Anda di halaman 1dari 40

Breaking The Time

Pendahuluan
Sebagai manusia normal, kita pasti berharap hidup sukses. Tidak ada seorang pun di
antara kita yang ingin hidupnya gagal. Namun bagai pepatah yang mengatakan “tak ada
kesuksesan tanpa usaha”, kesuksesan bukanlah satu hal yang datang tiba-tiba. Ia datang
kepada kita melalui jalan keteguhan, kecerdikan dan ketekunan.
Tak, mungkin kita memanen tanaman tanpa adanya kemauan untuk menanamnya
lebih dahulu. Kemudian mengetahui cara menanam yang benar dan sabar memeliharanya.
Sukses dalam hidup merupakan hasil panen dari ‘bibit’ usaha yang kita tanam, Anda tak
mungkin mengingkari ‘hukum tanaman’ itu. itulah hukum alam (sunnatullah) yang tak
akan berubah sepanjang jaman.
Jika Anda ingin berhasi dengan jalan pintas, misalnya memasang lotere, berjudi atau
usaha spekulatif lainnya, Anda mungkin akan sukses. Kesuksesan itu adalah kesuksesan
semu. Yang mudah datang dan hilang. Bahkan mungkin hilangnya kesuksesan itu disertai
penderitaan berkepanjangan. Anda tentu tak menginginkan hal tersebut terjadi pada diri
Anda bukan?
Buku ini memberikan panduan kepada Anda bagaimana cara mencapai sukses yang
Anda idamkan dengan cara mengelola waktu Anda dengan lebih baik lagi. Dengan
penjelasan yang mudah dan praktis, buku ini menjelaskan secara berurutan langkah-
langkah sederhana untuk mencapai keberhasilan. Keberhasilan yang bukan hanya bersifat
parsial dan material, tapi juga bersifat integral (menyeluruh) dan spiritual (ruhani).

Banyak buku yang membahas bagaimana cara mengatur waktu. Lalu


apa kelebihan buku ini dibandingkan buku lain yang sejenis? Buku ini
bukan hanya membahas tentang mengatur waktu, tapi juga tentang
‘menerobos’ waktu (Breaking The Time). Membahas bagaimana agar
Anda menguasai waktu, bukan dikuasai waktu. ‘Menghancurkan’
penjara waktu yang mengekang dan membuat Anda ‘bebas’ serta tidak
merasa bersalah dengan pengaturan waktu. Justru merasa nyaman dan
lapang dengan waktu Anda, walau sesibuk apapun. Inilah metode Breaking The Time
(‘menerobos’ waktu), yang berbeda dengan cara pengaturan waktu yang biasa Anda
ketahui.
Metode Breaking The Time ini disusun berdasarkan bukti kongkrit di lapangan, bukan
sekadar teori belaka. Dirancang agar mudah dipahami dan praktis untuk digunakan oleh
siapapun.
Jika Anda pernah membaca buku sejenis, buku ini akan memberikan petunjuk
pelaksanan dalam menerapkan semua teori tentang cara mengatur waktu yang pernah
Anda dapatkan. Teori hanya tinggal teori, jika tak tahu bagaimana cara mewujudkannya.
Buku ini menjawab ‘kebingungan’ Anda. Mengajak Anda mengurai ‘benang kusut’ teori-
teori itu dan menunjukkan langkah praktis satu demi satu untuk menuju kesuksesan hidp
melalui pengaturan waktu yang efektif.
Barangkali Anda pernah gagal dalam menggapai keinginan. Buku ini
akan memberikan motivasi baru untuk memulainya kembali, serta
menunjukkan jalan yang lebih mudah dalam melakukannya. Jadikan
buku ini sebagai panduan dalam menjabarkan semua ide dan keinginan
ke langkah yang nyata. Anda mungkin belum mengetahui sebelumnya, bahwa ada cara
yang mudah diingat dan sederhana untuk dilakukan dalam mengatur waktu demi
mencapai sebagian besar keinginan Anda.
Jadikan buku ini sebagai panduan dalam memjabarkan semua ide dan keinginan ke
langkah yamg nyata . Anda mungkin belum mengetahui sebelumnya, bahwa ada cara
yang mungkin diingat dan sederhana untuk dilakukan dalam mengatur waktu demi
mencapai sebagaian besar keinginan Allah.
Buku initerutama ditunjikan untuk para aktivis dan mereka yang sibuk yang ingin
mengatur waktunya secara lebih baik lagi. Tapi secara umum, setiap orang yang ingin
merahi sukses hendaknya membaca buku ini. Mahasiswa, pelajar, karyawan, pengusaha,
kaum perofesional maupun aktivis organisasi dan dakwah dapat menjadikan buku ini
sebagai rujukan untuk pengarahan aktivitas mereka agar tetap menuju keberhasilan.
Buku ini juga cocok bagi mereka yang telah sukses dan ingin mempertahankan
kesuksesanya. Juga untuk orang yang pernah gagal dan ingin memperbaiki kegagalanya.

Bagi yang sibuk atau merasa kekurangan waktu, buku ini akan
membantu mereka terampil mengatur waktu, sehingga menjadi
efisein dan efektif. Bagi para manajer, supervisor, konsultan,
pembimbing atau pengajar, buku ini akan memberi manfaat tentang
bagaimana mengajari orang yang berada di bawah tanggung jawabnya dalam menerapkan
cara-cara mengatur waktu guna mencapai tujuan pribadi maupun organisasi.
Anda bisa menggunakan buku ini pada tahap manapun dalam kehidupan Anda. Bagi
yang masih belia akan sangat baik untuk memulai mempelajari buku ini dari awal.
Sedang yang telah ber ‘umur’ mungkin dapat langsung membaca bagian-bagian yang
dirasa masih perlu perbaikan.
Buku ini sangat tepat jika membacanya pada saat kita perlu mengoreksi cita-cita atau
tujuan hidup kita. Atau saat kita akan mengevaluasi langkah-langkah yang kita lakukan
untuk mencapai cita-cita kita. Jika ingin lebih merasakan manfaatnya, Anda perlu
mempraktekkan langsung apa yang ada pada buku ini. Praktek adalah kunci untuk
merasakan manfaat sebuah buku.

Apa yang dimaksud dengan mengatur waktu (manajemen waktu)?


Manajemen waktu adalah suatu keterampilan dalam mengatur
waktu agar berhasil mencapai cita-cita atau tujuan hidup positif
yang dikehendaki. Jika tujuan hidup positif telah tercapai berarti
Anda telah menjadi orang yang sukses. Sebab orang yang sukses adalah orang yang
berhasil mencapai tujuan hidup positif yang dikehendakinya.
Di sekitar kita, ada empat macam orang. Orang yang tidak tahu tujuan hidupnya,
orang yang tahu tujuan hidupnya tapi tak tahu bagaimana cara mencapainya, orang yang
tahu tujuan hidupnya dan tahu bagaimana cara mencapainya, serta orang yang tahu tujuan
hidup yang benar dan tahu bagaimana cara mencapainya. Termasuk manakah Anda?
Di kelompok manapun, Anda jelas membutuhkan keterampilan mengatur waktu
(Time Management). Bahkan jika direnungkan, keterampilan mengatur waktu lebih
utama untuk dipelajari daripada ketrampilan atau keahlian yang bersifat sektoral, seperti
keterampilan di bidang komputer, arsitektur, kedokteran, ekonomi, dan sebagainya.
Sebab jika keterampilan sektoral hanya mengelola satu aspek dari kehidupan manusia
yang kompleks, keterampilan manajemen waktu justru mengelola seluruh aspek
kehidupan manusia agar tercapai keseimbangan dan keselarasan.
Namun sayangnya, keterampilan mengatur waktu kerap dianggap sepele. Barangkali
karena anggapan bahwa keterampilan mengatur waktu akan bisa dengan sendirinya
melalui pengalaman hidup, sehingga tak perlu dipelajari. Atau anggapan bahwa mengatur
waktu dapat berarti merubah kebiasaan yang sudah bertahun-tahun dilakukan, sehingga
sulit untuk dilaksanakan. Atau mungkin juga ada anggapan hidup setiap manusia sudah
merupakan takdir yang tak dapat diubah, sehingga tak perlu susah payah mengaturnya.
Semua anggapan tersebut tentu saja keliru karena seperti keterampilan lain yang
dapat dipelajari, keterampilan manajemen waktu juga dapat dipelejari dan dilakukan. Jadi
masalahnya terletak pada kemauan. Maukah Anda untuk menata hidup lebih baik lagi?
Maukah Anda mencapai cita-cita yang Anda inginkan? Maukah Anda hidup secara
seimbang dan selaras, sehingga memperoleh ketenangan dan kepuasaan batin? Maukah
Anda bangkit kembali setelah gagal? Jika jawabannya, ya. Berarti Anda membutuhkan
buku ini untuk membantu Anda menata kembali kehidupan Anda.
Beberapa manfaat yang didapatkan jika Anda terampil mengatur waktu, antara lain:


Anda menjadi mantap dan semangat
untuk menjalani hidup.

Anda tahu apa dan bagaimana cara mengisi hidup ini. Anda tidak mudah bingung dan
terombang-ambing dalam mengambil keputusan. Sebab Anda tahu mau ke mana Anda
melangkah.


Anda dapat hidup
secara seimbang dan selaras.

Semua orang yang perlu Anda layani akan terpenuhi secara cukup. Tidak ada lagi
ketidakseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Atau antara kebutuhan fisik dan
ruhani.


Anda dapat mencapai cita-cita
atau tujuan hidup yang Anda kehendaki.

Sebab Anda telah melakukan perencanaan untuk dapat meraihnya. Merencanakan


adalah setengah dari keberhasilan Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan.

Anda akan termotivasi untuk melakukan
apa yang Anda inginkan.

Anda telah memilih tujuan hidup yang Anda sukai dan Anda telah merencanakannya
sendiri. Semua itu akan menantang Anda untuk mewujudkannya.


Anda akan dapat memanfaatkan waktu
dengan baik.

Waktu Anda akan berlalu secara produktif. Anda tak akan menyesali waktu yang
telah berlalu di kemudian hari.


Anda akan terhindar dari keletihan kronis dan
stres yang dapat berakibat pada gangguan
psikologis dan fisik.

Perencanaan kegiatan membuat Anda terhindar dari keterdesakan waktu dan dari
jebakan kegiatan yang tak perlu.


