Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN NILAI-

NILAI KEAGAMAAN ANAK


TAMAN KANAK-KANAK
-M.O.D.U.L. 7-
KEGIATAN BELAJAR SATU
• ESENSI PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK
 Agama adalah aturan dan wahyu Tuhan yang diturunkan agar
manusia hidup teratur, bermartabat, bahagia di dunia dan akhirat .
 Agama  primer  perlu ditanamkan sejak dini  tugas orang tua.
 TK lembaga pendidikan yang kebenarannya strategis untuk menumbuhkan
keagamaan anak.

A. ESENSI PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK


1. LANDASAN FILOSOFIS
Ketika manusia dilahirkan tak satupun yang dilahirkan dalam kesempurnaan,
baik dalam pandangan fisik maupun rohani.
 Ketidaksempurnaan itu pertanda manusia memerlukan bantuan orang lain,
pendidikan, aturan hidup, dan kelengkapan hidup lainnya.
•  Salah satu kelengkapan hidup untuk mencapai kehidupan martabat
mulia  ajaran nilai-nilai keagamaan.
• Ajaran agama  dari Tuhan Yang Maha Pencipta, pemilik alam semesta,
yang berhak membuat aturan hidup bagi mahkluk ciptaan-Nya.
• Aturan dari Sang Pencipta  esensial bagi kehidupan manusia (bersifat
sempurna dan mengandung nilai-nilai kebenaran yang tinggi  yang tidak
bisa dibuat manusia.
• Karena keterbatasan  manusia membutuhkan ajaran dan nilai-nilai
agama.
• Tujuannya : agar manusia tidak salah dalam bertingkah, tidak salah
melangkah, tidak keliru dalam berlaku, dan tidak semena-mena dalam
menentukan sesuatu.
• Ketidakberdayaan dan keterbatasan ini diharapkan menyadarkan setiap
manusia.
• Kesadaran ini perlu dipupuk dalam pendidikan formal dan informal
(baik di lingkungan keluarga, maupun di TKK) agar sejak kecil
terbiasa dengan aturan yang dilandasi norma dan nilai-nilai agama.
• Bangsa ini menempatkan Tuhan di Sila 1. Menunjukkan para
pendiri bangsa ingin memiliki bangsa yang beriman, bertaqwa dan
berakhlak mulia. Peran guru dan orang tua penting untuk
mendidik sehingga dari kecil sudah memiliki fondasi yang kokoh.
2. LANDASAN YURIDIS
1. UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan
nasional.
2. UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 Bab XVII tentang fungsi pendidikan nilai-nilai keagamaan.
3. Pembukaan UUD 1945 alenia 3 dan 4,
4. UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2. Oleh karena itu nilai-nilai dan norma agama merupakan
fondasi/dasar bagi seorang anak dalam mengembangkan potensinya.

3. LANDASAN SOSIOLOGIS
• Indonesia memiliki keanekaragaman : adat istiadat, suku bangsa, bahasa,agama.
• Keanekaragaman diakui secara formal dalam satu tekad dalam Semboyan
"Bhinneka Tunggal Ika.“
• Makna kebhinekaan inilah yang tergambar dalam kehidupan beragama.
• Pancasila juga secara tegas mencantumkan urutan sila pertamanya "Ketuhanan Yang
Maha Esa" yang mengandung makna bangsa ini menjunjung tinggi nilai keagamaan.
KEGIATAN BELAJAR DUA
POTRET, HAKIKAT, DAN TARGET ANAK TAMAN KANAK-KANAK DALAM BELAJAR NILAI-
NILAI KEAGAMAAN
A. POTRET KEGIATAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK DALAM BELAJAR NILAI-NILAI KEAGAMAAN

• TK belum mempunyai kurikulum yang jelas tentang pengembangan nilai-nilai keagamaan. Nilai-nilai
keagamaan yang terdapat dalam GBPKB TK 1994 hanya bersifat implisit saja, dan ini merupakan
kelemahan dari GBPKB TK karena tidak ada rincian materi keagamaan. Didalamnya hanya berkisar pada
ruang lingkup rutinitas dan pembiasaan.

• Aspek keagamaan seharusnya juga menjadi salah satu pokok pengembangan dan pembinaan yang harus
dikelola, diprogramkan dan diarahkan dengan sempurna.

• Bila hal ini dibiarkan maka akibatnya anak hanya akan menguasai potensi akademik belaka dan sangat
minim dalam penguasaan aspek2 keagamaan. Akibatnya anak-anak akan menuju pola kehidupan manusia
yang sekuler, padahal kehidupan manusia harus dijalani dengan 2 aspek penunjang esensial ( aspek
jasmani dan aspek rohani) secara sehat dan seimbang.

• Sistem Pendidikan Nasional no 20 thn 2003 diharapkan dapat memperbaiki keadaan sehingga pendidikan
dan pengembangan nilai-nilai keagamaan untuk anak usia prasekolah akan dapat dilakukan dengan baik.
B. HAKIKAT BELAJAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK PADA
NILAI-NILAI KEAGAMAAN

• Dalam dunia pendidikan secara makro untuk menjadi


masyarakat pembelajar perlu 3 langkah pembaharuan
(Gordon Dryden et.al.1999:84) :
1. Melakukan pengejaran ketertinggalan pelajaran di sekolah
2. Mendefinisikan ulang apa yang harus diajarkan di sekolah
3. Mempolakan kurikulum ke 4 pilar dengan penilaian diri dan
pelatihan keterampilan hidup sebagai komponen kuncinya.
• Percepatan informasi dan transformasi unsur kehidupan begitu
rentan kita hadapi dan nilai-nilai pendidikan dan keagamaan
mengalami degradasi.

• William Dagget : Dunia yang akan ditinggali anak-anak berubah


empat kali lebih cepat daripada sekolah-sekolah kita.

• Patut dikaji untuk Taman Kanak-kanak ini memiliki keunikan yang


membedakan dengan strata berikutnya. Perlu mempertimbangkan
aspek kebutuhan dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan
serta kemampuan anak itu sendiri.
• Peter Kline : Belajar akan efektif kalau dilakukan dengan suasana
yang menyenangkan. Hakikat belajar anak Taman Kanak-kanak pada
waktu mempelajari apapun termasuk nilai-nilai keagamaan.
Dikategorikan dalam 6 prinsip :
1. Pengamatan
2. Peragaan
3. Bermain sambil belajar
4. Otoaktivitas
5. Kebebasan
6. Keterkaitan dan Keterpaduan
(Bernard Van Leer Foundation)
C. TARGET
Target ini didasarkan pada dua pemikiran bahwa pada hakikatnya anak :
1. Dilahirkan dalam keadaan suci maka ayah dan ibunyalah yang turut
menentukan mau menjadi pemeluk agama apa kelak di kemudian hari.
2. Pada awal kehidupannya anak yang normal tentu akan melalui tahapan
tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan ( tinjauan psikologis).

Dari target tersebut diharapkan akan muncul dampak positif yang


berkembang pada dimensi kemanusiaan anak itu sediri, yang meliputi fisik,
akal pikirannya, akhlak, perasaan kejiwaan, estetika dan kemampuan
sosialisasinya diwarnai dengan nilai keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai