kemajuan dalam lingkungan digital,
sementara itu guru masih mengalami kesulitan dengan teks tradisional. Guru saat ini masih
menggunakan banyak produk tahun 80an, sedangkan siswa telah banyak yang menggunakan produk
modern. Hasilnya, siswa benar-benar berbeda dengan guru, karena banyak pemutusan sana-sini. 3
Oleh karena itu guru harus mengimbangi perkembangan teknologi seiiring perkembangan zaman.
Saat guru mengajar menggunakan cara yang lebih maju, dan memanfaat teknologi yang ada, mungkin
akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Namun kembali lagi guru harus tetap berpikir kritis, dan
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, dan implementasi teknologi dalam pembelajaran juga
menjadi standar, pastinya tantangan dalam mengajar juga semakin banyak. Para guru, dituntu untuk
kreatif falam memanfaatkan teknologi, dengan cara-cara yang kreatif. Dan untuk membangun minat
1
Heriyansyah Heriyansyah, “GURU ADALAH MANAJER SESUNGGUHNYA DI SEKOLAH,” Islamic Management:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1, no. 01 (15 Maret 2018): 120, https://doi.org/10.30868/im.v1i01.218.
2
Abdul Hamid, “GURU PROFESIONAL,” Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan 17, no. 2 (1
September 2017): 276, https://doi.org/10.47732/alfalahjikk.v17i2.26.
3
Abdul Latif, “Tantangan Guru dan Masalah Sosial Di Era Digital” 4, no. 3 (2020): 615.
siswa dalam belajar, guru harus pintar dalam memilih metode pembelajaran yang sekiranya menarik
bagi siswa.
Suatu profesi yang berkembang adalah profesi yang terus menerus mengubah diri. Oleh karenanya
guru harus terus mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya bagi terjadinya perubahan pada
dirinya dan dapat melakukan perubahan pada pelaksanaan tugas dan kewajibannya. kesempatan guru
untuk mengembangkan diri sangat terbuka lebar teragntung pada kemauan dan kesiapan untuk
melakukannya. Peningkatan kemampuan guru untuk menjalankan profesinya jangan bersikap pasif
KAJIAN TEORI
Kajian teoritis ini menjawab tentang tantangan yang dihadapi guru di era society 5.0, dengan
menekankan konsep berpikir kritis serta tindakan pendidikan. Berikut beberapa poin penting terkait
penelitian teoritis:
1. Berpikir kritis: Dalam konteks pembelajaran modern, guru harus membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Hal ini melibatkan pemahaman sosial budaya
3. Keterampilan berpikir kritis siswa: Sebuah penelitian yang dilakukan di SDN Barkot 3,
4
Bachtiar, “Tantangan dan Strategi Penerapan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Online: Kajian Pustaka,” Jurnal
Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD) 10, no. 2 (23 September 2022): 8,
https://doi.org/10.22219/jp2sd.v10i2.22308.
5
Bachtiar, 8.
6
Rr Adinda Permatasari, “JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG,” 2021, 12.
4. Tantangan dan strategi : Beberapa tantangan yang dihadapi guru dalam menerapkan berpikir
kritis antara lain permasalahan sosial budaya, dominasi guru dalam proses pembelajaran, dan
kesulitan dalam menerapkan nilai-nilai kritis Di era ini Di era modern, guru mempunyai
Hal ini melibatkan pemahaman sosial budaya siswa, penggunaan metode pembelajaran yang efektif
(seperti pembelajaran online), dan praktik berkelanjutan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi
PEMBAHASAN
pemikiran, budi pekerti siswa dan lain-lain. Sagala menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya sekedar
mempunyai kemampuan untuk memersiapkan seorang indivodu agar mampu menyesuaikan diri dengan
Komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah: (1) komponen guru, (2)
komponen siswa, (3) komponen manajemen dan (4) komponen keuangan. Keempat faktor tersebut
Guru adalah faktor penentu berhasil tidaknya suatu pendidikan. Hal ini wajar dikarenakan guru
merupakan pionir yang bersentuhan langsung dengan siswa, yang dimana siswa merupakan subjhek
dan objek pembelajaran. Sebagus atau seideal apapun program pendidikan, lengkap tidaknya fasilitas
pendidikan, dan kuat tidaknya semangat siswa, jika kemampuan guru tidak sepadan maka semuanya
7
Bachtiar, “Tantangan dan Strategi Penerapan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Online,” 5.