Anda menjadi orang
yang lebih percaya diri dan kreatif.

Anda akan lebih bersungguh-sungguh untuk meraih masa depan tanpa sikap pesimis.
Kepercayaan diri dan kreativitas merupakan modal untuk meraih kesuksesan.


Anda tak lagi kesepian.

Hidup Anda penuh dengan pengalaman beragam bersama orang lain. Anda akan
menjadi orang yang suka bekerjasama dan bersosialisasi. Walaupun Anda dapat
melakukan segala sesuatu sendirian, tapi Anda tahu hasil yang lebih besar akan Anda
dapatkan jika bersinergi dengan orang lain.

Untuk mengatur waktu dengan metode Breaking The Time, ada


beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan tersebut adalah:

1. Membuat Misi;
2. Menentukan Peran;
3. Membuat Visi Peran;
4. Membuat rencana Pekanan; dan
5. Membuat Rencana Harian.

Semua tahapan Breaking The Time tersebut sebaiknya Anda pelajari dan praktekkan
dengan sungguh-sungguh. Sebab masing-masing tahapan tersebut saling melengkapi dan
saling menguatkan satu sama lain 

Membuat Misi

Menentukan Peran

Membuat Visi Peran

Membuat Rencana Pekanan

Membuat Rencana Harian

Gambar 3
Model Breaking The Time

Tahapan I
Membuat Misi
“Bagaimana yang sesungguhnya dari dunia ini ialah
yang memberimu kemuliaan diri”

(Ali bin Abu Thalib)

Mengendalikan waktu dengan metode Breaking The Time dimulai dari pembuat
misi. Sebab misi menjawab pertanyaan yang paling mendasar dari keberadaan kita di
dunia. Siapa sebenarnya kita? Dan apa maksud keberadaan kita di dunia? Setiap orang
mungkin saja mempunyai jawaban berbeda-beda. Namun apa pun jawabannya, sadar atau
tidak, mencerminkan misi hidup Anda.
Istilah misi sebetulnya lebih populer dalam dunia bisnis dan manajemen. Perusahaan-
perusahaan maju menjadikan misi sebagai ‘jiwa’ yang mewarnai tindakan dan
pengambilan keputusan mereka. Misi dalam bisnis diartikan sebbagai maksud utama
yang unik yang menggambarkan produk atau jasa utama dari perusahaan, segmen pasar
yang diambil, dan ruang lingkup yang ditekankan agar dapat bersaing dengan perusahaan
sejenis.
Namun sebenarnya misi bukanlah monopoli dunia bisnis dan manajemen. Misi dapat
digunakan dalam semua bidang, baik dalam lingkup kelompok maupun individu.
Ketika misi digunakan dalam lingkup individu, misi berarti kristalisasi nilai-nilai
yang diyakini kebenarannya oleh seseorang. Ini mencakup seluruh nilai-nilai yang
membentuk sifat, sikap, dan perilaku seseorang. Baik nilai yang berasal orang tua,
keluarga, budaya, bangsa, mmaupun agama. Baik nilai-nilai yang mempengaruhi
seseorang di masa lalu, kini maupun di masa depan. Pendek kata, misi adalah azas dari
setiap pribadi. Misi merupakan intisari dari seluruh nilai-nilai yang mempengaruhi pola
pikir dan perasaan seseorang. Misi adalah dasar kepribadian seseorang.
Seberapa penting misi bagi kehidupan kita? Sadar atau tidak, misi sangat
mempengaruhi kehidupan kita. Semua tindakan dan keputusan kita dipengaruhi olehnya.
Jika hidup ini berarti memilih untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu,
maka misilah yang menuntun kita untuk menentukan pilihan tersebut.
Namun sayangnya, tak semua orang tahu bahwa ia memiliki misi hidup tertentu. Jika
ditayangkan apa misi hidupnya? Biasanya ia tak dapat menjawabnya dengan pasti.
Jawaban seperti, “Aku tak tahu apa misi hidupku. Bagiku hidup ini mesti dijalani apa
adanya”, atau “Bagiku hidup ini bagai air yang mengalir saja”, menunjukkan
ketidaktahuannya tentang misi hidup.
Bahkan mereka yang sadar memiliki misi hidup tertentu kadangkala tak tahu apakah
misi hidupnya itu baik atau tidak. Apakah misi tersebut dapat membantu mereka untuk
sukses dalam hidup atau tidak? Namun yang jelas adalah bahwa setiap manusia pasti
memiliki misi hidup.

Secara garis besar, misi hidup dan dua macam yakni misi hidup positif
dan negatif. Misi hidup positif adalah misi hidup yang luhur. Misi
hidup yang dipengaruhi oleh nilai-nilai prinsip, seperti kebaikan, kejujuran, keadilan,
kedamaian, kesetiaan, keselamatan, kesejahteraan, ketentraman dan kebahagiaan. Nilai-
nilai tersebut berlaku universal dan abadi.
Sebaliknya misi hidup negatif adalah misi yang dipengaruhi oleh nilai-nilai hedonis
dan semu, seperti kedustaan, kelicikan, kezaliman, kesewenangan, kejahatan, kekikiran,
keegoisan, dan ketidaksetiaan. Mungkin orang yang bersangkutan sendiri tidak
menyadari bahwa misi hidupnya negatif. Namun orang lain cepat mengetahuinya,
biasanya orang yang bermisi negatif terlihat pada cara-cara yang mereka gunakan dalam
mencapai tujuan yaitu menghalalkan segala cara.
Orang yang misi hidupnya negatif akan mengejar berbagai keinginan yang bersifat
kepuasan nafsu pribadi, tanpa mempedulikan orang lain. Orientasi hidupnya diarahkan
untuk mendapatkan berbagai hal yang bersifat semu dan materi. Ia mengejar sesuatu yang
sebetulnya tak akan mampu membuatnya tenang dan hidup bahagia, kecuali sesaat.
Sesuatu itu dapat berupa harta, uang, kedudukan, pekerjaan, keluarga, golongan, teman,
musuh, dan sebagainya.
Contoh orang yang misi hidupnya negatif adalah orang yang menggunakan kelicikan
untuk mencapai keinginannya. Ia berlaku curang dan menipu untuk mencapai tujuan.
Contoh lain adalah orang yang tidak setia. Berkata baik di depan seseorang, tapi di
belakangnya sering menjelek-jelekkannya. Atau orang yang sering tidak konsisten
dengan apa yang diucapkannya. Sering melanggar ucapan atau janjinya sendiri.
Orang yang bermisi positif adalah orang yang berpegang pada prinsip-prinsip
universal, seperti kebaikan, kejujuran, kesetiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut berlaku
dan diakui oleh seluruh manusia normal di seluruh dunia. Biasanya nilai-nilai tersebut
juga merupakan norma dalam masyarakat beradab yang diajarkan secara turun temurun.
Jika kita renungkan, nilai-nilai universal tersebut sesungguhnya berasal dari Allah
Yang Maha Esa. Allah mengajarkan nilai-nilai luhur tersebut melalui para rasul-Nya.
juga melalui hati nurani (fithrah) yang selalu mengajak kita ke arah kebaikan. Nilai-nilai
universal ini melingkupi nilai-nilai yang bersifat semu. Artinya jika kita berpegang teguh
pada nilai-nilai universal, kita bukan hanya mendapatkan kebahagiaan jiwa tapi juga
kenikmatan materi.
Sayangnya bagi sebagian orang, berpegang teguh pada nilai-nilai universal dianggap
sulit. Banyak godaan dan cobaan yang menghadang sehingga membuat mereka, secara
sadar atau tidak, lebih memilih misi hidup negatif. Yakni misi yang nilai-nilainya
cenderung egois dan destruktif bagi orang lain.

Misi Positif Mendorong ke Luar Misi negatif

Gambar 5
Lingkaran Misi

Orang yang sadar tentang misi hidupnya tentu berbeda dengan orang yang
tak tahu tentang misi hidupnya. Orang yang tahu misi hidupnya juga berbeda antara
orang yang tahu apakah misi hidupnya positif atau negatif.
Jika ingin terampil ‘menerobos’ waktu, Anda perlu menyadari apakah misi hidup
Anda positif atau negatif. Untuk itu, beberapa ciri misi hidup yang positif di bawah ini
akan dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi apakah misi hidup Anda positif atau
negatif:

Luhur

Misi hidup positif adalah misi yang luhur dan ideal. Misi yang bersumber pada nilai-
nilai universal yang berasal dari Allah. Bukan bersumber pada nilai-nilai negatif yang
destruktif.


Fleksibel

Misi juga harus fleksibel. Tidak terlalu kaku, dan memberi ruang bagi perubahan-
perubahan cara untuk mencapai tujuan. Misi yang tidak fleksibel membuat orang yang
menyandang misi tersebut kehilangan kreativitasnya dalam menerjemahkan misi tersebut
ke dalam langkah operasional.


Menarik

Misi yang menarik berarti misi yang mampu memotivasi penyandangnya untuk
senantiasa menjalankan dan mempertahankannya dalam berbagai situasi. Misi yang
menarik juga bersifat optimistis dan menekankan harapan daripada kekhawatiran.


Spiritual

Spiritual di sini berarti misi bersifat non materi dan abstrak. Ia tak dapat diukur secara
kuantitatif, hanya dapat dirasakan secara subyektif melalui pendekatan kualitatif.


Jelas

Misi harus jelek, sehingga mudah memahami dan menghayatinya. Misi yang jelas
biasanya mengandung kata-kata yang tidak mempunyai makna ganda. Misi yang
memakai kata-kata puitis mungkin menarik, tapi kadang kala sulit di mengerti.


Singkat

Misi sebaiknya singkat dan padat. Dianjurkan hanya menggunakan satu kalimat. Jika
terpaksa, boleh juga menggunakan beberapa kalimat, tapi sebaiknya tidak lebih dari tiga
kalimat. Misi perlu dibuat singkat agar lebih mudah diingat dan dihafal.

Membuat misi secara tertulis merupakan konsekuensi dari Breaking


The Time. Misi harus tertulis agar lebih mudah diingat, dihafal, di
mengerti dan dihayati. Misi yang tidak ditulis menunjukkan
ketidaksungguhan dalam pembuatannya. Ketika memutuskan sebuah
misi segera tuangkan dalam tulisan misi sebab dari sama akan segera tumbuh sebuah
komitmen kuat dalam menjalankannya.

