Anda di halaman 1dari 38

SEJARAH PERKEMBANGAN WISATA GOA GONG

DI KECAMATAN PUNUNG, PACITAN, TAHUN 1924-2018

Disusun sebagai syarat Mengikuti Kegiatan Lawatan Sejarah Tingkat Provinsi Jawa Timur

Tahun 2018

OLEH :

WAHYU MITASARI

0001004757

SMK NEGERI NGADIROJO

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

JL. WISATA MENANGGAL SURABAYA


LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah bertema Sejarah Perekonomian di Kotaku dengan judul “SEJARAH
PERKEMBANGAN WISATA GOA GONG DI KECAMATAN PUNUNG, PACITAN,
TAHUN 1924-2018” disetujui oleh :

Mengetahui, Pacitan, 25 Januari 2018

Kepala Sekolah Guru Pembimbing

Moh. Djoko Surjono S.Pd, M.Pd Hendrik Milono, S.Pd


NIP :196107101987031016 NIP:196805182007011019

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Wahyu Mitasari
Tempat/Tanggal Lahir : Trenggalek, 19 Desember 2000
Kelas/Sekolah : XI TKJ 1/SMK Negeri Ngadirojo
NISN : 0001004757

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis yang berjudul “SEJARAH


PERKEMBANGAN WISATA GOA GONG DI KECAMATAN PUNUNG, PACITAN,
TAHUN 1924-2018” dalam rangka Lawatan Sejarah Tingkat Provinsi Tahun 2018 yang
diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur adalah hasil karya saya
yang belum pernah dipublikasikan dan diikutsertakan dalam acara sejenis.
Apabila terbukti tidak sesuai dengan pernyataan diatas, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pernyataaan ini kami buat secara
sadar, sehat baik jasmani maupun rohani.

Pacitan, 25 Januari 2018

Penulis

iii
SEJARAH PERKEMBANGAN WISATA GOA GONG DI KECAMATAN PUNUNG,
PACITAN, TAHUN 1924-2018

ABSTRAK
Goa Gong termasuk dalam salah satu geopark, yaitu sebuah kawasan yang memiliki
unsur-unsur geologi dimana masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan
meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di
dalamnya. Perkembangan wisata Goa Gong hingga menjadi seperti ini tentunya tidak tumbuh
begitu saja tanpa adanya sejarah yang menjadi dasar dari wisata Goa Gong. Sejarah
perkembangan tersebut juga berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi masyarakat Desa
Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan.

Maka dari itu, penulis berupaya untuk memberikan pengertian tentang sejarah
perkembangan Goa Gong dari awal ditemukan pada tahun 1924 hingga sekarang. Sejarah
perkembangan Goa Gong dari tahun 1924 yaitu awal ditemukannya Goa Gong oleh
masyarakat memberikan pengaruh terhadap sistem perekonomian di Desa Bomo. Sehingga
penulis mengangkat penelitian yang berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN WISATA
GOA GONG TAHUN 1924-2018”. Rumusan masalah yang dapat diambil yaitu bagaimana
perkembangan sejarah penemuan Goa Gong, bagaimana upaya masyarakat Pacitan untuk
memanfaatkan wisata Goa Gong, serta bagaimana pengaruh pesona Goa Gong terhadap
perkembangan ekonomi masyarakat Desa Bomo Punung Kecamatan Punung, Pacitan. Tujuan
penelitian ini yaitu memberikan pengertian tentang perkembangan sejarah penemuan Goa
Gong di Pacitan, memahami upaya-upaya apa saja yang dilakukan masyarakat Punung untuk
memanfaatkan wisata Goa Gong, mengerti berbagai pengaruh yang ditimbulkan adanya
wisata Goa Gong bagi masyarakat Punung, Pacitan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan


wawancara dan observasi. Dari hasil pengumpulan data dengan wawancara dan observasi
dihasilkan adanya sejarah perkembangan Goa Gong sejak tahun 1924 hingga sekarang.
Sejarah perkembangan tersebut juga mempengaruhi sistem perekonomian masyarakat Desa
Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan.

iv
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa perkembangan wisata Goa Gong sejak tahun
1924 hingga sekarang mempunyai sejarah yang juga berpengaruh terhadap sistem
perekonomian masyarakat Desa Bomo kecamatan Punung Kabupaten Pacitan.

v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “SEJARAH
PERKEMBANGAN WISATA GOA GONG DI KECAMATAN PUNUNG, PACITAN,
TAHUN 1924-2018”. Penulisan karya tulis ini telah dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini disampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1. Bapak Moh. Djoko Surjono selaku kepala sekolah yang telah memberikan banyak
motivasi dalam penyusunan karya tulis.
2. Bapak Hendrik Milono S.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan saran,
bimbingan dan pengarahan.
3. SMK Negeri Ngadirojo sebagai tempat naungan penulis untuk menuntut ilmu.
4. Kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberi saran hingga tersusunnya
karya tulis ini.

Penulisan karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diharapkan kritik, saran
dan pemikiran yang membangun dari semua pihak.

Pacitan, 25 Januari 2018

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA.........................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................................................vii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................................2
BAB II ISI..............................................................................................................................................4
2.1 Sejarah Penemuan wisata Goa Gong............................................................................................4
2.3 Daya Tarik Ornamen Goa Gong.................................................................................................17
2.3 Pengaruh Perkembangan Wisata Goa Gong Terhadap Perekonomian Masyarakat Pacitan........19
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................23
3.2 Saran...........................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................24
LAMPIRAN.........................................................................................................................................25