8
Rabukit Damanik, “HUBUNGAN KOMPETENSI GURU DENGAN KINERJA GURU,” Jurnal Serunai Administrasi
Pendidikan 8, no. 2 (6 November 2019): 1, https://doi.org/10.37755/jsap.v8i2.170.
Guru harus mampu beradaptasi dengan generasi saat ini dengan memahami kepribadian siswa
sehingga guru dapat mengetahui apa uh diinginkan siswa pada era society ini. Pemahaman tentang
kepribadian generasi Z dapat di capai dengan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Tidak cukup
menekankan satu pendekatan yang menekan pada kognitif saja, tapi guru harus menggunakan
pendekatan yang berdasarkan tindakan nyata di lapangan. Pendekatan pertama yang dapat diterapkan
adalah pemodelan (Yunus, 2018: 153). Pendekatan pemodelan berfokus pada pemberian contoh atau
model karakter untuk dikerjakan siswa. Guru merupakan orang yang perilakunya paling banyak ditiru
oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu memberikan contoh yang baik kepada siswanya.
Pendekatan yang kedua adalah pembelajaran tindakan (learning to do) yang menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan bertindak siswa. Siswa tidak hanya aktif di kelas tetapi juga aktif di
masyarakat. Setelah siswa mengidentifikasi masalah, mereka diminta untuk mengidentifikasi nilai-nilai
yang ada, menganalisis informasi kunci, merencanakan strategi tindakan, dan mengambil tindakan yang
Peran guru sebagai pendidik mecakup pemberian tanggung jawab, pemberian dukungan dan
motivasi, bimbingan serta pengawasan, yang kesemuanya menyangkut pendisplinan siswa agar menjadi
karakter yang patuh, serta patuh pada peraturan sekolah dan norma hidup bersama keluarga dan
masyarakat. Selain itu, mencapai tujuan pembelajaran, pendidik harus memperhatikan metode
Secara etimologis, kata pedagogi berasal dari kata Yunani, Paedos dan Agagos ( Paedos = anak-
anak dan Agage = pendamping atau pembimbing) sehingga Pedagogy artinya membimbing anak.
Instruksi dimaksudkan untuk memberikan etika, pengetahuan, dan keterampilan kepada siswa dalam
9
Rabiatul Nita, “PERAN GURU DI ERA 4.0 DALAM PENDIDIKAN” 1, no. 2 (2021): 5.
10
Farid Haluti dkk., “PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI ERA MODERNISASI,” JURNAL
PENDIDIKAN GLASSER 7, no. 1 (27 April 2023): 215, https://doi.org/10.32529/glasser.v7i1.2467.
pembelajaran di kelas, keterampilan mengajar tersebut merupakan kemampuan yang membantu guru
Seorang guru harus memliki kompetensi pedagogik, yaitu, seorang guru harus mempunyai
kemampuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, baik dalam mengelola serta melaksanakan
pembelajaran maupun dalam melakukan penilaian pembelajaran. Kompetensi mengajar ini menuntut
seorang guru untuk mengerti berbagai aspek siswa yang terlibat didalam pembelajaran. Kompetensi
mengajar meliputi :
1. Menguasai sifat fisik, moral, sosial, budaya, emosi dan intelektual peserta didik.
6. Memudahkan pengembangan potensi peserta didik untuk mewujudkan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar adalah
keterampilan yang harus dikuasi seorang guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan ini yang membedakan guru dengan profesi yang lainnya. Karena itulah, guru harus
sepenuhnya kompeten dalam pedagogik. Keberadaan suatu keterampilan mengajar sangat penting bagi
guru, sehingga kualitas guru dapat dilihat dan diujur dari caranya menguasai keterampilan pendagogik.
Oleh karena itu, seorang guru harus terus menerus mengembangkan keterampilan dirinya sendiri..11
11
Aulia Akbar, “PENTINGNYA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU,” JPG: Jurnal Pendidikan Guru 2, no. 1 (21
Januari 2021): 28, https://doi.org/10.32832/jpg.v2i1.4099.