BAGAIMANA CARA MEMBUAT MISI?

LANGKAH 1
Menjawab enam unsur misi

Pernyataan misi secara tertulis, sebaiknya mencakup jawaban dari berbagai unsur
pertanyaan berikut ini:

1. Siapa saya
2. Mengapa saya ada?
3. Apa keunggulan/ kelebihan yang saya milik?
4. Untuk siapa saya bekerja?
5. Apa hasil/ produk dari pekerjaan saya?
6. Dimana saya mengerjakannya? (opsional)

Mari kita lihat contoh:


Ahmad Saputra bekerja sebagai dosen Fakultas Psikologi pada sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Saat
ini berusia 32 tahun, mempunyai seorang isteri dan 2 orang anak. Selain dosen, Ahmad juga sering
berceramah dan mengisi pelatihan tentang prikologi serta pengembangan pribadi. Ia juga aktif dalam
kegiatan pelayanan masyarakat. Di antaranya tercatat sebagai pengurus sebuah LSM psikologi remaja,
pengurus kperasi serba usaha, dan pembina pengajian remaja di tempat tinggalnya. Ahmad dikenal
sebagai orang yang aktif, kreatif, dan senantiasa optimis menatap masa depan. Ia juga sering menulis
artikel di berbagai media massa ibukota.

Setelah mempelajari buku ini, Ahmad bertekad untuk menata hidupnya lebih teratur. Ia perlu membuat
misi hidupnya secara tertulis. Langkah pertama yang dilakukannya adalah mencoba menjawab secara
spontan dan jujur enam pertanyaan unsur misi pada selembar kertas. Ahmad menjawab pertanyaan
tersebut sebagai berikut:

Pertanyaan Jawaban
Siapa Saya? Makhluk ciptaan Allah
Mengapa saya ada? Untuk berbuat baik
Apa keunggulan/ Berpendidikan,
Kelebihan yang saya Ulet dan kreatif
miliki?
Untuk siapa saya Untuk masyarakat
Bekerja? di sekitar saya
Apa hasil/produk Pemberdayaan
dari pekerjaan saya? orang lain
Dimana saya Di dunia
Mengerjakannya?

Dalam menjawab pertanyaan mengenai misi, Anda perlu memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:


Siapa saya?

Jawaban harus mencerminkan diri Anda sebagai manusia seutuhnya. Jangan


menjawab secara parsial, misalnya: saya adalah asisten dosen, saya adalah anak dari
bapak saya, saya adalah Ahmad Saputra (menyebutkan nama).


Mengapa saya ada?

Menurut Anda mengapa Anda lahir dan berada di dunia ini. Jawablah secara jujur dan
apa adanya. Anda harus menjawab sesuai pendapat Anda, bukan menurut pendapat orang
lain, pendapat pakar, atau buku-buku.


Apa keunggulan / kelebihan
yang saya miliki?

Pertanyaan ini sebetulnya mudah. Setiap orang pasti memiliki keunggulan. Jika
merasa sulit karena tak tahu pasti apa keunggulan Anda, cobalah renungkan kegiatan apa
yang Anda senangi? Atau apa hobi Anda? Bisa juga dengan melihat prestasi yang pernah
Anda dapatkan di masa lalu. Biasanya keunggulan yang kita miliki berawal dari senang
mengerjakannya atau karena kita ahli mengerjakannya (berprestasi). Perlu diperhatikan
bahwa yang dimaksud keunggulan di sini adalah yang telah Anda miliki ketika Anda
menulis misi ini, bukan yang akan Anda miliki di masa depan.


Untuk siapa saya bekerja?

Yang dimaksud bekerja bukanlah sebatas pekerjaan formal atau profsi Anda. Tapi
adalah untuk siapa Anda hidup dan beraktivitas di dunia ini? Penekanannya kepada siapa
yang Anda layani selama ini? Atau yang akan Anda layani di masa datang?

Apa hasil / produk
dari pekerjaan saya?

Hasil/produk dapat berupa barang atau jasa. Jika hasil Anda banyak, pilih yang paling
dominan. Hasil/produk dapat juga berupa manfaat yang Anda hasilkan dari aktivitas
Anda yang paling menonjol.


Dimana saya mengerjakannya?

Jawaban dari pertanyaan ini menunjuk pada tempat di mana Anda biasa beraktivitas
selama ini. Tempat tersebut bisa merupakan areal yang sempit atau luas. Jika jawaban
Anda merupakan areal yang sempit, seperti nama kelurahan, kecamatan atau kota
tertentu, berarti Anda menekankan pada kekhasan misi Anda yang hanya cocok di tempat
tersebut. Jika jawaban Anda berareal luas, bahkan dapat dilakukan di mana saja
(misalnya Anda menjawab, “di dunia”), Anda dapat mengabaikan pertanyaan ini.

LANGKAH 2
Menggabungkan jawaban
pertanyaan tentang misi menjadi satu
atau beberapa kalimat

Setelah keenam unsur misi dijawab, langkah selanjutnya menyatukannya menjadi


satu atau beberapa kalimat. Buat dalam KISS (Keep It Short and Simple), kalimat yang
singkat dan sederhana. Susunan kalimat hendaknya memenuhi ciri dari misi yang baik,
yaitu menarik, jelas, singkat, mengandung nilai-nilai luhur, bersifat spiritual dan
fleksibel. Kalimat tidak harus memakai kata-kata yang persis sama dengan enam jawaban
di atas.
Setelah Ahmad menjawab enam pertanyaan yang berkaitan dengan misi, Ahmad
mencoba menyusunnya menjadi satu kalimat. Ia menulis masing-masing jawaban
tersebut pada karton yang dibuat seukuran kartu. Kemudian memindah-mindahkan posisi
kartu sampai menjadi sebuah kalimat yang baik dan menarik.
Akhirnya Ahmad menemukan kalimat yang tepat untuk misi hidupnya, yaitu:

“Saya adalah makhluk ciptaan Allah yang


berpendidikan, ulet dan kreatif yang bertekad untuk
selalu berbuat baik dengan cara memberdayakan
masyarakat di sekitar saya.”

Dengan selesainya langkah 2 ini, Anda telah membuat pernyataan misi secara tertulis.
Misi tersebut sebaiknya dihapal dan dihayati. Misi akan berguna untuk menilaui setiap
alternatif tindakan Anda ke depan. Setiap malam atau di pagi hari, Anda perlu melakukan
instrospeksi apakah tindakan Anda yang lalu sesuai atau tidak dengan misi hidup Anda.
Jika tidak, apa sebab dan dimana kendalanya. Kemudian perbaharui komitmen Anda agar
lain kali senantiasa bertindak sesuai dengan misi hidup Anda.
Pernyataan misi tertulis diubah setiap saat sesuai dengan keinginan Anda. Namun
walau misi bersifat fleksibel, sebaiknya misi jangan terlalu sering diubah. Sebab misi
mempengaruhi tindakan. Jika misi sering diubah maka tindakan kita menjadi tidak
konsisten atau plin-plan. Kita seperti orang yang memintal benang, kemudian diurai lagi,
demikian seterusnya. Selain itu, misi yang seriang diubah juga menunjukan kurang
matangnya pribadi kita terhadap nilai-nilai yang kita yakini.
Misi tak akan banyak gunanya jika Anda hanya membuatnya secara tertulis tapi tidak
direalisasikan dalam tindakan. Misi yang selalu direlisasikan dalam tindakan akan
membuat Anda menjadi diri Anda sendiri (be your self). Anda menjadi tidak tergangu
kepada selera atau keinginan orang lain. Pribadi Anda menjadi utuh dan terhindar dari
split of personality (kepribadian yang pecah), sehingga menjadikan anda mantap dan
tenang dalam hidup.
Jika Anda selalu komitmen dengan misi anda, berarti Anda telah mempunyai modal
awal yang baik untuk terampil mengatur waktu Anda. Anda telah mampu mengendalikan
diri. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri untuk melangkah pada pada tahap
selanjutnya dari Breaking The Time 

Tahapan II
Menentukan Peran
“Barangsiapa yang naik panggung tanpa persiapan,
maka ia akan turun dengan kehinaan”

(Shakespeare)

Misi hidup tak ada gunanya jika tidak ada penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika menerapkan misi, kita akan menerapkannya dalam berbagai peran hidup kita.
Peran adalah posisi atau kedudukan di mana seseorang diharapkan melakukan perilaku
tertentu.
Dalam kehidupan ini, setiap orang memiliki peran yang bermacam-macam. Peran-
peran itu dijalankan oleh setiap orang secara berbarengan menurut takaran yang berbeda.
Ada peran yang utama, karena waktu dan tenaga kita lebih banyak tercurah di sana. Ada
pula peran pembantu, yang walau membutuhkan porsi waktu dan tenaga yang kecil,
namun tetap juga harus diperhatikan. Pendek kata tidak ada orang yang hanya memiliki
satu peran. Sebagai contoh, Anda mungkin mempunyai peran sebagai karyawan, di
samping itu sebagai mahasiswa sekaligus anak dari sebuah keluarga.
Orang yang tidak dapat seimbang dalam memenuhi semua perannya kemungkinan
besar akan mengalami kegagalan dan kekecewaan hidup. Misalnya, jika Anda terlalu
sibuk bekerja di kantor (berperan sebagai karyawan), Anda mungkin dapat melalaikan
peran Anda sebagai suami atau ayah dari anak-anak (peran sebagai keluarga). Hal ini
disebabkan Anda tidak lagi mempunyai waktu yang cukup untuk mengurusi keluarga
Anda.

PERAN

Profesi/
Pekerjaan Pengabdia Keluarga
n

Warga
Studi Masyaraka Dll
t

Gambar 9
Lingkaran peran/ pekerjaan, keluarga, pengabdian, studi,
warga masyarakat, dll

Karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk dapat mengatur berbagai peran hidup
Anda. Manajemen waktu bermanfaat untuk bisa mengatur berbagai peran hidup secara
seimbang dan harmonis. Manajemen waktu mengajarkan kepada kita untuk dapat
memenuhi setiap tuntutan peran tersebut secara proporsional. Sebab masing-masing
peran dalam kehidupan kita merupakan bagian yang tak terpisah dari kebahagiaan dan
kesuksesan kita. Orang yang mampu mengatur drinya sendiri berarti mampu memainkan
perannya dengan baik. Bukan hanya pada satu peran, tapi pada semua peran dalam
hidupnya.

