Anda di halaman 1dari 11

Berpikir Kritis, Bertindak Pedagogis: Tantangan Seorang Guru dalam Era

Society 5.0

Rita Juliawati

Prodi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan,

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Email : ritaa2019@gmail.com

Abstrak. Perubahan zaman tidak bisa dihindari. Selain itu peran guru sebagai seorang pendidik juga sangat

penting. Guru perlu berpikir kritis terhadap pesatnya perkembangan teknologi. Guru juga harus lebih cerdas dalam

menerapkan teknologi dalam pembelajaran. Kualitas seorang guru dapat diukur dari seberapa baik ia menguasai

empat keterampilan yang ada. Seorang pendidik harus berpikir kritis dan bertindak pendagogis dalam menghadapi

siswa generasi saat ini. Di karenakan perkembangan teknologi yang tidak bisa dihindari, sebagai seorang guru

kita harus bisa membuat suasana pembe;ajaran di kelas menjadi asyik dengan memanfaat kan teknologi agar siswa

tidak berfokus pada gadget saja.

Kata kunci : Berpikir Kritis, Pendagogik, Guru

Abstract. Changing times cannot be avoided. Apart from that, the role of the teacher as an educator is also very

important. Teachers need to think critically about the rapid development of technology. Teachers also have to be

smarter in applying technology in learning. The quality of a teacher can be measured by how well he masters the

four existing skills. An educator must think critically and act pedagogically in dealing with the current generation

of students. Due to the unavoidable development of technology, as teachers we must be able to make the teaching

atmosphere in the classroom fun by utilizing technology so that students don't just focus on gadgets.

Keywords: Critical Thinking, Pedagogy, Teacher

PENDAHULUAN
Guru merupakan orang yang menyampaikan ilmu kepada muridnya. Dalam pandangan masyarakat

guru merupakan mereka-mereka yang memberikan pendidikan di suatu tempat tertentu, tidak harus

dilembaga pendidikan, seperti sekolah atau universitas, tatapi juga di masjid, dirumah, dan lain-lain.

Menurut N.A Bagi Ametambun dan DJamarah, guru adalah orang yang memiliki tanggung jawab

mendidik murid, secara individu atau trasional, baik itu disekolaj maupun diluar sekolah. Maka dari itu,
seorang guru harus pandai dalam berbagai keterampilan pendidikan, pribadi, sosial, dan profesional.

Disebutkan wursanto, guru dilembaga pendidikan menduduki jabatan fungsional. Jabatan fungsional

merupakan jabatan yang di anggap memiliki fungsi yang tidak terlihat dalam struktur organisasi. 1

Profesional merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan merupakan sumber

penghasila bagi kehidupan yang memerlukan keterampilan atau keterampilannya, memenuhi standar

tertentu atau standar mudu dan persyaratan pelatihan profesi (UU No. 14/Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen). Pekerjaan yang bersifat profesional merupakan pekerjaan yang hanya bisa di lakukan oleh

orang yang secara khusus dipersiapkan untuk pekerjaan itu, dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh

mereka hanya karena tidak mendapatkan pekerjaan lain.2. Profesional nya seorang guru, dilihat dari

bagaimana seorang menghadapi siswanya dan bagaimana dia mengatur suasana belajar di kelas.

Kenyataan mengkhawatirkan yang terjadi dunia pendidikan kita saat ini adalah kemajuan dari waktu

ke waktu yang tidak sebanding dengan kemajuan skill guru. Kita masih menjadi saksi atas kenyataan

kontras antara guru dan murid. Murid telah banyak mengalami kemajuan dalam lingkungan digital,

sementara itu guru masih mengalami kesulitan dengan teks tradisional. Guru saat ini masih

menggunakan banyak produk tahun 80an, sedangkan siswa telah banyak yang menggunakan produk

modern. Hasilnya, siswa benar-benar berbeda dengan guru, karena banyak pemutusan sana-sini. 3

Oleh karena itu guru harus mengimbangi perkembangan teknologi seiiring perkembangan zaman.

Saat guru mengajar menggunakan cara yang lebih maju, dan memanfaat teknologi yang ada, mungkin

akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Namun kembali lagi guru harus tetap berpikir kritis, dan

berhati-hati dalam mengimplementasikan teknologi dalam pembelajaran.