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari yang dilakukan secara sukarela
dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (UU no.9 thn 1990
pasal 1). Adapun pengertian wisata mengandung unsur-unsur yaitu kegiatan perjalanan,
dilakukan secara sukarela, bersifat sementara dan perjalanan seluruhnya dan sebagian
bertujuan untuk objek dan daya tarik wisata atas dasar itu maka „wisata‟ adalah kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut secara sukarela dan bersifat sementara
untuk menikmati objek dan daya tarik wisata(UU no.9 thn 1980 pasal 1).
Kabupaten Pacitan sebagai salah satu kabupaten di Jawa Timur dijuluki dengan Kota
1001 Goa mempunyai banyak destinasi wisata yang sangat menarik. Selain lintas
pantainya yang indah, Kabupaten Pacitan juga memiliki gugusan goa yang menjadi pusat
perhatian mata dunia. Salah satu goa yang menjadi pusat perhatian di Kabupaten Pacitan
adalah Goa Gong.
Goa Gong termasuk dalam salah satu geopark, yaitu sebuah kawasan yang memiliki
unsur-unsur geologi dimana masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi
dan meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya
yang ada di dalamnya. Istilah Geopark merupakan singkatan dari “Geological Park” yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Taman Geologi atau Taman Bumi.
Awal tujuan Geopark adalah untuk melindungi warisan geologi yang berada di negara-
negara Eropa oleh organisasi non pemerintah bernama EGN (Europe Geopark Network)
pada tahun 2001.
Perkembangan wisata Goa Gong tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada suatu
usaha yang dilakukan, oleh karena itu sebagai salah satu Geopark, Goa Gong memiliki
sejarah penemuan dan perkembangannya hingga seperti saat ini. Sejarah penemuan Goa
Gong serta perkembangannya memiliki pengaruh terhadap perekonomian masyarakat
Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sejarah penemuan Goa Gong?
2. Bagaimana upaya masyarakat Pacitan untuk memanfaatkan wisata Goa Gong?
3. Bagaimana pengaruh pesona Goa Gong terhadap perkembangan ekonomi masyarakat
Pacitan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memberikan pengertian tentang perkembangan sejarah penemuan Goa Gong di
Pacitan.
2. Memahami upaya-upaya apa saja yang dilakukan masyarakat Punung untuk
memanfaatkan wisata Goa Gong.
3. Mengerti berbagai pengaruh yang ditimbulkan adanya wisata Goa Gong bagi
masyarakat Punung, Pacitan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Menjaga nilai sejarah di dalam segi destinasi wisata Pacitan.
2. Masyarakat Pacitan mengerti bagaimana perkembangan ekonomi dengan adanya
wisata Goa Gong.
3. Masyarakat pacitan memahami lebih detail perkembangan ekonominya setelah
memanfaatkan wisata Goa Gong.

2
1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan

bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam

(Riduwan. 2004: 10 ). Penulis melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihakpihak
yang terkait diantaranya : dengan salah satu pengunjung tentang keadaan dan pendapat
tentang obyek wisata Goa Gong, Sutini staf Tour Guide Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan.

b. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan, mengamati,


meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang
diperoleh adalah data yang faktual dan aktual, dalam artian data yang dikumpulkan diperoleh
pada saat peristiwa berlangsung (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000 : 84-85 ). Penulis
melakukan pengamatan, pengumpulan informasi dan data-data yang diperlukan secara
langsung ke lokasi wisata di Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan.

3
BAB II

ISI

2.1 Sejarah Penemuan wisata Goa Gong


2.1.1 Pengertian Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari yang dilakukan secara sukarela
dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (UU no.9 thn 1990 pasal
1). Adapun pengertian wisata mengandung unsur-unsur yaitu kegiatan perjalanan, dilakukan
secara sukarela, bersifat sementara dan perjalanan seluruhnya dan sebagian bertujuan untuk
objek dan daya tarik wisata atas dasar itu, maka wisata adalah kegiatan perjalanan atau
sebagian dari kegiatan tersebut secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek
dan daya tarik wisata(UU no.9 thn 1980 pasal 1). Objek dan daya tarik wisata adalah yang
menjadi sasaran dalam perjalanan wisata yang meliputi :
a. Seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan Ciptaan Tuhan YME,
yang berujud keadaan alam dan flora dan fauna tumbuhan hutan tropis serta binatang langka.
b. Karya manusia berujud museum peninggalan sejarah seni budaya wisata argo(pertanian)
wisata tirta(air) wisata petualangan taman rekreasi dan tempat hiburan.
c. Sasaran wisata minat khusus seperti berburu, mendaki gunung, goa, industri dan kerajinan,
tempat-tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat siarah.
(buku panduan sadar wisata)
Menurut Mathiesen dan wall (1982) bahwa wisata adalah kegiatan bepergian dari dan
ketempat tujuan lain diluar tempat tinggalnya, wisata atau rekreasi sering dilakukan untuk
senang-senang atau bersantai.
(Bersantai merupakan suatu aktivitas yang berbeda dengan aktivitas melaksanakan pekerjaan
tertentu. Misalnya disela-sela melakukan suatu pekerjaan kemudian kita duduk ditaman maka
hal ini dapat dikatakan sedang bersantai.)1

1
Nendras Kasmaningrum, “Potensi dan Penembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan”, Laporan
Tugas Akhir gelar Ahli Madya Prodi Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata, (Surakarta, 2008)

4
2.1.2 Pengertian Goa

1. Menurut IUS (International Union of Speleology) anggota komisi X UNESCO PBB :”Goa
adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat dimasuki manusia.”

2. Menurut R.K.T.ko (Speleologyawan) :”Setiap ruang bawah tanah baik terang , luas maupun
sempit, yang terbentuk melalui system percelahan, rekahan atau aliran sungai yang
membentuk suatu lintasan aliran sungai dibawah tanah.”

2.1.3 Proses terbentuknya goa

Banyak debat intensif yang terjadi selama abad ini yang menyangkut ilmu pengetahuan
geomorfologi yang berhubungan dengan asal muasal goa di batu gamping. Apakah goa
terbentuk diatas water table (zona vadose), dibawah water table (zona phreatic), atau pada
bidang dari water table itu sendiri? Beberapa teori dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Teori Vadose-Dwerry house (1907), Greene (1908), Matson (1909), dan Malott
(1937) mempertahankan bahwa sebagian besar perkembangan goa berada di atas
water tabel dimana aliran air tanah paling besar. Jadi, aliran air tanah yang mengalir
dengan cepat, yang mana gabungan korosi secara mekanis dengan pelarutan karbonat,
yang bertanggung jawab terjadap perkembangan goa. Martel (1921) percaya bahwa
begitu pentingnya aliran dalam goa dan saluran (conduit) begitu besar sehingga tidak
berhubungan terhadap hal terbentuknya goa batu gamping sehingga tidak relevan
menghubungkan batugamping yang ber-goa dengan dengan adanya water table,
dengan pengertian bahwa permukaan tunggal dibawah keseluruhan batuannya telah
jenuh air.
2. Teori Deep Phreatic-Cjivic (1893), Grund (1903), Davis (1930) dan Bretz (1942)
memperlihatkan bahwa permulaan goa dan kebanyakan pembesaran pergoaan terjadi
di kedalaman yang acak berada di bawah water table, sering kali pada zona phreatic
yang dalam. Goa-goa diperlebar sebagai akibat dari korosi oleh air phreatic yang
mengalir pelan. Perkembangan pergoaan giliran kedua dapat terjadi jika water table
diperrendah oleh denudasi (penggundulan) permukaan, sehingga pengeringan goa dari
air tanah dan membuatnya menjadi vadose dan udara masuk kedalam goa. Selama
5
proses kedua ini aliran permukaan dapat masuk ke sistem pergoaan dan sedikit
merubah lorong goa oleh korosi.
3. Phreatic Dangkal atau Teori Water Table-Swinnerton (1932), R Rhoades dan Sinacori
(1941), dan Davies (1960) mendukung gagasan bahwa air yang mengalir deras pada
water tabel adalah yang bertanggungjawab terhadap pelarutan di banyak goa. Eleveasi
dari water table berfluktuasi dengan variasi volume aliran air tanah, dan dapat menjadi
perkembangan goa yang kuat didalam sebuah zone yang rapat diatas dan dibawah
posisi rata-rata. Betapapun, posisi rata-rata water table harus relatif tetap konstan
untuk periode yang lama. Untuk menjelaskan sistem goa yang multi tingkat, sebuah
water table yang seimbang sering dihubungkan dengan periode base levelling  dari
landscape diikuti dengan periode peremajaan dengan kecepatan down-cutting ke base
level berikutnya.