Mungkin kepedihan yang paling dalam dan sering terungkap dalam


kaitan dengan mengatur diri dan waktu adalah ketika muncul
ketidakseimbangan.
Banyak orang yang setelah sekian lama menjalani hidup akhirnya sampai pada
kesadaran yang menyakitkan bahwa betapa banyak hal penting dalam hidup mereka
selama ini terabaikan. Mereka menyadari bahwa mereka telah menggunakan amat banyak
waktu dan tenaga dalam satu bidang kehidupan –seperti bisnis, olahraga, atau pelayanan
masyarakat—dengan mengorbankan bidang yang lain, seperti kesehatan, keluarga dan
teman-teman. Mereka sadar akan adanya berbagai peran tersebut, tetapi tak tahu
bagaimana cara mengalokasikannya. Peran mereka tampaknya terus menerus saling
bertentangan dan bersaing, karena keterbatasan waktu maupun perhatian.
Jelas, dibutuhkan keseimbangan antar peran jika kita tak mau menyesal di kemudian
hari. Keseimbangan merupakan nilai universal yang selalu kita lihat perwujudannya
setiap hari. Keseimbangan alam, keseimbangan kekuatan, keseimbangan neraca
perdagangan, keseimbangan makanan (makanan yang komposisinya seimbang)
merupakan bagian dari keseimbangan universal. Keseimbangan merupakan kunci dari
kehormatan. Keseimbangan peran merupakan kunci dari kesuksesan dan ketenangan
hidup.
Tetapi, bagaimana kita dapat memelihara keseimbangan dalam peran hidup kita?
Apakah itu berarti lari dari satu peran ke peran lain dengan cepat untuk menangani
semuanya setiap hari? Atau, kita memusatkan diri pada satu peran, kemudian setelah
selesai baru memperhatikan peran yang lain? Banyak di antara kita yang terbiasa sejak
kecil untuk melihat peran sebagai “kotak-kotak” kehidupan yang terpisah. Kita pergi ke
kelas-kelas yang berbeda di sekolah, kita memiliki mata pelajaran yang terpisah-pisah,
kita memiliki buku teks yang berbeda-beda, dan tidak pernah terlintas di benak kita
bahwa terdapat hubungan antara satu dengan yang lain. Pengotak-kotakan itu berubah
menjadi watak kita juga. Siapa diri kita di tempat kerja berbeda dengan diri kita di tengah
keluarga. Apa yang kita lakukan di depan orang banyak berbeda dengan apa yang kita
lakukan ketika sendirian. Inilah dampak dari watak pengkotak-kotakan yang dapat
berakibat pada ketidakseimbangan hidup kita.
Pada kenyataannya, peran-peran itu merupakan bagian dari suatu keseluruhan yang
amat saling terkait, di mana masing-masing peran merupakan satu kesatuan yang saling
mempengaruhi. Sebagaimana dikatakan oleh Gandhi, “Orang tidak dapat melakukan
sesuatu yang benar dalam satu bidang kehidupan sementara dia sibuk melakukan
kesalahan di bidang lain. Kehidupan adalah satu keseluruhan yang tak terbagi”.
Ketika Anda menerapkan keseimbangan peran dalam hidup Anda, itu tidak berarti
sama dengan berlari di antara kotak-kotak kehidupan. Keseimbangan adalagh suatu
ekuilibrium dinamis. Keseimbangan berarti bahwa semua bagian beroperasi secara
bersama-sama secara sinergis dalam suatu keseluruhan yang amat saling terkait.
keseiMbangan bukanlah berwujud ‘atau’ melainkan perwujudan dari ‘dan’.

Kita perlu menciptakan sinergi antar peran kita. Sinergi antar peran
dapat menghemat waktu maupun tenaga. Dengan mengajak anak ke
toko buku, kita dapat mengembangkan diri sebagai upaya menjalankan
peran pekerjaan sekaligus pada saat yang sama membina hubungan yang lebih baik
dengan anak sebagai upaya menjalankan peran keluarga. Kalau kita harus memeriksa
pabrik dan melatih seorang asisten baru, kita dapat memandang kegiatan pemeriksaan
bersama dengan asisten itu sebagai cara melatih dia (sinergi peran pekerjaan dan peran
pemberdayaan pegawai).
Memahami sinergi antar peran akan membantu kita mengatasi dikotomi “atau”.
Seorang wanita yang bekerja dan mempunyai anak dapat mengatasi dikotomi yang
membingungkan antara bersama dengan anak-anak atau bekerja. Ia bergairah menjadi ibu
karena memahami perannya sebagai ibu yang tak dapat ditinggalkan dan tidak lupa untuk
mengembangkan potensinya melalui kerja.
Kalau Anda memandang peran-peran sebagai bagian hidup yang terpisah-pisah maka
sesungguhnya Anda sedang mengembangkan suatu mentalitas kelangkaan waktu. Anda
merasa selalu dikejar-kejar waktu. Memanfaatkan waktu dalam satu peran berarti kita
tidak dapat memanfaatkannya untuk peran yang lain. Ini berarti menang kalah (satu peran
menang, peran lain kalah). Akhirnya kita berkompetisi dengan diri sendiri.

PERAN

Profesi/ Keluarga
Pekerjaan Sinergi

Pengabdian Warga
Sinergi Masyarakat

Gambar 10. Sinergi antar peran

Namun dengan sinergi antar peran, Anda menumbuhkan mentalitas berlimpahnya


waktu. Waktu Anda banyak dan dapat dipergunakan secara cukup untuk memenuhi peran
Anda. Anda akan selalu berpikir menang dan menang. Memandang semua peran sebagai
bagian dari suatu keseluruhan yang saling terkait. Kecerdikan dan kreativitas dibutuhkan
untuk mampu melakukan sinergi antar peran dalam hidp keseharian Anda.

LALU APA LANGKAH APLIKATIF


UNTUK MENENTUKAN PERAN ANDA?
LANGKAH 1
Menginventarisir Peran

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menginventarisir (mendata) peran
Anda selama ini. Setiap orang akan berbeda dalam menginventarisir jumlah perannya.
Tidak ada patokan yang khusus untuk mengklasifikasikan peran, tapi beberapa petunjuk
di bawah ini dapat Anda gunakan untuk mengklasifikasi peran:

1. Aktivitas yang membutuhkan tanggung jawab Anda;


2. Aktivitas yang sering/rutin Anda lakukan (setiap hari, setiap pekan, setiap bulan atau
setiap tahun),
3. Aktivitas yang berhubungan dengan orang lain;
4. Aktivitas yang membutuhkan cukup banyak waktu untuk melakukannya.

Setelah membuat misi, Ahmad Saputra mencoba menginventarisir perannya. Hasil


catatannya tercantum seperti di bawah ini:

 Dosen
 Penceramah
 Instruktur
 Ayah
 Suami
 Anak (dari orang tuanya)
 Saudara (dari keluarga besarnya)
 Warga masyarakat (di lingkungan tempat
tinggal)
 Penulis artikel
 Pengurus LSM
 Pengurus koperasi
 Pembina pengajian remaja
 Pemain bola
 Membaca buku
 Sholat dan ibadah lainnya

LANGKAH 2
Menyeleksi peran

Setelah menginventarisir peran, Anda perlu melakukan seleksi peran. Seleksi peran
dilakukan dengan dua cara:


Menyisihkan peran
yang tidak sesuai dengan misi hidup
Peran yang telah dinventarisir harus dinilai secara jujur apakah sesuai dengan misi
atau tidak. Peran yang tidak sesuai dengan misi harus Anda tinggalkan. Artinya, Anda
tidak lagi melakukan aktivitas tersebut. Jangan segan-segan untuk menghilangkan peran
yang tidak sesuai dengan misi Anda. Anda harus berani mengambil keputusan, jangan
takut meninggalkan peran yang tidak sesuai dengan misi hidup Anda. Misalkan ketika
Anda menginventarisir peran terdapat peran sebagai pengedar narkoba, padahal misi
hidup Anda adalah pemberdayaan terhadap orang lain, maka tinggalkan peran sebagai
pengedar narkoba. Ubah usaha Anda agar sesuai dengan misi hidup Anda. Contoh lain,
jika misi hidup Anda mencari ridho Allah, maka tinggalkan peran yang menjauhi Anda
dari ridho Allah, seperti bekerja pada tempat yang tidak halal atau maksiat. Jika Anda
belum mampu meningalkan peran yang tidak sesuai dengan misi Anda, jadikan ia sebagai
peran tersendiri. Lalu buat visi untuk meninggalkannya di masa depan (akan diterangkan
pada bagian ‘Membuat Visi peran’).


Mengelompokkan peran-peran sejenis

Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah peran. Sebaiknya peran


yang kita miliki tidak lebih dari tujuh buah agar mudah membagi waktunya.
Kelompokkan peran berdasarkan sifatnya yang sama. Misalnya peran berdasarkan
sifatnya yang sama. Misalnya peran sebagai ayah, suami, dan saudara dapat
dikelompokkan dalam satu peran yang sama, yakni peran keluarga. Peran olahraga dan
belajar dapat dikelompokkan dalam peran pengambangan diri. Namun peran yang
menurut Anda sangat penting bagi misi Anda, sebaiknya jangan dikelompokkan. Biarkan
ia menjadi satu peran tersendiri karena Anda membutuhkan waktu dan tenaga yang
banyak untuk menjalankannya.
Kelompokkan juga peran menjadi peran utama atau peran pembantu. Peran utama
adalah peran yang sangat penting untuk pencapaian misi hidup Anda. Peran yang
membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengerjakannya. Sedang peran pembantu
adalah peran yang perlu ada sebagai tuntutan untuk menunjang pencapaian misi hidup
Anda. Peran yang tidak membutuhkan waktu terlalu banyak dibanding peran utama.
Anda juga perlu membuat peran pengembangan diri secara tersendiri. Peran ini
sebaiknya selalu ada dan tidak digabung dengan peran lainnya. Hal ini agar Anda
senantiasa mempunyai waktu untuk mengembangkan diri, baik secara moral, intelektual,
sosial maupun fisik.
Ahmad Saputra meneruskan langkahnya untuk menentukan peran dengan menseleksi
peran yang tlah diiventarisir. Mula-mula ia mengelompokkan peran-peran sejenis atau
yang sifatnya hampir sama. Ia mengelompokkan peran penceramah dan instruktur dalam
satu peran. Peran ayah, suami, anak dan saudara dalam satu peran keluarga. Peran
pengurus LSM dan koperasi dalam satu peran organisator. Peran pemain bola, membaca
buku dan sholat dalam satu peran pengembangan diri. Peran dosen, penulis artkel, warga
masyarakat dibiarkannya tetap dalam satu peran, karena Ahmad menganggap peran
tersebut penting dalam mengaplikasikan misinya.
Setelah itu Ahmad menilai apakah peran-peran tersebut sesuai dengan misi hidupnya.
Ternyata, menurut Ahmad, semua peran tersebut sesuai dengan misi hidupnya. Daftar
peran Ahmad berubah menjadi seperti berikut:
- Dosen
- Pembicara (Penceramah, Instruktur)
- Keluarga (Ayah, Suami, Anak, Saudara)
- Warga masyarakat (di lingkungan tempat tinggal)
- Penulis artikel
- Organisator (Pengurus LSM, Pengurus koperasi, Pembina pengajian remaja)
- Pengembangan diri (Pemain bola, Membaca buku, Sholat dan ibadag lainnya).

