Anda di halaman 1dari 3

TUGAS GUR INOVATIF.

ID

1. Buatlah rangkuman dari modul video yang sudah anda pelajari, kemudian upload pada
menu yang sudah disediakan.

Rangkuman video
Jika berbicara soal pendidikan tentunya juga tidak mudah dalam proses maupun
operasionalnya. Apalagi kebijakan terkait pendidikan di Indonesia ini bersifat dinamis (berubah-
ubah). Tentunya perubahan tersebut bukan tanpa alasan, perubahan tersebut memang ada karena
perubahan zaman, jika tidak dapat mengikuti zaman maka akan tertinggal dari negara lain.
Pendidikan di era masyarakat 5.0 sebenarnya kita sedang berbicara tentang revolusi industri.
Revolusi industri itu sendiri adalah inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan pada bidang
teknologi yang mengakibatkan tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi
dengan teknologi cyber, mengubah seluruh tatanan kehidupan manusia baik secara ekonomi
maupun sosial, melahirkan sharing paradigma pada berbagai praktik bisnis, pendidikan, dan
komunikasi. Masyarakat 5.0 adalah masyarakat yang hidupnya nyaman dan sejahtera dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, Penggunaan teknologi dan inovasi hasil RI 4.0,
berpusat pada manusia untuk memecahkan masalah social ekonomi, lingkungan, dan kehidupan
spiritualitas yang berkualitas. Terkait dengan dunia pendidikan di era masyarakat 5.0 pemerintah
ingin menciptakan sistem pendidikan berkualitas tinggi yang terjangkau dan menjangkau setiap
orang menggunakan sistem e-learning dan teknologi terkini. menciptakan pendidikan yang
mendukung pembentukan pola pikir dan keterampilan untuk melakukan apapun berbekal sains,
teknologi dan keterampilan RI 4.0.

Guru inovatif harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan pemecahan
masalah yang kompleks, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kemampuan mengelola orang
(SDM), kemampuan berkoordinasi, kecerdasan emosi, kemampuan memberikan penilaian dan
membuat keputusan sikap yang berorientasi pada pelayanan kemampuan negosiasi dan
kemampuan kognitif yang fleksibel. Selain itu guru di era masyarakat 5.0 harus memiliki literasi
digital sehingga mampu memanfaatkan beragam sumber belajar yang tersedia agar mereka bisa
adaptif melalui penerapan sistem pembelajaran berbasis teknologi hasil RI 4.0. Di Era society 5.0
bukan siswa saja yang dituntut untuk berpikir kritis dan konstruktif, namun juga guru secara
umum juga dituntut demikian karena guru itu ditiru dan digugu.

Pembelajaran abad ke-21 menuntut banyak hal dari seorang guru khususnya yang
berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan. Dalam perannya yang pertama, guru
menyiapkan peserta didik untuk mampu memiliki keterampilan abad 21. Seorang guru perlu
menguasai berbagai bidang, mahir dalam hal pedagogik termasuk inovasi dalam pengajaran dan
pembelajaran, memahami psikologi pembelajaran dan memiliki keterampilan konseling,
mengikuti perkembangan tentang kebijakan kurikulum dan isu pendidikan, mampu mendesain
pembelajaran, mampu memanfaatkan media dan teknologi baru dalam pembelajaran, dan tetap
menerapkan nilai-nilai untuk pembentukan kepribadian dan akhlak yang baik. “Tanggung jawab
profesi guru lebih berat dibandingkan dengan dokter” karena kalau kita sesekali sakit maka kita
ke dokter, tapi kalau kita guru sesekali salah ngajar maka sakitnya bias seumur hidup. Kita mau
ganti mentri ganti presiden ataupun kita mau ganti kurikulum berapa kalipun kalau bukan para
gurunya yang hadir setiap hari di depan kelas hadir bagi para siswanya untuk membawa mereka
belajar dengan cara yang mereka senangi dan mudah mereka pahami maka semua tidak ada
manfaatnya jika gurunya tidak melakukannya

Pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Siswa


sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensinya sesuai
dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, serta diajak berkontribusi untuk
memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat. Hal ini bukan berarti guru
menyerahkan kontrol belajar kepada siswa sepenuhnya namun intervensi guru masih tetap
diperlukan. Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan
awal (prior knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan dipelajarinya,
memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-
masing, dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya.
Guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan
kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.

Abad ke-21 disebut sebagai abad pengetahuan, abad ekonomi berbasis pengetahuan, abad
teknologi informasi, globalisasi, revolusi industri 4.0, dan sebagainya. Perubahan yang berlangsung
sangat cepat ini dapat memberikan peluang jika dapat dimanfaatkan dengan baik, tetapi juga dapat
menjadi bencana jika tidak diantisipasi. Saat ini manusia lebih cenderung belajar tentang dunia daripada
belajar dari dunia sehingga mereka hanya mengenal apa yang seharusnya ada di dunia tapi gagal
membaca realita dunia itu sendiri. Seseorang yang berada di abad 21 adalah seseorang yang harus
mampu berkomunikasi dengan terampil, memiliki kesadaran akan budaya dan bahasa, menguasai atau
mau belajar teknologi dan mudah beradaptasi. Kita selaku guru harus menguasai dan mampu
menhadirkan untuk siswa di dalam kelas tentang indicator-indikator tersebut.

Generasi berubah, dunia anak anda saat ini bukan seperti dunia saat anda di umur mereka
sekarang karena mereka terlahir dan tumbuh pada wilayah atau zaman yang berbeda. Generasi mereka
adalah generasi yang seharusnya memiliki
 Thinking skill dan problem solving
 Berpikir kritis dan sistematik
 Kemampuan mengidentifikasi, merumuskan, dan menyelesaikan masalah
 Kreativitas dan keingintahuan intelektual
 Kemampuan mengelola informasi dan media
 Kemampuan berkomunikasi
 Kemampuan interpersonal dan kolaboratif
 Pembawaan diri
 Rasa bertanggung jawab dan kemampuan beradaptasi
 Tanggung jawab social

Terdapat tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan berpikir, yang sebenarnya cukup
berbeda; yaitu berpikir tingkat tinggi (high level thinking), berpikir kompleks (complex thinking),
dan berpikir kritis (critical thinking). Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak
dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi dalam short-term memory. Jika dikaitkan
dengan taksonomi Bloom, berpikir tingkat tinggi meliputi evaluasi, sintesis, dan analisis. Berpikir
kompleks adalah proses kognitif yang melibatkan banyak tahapan atau bagian-bagian. Berpikir
kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik. Lawan dari
berpikir kritis adalah berpikir kreatif, yaitu jenis berpikir divergen, yang bersifat menyebar dari
suatu titik.

Jangan pernah berasumsi bahwa sekolah yang infrastrukturnya baik kualitas juga ikutan baik. Karena,
paradigma pada umumnya sekolah berkualitas itu selalu mahal. Infrastruktur itulah yang menjadikan
sekolah itu mahal. Akan tetapi, kontribusi infrastruktur terhadap kualitas pendidikan tidak lebih dari
10%. Sedangkan 90% kontribusi kualitas pendidikan berasal dari kualitas guru, metode belajar yang
tepat dan buku sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Hal tersebut sebetulnya yang menjadi kualitas
pendidikan ini sangat murah, asalkan ada guru yang mempunyai idealisme tinggi, bahwa pendidikan
murah berkualitas itu bisa.Karena, pada diri guru kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa ini.
Melalui penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional,untuk membentuk
kepribadian sejahtera lahir dan batin melalui pendidikan agama dan pendidikan umum.

Anda mungkin juga menyukai