 GOA PADA BATU GAMPING, KAWASAN KARST

Dari seluruh proses kejadian terbentuknya goa, yang paling luas dan intensif adalah
goa-goa yang terbentuk pada formasi batu gamping yang umumnya kemudian
berkembang menjadi suatu bentang alam khas yang dikenal sebagai bentang alam kars
(karst, istilah internasional, berasal dari bahasa Jerman yang diperkenalkan oleh Cvijic
pada sekitar tahun 1850 dari istilah asli bahasa Slavia krs atau kras setelah ia meneliti
suatu daerah gersang di Slovenia/dulu Yugoslavia, timur laut Trieste).  Hampir semua
goa yang ada dibentuk dari karst (dari bahasa Slavia Krs/Kras yang berarti batu-batuan).
Istilah karst dipakai untuk suatu kawasan batu gamping (limestone) yang telah
mengalami pelarutan sehingga menimbulkan relief dan pola pengaliran yang khas. Hal
ini dicirikan dengan adanya proses geokimia dan kehadiran atmosfer, biosfer, dan
hidrosfer sekaligus.

Sejarah geologi karst dimulai pada zaman karbon (sebutan untuk sebuah masa di
354-290 juta tahun lalu) akhir, hingga Perm (290-248 juta tahun lalu) awal yang
menimbulkan batuan tertua. Umumnya pada akhir masa Perm awal, terjadi aktivitas
tektonik berupa pengangkatan dan pelipatan satuan sabak serta timbulnya sesar mendatar.
Pada zaman Trias (248-206 juta tahun lalu) awal, terjadi proses susut laut yang
membentuk morfologi batu gamping. Ini akan diikuti dengan intrusi ke permukaan yang
menerobos batu gamping, hingga mengakibatkan batu gamping menjadi marmer. Akibat
proses gaya-gaya geologi yang berpengaruh, akan terbentuk struktur rekahan yang
6
disebut diaklas, yakni jalur resapan air permukaan dan membentuk morfologi karst. Hal
ini akan terus terjadi, entah sampai kapan berakhirnya. Mengapa pembentukan goa
sangat intensif di kawasan kars yang batuannya didominasi batu gamping / batu kapur /
limestone? Hal ini sangat terkait dengan sifat batu gamping yang unsur utamanya adalah
karbonat CaCO3 yang sangat reaktif terhadap larutan asam, khususnya larutan senyawa
asam yang mengandung CO2. Walaupun secara kimiawi prosesnya sangat rumit dan
kompleks, tetapi proses pelarutan batu gamping secara sederhana mengikuti persamaan
reaksi berikut:

CaCO3 + H2O + CO2 Ca+ 2HCO3


Proses dengan panah bolak-balik tersebut menunjukan bahwa air yang mengandung
senyawa asam CO2 akan melarutkan karbonat menjadi kalsium dan bikarbonat. Reaksi
balik dari kanan ke kiri akan kembali menghasilkan karbonat. Maka selain adanya proses
pelarutan yang membawa partikel karbonat sehingga terjadi pelubangan dan penggoaan
pada batu gamping, di tempat lain terjadi proses pengendapan karbonat berikutnya. Ini
menerangkan proses selain terbentuknya goa itu sendiri, juga terbentuknya hiasan-hiasan
goa (stalactite, stalagmite, flowstone, goardam, dll) yang merupakan hasil endapan
karbonat dari pelarutan karbonat di tempat lain.

Namun demikian tidak sembarang batu gamping dan tidak sembarang tempat bisa
membentuk goa. Goa batu gamping (yang berlorong panjang dan berliku-liku) umumnya
berkembang akibat adanya proses pelarutan dan diperbesar oleh proses erosi / abrasi
yang mengikuti suatu jaringan retakan pada batu gamping. Sebelumnya, faktor iklim,
tanah penutup dan keberadaan air tanah menjadi kontrol utama proses penggoaan ini.
Selain itu batu gampingnya sendiri umumnya harus padat, murni karbonat dengan sedikit
campuran partikel lain, berlapis baik dan dalam kedudukan mendatar / tidak miring terjal.
Kondisi ideal di atas merupakan kondisi ideal bagi berkembangnya pergoaan dan
biasanya berkembang menjadi kawasan kars tyang luas. Contoh daerah yang mempunyai
kondisi ideal tersebut antara lain di Pangandaran, Jawa Barat ; Karangbolong, Gombong
Selatan di Jawa Tengah ; Gunung Sewu yang sangat luas mulai dari Yogyakarta, selatan
Wonogiri Jawa Tengah hingga Pacitan di Jawa Timur, yang kemudian bahkan menerus
ke Tulungagung dan Blitar. Di Sumatra kawasan kars cukup luas berada di Payakumbuh
hingga Sawahlunto, di Kalimantan terdapat di Sangkurilang, Kalimantan Timur bagian
utara, Sulawesi Selatan di Maros dan Toraja, serta di berbagai tempat di Papua.

7
 GOA PADA LAVA BASALT

Lain lagi Pembentukan goa pada batu basalt aliran lava. Proses ini tidak ada
kaitannya dengan reaksi kimia, tetapi lebih terkait dengan proses aliran magma yang
encer-panas-membara yang keluar dari kawah gunung api. Ketika magma keluar dari
kawah, ia akan mengalir di permukaan menuruni lembah sebagai aliran lava (ingat …!!!
bedakan dengan lahar yang merupakan banjir bandang dari lereng gunung api). Tentu
saja aliran lava ini masih sangat panas membara dalam suhu sekitar 1000oC. Tetapi
ketika keluar, segera lava ini kontak dengan suhu udara normal dan lava mulai membeku.
Bagian yang membeku dan mengeras lebih dulu adalah bagian permukaan, sementara
bagian dalam masih bisa mengalir ke arah lereng bawah. Maka ketika seluruh bahan lava
yang masih mengalir di bagian dalam keluar di lereng bawah, akan menyisakan lubang
yang di batasi oleh lapisan lava yang mengeras lebih dahulu di permukaan.

Proses goa pada lava biasanya terjadi pada magma yang bersifat encer, umumnya
magma basalt yang ketika mengeras menjadi batu berwarna hitam. Jarang sekali goa
terbentuk pada lava andesit yang lebih kental, karena begitu magma andesit keluar dari
kawah gunung api, begitu pula ia membeku dan mengeras. Namun demikian lorong-
lorong pendek yang sempit dan tidak beraturan bisa terbentuk pada bongkah-bongkah
lava yang umumnya terjadi pada bagian lereng bawah suatu gunung api. Contoh goa-goa
lava yang terkenal berada di Kepulauan Hawaii, sebagian malah berada di bawah laut. Di
Indonesia diketahui ada di Purworejo di Goa Lawa.2

 GOA ABRASI

Goa akibat proses erosi atau abrasi bisa terjadi pada berbagai batuan, tetapi
umumnya terjadi pada batuan keras dan padat yang membentuk lereng-lereng terjal di
tepi pantai dengan gelombang besar. Gelombang yang setiap saat menghantam tebing
batu menciptakan proses erosi yang luar biasa yang sedikit demi sedikit mencungkil
partikel-partikel pada batu. Lama-lama semakin besar semakin dalam, bahkan bisa
tembus pada sisi yang lain. Kondisi struktur geologi berupa retakan yang menjadi zona
lemah akan menjadi faktor pertama pembentukan goa abrasi. Nama-nama geografi di

2
Groilier International, “Ilmu Pengetahuan Populer”, jilid 3 (Jakarta: cv prima printing, 2008) hlm. 4
8
pesisir yang bernama karang bolong adalah goa-goa yang terbentuk akibat proses abrasi
gelombang ini.

2.1.4 Sejarah penemuan Goa Gong

Goa Gong merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Pacitan Jawa Timur yang
terletak di Dusun Pule Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. Jarak dari pusat
kota Pacitan adalah 37 KM. Goa Gong ditemukan pada tahun 1995, sehingga terhitung ±60
tahun silam. Sejarah penemuan Goa Gong bermula dari dua orang tokoh masyarakat atau
orang-orang tertentu yang menjadi tempat bertanya dan tempat meminta nasehat anggota
masyarakat lainnya mengenai urusan-urusan tertentu. Tersebutlah dua orang kakek bernama
Noyo Soemito dan Joyo Rejo sedang berkelana mencari sumber air bersih karena wilayah
tempat tinggal mereka sedang dilanda kekeringan. Mereka adalah seorang tokoh mayarakat,
yaitu orang-orang tertentu yang menjadi tempat bertanya dan tempat meminta nasehat
anggota masyarakat lainnya mengenai urusan-urusan tertentu. Wilayah yang sedang dilanda
kekeringan tersebut adalah wilayah Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan.
Kekeringan tersebut terjadi akibat adanya kemarau panjang dan curah hujan yang rendah.

Letak geografis Indonesia di antara dua benua dan dua samudera serta posisinya yang
dilewati garis khatulistiwa menjadi faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan di
Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan
iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El Nino Southern
Oscillation (ENSO). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho
menyebutkan, hingga saat ini kekeringan telah melanda 16 provinsi meliputi 102
kabupaten/kota dan 721 kecamatan di Indonesia. Keseluruhan provinsi itu adalah Banten,
Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bengkulu, Papua, NTB, NTT, Sumsel, Sulsel, Lampung, Riau,
Kalsel, Kalteng, dan Bali.

Mbah Noyo Soemito dan Mbah Joyo Rejo (dalam bahasa Jawa kata “Mbah” berarti
“Kakek”) berkelana mencari sumber air hingga ke daerah yang sekarang disebut Dusun Pule.
Mereka menemukan sebuah lubang yang gelap dan pengap. Dengan membawa obor (Daun
kelapa kering yang diikat kemudian dibakar) Mbah Noyo Soemito dan Mbah Joyo Rejo
memasuki lubang tersebut. Setelah beberapa langkah memasuki lubang, mereka menyadari
bahwa mereka memasuki sebuah lorong goa dengan luas sekitar 300 meter.

9
Setelah penemuan goa oleh dua orang tokoh masyarakat, mereka beserta beberapa
masyarakat sekitar kembali menelusuri lebih dalam tentang goa tersebut. Mereka membawa
beberapa peralatan tradisional seperti obor, arit (alat/senjata bermata pisau yang berbentuk
melengkung) dan juga wadah arit yaitu tas kecil yang terbuat dari kayu dan tali yang
digunakan adalah semacam rotan yang dipilin. Keadaan goa saat pertama kali ditelusuri
sangat gelap dan pengap karena udara dan sinar matahari tidak dapat memasuki lorong goa
yang lebih dalam.

Selain gelap dan pengap, goa ini terkesan mistis karena menurut warga terdekat yang
tinggal di sekitar Goa Gong, mereka sering mendengar suara musik gamelan yaitu suara
seperangkat alat musik jawa. Suara-suara musik itu sering terdengar ketika hari menjelang
malam, sehingga masyarakat sekitar menganggap bahwa goa itu angker dan mistis.
Kepercayaan masyarakat yang tinggi tentang mitos dan ilmu jawa tentang makhluk halus
yang menghuni suatu tempat juga menjadi faktor penyebab goa dianggap mistis.

Pada awalnya masyarakat sekitar hanya memanfaatkan Goa Gong sebagai sumber air.
Mereka mengambil air dari sendang-sendang (sumber air di dalam goa) yang ada di dalamnya
dengan menggunakan peralatan seperti ember dan lain-lain. Air yang didapatkan dari goa
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-air.

Seiring dengan berkembangnya Sumber Daya Manusia, masyarakat sekitar mulai


berusaha untuk memanfaatkan goa tidak hanya sebagai sumber air, namun juga sebagai
destinasi wisata. Goa Gong mulai disahkan oleh Pemerintah pada tahun 1995.

2.1.5 Asal usul nama Goa Gong

Awal mula pemberian nama Goa Gong berasal dari sebuah batu berbentuk seperti
pilar menjulang ke atas yang berada di dalam goa. Apabila dipukul batu yang tersusun alami
dengan material kristal itu akan menghasilkan suara seperti alat musik gong. Sehingga
masyarakat sekitar menyebut goa ini dengan sebutan “GOA GONG”.