Peran yang telah ditentukan sebaiknya ditinjau pada waktu-waktu tertentu. Paling
lama Anda perlu mengevaluasi peran Anda tiga bulan sekali. Anda perlu mengavaluasi
apakah peran-peran itu masih relevan dengan misi atau tidak. Apakah ada peluang yang
membuat Anda perlu memasukkan peran yang baru? Apakah ada tantangan atau ancaman
yang memaksa Anda perlu mengubah atau meninggalkan peran-peran tertentu? Misalkan
Anda yang tadinya sebagai karyawan mendapat promosi sebagai direktur keuangan,
maka Anda perlu mengubah peran Anda. Atau mungkin Anda trpaksa meninggalkan
peran sebagai karyawan, karena di-PHK oleh perusahaan Anda. Bisa juga Anda berhenti
sebagai pengurus koperasi karena pergantian pengurus. Karena itu, peran bukanlah
sesuatu yang statis, ia fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan, peluang atau
tantangan yang ada, asalkan ia tetap sesuai dengan misi Anda. Jika misi hidup Anda
berubah, maka dapat dipastikan akan banyak peran hidup Anda yang juga berubah 

Tahapan III
Membuat Visi Peran
“Visi membuat kita bergairah dengan pemahaman
akan sumbangan khas yang dapat kita buat”

(Stephen R. Covey)

Setelah Anda menentukan peran sesuai dengan misi yang Anda buat, tibalah saatnya
bagi Anda untuk ‘bermimpi’. Sekarang, Anda perlu membuat visi tentang masa depan
Anda. Visi ibarat mimpi karena kita membayangkan sesuatu yang masih bersifat harapan.
Visi adalah kemampuan untuk melihat apa yang saat ini belum terwujud.
Kekuatan visi sungguh luar biasa! Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang
memiliki ‘gambaran peran yang berorientasi ke masa depan’ berhasil lebih baik di
sekolah dan lebih handal dalam menghadapi tantangan hidup. Tim dan organisasi yang
memiliki pemahaman kuat mengenai suatu misi tidak akan mampu mewujudkan misinya
tanpa kehadiran visi. Keberhasilan individu, kelompok, atau organisasi salah satunya
akibat kekuatan visi yang mereka miliki.

Apabila visi kita terbatas, hanya sebatas harapan tentang apa yang
akan terjadi pada esok hari atau lusa, kita cenderung membuat
pilihan berdasarkan apa-apa yang persis berada di depan kita. Kita bereaksi terhadap apa-
apa yang mendesak, dorongan perasaan sesaat, atau suasana hati. Kita membuat pilihan
berdasarkan pertimbangan orang lain atau kecenderungan lingkungan di sekitar kita. Kita
menjadi tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Langkah kita terombang-ambing.
Keputusan-keputusan kita menjadi tidak konsisten dan berubah-ubah setiap hari.
Apabila visi kita terlalu membumbung tinggi, berdasarkan ilusi yang sama sekali
tidak beranjak dari kemampuan-kemampuan kita saat ini, maka pada saatnya visi itu
tidak dapat mencapai hasil yang kita harapkan. Visi kita tak lebih merupakan sesuatu
yang hampa. Akhirnya kita tak percaya lagi pada harapan-harapan kita.
Apabila visi kita berdasarkan pandangan sosial, kita akan membuat pilihan-pilihan
atas dasar harapan-harapan orang lain. Kita tidak menggerakkan potensi dan bakat kita
sendiri. Kita tak lagi memiliki hubungan dengan jati diri kita yang unik. Kita hidup
berdasarkan kemauan orang lain – keluarga, teman, lawan, media massa. Akhirnya, kita
menjadi asing terhadap diri kita sendiri.
Ketika Anda membuta visi, Anda perlu membuatnya berdasarkan kemauan Anda
sendiri. Anda perlu membuatnya berdasarkan potensi dan bakat Anda sendiri.
Berdasarkan kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki saat ini. Atau yang Anda
pandang merupakan kelebihan dan kemampuan yang akan Anda miliki. Bukan
berdasarkan pandangan orang lain tentang kemampuan dan kelebihan Anda.
Visi adalah cita-cita dan harapan tentang masa depan Anda sendiri. Anda akan
bergairah mencapai visi Anda, jika visi sesuai dengan misi hidup Anda. Pada saat itu visi
berubah menjadi motivator yang begitu kuat, yang pada gilirannya menjadi ‘pembakar’
semangat Anda. Ini merupakan energi yang membuat hidup Anda menjadi suatu
petualangan yang menarik. Suatu petualangan untuk eraih cita-cita, sehingga Anda berani
berkata ‘ya!’ terhadap peluang atau pilihan yang sesuai dengan cita-cita Anda.
Sebaliknya berani berkata ‘tidak!’ dengan damai dan penuh keyakinan diri terhadap hal-
hal yang kurang sesuai dengan cita-cita Anda.
Visi yang sesuai dengan misi hidup Anda akan membuat Anda semakin mampu
mengatasi ketakutan, kesulitan, keraguan, kelesuan dan banyak hal lain yang membuat
Anda tak dapat mencapai sesuatu. Sebagai contoh, Khobab bin Arts, sahabat Nabi
Muhammad saw yang berasal dari kalangan budak mampu mengatasi segala penderitaan,
siksaan dan kesulitan yang dialaminya karena memiliki visi yang sama dengan misi
hidupnya. Suatu ketika ia datang kepada Nabi mengeluhkan siksaan yang dialaminya.
Pada waktu itu Islam baru dipeluk oleg segelintir orang di kota Mekkah. Nabi
Muhammad saw berkata kepadanya, “Wahai Khobab, bersabarlah. Demi Allah
sesungguhnya aku melihat sebentar lagi apa yang kita perjuangkan akan memperoleh
hasilnya. Aku melihat Islam akan dipeluk oleh seluruh orang di jazirah Arab ini,
sehingga orang akan bepergian dengan aman tanpa merasa takut diganggu sedikitpun”.
Visi ini, membuat Khobab tegar bertahan mengatasi segala penderitaan yang dialaminya.
Kelak ia tercatat dalam sejarah sebagai salah satu sahabat utama Nabi yang sukses di
dunia (menjadi gubernur) dan sukses di akhirat (mati syahid).
Pikirkan juga Gandhi, yang muncul dari latar belakang ketakutan, kekurangan, dan
ketidakamanan pada masa penjajahan Inggris di India. Ia pada dasarnya mempunyai sifat
pemalu dan sulit bergaul. Namun ketika melihat ketidakadilan yang dialami orang India,
lahirlah visi dalam benak dan hatinya. Visi yang menumbuhkan gagasan sebuah
masyarakat egaliter. Di mana setiap orang berkedudukan sama tanpa ada yang menindas
hak azasi orang lain. Menjelang akhir hidupnya, ia berkata, “Saya memandang diri saya
tidak lebih daripada orang biasa dengan keampuan di bawah rata-rata. Saya sama
sekali tidak meragukan bahwa setiap orang, pria maupun wanita, dapat mencapai apa
yang telah saya capai, apabila ia mengupayakan usaha yang sama dan menumbuhkan-
kembangkan harapan maupun keyakinan yang sama.”
Ketika Khobab bin Arts dan Mahatma Gandhi memfokuskan diri pada visinya,
kelemahan-kelemahan pribadinya lenyap. Mereka bertumpu pada kelebihan dan potensi
unik yang dimilikinya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi orang-orang besar.
Visi menciptakan pertumbuhan dan pengembangan diri. Visi membuat orang bergairah,
sungguh-sungguh dan cerdik. Kekuatan visi tak dapat disangkal merupakan kunci dari
kesuksesan hidup seseorang.

Ciri-Ciri Visi
Visi yang baik adalah visi yang bercirikan:


Terukur

Visi yang baik adalah visi yang dapat diukur. Kalimat yang digunakan dalam visi
sebaiknya bersifat kuantitatif dan spesifik. Jika visi yang dibuat masih memberikan ruang
untuk penafsiran ganda, maka perlu dilengkapi dengan indikator keberhasilan visi yang
bersifat kuantitatif. Visi yang abstrak dan terlalu global membuat tujuan menjadi kabur,
sehingga evaluasi pencapaian visi menjadi sulit dilakukan. Gairah untuk mencapai visi
juga menjadi rendah.


Fleksibel

Walau visi bersifat terukur, namun visi juga perlu memberi ruang untuk terjadinya
fleksibilitas pencapaian visi. Misalnya dengan tidak terlalu memberi batasan-batasan
yang begitu mendetail terhadap indikator keberhasilan visi. Visi yang fleksibel juga
berarti visi yang dapat diubah jika situasi memang mengharuskannya demikian.
Sebaiknya visi perlu ditinjau minimal tiga bulan sekali. Hal ini karena peluang dan
tantangan di zaman globalisasi saat ini amat cepat berubah. Anda tak prlu takut merubah
visi Anda, jika Anda melihat peluang dan tantangan baru di depan Anda. Namun visi
yang terlalu cepat berubah juga kurang baik, misalnya berubah setiap pekan atau setiap
bulan, karena hal itu berarti Anda sama saja dengan tidak mempunyai tujuan yang pasti.