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, dan implementasi teknologi dalam pembelajaran juga

menjadi standar, pastinya tantangan dalam mengajar juga semakin banyak. Para guru, dituntu untuk

kreatif falam memanfaatkan teknologi, dengan cara-cara yang kreatif. Dan untuk membangun minat

1
Heriyansyah Heriyansyah, “GURU ADALAH MANAJER SESUNGGUHNYA DI SEKOLAH,” Islamic Management:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1, no. 01 (15 Maret 2018): 120, https://doi.org/10.30868/im.v1i01.218.
2
Abdul Hamid, “GURU PROFESIONAL,” Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan 17, no. 2 (1
September 2017): 276, https://doi.org/10.47732/alfalahjikk.v17i2.26.
3
Abdul Latif, “Tantangan Guru dan Masalah Sosial Di Era Digital” 4, no. 3 (2020): 615.
siswa dalam belajar, guru harus pintar dalam memilih metode pembelajaran yang sekiranya menarik

bagi siswa.

Suatu profesi yang berkembang adalah profesi yang terus menerus mengubah diri. Oleh karenanya

guru harus terus mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya bagi terjadinya perubahan pada

dirinya dan dapat melakukan perubahan pada pelaksanaan tugas dan kewajibannya. kesempatan guru

untuk mengembangkan diri sangat terbuka lebar teragntung pada kemauan dan kesiapan untuk

melakukannya. Peningkatan kemampuan guru untuk menjalankan profesinya jangan bersikap pasif

melainkan harus proaktif, jangan menunggu kesempatan melainkan mencari kesempatan.

KAJIAN TEORI

Kajian teoritis ini menjawab tentang tantangan yang dihadapi guru di era society 5.0, dengan

menekankan konsep berpikir kritis serta tindakan pendidikan. Berikut beberapa poin penting terkait

penelitian teoritis:

1. Berpikir kritis: Dalam konteks pembelajaran modern, guru harus membantu siswa

mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Hal ini melibatkan pemahaman sosial budaya

siswa dan mengontekstualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pengajaran. 4

2. Pembelajaran Online: Pembelajaran online menawarkan peluang yang populer, ramah

lingkungan, dan lebih kompatibel dibandingkan metode pengajaran tradisional untuk

meningkatkan berpikir kritis siswa. 5

3. Keterampilan berpikir kritis siswa: Sebuah penelitian yang dilakukan di SDN Barkot 3,

Pamekasan Kota Madura menunjukkan pentingnya kemampuan mengajar guru dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 6

4
Bachtiar, “Tantangan dan Strategi Penerapan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Online: Kajian Pustaka,” Jurnal
Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD) 10, no. 2 (23 September 2022): 8,
https://doi.org/10.22219/jp2sd.v10i2.22308.
5
Bachtiar, 8.
6
Rr Adinda Permatasari, “JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG,” 2021, 12.
4. Tantangan dan strategi : Beberapa tantangan yang dihadapi guru dalam menerapkan berpikir

kritis antara lain permasalahan sosial budaya, dominasi guru dalam proses pembelajaran, dan

kesulitan dalam menerapkan nilai-nilai kritis Di era ini Di era modern, guru mempunyai

tanggung jawab untuk mengembangkan keterampilan mengajarnya dan mengintegrasikan

konsep-konsep berpikir kritis ke dalam pengajarannya.7

Hal ini melibatkan pemahaman sosial budaya siswa, penggunaan metode pembelajaran yang efektif

(seperti pembelajaran online), dan praktik berkelanjutan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi

dalam menerapkan pemikiran kritis dalam pendidikan.

PEMBAHASAN

Peran Seorang Guru Di Era Modern

Pendidikan merupakan suatu proses mengembangkan dan melatih pengetahuan, keterampilan,

pemikiran, budi pekerti siswa dan lain-lain. Sagala menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya sekedar

mempunyai kemampuan untuk memersiapkan seorang indivodu agar mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan bermasyarakat. Keberhasilan pendidikan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah: (1) komponen guru, (2)

komponen siswa, (3) komponen manajemen dan (4) komponen keuangan. Keempat faktor tersebut

saling berkaitan dan sangat menentukan maju mundurnya suatu pendidikan.