2.1.6 Promosi dan Pengenalan Goa Gong Kepada Masyarakat Umum

Banyak cara Pemerintah dan masyarakat untuk mengenalkan atau mempromosikan Goa
Gong sebagai destinasi wisata baru di Kecamatan Punung, antara lain :

10
1.) Mulut ke mulut

Tidak dapat dipungkiri bahwa promosi yang paling ampuh adalah promosi dari mulut ke
mulut. Dikatakan paling ampuh karena promosi ini memberikan pengaruh yang besar
terhadap keingintahuan wisatawan yang akan berkunjung. Mereka akan mendapatkan
informasi mengenai tempat yang dituju dengan dipengaruhi oleh kesan pihak pemberi
informasi. Pengalaman serta informasi baik yang mereka dapatkan lengkap dengan lokasi
serta hal-hal detail dan juga tanya jawab langsung tentu akan menjadi pengaruh yang besar
bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata yang diinformasikan mempunyai keunikan
dan keindahan yang sebelumnya belum mereka temui.

Promosi wisata Goa Gong secara mulut ke mulut membawa pengaruh yang besar terhadap
kunjungan wisatawan. Masyarakat banyak melakukan promosi ini karena mereka telah
melakukan kunjungan yang terkesan menyenangkan, sehingga mereka membicarakannya
kepada orang-orang yang membutuhkan informasi tentang wisata Goa Gong. Interaksi tanya
jawab yang berlangsung juga menambah keyakinan untuk datang berkunjung, karena mereka
mengetahui detail informasi yang tentu tidak akan menimbulkan kekecewaan ketika datang
berkunjung.

2.) Pembuatan banner

Promosi wisata menggunakan media banner juga membawa pengaruh yang baik. Banner
akan didesain semenarik mungkin namun juga tidak menyimpang pada keadaan lokasi.
Desain banner dibuat semenarik mungkin dengan tujuan untuk mempengaruhi wisatawan
yang mungkin belum mendapatkan informasi tentang wisata tertentu. Banner yang telah
didesain menarik akan dipasang di tempat-tempat umum, seperti jalan raya, wilayah sekitar
pasar dan lain-lain.

Banner promosi wisata Goa Gong dibuat dengan desain yang menarik dan jelas agar
pengunjung dapat melihat dan membaca dengan detail. Orang-orang yang membaca banner
akan tertarik terhadap wisata Goa Gong yang sebelumnya belum pernah mereka kunjungi.

3.) Buku Panduan Wisata

Buku panduan wisata dibuat untuk memudahkan wisatawan mengerti dengan detail lokasi
serta informasi lain yang berhubungan dengan wisata tertentu. Buku panduan wisata juga
memuat banyak tempat wisata pada suatu wilayah. Kabupaten Pacitan memiliki banyak
11
tempat wisata yang menarik, sehingga pembuatan buku panduan wisata akan memudahkan
wisatawan memahami berbagai informasi tempat wisata antara lain Goa Gong. Informasi
yang terdapat dalam buku panduan wisata antara lain lokasi, akses yang dapat ditempuh,
keindahan, karcis masuk dan lain-lain.

4.) Situs Web

Situs web juga menjadi media promosi wisata yang tidak asing lagi. Media ini dapat
dengan meudah diakses melalui internet dengan memanfaatkan berbagai media komunikasi
seperti gadget. Promosi wisata Goa Gong banyak dimuat di situs-situs web yang mudah
diakses oleh masyarakat. Mereka tertarik untuk mengunjungi wisata Goa Gong , sehingga
media website juga dilakukan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Goa Gong.
Situs resmi Kabupaten Pacitan www.pacitankab.go.id

5.) Video Blogger

Situs Youtube banyak diminati oleh masyarakat pengguna gadget. Media ini dimanfaatkan
oleh Vlogger (Video Blogger) untuk mengunggah berbagai video tentang wisata. Vlogger
yang datang ke Goa Gong akan mengabadikan suasana dengan merekam video. Mereka akan
mengunggahnya ke akun youtube. Video akan ditonton oleh masyarakat sehingga muncul
rasa ketertarikan tentang wisata Goa Gong yang tentunya akan membuat wisatawan tertarik
berkunjung ke Goa Gong.

2.1.7 Usaha Pemerintah Terhadap Pemanfaatan Goa Gong

Goa Gong dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan. Pemerintah
sangat merespon positif dengan adanya destinasi wisata baru di Kabupaten Pacitan yang
tentunya akan menambah ikon baru di Kota Pacitan. Keadaan ini membuat Pemerintah
melakukan berbagai usaha untuk memaksimalkan destinasi wisata Goa Gong.

Usaha yang dilakukan pemerintah dalam mendukung pemanfaatan Goa Gong sebagai
tempat wisata antara lain memberikan pelatihan kepada Tour Guide (Pemandu) tentang
bagaimana mereka beretika dan bersikap ketika sedang memandu pengunjung. Tour Guide

12
juga harus mengerti bagaimana sejarah penemuan Goa Gong, unsur-unsur dan sesuatu yang
berhubungan tentang goa.

Selain itu, pemerintah juga membangun fasilitas-fasilitas untuk menunjang daya tarik
wisatawan di gong, antara lain membangun tangga di dalam goa untuk memudahkan
wisatawan mengelilingi goa. Tangga dibangun dengan susunan melingkar yang mempunyai
200 anak tangga. Fasilitas lampu-lampu (lighting) serta kipas angin juga dipasang untuk
memudahkan pencahayaan ketika berada di dalam goa karena sedikitnya udara yang masuk
membuat goa terasa panas dan pengap. Pemerintah juga membangun fasilitas tempat bagi
para pedagang baik pedagang makanan, baju maupun souvenir khas Goa Gong.

Fasilitas Tour Guide di Goa Gong juga menambah kemudahan dan kenyamanan untuk
berkeliling Goa Gong. Tour Guide atau pemandu juga mendapatkan pelatihan langsung dari
Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan. Pelatihan yang diberikan antara lain tentang kode etik.
Selain itu, Tour Guide juga harus mengerti tentang perkembangan Goa Gong serta sejarah
penemuan, unsur-unsur didalam goa serta cara memuaskan rasa keingintahuan pelanggan.

2.1.8 Perbedaan goa gong sebelum dan sesudah direnovasi:

a. Goa Gong Sebelum Direnovasi


Goa ini mempunyai daya tarik dengan keindahan, keasrian, keunikan yang ada di
dalamnya. Pengunjung pasti akan merasa heran, kagum dikarenakan seolah-olah kita
memasuki dunia baru, ruang pertama yang sudah penuh dengan ukiran alami itu, seakan-akan
pengunjung disambut dengan ucapan selamat datang. Pintu abadi yang sudah ada, seakan
mengajak para pengunjung untuk memasuki ruang kedua dengan ukuran yang sangat luas, di
sana ada semacam kamar mandi yang dibuat secara alami. Sambil melihat kebawah akan
tampak beberapa sendang yang airnya jernih dan bisa melihat taman goa yang kelihatan jauh
di ruang tiga. Dikiri kanan tangga alami tampak beberapa lukisan dari batu-batuan yang
menggambarkan suatu keagungan Tuhan. Disamping itu banyak terdapat batu berwarna putih
yang dapat memberikan gambaran seolah-olah goa ini benar66 benar masih asli dan belum
dijamah oleh manusia. Di sana sini terdengar suara air sehingga menambah keasrian dan
kesejukan di dalam goa.