Terjangkau

Visi yang baik juga visi yang dapat dijangkau. Tidak merupakan khayalan tanpa dasar
sama sekali. Visi perlu bertolak dari kemampuan yang Anda miliki saat ini. Namun visi
juga jangan telalu mudah untuk dijangkau, karena hal itu akan membuat Anda menjadi
reaktif dan kurang termotivasi untuk mencapainya. Visi perlu menggambarkan tujuan
masa depan kita dalam ‘beberapa langkah’, bukan dalam ‘ratusan atau ribuan langkah’
juga bukan dalam ‘satuan langkah’.


Menarik

Visi perlu menarik untuk dicapai. Artinya, Anda sendiri merasa senang dan tertantang
untuk mencapai visi tersebut. Untuk itu visi harus merupakan kehendak yang datang dari
hati nurani Anda sendiri, bukan berdasarkan cermin sosial –keinginan orang lain atau
kehendak lingkungan. Visi yang tidak menarik membuat Anda tidak bergairah untuk
mencapainya.


Jelas

Visi sebaiknya menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh Anda
sendiri. Hindari penggunaan kata yang terlalu puitis atau yang dapat ditafsirkan dengan
berbeda.


Singkat

Sebaiknya kalimat visi juga jangan terlalu panjang. Jika terpaksa memakai kalimat
yang panjang. Pecah kalimat tersebut dalam beberapa kalimat. Jadi, buatlah visi dengan
kalimat yang singkat dan sederhana. Keep it short and simple!

Barangkali Anda sulit untuk menuliskan visi Anda, apalagi


menuliskannya sampai kepada tingkat yang lebih spesifik, yakni visi
dari setiap peran hidup Anda. Anda bukan hanya perlu membayangkan
bagaimana masa depan Anda, tapi juga bagaimana gambaran masa depan dari setiap
peran Anda. Bagaimana gambaran peran Anda sebagai karyawan, suami, atau pemimpin
organisasi setahun atau beberapa tahun yang akan datang.
Apabila Anda belum pernah menuliskan pernyataan visi pribadi, atau kalau Anda
telah memilikinya, tetapi menginginkan sebuah perspektif yang berbeda, mungkin latihan
visualisasi di bawah ini dapat membantu Anda dalam membuat visi.
Bayangkan ulang tahun Anda yang ke-60 atau syukuran perkawinan perak Anda.
Bayangkan sebuah acara syukuran yang semarak di mana teman-teman, orang yang Anda
cintai, dan para kolega dari segala penjuru tempat yang pernah Anda singgahi dalam
hidup Anda, datang untuk menyatakan rasa hormat mereka. Bayangkan serinci mungkin,
sejauh Anda bisa yaitu seperti tempat, orang, dan dekorasinya.
Dalam benak, lihatlah mereka satu per satu menyalami Anda. Bayangkan mereka
mewakili peran yang Anda mainkan dalam hidup –mungkin sebagai orang tua, guru,
manajer atau pegawai negeri. Bayangkan juga bahwa Anda telah berhasil memenuhi
semua peran itu sampai batas kemampuan Anda. Apa yang kiranya akan dikatakan
mereka? Kualitas Anda yang mana yang akan mereka kenang? Sumbangan istimewa apa
yang akan mereka sebutkan? Pandanglah mereka yang hadir dalam acara itu. pengaruh
penting apa yang telah Anda buat dalam hidup mereka?
Sementara Anda embayangkan dan merenungkan hal-hal tersebut, berusahalah
menulis peran Anda dan penghargaan yang Anda inginkan agar mereka katakan pada
kesempatan tersebut.
Cara lain untuk melatih Anda membuat visi adalah semisal membayangkan dengan
mata terpejam selama satu menit:

 Sebuah gambar mengenai Anda yang sukses:


 Sebuah gambar mengenai Anda yang bahagia, santai, dan puas;
 Sebuah gambar mengenai Anda sepuluh tahun mendatang;
 Sebuah gambar mengenai Anda yang lebih berat (atau ringan) 10 kilogram;
 Sebuah gambar mengenai Anda yang sedang mengerjakan sesuatu yang Anda
mimpikan untuk dikerjakan;
 Sebuah gambar mengenai Anda sedang bercengkerama dengan cucu; dan
 Sebuah gambar mengenai Anda yang mempunyai banyak uang di bank.

Bagaimana perasaan Anda, ketika Anda menatap visi yang dapat ditampilkan dalam
hidup Anda? Sekarang, bagaimana seandainya Anda mampu mencapai visi itu dan
memastikannya bahwa visi itu sesuai dengan misi hidup Anda yang positif?
Latihan ini akan memberi Anda suatu pemahaman mendalam akan gairah dan
kekuatan potensial yang dimiliki oleh visi. Sesungguhnya upaya untuk menciptakan visi
yang menggairahkan kita untuk mencapainya membutuhkan kemampuan imajinasi yang
kreatif.

Coba Bayangkan Gambar Apakah ini?

Dengan menvisualisasikan gambar di atas, anda bisa menyebut gambar


tersebut sebagai gapura, terowongan, huruf N, huruf U terbalik, pegangan
pintu, isi staples, kursi, dll.

DENGAN CARA YANG SAMA COBA BAYANGKAN GAMBAR APAKAH INI?


Gambar 14
Gambar latihan visualisasi

Cara Membuat Visi Peran

Setelah membuat misi hidup dan menentukan peran yang tepat, kini tibalah bagi
Anda untuk membuat pernyataan visi secara tertulis. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah:

LANGKAH 1
Menciptakan visi besar

Anda perlu membuat visi hidup secara global. Visi hidup ini berlaku sepanjang hidup
dan biasanya merupakan gambaran yang umum tentang akhir dari masa depan kita.
Karena bersifat global, visi ini tidak dapat dikatakan sebagai visi yang sebenarnya. Ia
hanya berfungsi sebagai penuntun dalam membuat visi dari setiap peran hidup kita.
Setelah melakukan latihan visualisasi, Ahmad Saputra membuat pernyataan visi
hidupnya seperti berikut, “Menjadi pribadi yang berhasil meningkatkan kualitas diri
secara maksimal dan memberdayakan orang-orang di sekitar saya”.

LANGKAH 2
Menciptakan visi peran Anda

Visi besar yang berlaku seumur hidup perlu dijabarkan dalam visi setiap peran. Sebab
jika tidak dijabarkan, gambarannya masih terlalu umum, sehingga sulit devaluasi tingkat
keberhasilannya dari waktu ke waktu.
Berbeda dengan visi besar yang target waktu pencapaiannya seumur hidup. Visi [eran
memiliki jangka waktu pencapaian tertentu. Anda dapat memakai tenggang waktu tiga
bulan, enam bulan, atau setahun. Namun waktu yang disarankan adalah tiga atau enam
bulan. Hal ini karena lingkungan di sekitar kita kerap cepat berubah, sehinga perlu
diantisipasi dengan visi peran yang fleksibel.
Setiap habis waktu pencapaian visi peran, Anda perlu mengevaluasinya. Mana di
antara visi peran Anda yang sudah tercapai dan mana yang belum. Apa saja faktor
keberhasilan dan kegagalan Anda dalam mencapai visi peran yang telah ditentukan. Hal
ini sangat berguna dalam membuat kembali visi peran Anda untuk periode mendatang,
dan menyesuaikannya dengan peluang dan tantangan baru yang Anda hadapi. Khusus
untuk pengembangan diri Anda perlu dibuat visi peran tersendiri yang tidak boleh
dihilangkan. Hal ini agar kualitas diri Anda senantiasa meningkat secara intelektual,
moral, sosial, dan fisik.
Visi peran perlu dibuat dalam kalimat yang memenuhi ciri visi yang baik –teratur,
fleksibel, terjangkau, menarik, jelas, dan singkat. Jika visi peran masih sulit untuk dapat
diukur, Anda perlu membuat keterangan berupa indikator keberhasilan visi yang berisi
parameter kuantitatif dari visi yang dibuat.
Visi peran perlu dibuat tertulis pada lembar Visi Peran. Hal ini agar mudah dibaca
dan diingat. Kebiasaan tidak menuliskannya tujuan (Visi) adalah kebiasaan buruk. Sebab
jika hanya mengandalkan ingatan, besar kemungkinan kita akan lupa. Lupa menyebabkan
kita, tanpa disadari, tak lagi konsisiten dengan visi awal kita.

No Peran Visi 2003 Indikator


(Jan s.d. Mar 2003 Keberhasilan
Dosen - Menjadi dosen - Mengajar minimal 6
berdedikasi tinggi sks/semester;
- Mencapai angka
kredit min. 20;
- Presentasi
kehadiran min. 90%
dari jumlah jam
mengajar.
Pembicara - Berhasil menjadi - Menjadi pembicara
(Penceramah, pembicara min. 3x per bulan;
Instruktur) profesional - Membaca buku
psikologi/perkemban
gan pribadi min. 2
buah per bulan;
- Membuat modul
pelatihan 2 buah.
Keluarga - Berhasil terus - Firdaus masuk lima
(Ayah, Suami, menerus besar, hafal ½ juz
Anak, meningkatkan Al-Qur’an, bisa
Saudara intelektual, moral mengetik di
dan sosial mereka. komputer, bisa naik
sepeda kecil, berat
badan proporsional;
- Nisa masuk TK,
hafal 4 doa harian,
bisa fatal 26 huruf
abjad, berat badan
proporsional.
Warga - Dikenal oleh - Sholat jama’ah min.
masyarakat masyarakat 1 x per hari di
(di lingkungan mesjid;
tempat - Silaturrahim ke
tinggal) tetangga min 1 x per
dua pekan.
Penulis artikel - Tercapainya - Menulis artikel min.
produktivitas yang 3 x per bulan;
cukup tinggi dalam - Tulisan diterbitkan
menulis; pada koran nasional
- Aktif dalam min 1 x per buln;
kepengurusan - Mengkliping artikel
organisasi. psikologi/pengemba
ngan pribadi min. 2
artikel perminggu.
Organisator - Mengikuti rapat
(Pengurus pengurus LSM min 1
LSM, x per bulan;
Pengurus - Terlaksananya
koperasi, program “No
Pembina Drugs” di LSM
pengajian pada Februari
remaja) 2003;
- Tercapainya
prkembangan
koperasi sesuai
dengan visi/misinya;
- Hadir dalam
pengajian remaja 4
x per bulan.