Guru perlu memahami hakikat pendidikan dan konsep-konsep yang terkait dengannya. Diantaranya
adalah fungsi dan peran lembaga pendidikan, konsep dan makna pendidikan, peran keluarga dan
masyarakat dalam pendidikan, interaksi antara sekolah, keluarga dan masyarakat, perkumpulan, sistem
Di era society 5.0, kehadiran teknologi sangat membantu dalam meningkatkankualitas pendidikan
dan seorang guru. Pentingnya fasiilitas yang ada saat ini merupakan adanya tantangan dan peluang
untuk para pendidik. Peluang disini dipahami sebagai manfaat dalam meningkatkan mudu oendidikan
dan pembelajaraan saat ini , sedangkan tantangan itu seperti hal yang perlu disadari seorang guru untuk
menguasai teknologi dan memanfaatkannya afar dapat meningkatkan mutu pembelajaran, dan
Era society 5.0 bisa di pahami sebagai konsep sosial yang berpusat pada manusia dan berbasis
teknologi. Era society 5.0 merupakan konsep sosial yang berpusat pada manusia dan teknologi yang
mulai di kembang oleh jepang. Konsep ini lahir dari pekembangan revolusi industri 4.0 yang di nilai
berpotensi mengurangi peran manusia. 13. Oleh karena itu potensi digantikannya posisi seorang guru itu
sangat mungkin. Di masa depan bisa saja seorang guru tidak di perlukan karena di gantikan oleh
teknologi.
Fenomena globalisasi telat mengubah cara hidup manusia sebagai individu, warga masyarakat, dan
warga negara. Tidak seorang pun yang dapat menghindari arus globalisasi. Tugas dan peran guru
semakin sulit seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai seorang guru
tentunya semakin sulit menghadapi perkembangan globalisasi yang kian pesat dikarenakan
perkembangan tersebut berdampak pada perkembangan nilai-nilai siswa. Karena itulah, sebagai seorang
12
Winda Sulistyarini dan Siti Fatonah, “PENGARUH PEMAHAMAN LITERASI DIGITAL DAN PEMANFAATAN
MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ERA DIGITAL LEARNING,” Journal of
Educational Learning and Innovation (ELIa) 2, no. 1 (5 Maret 2022): 51, https://doi.org/10.46229/elia.v2i1.383.
13
Jakaria Umro, “Jurnal Al-Makrifat Vol 5, No 1, April 2020,” t.t., 89.
guru harus mampu menjaga dan mengembangkan nilai-nilai pembelajaran dalam konteks era
globalisasi yang berkembangbegitu pesat ini, diantara tantangan yang dihadapi guru PAI dalam proses
1. Menjaga Krisis Akhlak Pancasila merupakan sebuah tugas penting bagi bangsa Indonesia. Di
dunia global saat ini, terdapat banyak krisis moral, seperti kurangnya undian di kalangan
masyarakat, kurangnya perilaku dan etika yang baik, korupsi yang merajalela, dan pelecehan
seksual. Hal ini dilakukan karena masyarakat Indonesia kurang rasa nasionalismenya dan juga
2. Literasi Digital mengacu pada pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang digunakan pada
berbagai perangkat digital seperti telepon pintar, tablet, komputer, laptop, dan desktop,
3. Inovasi metodologi: Siswa generasi masa kini membutuhkan beragam metode yang dapat
merangsang minat belajar karena siswa generasi milenial lebih memiliki kendali terhadap
informasi yang disajikan di perangkat. Banyaknya metode yang digunakan mencocokkan pada
kepribadian siswa.
4. Sumber Daya Manusia yang Berkualitas : Kondisi di atas memerlukan persiapan yang matang
terutama dalam hal sumber daya manusia yang berkualitas. Diperlukan sumber daya manusia
Dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam menciptakan sumber
daya manusia yang telah di jabarkan di atas. Oleh sebab itu, kita memerlukan guru yang memiliki
pandangan jauh kedepan, berkemampuan serta berdedikasi agar dapat membekali siswa dengan
keterampilan yang di perlukan untuk kehidupan bermasyarakat yang sedang dan terus berubah ini. 14
Menghadapi tantangan yang berbelit-belit seorang guru di era society 5.0 yang semakin menjadi
topik hangat di jepang, tentunya hal ini akan memberikan dampak dan pengaruh yang sangat besar
sekali bagi Indonesia. Oleh sebab itu, seorang guru harus mmpu mengatasi tantangan yang akan di
14
Ahmad Saiful Bahrurruzi, Ubadah Ubadah, dan Sitti Hasnah, “Peran Dan Tantangan Guru Pendidikan Agama
Islam Di Era Society 5.0” 1 (2022): 106.
hadapi kedepannya. Selain itu, seorang guru juga harus memiliki kecakapan yang di perlukan untuk
mengatasi masalah tersebut.. Tiga kompetensi utama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan memecahkan masalah. Setiap individu dan setiap lapisan masyarakat harus
tentunya memerlukan suatu strategi yang tepat atau cocok untuk menyelesaikan permasalahan
2. Kemampuan berpikir kritis. Cara berpikir yang harus selalu dibiasakan dan dibiasakan adalah
cara berpikir yang perlu diadaptasi ke depannya, yaitu berpikir analitis, kritis, dan kreatif. Cara
berpikir seperti ini disebut berpikir tingkat tinggi (HOTS: Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi). Berpikir alaHOTS bukanlah berpikir biasa melainkan berpikir kompleks, bertingkat
dan sistematis.