13
b. Goa Gong Sesudah Renovasi
Berkat kesigapan Pemerintah Daerah Tingkat II Pacitan dan kerjasama yang baik
antara instansi terkait serta masyarakat sekitar, maka pada tanggal 31 Juli 1996 beberapa
fasilitas mulai dikerjakan.
Wisatawan yang datang tidak hanya dari wisatawan lokal saja, namun juga wisatawan
asing. Adanya pengakuan bahwa Goa Gong adalah goa terindah di asia tenggara menjadikan
wisatawan berbondong-bondong untuk berkunjung ke destinasi wisata terindah se-Asia
Tenggara. Mereka sangat tertarik dengan pesona alam di Kota Pacitan yang terbentuk secara
alami ini. Pesona serta sejarah perkembangan yang dimiliki Goa Gong memiliki daya tarik
yang kuat terhadap turis asing. Wisatawan yang berkunjung di goa terbaik di Asia tenggara
merespon baik dan sangat tertarik. Respon yang baik tersebut akan memungkinkan terjadinya
promosi mulut ke mulut sehingga akan memperlancar promosi.

1. Menurut IUS (International Union of Speleology) anggota komisi X UNESCO


PBB : “Goa adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat dimasuki orang”.
2. Menurut R.K.T.ko (Speleologiawan) : “Setiap ruang bawah tanah baik terang
maupun gelap, luas maupun sempit, yang terbentuk melalui system
percelahan, rekahan atau aliran sungai yang membentuk suatu lintasan aliran
sungai dibawah tanah.”
1. Menurut IUS (International Union of Speleology) anggota komisi X UNESCO
PBB : “Goa adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat dimasuki orang”.

2. Menurut R.K.T.ko (Speleologiawan) : “Setiap ruang bawah tanah baik terang


maupun gelap, luas maupun sempit, yang terbentuk melalui system
percelahan, rekahan atau aliran sungai yang membentuk suatu lintasan aliran
sungai dibawah tanah.”

2 Kondisi Umum Goa Gong

Goa Gong terletak dipesisir pantai selatan tepatnya di Dusun Pule, Desa Bomo,
Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan Jawa Timur, 37 km kearah barat kota Pacitan. Goa
Gong dikelilingi oleh sederetan gunung diantaranya :

- Sebelah utara adalah Gunung Manyar.

14
- Sebelah timur adalah Gunung Gede.

- Sebelah selatan adalah Gunung Karang Pulut.

- Sebelah barat Gunung Grugah.

Sederetan gunung yang mengelilingi goa tersebut sebagian besar ditanami pohon jati,
pisang, kelapa, tapi sebaliknya dimusim hujan juga ditanami ketela, cabe, padi, mentimun,
dan sebagainya, sehingga dari kejauhan nampak kehijauan yang dapat menambah keasrian
suasana Goa Gong pagi hari dan menjelang senja. Keistimewaan goa ini adalah kedalamannya
mencapai 256 meter. Goa Gong dibagi menjadi tujuh ruangan yaitu:

a. Ruang pertama, yaitu ruang sendang Bidadari. Dalam ruangan ini adalah terdapat sendang
kecil dengan air yang dingin dan bersih.

b. Ruang kedua disebut Ruang Bidadari. Dimana menurut cerita diruangan kadang-kadang
melintas bayangan seoarang wanita cantik.

c. Ruang tiga dan empat. Adalah ruang kristal dan marmer, dimana dalam ruangan tersebut
tersimpan batu kristal dan marmer di sisi-sisi dan samping goa dengan kualitas yang hampir
sempurna.

d. Ruang lima. Adalah ruangan yang sedikit lapang. Ditempat ini pernah dijadikan konser
musik empat Negara, yaitu : Indonesia, Swiss, Inggris, dan Perancis dalam rangka
mempromosikan keberadaan Goa Gong ke Mancanegara.

e. Ruang enam. Sebagai ruang pertapaan.

f. Ruang tujuh. Adalah ruang batu gong yang apabila kita tabuh akan mengeluarkan suara
seperti gong. Goa Gong juga memiliki 5 sendang yaitu Sendang Jampi Rogo, Sendang
Panguripan, Sendang Larung Jiwo, Sendang Kamulyan, dan Sendang Larung Nisto yang
konon memiliki nilai magis untuk menyembuhkan penyakit. Keindahan stalagmit dan
stalagtitnya sangat memukau diabadikan dengan nama Selo Cengger Bumi, Selo Gerbang
Giri, Selo Citro Cipto Agung, Selo Pakuan Bomo, Selo Adi Citro Buwono, Selo Bantaran
Angin dan Selo Susu Angin

15
2.3 Daya Tarik Ornamen Goa Gong
2.2.1 Stalagtit

Stalagtit adalah alur kalsium karbonat yang bergantung pada atap goa. Berasal dari
kata Yunani stalaktos yang artinya “tetesan keringat”. Stalagtit dapat bercabang-cabang dan
tumbuh panjang. Cabang-cabang ini disebut heliktit dari kata Yunani helix yang berarti
“spiral”. Bila air merembes melalui celah yang sempit, endapan-endapan batu dapat
membentuk gorde atau tirai. Dalam hal semacam ini alur-alur yang menggantung bergaris-
garis warna coklat disebabkan oleh limonit atau karat besi. 3

Di dalam Goa Gong terdapat stalagtit yang berpilar-pilar dan indah. Beberapa stalagtit
yang menjulang berbentuk seperti bunga tulip raksasa. Selain itu, stalagtit sebagian besar
berbentuk seperti usus pada manusia yang berumbai dan membentuk perpaduan stalagtit yang
seperti dibentuk oleh manusia, namun stalagtit ini terbentuk secara alami. Ditambah dengan
sentuhan pencahayaan lampu warna-warni membuat membuat stalagtit terlihat lebih jelas.

2.2.2 Stalakmit

Alih-alih menguap pada atap goa, air menetes ke lantai goa tepat di bawah stalagtit.
Bila tetesan itu jatuh di lantai goa, lama kelamaan terjadilah timbunan kalsium karbonat.
Timbunan ini semakin tinggi dan disebut stalagmit, berasal dari bahasa Yunani stalagmos
yang artinya “tetesan”. Bentuk stalagtit dan stalagmit disebut gumpalan.