No Peran Visi 2003 Indikator


Pengembanga - Tercapainya - Olahraga main bola
n diri (Fisik, pengembangan diri min. 1 x per pelan;
Intelektual, yang seimbang. - Membaca buku min.
Moral, dan 3 x per bulan;
Sosial) - Mengikuti seminar
min. 1 x;
- Tilawah Al-Qur’an
min. 4 lembar per
hari;
- Menghadiri
pengajian min. 1 x
per pekan;
- Silaturrahim ke
orang tua min. 1 x
per bulan.

Ahmad Saputra melanjutkan pembuatan visinya dengan membuat Lembar Visi Peran
dari bulan Januari sampai dengan Maret yang akan datang. Ia juga membuat indikator
keberhasilan dari setiap visi perannya. Hasilnya sebagai berikut:

LANGKAH 3
Letakkan di tempat yang mudah dilihat
atau mudah dibawa-bawa.

Sebaiknya, Lembar Visi Peran dibuat dalam kertas yang cukup besar mudah dibaca.
Tempel lembar visi peran Anda di tempat yang mudah dilihat. Misalnya, pada dinding
kamar, dekat cermin atau di balik lemari pakaian. Lembar visi juga bisa ditulis pada
kertas kecil agar mudah di bawa-bawa. Misalnya, dapat mudah disimpan dalam dompet
atau tas Fungsi visi peran yang mudah dilihat atau dibawa-bawa adalah agar Anda selalu
ingat dengan visi Anda. Setiap pagi sebelum Anda beraktivitas lilahatlah dan baca
kembali visi peran Anda. Semakin sering Anda membaca dan mengingat-ingat visi peran
Anda, semakin menyerap visi Anda dalam pikiran bawah sadar Anda. Semakin terserap
di alam bawah sadar Anda, tanpa Anda sadari, semakin terkendali gerak hidup Anda
menuju ke arah pencapaian visi peran. Hal ini karena, menurut penelitian, sebagian besar
pola hidup dan kebiasaan kita sebenarnya dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar kita,
bukan oleh pikiran sadar kita 

Tahapan IV:
Membuat Rencana Pekanan
“Waktu adalah kehidupan”

(Hasan Al Banna)

Kini tiba saatnya bagi Anda untuk merealisasikan apa yang tela dibuat! Anda telah
memiliki komitmen manajemen waktu dengan metode Breaking The Time dengan
membuat pernyataan misi, peran, dan visi peran Anda. Komitmen itu tak ada gunanya
jika tidak ada upaya untuk mencapainya. Pada tahapan ini, Anda akan mendapatkan
manfaat tentang bagaimana cara menjabarkan visi peran dalam rencana pekanan.
Mengapa perlu menjabarkan visi peran dalam rencana pekanan? Bukan rencana
bulanan atau langsung kepada rencana harian? Hal ini karena visi peran merupakan
sasaran jangka panjang, sehingga perlu ada sasaran jangka menengah. Rencana pekanan
merupakan sasaran jangka menengah yang lebih cocok digunakan daripada rencana
bulanan. Sebab rentang waktu rencana bulanan terlalu panjang, sehingga sulit
mempertahankan konsistensi pencapaian visi peran. Sedang rencana pekanan rentang
waktunya tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu sempit, sehingga cukup efektif
untuk mempertahankan konsistensi pencapaian visi peran. Jika visi peran langsung
dituangkan dalam rencana harian, maka tidak ada sasaran jangka menengah sebagai arah
yang merupakan perantara sasaran jangka panjang (rencana harian). Sebenarnya dengan
membuat rencana pekanan berarti Anda telah serius menyesuaikan waktu dengan apa
yang menurut Anda penting. Visi peran menggembarkan apa yang menurut Anda
penting. Jadi mengatur waktu pekanan berarti menyesuaikan waktu Anda dengan
pencapaian visi peran. Persoalan pengaturan waktu mulai muncul ketika Anda tidak laggi
menggunakan waktu sesuai dengan visi peran, sehingga membiarkan waktu berjalan
tanpa arah yang jelas.

Sebelum sampai pada cara membuat rencana pekanan, kita perlu


mengetahui tiga sifat waktu.


Waktu tidak dapat diganti

Waktu akan terus berjalan, tanpa ada yang dapat menghentikannya. Waktu bagaikan
air yang terus mengalir menuju muara. Di mana setiap orang mempunyai ‘muaranya’
masing-masing. Pada ‘muara’ itulah kehidupan seseorang berakhir dan menemui ajalnya.
Kita tidak tahu kapan waktu hidup kita berakhir. Namun yang jelas setiap orang
mempunyai jatah waktu berbeda-beda. Ada yang singkat, ada pula yan panjang,
tergantung jatah umur yang disediakan Tuhan kepadanya. Jatah waktu itu akan terus
berlalu tanpa peduli apakah diisi dengan aktivitas yang penting atau tidak.
Jika Anda membiarkan waktu berjalan tanpa aktivitas yang sesuai dengan misi hidup
berarti Anda telah menyia-nyiakan waktu. Anda tak dapat mengganti waktu yang telah
Anda sia-siakan itu dengan waktu yang lain. Anda merugi karena telah membiarkan salah
satu modal kehidupan Anda berlalu tanpa ada hasil bagi masa depan Anda. Biasanya
yang timbul hanyalah penyelesaian di kemudian hari. Penyesalan yangtak ada gunanya,
karena waktu tak dapat diganti oleh apapun.


Waktu dapat melenakan

Waktu berlalu tanpa terasa. Banyak orang yang merasa hidupnya amat singkat. Masa
kecil yang sudah puluhan tahun ditinggalkannya terasa seperti baru kemarin. Begitu pula
masa remaja dan masa dewasa terasa berlalu amat cepat. waktu memang melenakan. Ia
membuat orang lupa bahwa waktu terus berjalan menuju batasnya, dan ketika batas itu
tiba tak dapat seorang pun yang dapat mengundurkannya walau sedetik. Ketika itulah
mungkin kita baru menyadari bahwa waktu itu ada dan sangat berharga. Namun ini
adalah kesadaran yang terlambat dan penyesalan yang tak ada guna. Karena itu, sejak
dini Anda perlu menyadari bahwa waktu dapart membuat Anda terlena dan
membiarkannya berlalu dengan sia-sia.


Waktu adalah momen

Waktu merupakan kesepatan yang tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Para
pakar sejarah memperkirakan, jika para pendiri negara Indonesia tidak memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 mungkin sampai saat ini bangsa Indonesia
masih dijajah. Jika Amerika tidak membom atom Hiroshima dan Nagasaki pada 15
Agustus 1945 mungkin Perang Dunia II akan berlangsung lebih lama lagi. Dalam dunia
bisnis dikenal istilah waktu adalah uang. Maksudnya adalah bahwa setiap peluang harus
diambil dengan cepat. kalau tidak, akan segera diambil oleh pesaing. Begitu pula dalam
dunia militer, penyerangan terhadap musuh harus diatur waktunya sedemikian rupa,
sehingga hal itu merupakan momen yang tepat untuk memperleh kemenangan. Jadi
waktu adalah momen. Kesempatan emas yang belum tahu tentu terulang lagi.
Kehidupan setiap manusia juga terdiri dari momen-momen yang seharusnya tidak
dibiarkan berlalu begitu saja. Ada orang yang menyia-nyiakan masa mudanya tanpa
belajar. padahal mada muda adalah momen untuk belajar. Ada juga orang yang menyia-
nyiakan bakatnya dengan tetap bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan bakatnya.
Akhirnya, ia menyia-nyiakan bakatnya yang sebetulnya dapat mengubah taraf hidupnya.
Orang yang mampu mengatur waktu seharusnya jeli memanfaatkan setiap momen
dalam hidupnya. Ia jeli mengambil setiap peluang yang ada dan menggunakannya untuk
keberhasilan hidupnya. Sebaliknya orang yang kurang mampu mengatur waktu akan
sering menyia-nyiakan momen dalam hidupnya, sehingga momen tersebut terbuang
percuma. Padahal ia merupakan peluang emas yang mungkin tidak dapat terulang
kembali di waktu yang lain.

TIDAK
DAPAT
DIGANTI

SIFAT
MELENAKAN
WAKTU

MOMEN

Gambar 15. Sifat Waktu

Pengaturan waktu yang buruk menunjukkan bahwa kita tidak mampu


menyesuaikan antara waktu dengan misi dan visi peran kita.
Ketidakmampuan menyesuaikan waktu dengan misi berarti
menelantarkan nilai-nilai yang kita anggap penting. Sedang ketidak
mampuan menyesuaikan waktu dengan visi peran berarti kita tidak memiliki tujuan hidup
yang jelas. Kita tidak akan memperoleh apa-apa yang berarti dalam kehidupan ini.
Padahal orang yang sukses dan berhasil adalah orang-orang yang melakukan aktivitas
yang berarti dan bermanfaat untuk dirinya maupun orang lain.
Beberapa hal yang merupakan indikasi dari pengaturan waktu yang buruk tampak
dari beberapa kebiasaan berikut ini:


Sebagian besar jadwal waktunya
ditentukan oleh orang lain
Orang yang kurang mampu mengatur waktu akan mengisi sebagian besar waktunya
dengan janji dan rencana orang lain, sehingga waktu yang diatur sendiri oleh dirinya
menjadi sangat berkurang, bahkan tidak ada sama sekali. Orang seperti ini hidup dengan
program orang lain. Ia terjebak pada rutinitas menjemukan yang membuat ia sulit
mengevaluasi apakah program dari orang lain itu sesuai atau tidak dengan misi hidupnya.
Penentuan jadwal waktu oleh orang lain bisa saja ditolerir jika sesuai dengan misi hidup
kita.


Sering menghadiri acara-acara
yang kurang penting

Acara yang kurang penting adalah acara yang tidak sesuai dengan misi hidup atau
kurang menunjang pencapaian visi peran kita. Banyak orang yang terjebak dengan acara
yang kurang penting karena merasa tidak enak menolak ajakan orang lain atau karena
tidak mampu memanfaatkan waktu luang, sehingga akhirnya waktunya dihabiskan untuk
kegiatan yang tidak sesuai dengan misi hidup atau pencapaian visi peran.