3. Kreativitas Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan memikirkan sesuatu dengan cara
yang berbeda, baru dan tidak biasa serta menawarkan solusi yang unik terhadap berbagai
permasalahan.15
Pesatnya perkembangan teknologi digital tentu tidak mudah untuk di tahan, tetapi masih
memerlukan waktu untuk beradaptasi terutama untuk proses pembelajaran jarak jauh ( daring ).
Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan harus hadi sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dalam kemajuan seperti ini. Pembelajaraan era digital adalah hal yang perlu mendapatkan
perhatian yang lebih dari pada pembaharu atau para pakar pendidikan.
Sementara itu, secara mendasar era pembelajaran digital tentu akan sangat berbeda, dikarenakan
pembelajaran digital dalam pengimplementasiannya membutuhkan energi yang lebih besar. Oleh sebab
itu, di perlukannya reformasi pendidikan disini agar bisa mendukung pembelajaran di era digital saat
ini dan dapat memberikan solusi pada berbagai tantangan yang muncul dalam pendidikan .16
KESIMPULAN
15
Umro, “Jurnal Al-Makrifat Vol 5, No 1, April 2020,” 91.
16
Sulistyarini dan Fatonah, “PENGARUH PEMAHAMAN LITERASI DIGITAL DAN PEMANFAATAN MEDIA
PEMBELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ERA DIGITAL LEARNING,” 44.
Pendidikan adalah suatu proses mengkembangkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan serta
hubungan, terutama melewati pendidikan formal seperti sekolah atau madrasah. Berhasil tidaknya
tergantung pada faktor berbeda, termasuk guru, siswa, administrator serta faktor keuangan. Guru juga
memegang peran penting dalam keberhasilan sekolah, karena guru adalah pionir dan harus beradap taso
dengan perubahan setiap generasi. Para guru juga harus mengerti dengan jelas kebutuhan suswa di era
5.0 dan menggunakan banyak pendekatan berbeda seperti model atau metode pembelajaran di kelas
untuk melakukannya. Seorang guru juga harus memberikan bimbingan, motivasi serta bimbingan untuk
Era society 5.0 memudahkan kita untuk mengakses segala hal. Bertindak pendagogik pada era ini di
perlukan untuk menumbukan motivasi belajar siswa. Karena pada era ini, banyak anak-anak yang lalai
lebih memilih gadget ketimbang belajar. Disinilah peran guru di perlukan. Peran yang tidak bisa
digantikan. Sebagai pendidik kita bisa memnafaatkan teknologi dalam pembelajaran, namun kita juga
harus tetap berpikir kritis terhadap perkembangan teknologi dan tidak terlena.
Era society 5.0 adalah konseo sosial yang berbasis teknologi yang dipengarugi dengan revolusi
industri yang berpotensi melindungi HAM. Globalisasi telah mengubah cara kira hidup dalam
bermasyarakat dan sebagai pendidik, guru harus beradaptasi dengan perubahan ini dengan
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar. “Tantangan dan Strategi Penerapan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Online: Kajian
Pustaka.” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD) 10, no. 2 (23
Bahrurruzi, Ahmad Saiful, Ubadah Ubadah, dan Sitti Hasnah. “Peran Dan Tantangan Guru Pendidikan
https://doi.org/10.37755/jsap.v8i2.170.
Haluti, Farid, Nimim Ali, Jumahir Jumahir, Suma K Saleh, dan Ni’mah Wahyuni. “PERAN GURU
https://doi.org/10.32529/glasser.v7i1.2467.
Hamid, Abdul. “GURU PROFESIONAL.” Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan
Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1, no. 01 (15 Maret 2018).
https://doi.org/10.30868/im.v1i01.218.
Latif, Abdul. “Tantangan Guru dan Masalah Sosial Di Era Digital” 4, no. 3 (2020).
Nita, Rabiatul. “PERAN GURU DI ERA 4.0 DALAM PENDIDIKAN” 1, no. 2 (2021).
Sulistyarini, Winda, dan Siti Fatonah. “PENGARUH PEMAHAMAN LITERASI DIGITAL DAN