Stalagmit pada goa gong memiliki bentuk yang unik dan beragam. Memiliki warna
dasar yang putih bersih. Namun beberapa batu mengalami perubahan warna dikarenakan
beberapa faktor, antara lain karena pengunjung yang datang sering merasa penasaran dan
ingin tahu sehingga mereka memegang batu stalakmit yang masih aktif. Batuan stalakmit
yang terkena sentuhan akan mengalami perubahan warna menjadi kehitaman. Selain itu,
perubahan warna batu juga dapat disebabkan karena pengaruh cahaya lampu di dalam goa.
Batu yang terkena cahaya lampu akan berubah warna menjadi hijau lumut. Namun, keindahan
dan keunikan stalagmit tetap terlihat indah dengan bauran cahaya lampu yang berwarna
warni.

3
Groilier International, “Ilmu Pengetahuan Populer”, jilid 3 (Jakarta: cv prima printing, 2008) hlm. 8
16
2.2.3 Sendang Dan Ruangan

Di dalam Goa Gong terdapat lima sendang yang bernilai magis bagi yang
mempercayainya. Sendang-sendang tersebut antara lain: Sendang Jampi Rogo, Sendang
Panguripan, Sendang Larung Jiwo, Sendang Kamulyan, dan Sendang Larung Nisto yang
dipercaya memiliki nilai magis untuk menyembuhkan penyakit.

Gua Gong memiliki beberapa ruangan. Ruang pertama adalah ruang Sendang Bidadari
yang terdapat sendang kecil dengan air dingin dan bersih di dalamnya. Di sebelahnya adalah
ruang Bidadari, yang menurut cerita, di ruangan ini kadang melintas bayangan seorang wanita
cantik yang menyerupai bidadari.

Ruang ketiga dan keempat adalah ruang kristal dan marmer, di mana di dalam ruangan
tersebut tersimpan batu kristal dan marmer dengan kualitas yang mendekati sempurna.
Ruangan kelima merupakan ruangan yang paling lapang. Di tempat ini pernah diadakan
konser musik empat negara (Indonesia, Swiss, Inggris, dan Perancis) dalam rangka
mempromosikan keberadaan Gua Gong ke mancanegara. Ruang keenam adalah ruang
pertapaan, dan ruang terakhir adalah ruang Batu Gong. Di ruangan ini terdapat batu yang
apabila ditabuh akan mengeluarkan bunyi seperti Gong.

17
2.3 Pengaruh Perkembangan Wisata Goa Gong Terhadap Perekonomian Masyarakat
Pacitan

Adanya destinasi wisata baru di Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan,
masyarakat sekitar mulai memutar otak untuk memanfaatkannya sebagai sumber penghasilan.
Dengan adanya usaha pemerintah yang memanfaatkan Goa Gong sebagai salah satu destinasi
wisata, masyarakat sekitar mulai berwirausaha di sekitar Goa Gong. Usaha-usaha yang
mereka lakukan antara lain :

1.) Menjual makanan dan minuman


Sebagian besar masyarakat menjual makanan tradisional, seperti nasi tiwul, sego
pecel dan lain-lain. Mereka juga menjual jajanan dan minuman khas Pacitan. Makanan
khas Indonesia seperti bakso, mie ayam dan lain-lain juga dijualdi sekitar Goa Gong.
Dengan adanya pedagang yang menjual makanan dan minuman di sekitar Goa Gong
ini, akan lebih memudahkan dan menjadi daya tarik wisatawan yang sedang
berkunjung.

2.) Menjual souvenir dan oleh-oleh khas Pacitan


Souvenir yang dijual antara lain Batu Akik dengan berbagai model yang telah
didesain sedemikian rupa. Model-model yang beragam membuat batu akik semakin
diminati oleh wisatawan.
Selain Batu Akik, souvenir lain yang dijual yaitu baju, kaos dan manik-manik yang
bertuliskan “Goa Gong’. Souvenir ini juga banyak diminati wisawatan yang ingin
membawa oleh-oleh khas Pacitan untuk keluarga ataupun teman. Baju dan kaos yang
ditawarkan juga mempunyai desain yang beragam dan sangat menarik.

Souvenir yang khas dari Goa Gong yaitu batu mulia karena di Kabupaten
Pacitan kaya akan hasil tambang yang berupa batu mulia, yang oleh Pemerintahan di
Kabupaten Pacitan, batu mulia tersebut diolah menjadi barang souvenir dari obyek-
obyek wisata yang ada di Kabupaten Pacitan. Banyak sekali jenis-jenis batu mulia
yang ditemukan di Kabupaten Pacitan, antara lain: Batu Kristal, Batu Safir, Batu
Manel, Batu Ruby, Batu Akik, Batu Kecubung.

18
a. Souvenir Batu Mulia dari Goa Gong

 Proses pembuatan batu mulia

Dalam pembuatan batu mulia melalui beberapa tahap, sebelum dibentuk


menjadi berbagai bentuk souvenir, tahap-tahap tersebut antara lain: - Pertama, diambil
berbagai macam bentuk souvenir dalam bentuk bongkahan, lalu batu tersebut
digerenda (dibentuk), menjadi sebesar 2-3 cm.

- Kedua, setelah sebesar 2-3 cm batu tersebut dibentuk lagi sesuai dengan ukuran yang
diinginkan, misalnya : Liontin kalung, batu cincin, gelang dan giwang.

- Ketiga, setelah menjadi bentuk yang diinginkan, lalu poles dengan cairan kimia agar
batu tersebut menjadi lebih mengkilap.

 Macam-macam Souvenir dari batu mulia.

Di obyek wisata Goa Gong para pengunjung dapat membeli souvenir yang
menggunakan batu mulia, antara lain: Cincin, kalung, gelang, giwang (anting-anting),
asbak, liontin.

 Pemasaran souvenir batu mulia.

Masyarakat Kecamatan Punung sebagai penjual souvenir batu mulia yang ada
di obyek wisata Goa Gong, memperoleh persediaan Souvenir batu mulia dari para
pengrajin batu mulia. Jarang ada penjual souvenir batu mulia tersebut yang mengolah
sendiri batu mulia itu, karena alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan batu
mulia tersebut mulai habis, maka para penjual akan membeli persediaan batu mulia
dari pengrajin batu mulia.Para pengunjung obyek wisata Goa Gong bisa memilih
sendiri, barang-barang souvenir dari batu mulia yang mereka inginkan. Harga souvenir
batu mulia biasa dikatakan relatif murah, tapi ada yang juga yang mahal. Harga batu
mulia tersebut berkisar Rp. 15.000 sampai Rp. 300.000 tergantung bahan yang dibuat
serta keindahan bentuknya.