Guru adalah faktor penentu berhasil tidaknya suatu pendidikan. Hal ini wajar dikarenakan guru

merupakan pionir yang bersentuhan langsung dengan siswa, yang dimana siswa merupakan subjhek

dan objek pembelajaran. Sebagus atau seideal apapun program pendidikan, lengkap tidaknya fasilitas

pendidikan, dan kuat tidaknya semangat siswa, jika kemampuan guru tidak sepadan maka semuanya

akan kurang bermakna.8

7
Bachtiar, “Tantangan dan Strategi Penerapan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Online,” 5.
8
Rabukit Damanik, “HUBUNGAN KOMPETENSI GURU DENGAN KINERJA GURU,” Jurnal Serunai Administrasi
Pendidikan 8, no. 2 (6 November 2019): 1, https://doi.org/10.37755/jsap.v8i2.170.
Guru harus mampu beradaptasi dengan generasi saat ini dengan memahami kepribadian siswa

sehingga guru dapat mengetahui apa uh diinginkan siswa pada era society ini. Pemahaman tentang

kepribadian generasi Z dapat di capai dengan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Tidak cukup

menekankan satu pendekatan yang menekan pada kognitif saja, tapi guru harus menggunakan

pendekatan yang berdasarkan tindakan nyata di lapangan. Pendekatan pertama yang dapat diterapkan

adalah pemodelan (Yunus, 2018: 153). Pendekatan pemodelan berfokus pada pemberian contoh atau

model karakter untuk dikerjakan siswa. Guru merupakan orang yang perilakunya paling banyak ditiru

oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu memberikan contoh yang baik kepada siswanya.

Pendekatan yang kedua adalah pembelajaran tindakan (learning to do) yang menitikberatkan pada

pengembangan kemampuan bertindak siswa. Siswa tidak hanya aktif di kelas tetapi juga aktif di

masyarakat. Setelah siswa mengidentifikasi masalah, mereka diminta untuk mengidentifikasi nilai-nilai

yang ada, menganalisis informasi kunci, merencanakan strategi tindakan, dan mengambil tindakan yang

dapat mempengaruhi perubahan sosial.9

Peran guru sebagai pendidik mecakup pemberian tanggung jawab, pemberian dukungan dan

motivasi, bimbingan serta pengawasan, yang kesemuanya menyangkut pendisplinan siswa agar menjadi

karakter yang patuh, serta patuh pada peraturan sekolah dan norma hidup bersama keluarga dan

masyarakat. Selain itu, mencapai tujuan pembelajaran, pendidik harus memperhatikan metode

pembelajaran untuk memotivasi semangat belajar siswa.10

Meningkatkan Kompetensi Pendagogis Guru di Era Society 5.0

Secara etimologis, kata pedagogi berasal dari kata Yunani, Paedos dan Agagos ( Paedos = anak-

anak dan Agage = pendamping atau pembimbing) sehingga Pedagogy artinya membimbing anak.

Instruksi dimaksudkan untuk memberikan etika, pengetahuan, dan keterampilan kepada siswa dalam

9
Rabiatul Nita, “PERAN GURU DI ERA 4.0 DALAM PENDIDIKAN” 1, no. 2 (2021): 5.
10
Farid Haluti dkk., “PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI ERA MODERNISASI,” JURNAL
PENDIDIKAN GLASSER 7, no. 1 (27 April 2023): 215, https://doi.org/10.32529/glasser.v7i1.2467.
pembelajaran di kelas, keterampilan mengajar tersebut merupakan kemampuan yang membantu guru

di dunia pendidikan, namun pada praktiknya berkaitan erat dengan siswa.

Seorang guru harus memliki kompetensi pedagogik, yaitu, seorang guru harus mempunyai

kemampuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, baik dalam mengelola serta melaksanakan

pembelajaran maupun dalam melakukan penilaian pembelajaran. Kompetensi mengajar ini menuntut

seorang guru untuk mengerti berbagai aspek siswa yang terlibat didalam pembelajaran. Kompetensi

mengajar meliputi :

1. Menguasai sifat fisik, moral, sosial, budaya, emosi dan intelektual peserta didik.

2. Menguasai teori pembelajaran dan prinsip pedagogi pembelajaran.

3. Menyusun kurikulum yang berkaitan dengan topik/bidang pengembangan yang diajarkan.

4. Organisasi pendidikan dan pembelajaran.

5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran .

6. Memudahkan pengembangan potensi peserta didik untuk mewujudkan berbagai potensi yang

dimilikinya.

7. Berkomunikasi secara efektif, empati, dan sopan kepada siswa.

8. Menyelenggarakan pengujian dan evaluasi untuk keperluan pembelajaran.

9. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar adalah

keterampilan yang harus dikuasi seorang guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

Keterampilan ini yang membedakan guru dengan profesi yang lainnya. Karena itulah, guru harus

sepenuhnya kompeten dalam pedagogik. Keberadaan suatu keterampilan mengajar sangat penting bagi

guru, sehingga kualitas guru dapat dilihat dan diujur dari caranya menguasai keterampilan pendagogik.

Oleh karena itu, seorang guru harus terus menerus mengembangkan keterampilan dirinya sendiri..11

11
Aulia Akbar, “PENTINGNYA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU,” JPG: Jurnal Pendidikan Guru 2, no. 1 (21
Januari 2021): 28, https://doi.org/10.32832/jpg.v2i1.4099.
Guru perlu memahami hakikat pendidikan dan konsep-konsep yang terkait dengannya. Diantaranya

adalah fungsi dan peran lembaga pendidikan, konsep dan makna pendidikan, peran keluarga dan

masyarakat dalam pendidikan, interaksi antara sekolah, keluarga dan masyarakat, perkumpulan, sistem

pendidikan nasional dan inovasi pendidikan.

Di era society 5.0, kehadiran teknologi sangat membantu dalam meningkatkankualitas pendidikan

dan seorang guru. Pentingnya fasiilitas yang ada saat ini merupakan adanya tantangan dan peluang

untuk para pendidik. Peluang disini dipahami sebagai manfaat dalam meningkatkan mudu oendidikan

dan pembelajaraan saat ini , sedangkan tantangan itu seperti hal yang perlu disadari seorang guru untuk

menguasai teknologi dan memanfaatkannya afar dapat meningkatkan mutu pembelajaran, dan

meningkatkan keterampilan mengajar.12

Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam di Era Society 5.0

Era society 5.0 bisa di pahami sebagai konsep sosial yang berpusat pada manusia dan berbasis

teknologi. Era society 5.0 merupakan konsep sosial yang berpusat pada manusia dan teknologi yang

mulai di kembang oleh jepang. Konsep ini lahir dari pekembangan revolusi industri 4.0 yang di nilai

berpotensi mengurangi peran manusia. 13. Oleh karena itu potensi digantikannya posisi seorang guru itu

sangat mungkin. Di masa depan bisa saja seorang guru tidak di perlukan karena di gantikan oleh

teknologi.

Fenomena globalisasi telat mengubah cara hidup manusia sebagai individu, warga masyarakat, dan

warga negara. Tidak seorang pun yang dapat menghindari arus globalisasi. Tugas dan peran guru

semakin sulit seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai seorang guru

tentunya semakin sulit menghadapi perkembangan globalisasi yang kian pesat dikarenakan

perkembangan tersebut berdampak pada perkembangan nilai-nilai siswa. Karena itulah, sebagai seorang

12
Winda Sulistyarini dan Siti Fatonah, “PENGARUH PEMAHAMAN LITERASI DIGITAL DAN PEMANFAATAN
MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ERA DIGITAL LEARNING,” Journal of
Educational Learning and Innovation (ELIa) 2, no. 1 (5 Maret 2022): 51, https://doi.org/10.46229/elia.v2i1.383.
13
Jakaria Umro, “Jurnal Al-Makrifat Vol 5, No 1, April 2020,” t.t., 89.
guru harus mampu menjaga dan mengembangkan nilai-nilai pembelajaran dalam konteks era

globalisasi yang berkembangbegitu pesat ini, diantara tantangan yang dihadapi guru PAI dalam proses

globalisasi saat ini :

1. Menjaga Krisis Akhlak Pancasila merupakan sebuah tugas penting bagi bangsa Indonesia. Di

dunia global saat ini, terdapat banyak krisis moral, seperti kurangnya undian di kalangan

masyarakat, kurangnya perilaku dan etika yang baik, korupsi yang merajalela, dan pelecehan

seksual. Hal ini dilakukan karena masyarakat Indonesia kurang rasa nasionalismenya dan juga

karena Pancasila tidak dilaksanakan dengan baik dan sebagaimana mestinya.

