H. Ali Rahim Alptk NTB
H. Ali Rahim Alptk NTB
MERDEKA
DALAM PANDANGAN PGRI
Kalau selama ini Kurikulum kita terlalu condong ke Barat (Western Oriented),
namun Kurikulum Merdeka (KM) berbasis pada Nilai-Nilai Filosofis KHD:
Memanusiakan manusia, bahwa anak harus dimerdekakan secara fisik,
mental, jasmani dan rohani.
Sistem AMONG, yaitu guru mengajar menggunakan pendekatan among
dengan kasih sayang.
Basis Pendidikan kepada anak dengan memperhatikan kodrat alam dan
kodrat zaman, bahwa anak harus dididik sesuai latar belakang alam
(ekosistem) di mana mereka dibesarkan, dan sesuai perkembangan zaman
di mana mereka BERTUMBUH.
NILAI-NILAI FILOSOFIS KHD…..
Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka (Kurmer), menganut asas student’s wellbeing, yaitu
penciptaan kondisi psikologis yang nyaman bagi anak saat mereka belajar. Dengan demikian
seorang guru harus kreatif dalam menghadirkan KBM yang bersifat:
Student-centered, yaitu mengurangi peran guru yang terlalu dominan dan melibatkan
anak seoptimal mungkin dalam KBM.
Bervariasi, guru kreatif menghadirkan bermacam-macam variasi, pendekatan dan teknik
pembelajaran agar anak tidak bosan dan stress dalam belajar.
Menyenangkan, guru kreatif menciptakan joyful learning: pembelajaran dengan
bermacam-macam games, multi media dll. Karena, menurut seorang pakar Psikologi Carl
Roger, agar anak bisa berprestasi secara optimal, maka mereka harus enjoy dan tidak
boleh stress dalam belajar.
KURIKULUM MERDEKA LEBIH BERSIFAT
HUMANIS
Pembelajaran berdiferensiasi, menghadirkan KBM karena pertimbangan
latar belakang anak yang beraneka ragam, antara lain:
Kesiapan belajar anak yang bermacam-macam (ada yang cerdas,
yang belajar cepat, lamban dsb)
Minat belajar mereka yang berbeda-beda (ada yang senang
berhitung, ilmu social, ilmu humaniora dll)
Profil belajar, dan gaya belajar mereka yang bervariasi (ada yang
bergaya kinestetik, visual, audiotory dll)
Pembelajaran yang mempertimbangkan kondisi social emosional
anak. Dalam pendekatan belajar, guru harus memahami kondisi batin
(berempati dan bersimpati) anak pada saat itu.
PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA
• Salah satu hal penting dalam implementasi Kurmer adalah adanya Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang mana hal itu penting artinya
bagi masa depan anak bangsa. Anak-anak harus diperkuat akar ke-
Indonesiaan-nya dengan penguatan nilai-nilai ke-agama-an dan Pancasila
yang merupakan akar dari identitas kita.
• Membangun nalar kritis generasi Bangsa; salah satu kelemahan kita
sehingga kalah bersaing dalam kancah global adalah karena rendahnya
daya kritis kita. P5, diharapkan merangsang daya anak bangsa untuk
mampu berpikir High Order Thinking Skills (HOTs).
BUTUH PERHATIAN SERIUS
(MINUS)
BERMASALAH SECARA EMPIRIS
Walaupun terlihat indah dan bagus secara filosofis, namun dalam tataran
implementasi masih menimbulkan tanda tanya, dan skeptis karena faktor-
faktor antara lain:
Kondisi ke-Indonesia-an yang beraneka ragam.
Gap antar wilayah di Indonesia: Barat-Timur, Jawa-luar Jawa, Kota-
Pedesaan
Gap pemahaman guru dan stakeholder Pendidikan yang belum seragam;
pemahaman teoritis di kalangan Instruktur, Fasilitator, Pengajar Praktik,
dan Guru Penggerak, sudah baik. Namun, kalangan guru (pelaku
Pendidikan) akar rumput, dipastikan belum optimal.
PERSPEKTIF KONDISI GURU KEKINIAN
Kondisi guru saat ini, secara umum dibagi dalam dua perspektif :
- Guru boomers vs guru milenial: boomers kesulitan beradaptasi dengan
Kurmer karena keterbatasan mereka mengikuti perkembangan
kekinian, terutama perkembangan TIK. Kurmer lebih merupakan
“miliknya” guru milenial, yang terampil mengelola KBM berbasis IT.
- Guru tetap vs guru tidak tetap; tuntutan Kurmer yang berlalu berat dan
padat menjadi problematik bagi guru honorer dan GTT karena mereka
dengan keterbatasan yang dimiliki kesulitan dengan tuntutan Kurmer
yang berat. Di sisi lain, mereka harus menghidupkan keluarga dengan
penghasilan yang terbatas.
BUDGET PROYEK MERDEKA BELAJAR DAN
KURIKULUM MERDEKA YANG TERLALU BESAR