19
b. Oleh-oleh Pisang Sale

Pengunjung juga bisa membeli oleh-oleh lainnya yaitu makanan khas pisang
sale, yang mempunyai rasa manis dan sedikit rasa gurih. Macam-macam sale ditemui
dalam dua jenis yaitu:

- Pisang sale basah

- Pisang sale goreng

Untuk cara pemasaran pisang sale dengan cara dari produsen pisang sale, pisang sale
didistribusikan kepada para pedagang atau pengusaha rumah makan yang ada di
obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Pacitan. Tidak jarang ada pedagang yang
membeli langsung pisang sale dari produsennya.Harga pisang sale juga bisa dibilang
relatif murah, mulai dari Rp. 2.000 perbungkusnya, sehingga banyak pengunjung yang
membeli pisang sale dalam jumlah yang banyak, untuk oleh-oleh.

3.) Jasa foto


Wisatawan yang berkunjung tentunya ingin mengabadikan momen ketika
berkunjung ke Goa Gong. Peluang ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
membuka jasa foto. Jasa yang banyak ditawarkan adalah jasa “Foto Langsung Jadi”.
Selain itu, mereka juga menawarkan penyewaan senter. Jasa yang mereka tawarkan
sangat membantu wisatawan untuk lebih menikmati kunjungan ke dalam Goa Gong.

20
Goa Gong sebagai destinasi wisata baru di Pacitan sangat berpengaruh terhadap sistem
perekonomian masyarakat Desa Bomo Kecamatan Punung. Pengaruh-pengaruh tersebut
antara lain :

1. Masyarakat mengubah pola mata pencaharian dari petani menjadi pedagang/wirausaha


sehingga meningkatkan kualitas sistem perekonomian yang berkembang.
2. Berkembangnya kreatiftas masyarakat pengrajin. Seperti pengrajin batu akik dan
pengrajin souvenir lainnya.
3. Mengembangkan perekonomian masyarakat. Perubahan pola ekonomi dari bertani
menjadi wirausaha atau pedagang di sekitar Goa Gong memiliki penghasilan yang
lebih tinggi.
4. Meningkatnya omset penjualan barang-barang kerajinan khas Pacitan sehingga
peluang usaha di Goa Gong berkesinambungan dengan usaha-usaha lain di Kecamatan
Pacitan.
5. Meningkatnya kreatifitas masyarakat dalam berwirausaha. Persaingan usaha di tempat
yang sama akan mendorong masyarakat untuk tetap menjaga usaha mereka menjadi
usaha yang diminati oeh pengunjung.

Wisatawan yang datang tidak hanya dari wisatawan lokal saja, namun juga wisatawan
asing. Adanya pengakuan bahwa Goa Gong adalah goa terindah di asia tenggara menjadikan
wisatawan berbondong-bondong untuk berkunjung ke destinasi wisata terindah se-Asia
Tenggara. Mereka sangat tertarik dengan pesona alam di Kota Pacitan yang terbentuk secara
alami ini. Pesona serta sejarah perkembangan yang dimiliki Goa Gong memiliki daya tarik
yang kuat terhadap turis asing. Wisatawan yang berkunjung di goa terbaik di Asia tenggara
merespon baik dan sangat tertarik. Respon yang baik tersebut akan memungkinkan terjadinya
promosi mulut ke mulut sehingga akan memperlancar kegiatan promosi.

Sebagian besar masyarakat yang mengais penghasilan dari peluang wisata Goa Gong
menjadikan pekerjaan berwirausaha menjadi pekerjaan utama. Sebelum berkembangnya
wisata Goa Gong, masyarakat umumnya bercocok tanam dan berternak. Namun, seiring
berkembangnya wisata Goa Gong masyarakat mulai melakukan perdagangan dan wirausaha
sehingga dapat meningkatkan perkembangan dan sistem perekonomian mereka.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan, bahwa
obyek wisata Goa Gong merupakan obyek dan daya tarik wisata yang dapat yang menarik di
Kabupaten Pacitan. Sejarah perkembangannya dari awal ditemukan tahun 1924 memberikan
dampak yang positif bagi sistem perekonomian masyarakat Desa Bomo Kecamatan Punung
Kabupaten Pacitan. Sistem perekonomian masyarakat yang awalnya rata-rata menjadi petani,
kini beralih menjadi wirausaha.
Dibukanya Goa Gong sebagai destinasi wisata pada tahun 1995 serta pembangunan
sarana prasarana membuat Goa Gong semakin menarik dan menambah kenyamanan
pengunjung. Daya tarik yang dimiliki Goa Gong juga membuat wisatawan memiliki minat
yang besar untuk berkunjung, sehingga masyarakat Desa Bomo memanfaatkan berbagai
peluang wirausaha yang ada. Peluang wirausaha yang didapat akan menjadi sistem
perekonomian Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan yang lebih berkembang.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, sejarah perkembangan Goa Gong sejak
penemuan pada tahun 1924 hingga sekarang yang telah menumbuhkan sistem perekonomian
baru di Desa Bomo perlu adanya perlindungan serta pelestarian guna menjaga kealamian
ekosistem. Stalagtit dan Stalagmit yang masih aktif dan terus tumbuh akan mengalami
hambatan apabila tersentuh oleh tangan manusia maupun benda lainnya, sehingga perlu
adanya pelestarian yang lebih efektif dari Pemerintah yang bersangkutan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Fredey Rangkuti. 2003. Analisis Swot Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan. 1997. Buku Petunjuk Pariwisata Pacitan
Kasmaningrum, Nendras.2008. Potensi dan pengembangan obyek wisata Goa Gong di
Kabupaten Pacitan.Pacitan.
Nofitasari, Linda.dkk.2016. Upaya Meningkatkan Rasa Nasionalisme Siswa Sma Melalui
Media Game Brama ”Bela Negara Remaja. Sidoarjo

Groilier International.2008.Ilmu Pengetahuan Populer jilid 3.Jakarta: cv prima printing.

23
LAMPIRAN

Gambar 1: Peta wisata Kabupaten Pacitan


(Sumber: Brosur Pacitan)

Gambar 2: Serambi pintu masuk wilayah Goa Gong


(sumber: Dok. Pribadi)

24
Gambar 3: Stalagtit Goa Gong
(Sumber; Dok. Pribadi)

Gambar 4: Akses jalan masuk yang telah dibangun


(Sumber; Dok. Pribadi)

25
Gambar 5: Etalase penjualan oleh-oleh
(Sumber: Dok. Pribadi)

26
Gambar 6: Wawancara dengan salah satu pemandu wisata Goa Gong
(Sumber: Dok. Pribadi)

27
Gambar 7 : Pembagian angket kepada wisatawan

Gambar 7 : Pembagian angket kepada wisatawan

28
Gambar 8: Pembagian angket kepada wisatawan

29
Gambar 8: Pembagian angket kepada siswa SMK secara acak

30
Gambar 9: Pembagian angket kepada siswa SMK secara acak

31

Anda mungkin juga menyukai