2. Literasi Digital mengacu pada pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang digunakan pada

berbagai perangkat digital seperti telepon pintar, tablet, komputer, laptop, dan desktop,

semuanya dianggap sebagai jaringan dan bukan perangkat komputasi.

3. Inovasi metodologi: Siswa generasi masa kini membutuhkan beragam metode yang dapat

merangsang minat belajar karena siswa generasi milenial lebih memiliki kendali terhadap

informasi yang disajikan di perangkat. Banyaknya metode yang digunakan mencocokkan pada

kepribadian siswa.

4. Sumber Daya Manusia yang Berkualitas : Kondisi di atas memerlukan persiapan yang matang

terutama dalam hal sumber daya manusia yang berkualitas. Diperlukan sumber daya manusia

yang handal, berkualitas, dan siap bersaing dengan negara-negara di dunia.

Dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam menciptakan sumber

daya manusia yang telah di jabarkan di atas. Oleh sebab itu, kita memerlukan guru yang memiliki

pandangan jauh kedepan, berkemampuan serta berdedikasi agar dapat membekali siswa dengan

keterampilan yang di perlukan untuk kehidupan bermasyarakat yang sedang dan terus berubah ini. 14

Menghadapi tantangan yang berbelit-belit seorang guru di era society 5.0 yang semakin menjadi

topik hangat di jepang, tentunya hal ini akan memberikan dampak dan pengaruh yang sangat besar

sekali bagi Indonesia. Oleh sebab itu, seorang guru harus mmpu mengatasi tantangan yang akan di

14
Ahmad Saiful Bahrurruzi, Ubadah Ubadah, dan Sitti Hasnah, “Peran Dan Tantangan Guru Pendidikan Agama
Islam Di Era Society 5.0” 1 (2022): 106.
hadapi kedepannya. Selain itu, seorang guru juga harus memiliki kecakapan yang di perlukan untuk

mengatasi masalah tersebut.. Tiga kompetensi utama tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan memecahkan masalah. Setiap individu dan setiap lapisan masyarakat harus

mampu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Proses pemecahan masalah

tentunya memerlukan suatu strategi yang tepat atau cocok untuk menyelesaikan permasalahan

atau masalah yang dihadapi.

2. Kemampuan berpikir kritis. Cara berpikir yang harus selalu dibiasakan dan dibiasakan adalah

cara berpikir yang perlu diadaptasi ke depannya, yaitu berpikir analitis, kritis, dan kreatif. Cara

berpikir seperti ini disebut berpikir tingkat tinggi (HOTS: Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi). Berpikir alaHOTS bukanlah berpikir biasa melainkan berpikir kompleks, bertingkat

dan sistematis.

3. Kreativitas Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan memikirkan sesuatu dengan cara

yang berbeda, baru dan tidak biasa serta menawarkan solusi yang unik terhadap berbagai

permasalahan.15

Pesatnya perkembangan teknologi digital tentu tidak mudah untuk di tahan, tetapi masih

memerlukan waktu untuk beradaptasi terutama untuk proses pembelajaran jarak jauh ( daring ).

Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan harus hadi sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dalam kemajuan seperti ini. Pembelajaraan era digital adalah hal yang perlu mendapatkan

perhatian yang lebih dari pada pembaharu atau para pakar pendidikan.

Sementara itu, secara mendasar era pembelajaran digital tentu akan sangat berbeda, dikarenakan

pembelajaran digital dalam pengimplementasiannya membutuhkan energi yang lebih besar. Oleh sebab

itu, di perlukannya reformasi pendidikan disini agar bisa mendukung pembelajaran di era digital saat

ini dan dapat memberikan solusi pada berbagai tantangan yang muncul dalam pendidikan .16

KESIMPULAN

15
Umro, “Jurnal Al-Makrifat Vol 5, No 1, April 2020,” 91.
16
Sulistyarini dan Fatonah, “PENGARUH PEMAHAMAN LITERASI DIGITAL DAN PEMANFAATAN MEDIA
PEMBELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ERA DIGITAL LEARNING,” 44.
Pendidikan adalah suatu proses mengkembangkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan serta

hubungan, terutama melewati pendidikan formal seperti sekolah atau madrasah. Berhasil tidaknya

tergantung pada faktor berbeda, termasuk guru, siswa, administrator serta faktor keuangan. Guru juga

memegang peran penting dalam keberhasilan sekolah, karena guru adalah pionir dan harus beradap taso

dengan perubahan setiap generasi. Para guru juga harus mengerti dengan jelas kebutuhan suswa di era

5.0 dan menggunakan banyak pendekatan berbeda seperti model atau metode pembelajaran di kelas

untuk melakukannya. Seorang guru juga harus memberikan bimbingan, motivasi serta bimbingan untuk

membantu siswa sukses disekolah dan masyarakat.

Era society 5.0 memudahkan kita untuk mengakses segala hal. Bertindak pendagogik pada era ini di

perlukan untuk menumbukan motivasi belajar siswa. Karena pada era ini, banyak anak-anak yang lalai

lebih memilih gadget ketimbang belajar. Disinilah peran guru di perlukan. Peran yang tidak bisa

digantikan. Sebagai pendidik kita bisa memnafaatkan teknologi dalam pembelajaran, namun kita juga

harus tetap berpikir kritis terhadap perkembangan teknologi dan tidak terlena.

Era society 5.0 adalah konseo sosial yang berbasis teknologi yang dipengarugi dengan revolusi

industri yang berpotensi melindungi HAM. Globalisasi telah mengubah cara kira hidup dalam

bermasyarakat dan sebagai pendidik, guru harus beradaptasi dengan perubahan ini dengan

memanfaatkan pengetahuan dan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Aulia. “PENTINGNYA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU.” JPG: Jurnal Pendidikan

Guru 2, no. 1 (21 Januari 2021): 23. https://doi.org/10.32832/jpg.v2i1.4099.

Bachtiar. “Tantangan dan Strategi Penerapan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Online: Kajian

Pustaka.” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD) 10, no. 2 (23

September 2022): 145–59. https://doi.org/10.22219/jp2sd.v10i2.22308.

Bahrurruzi, Ahmad Saiful, Ubadah Ubadah, dan Sitti Hasnah. “Peran Dan Tantangan Guru Pendidikan

Agama Islam Di Era Society 5.0” 1 (2022).


Damanik, Rabukit. “HUBUNGAN KOMPETENSI GURU DENGAN KINERJA GURU.” Jurnal

Serunai Administrasi Pendidikan 8, no. 2 (6 November 2019).

https://doi.org/10.37755/jsap.v8i2.170.

Haluti, Farid, Nimim Ali, Jumahir Jumahir, Suma K Saleh, dan Ni’mah Wahyuni. “PERAN GURU

DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI ERA MODERNISASI.” JURNAL

PENDIDIKAN GLASSER 7, no. 1 (27 April 2023): 211.

https://doi.org/10.32529/glasser.v7i1.2467.

Hamid, Abdul. “GURU PROFESIONAL.” Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan

17, no. 2 (1 September 2017): 274–85. https://doi.org/10.47732/alfalahjikk.v17i2.26.

Heriyansyah, Heriyansyah. “GURU ADALAH MANAJER SESUNGGUHNYA DI SEKOLAH.”

Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1, no. 01 (15 Maret 2018).

https://doi.org/10.30868/im.v1i01.218.

Latif, Abdul. “Tantangan Guru dan Masalah Sosial Di Era Digital” 4, no. 3 (2020).

Nita, Rabiatul. “PERAN GURU DI ERA 4.0 DALAM PENDIDIKAN” 1, no. 2 (2021).

Permatasari, Rr Adinda. “JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG,” 2021.

Sulistyarini, Winda, dan Siti Fatonah. “PENGARUH PEMAHAMAN LITERASI DIGITAL DAN

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK

GURU ERA DIGITAL LEARNING.” Journal of Educational Learning and Innovation

(ELIa) 2, no. 1 (5 Maret 2022): 42–72. https://doi.org/10.46229/elia.v2i1.383.

Umro, Jakaria. “Jurnal Al-Makrifat Vol 5, No 1, April 2020,” t.t.

Anda mungkin juga menyukai