Suka menunda-nunda pekerjaan

Dampak dari suka menunda-nunda pekerjaan adalah bertumpuknya pekerjaan pada


suatu waktu, sehingga ketika ‘deadline’nya tiba, kita terburu-buru dalam
mengerjakannya. Akhirnya, hasil pekerjaan itu tidak maksimal atau malah tidak selesai.
Orang yang suka menunda-nunda pekerjaan biasanya karena menunggu perasaan
mood (gairah) lebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan. Padahal mood tidak datang
sesuai kemauan kita, bahkan seringkali ia tidak muncul ketika kita inginkan. Karena itu
tak perlu menunggu mood lebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan, lakukan saja apa
yan harus dilakukan. Malah seringkali mood itu datang justru ketika kita sedang
melakukan suatu pekerjaan.


Suka melakukan pekerjaan
dalam kondisi mendesak

Ada sebagian orang yang memiliki kebiasaan rampung bekerja karena dikejar
deadline. Ia tidak bisa bekerja kecuali dalam kondisi terdesak. Kebiasaan ini dalam
jangka panjang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Stres berkepanjangan dapat
mengakibatkan berbagai penyakit jiwa dan fisik.


Terlalu banyak menghabiskan waktu
untuk santai dan bersenang-senang
Bersantai dan bersenang-senang bukanlah suatu hal yang tabu kita lakukan. Namun
jika dilakukan tanpa perencanaan, kita akan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk
bersenang-senang. Akibatnya waktu kita banyak terbuang untuk sesuatu yang kurang
bermanfaat. Biasanya ini terjadi karena ‘balas dendam’. Setelah selesai melakukan
pekerjaan yang urgen (mendesak) dan mengurus tenaga, kita lalu ‘balas dendam’ dengan
bersantai sepuas mungkin. Karena itu, hindari sebanyak mungkin bekerja dalam situasi
urgen agar tidak ‘balas dendam’ dengan bersantai sebanyak mungkin.


Sering merasa terlalu sibuk
dan kekurangan waktu

Perasaan terlalu sibuk dan kekurangan waktu hanya akan dialami oleh mereka yang
tak mampu mengatur waktunya dengan baik. Orang yang tidak mengatur waktunya tak
akan tahu mana pekerjaan penting yang harus dilakukan dan mana pekerjaan yang tidak
penting yang tidak perlu dilakukannya. Akibatnya ia akan merasa terlalu banyak yang
harus dilakukannya dan tak sebanding dengan waktu yang tersedia. Karena itu wajar jika
ia merasa terlalu sibuk dan kekurangan waktu.


Sering merasa bersalah karena tak mampu
menyelasaikan suatu pekerjaan

Sering merasa bersalah karena belum melaksanakan apa yang mesti dilakukan
merupakan dampak dari pengatuan waktu yang buruk. Perasaan ini biasanya muncul
dalam bentuk penyesalan. Menyesal karena tidak melakukannya dari dulu, menyesal
karena terlalu banyak membuang waktu untuk kagiatan yang tidak bermanfaat, dan
menyesal karena menyia-nyiakan peluang dan kesempatan. Hingga akhirnya merasa
dirinya tidak banyak kemajuan atau gagal meraih cita-cita yang diharapkannya, padahal
umur semakin bertambah dan jatah waktu hidup semakin berkurang.


Banyak masalah yang tertunda
penyelesaiannya

Orang yang tidak mampu mengatur waktu akan banyak menunda pekerjaan yang
mestinya dilakukan. Menunda pekerjaan pada hakikatnya menumpuk masalah, sehingga
masalah semakin bertambah dan semakin sulit untuk diselesaikan.


Sering bingung
dalam mengambil keputusan
Konsekuensi logis dariorang yang tidak mampu mengatur waktunya dengan baik
adalah bingung dengan prioritas pekerjaanya. Mana yang harus lebih dulu dilakukan dan
mana yang dapat ditunda. Wajar saja akhirnya ia bingung mengambil keputusan, karena
bagaimana ia dapat mengambil keputusan dengan baik jika menentukan prioritas
pekerjaan saja sudah bingung.


Produktivitas kerja
berkurang atau tidak efektif

Pengaturan waktu yang buruk berdampak pada produktivitas kerja. Ini disebabkan
karena terbiasa melakukan pekerjan dalam kondisi terburu-buru dan terdesak, sehingga
hasilnya tanggung dan kurang berkualitas. Atau karena salah menentukan tingkat
kepentingan pekerjaan itu sendiri, sehingga produktifvitasnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan (tidak efektif).

Sering melakukan pekerjaan


secara tidak efisien

Tentu saja dampak selanjutnya dari pengaturan waktuyang buruk adalah tidak efisien
dalam bekerja. Terlalu banyak sumber daya yang dihabiskan daripada hasil yang
diperoleh. Salah satunya karena melakukan pekerjaan dalam kondisi terburu-buru,
biasanya dalam situasi seperti itu akan banyak tenaga dan biaya yang terkuras lebih dari
semestinya.
Jika indikasi di atas sering dialami berarti Anda perlu waspada. Sebab kemungkinan
besar Anda mengalami problem mengatur waktu (manajemen waktu). Jika Anda tidak
segera memperbaikinya dengan cara mengatur kembali waktu Anda, maka Anda akan
mengalami dampak dari pengaturan waktu yang buruk, seperti:

1. Menimbulkan rasa stress dan bersalah;


2. Mengabaikan apa yang penting dan bermakna dalam hidup;
3. Selalu terburu-buru, sehingga memprioritaskan jadwal daripada hubungan;
4. Kurang luwes dan spontan;
5. Tidak mempunyai waktu untuk pengembangan diri;
6. Terjebak pada berbagai masalah yang sebenarnya tidak perlu terjadi; dan
7. Tidak sukses mencapai tujuan hidup.

Untuk menghindari diri dari berbagai dampak pengaturan waktu yang


buruk, Anda perlu menjaga agar sebagian besar aktivitas Anda selalu
sesuai dengan misi hidup dan visi peran Anda serta tidak dikerjakan
dalam kondisi mendesak. Perhatikan matrk manajemen berikut ini.

Mendesak Tidak Mendesak


Sesuai I. Hindari II. Lakukan
Visi sebisa sekarang juga
Peran mungkin (proaktif)
Sesuai (Jangan
Misi dibiasakan)
Hidup Tidak III. Delegasikan IV. Lakukan jika
Sesuai ada peluang.
Visi
Peran
Tidak sesuai Misi V. Berani VI. Jangan
Hidup dan Visi berkata lakukan
Peran “tidak”

Gambar 16. Matrik Manajemen Waktu

Dari Matrik Manajemen Waktu, terlihat enam kuadran waktu. Kuadran waktu I
adalah aktivitas yang mendesak dan sesuai misi hidup sekaligus sesuai visi peran.
Kuadran Waktu II adalah aktivitas tidak mendesak dan sesuai misi hidup sekaligus sesuai
visi peran. Kuadran waktu III adalah aktivitas mendesak yang sesuai misi hidup, tapi
tidak sesuai visi peran. Kuadran waktu IV adalah aktivitas yang tidak mendesak dan
sesuai misi hidup, tapi tidak sesuai visi peran. Kuadran waktu V adalah aktivitas yang
mendesak tapi tidak sesuai misi hidup sekaligus tidak sesuai dengan visi peran. Kuadran
waktu VI adalah aktivitas yang tidak mendesak dan tidak sesuai misi hidup sekaligus
tidak sesuai dengan visi peran.
Jika dicermati kuadran waktu terbaik adalah kuadran II, kuadran yang bisa membuat
kita mencapai misi hidup dan dapat menjalankan peran dengan baik. Kuadran yang perlu
dilakukan sekarang juga secara proaktif, tanpa menunggu mood dan tanpa perlu
menghindari kita dari stres dan penyesalan, serta membawa kita kepada kesuksesan dan
kebahagiaan hidup. Anda perlu berupaya agar waktu Anda lebih banyak berada pada
kuadran II.
Sedang kuadran IV adalah kuadran yang memungkinkan fleksibilitas dan peluang.
Anda bisa juga menggunakan waktu Anda di kuadran tersebut sebagai prioritas kedua.
Kuadran IV adalah kuadran yang memungkinkan Anda mengembangkan diri secara
mental, spiritual, sosial, dan fisik. Kuadran yang memungkinkan Anda ‘keluar’ dari
jadwal tanpa merasa bersalah karena Anda masih berada pada misi hidup Anda.
Untuk kuadran lainnya, Anda perlu bersikap sesuai dengan yang disebutkan pada
matrik. Misalnya, untuk aktivitas yang termasuk kuadran I hindari sebisa mungkin. Untuk
kuadran III, delegasikan ke orang lain. Kuadran V, Anda harus bernai berkata ‘tidak’.
Sedang kuadran VI, jangan Anda lakukan walau betapa besar godaannya.
Memang tak mungkin kita menghilangkan sama sekali aktivitas kuadran I, III, V dan
VI karena hal itu pasti terjadi. Namun kita harus berupaya dengan disiplin yang tinggi
untuk memperbanyak waktu kita di kuadran II (atau paling tidak kuadran IV). Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu di kuadran II
adalah:

1. Jangan menunda-nunda melakukan pekerjaan:


2. Dahulukan tindakan pencegahan (preventif) daripada tindakan kuratif (pengobatan);
3. Hati-hati dengan waktu luang di antara dua waktu sibuk yang acapkali melenakan;
4. Sempatkan membuat perencanaan, walau sederhana; dan
5. Sempatkan melakukan evaluasi dan instrospeksi diri.

Aplikasi dari Matrik Manajemen Waktu dapat terlihat dari cara Anda
melakukan aktivitas pekanan. Agar aktivitas pekanan Anda lebih
banyak berada di kuadran II, sebagai kuadran terbaik, Anda perlu
membuat rencana pekanan. Untuk itu, Anda perlu mempunyai Lembar
Waktu Pekanan seperti Gambar 17.

Pekan ke: Ahad Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu


PRIORITAS PEKANAN Janji Temu / Komitmen
08.00 08.00 08.00 08.00 08.00 08.00 08.00
09.00 09.00 09.00 09.00 09.00 09.00 09.00
10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00
11.00 11.00 11.00 11.00 11.00 11.00 11.00
12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00
13.00 13.00 13.00 13.00 13.00 13.00 13.00
14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00
15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00
16.00 16.00 16.00 16.00 16.00 16.00 16.00
17.00 17.00 17.00 17.00 17.00 17.00 17.00
18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00
19.00 19.00 19.00 19.00 19.00 19.00 19.00
20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam

Prioritas Hari Ini

LEMBAR KERJA PEKANAN


PERAN

7
Gambar 17. Lembar waktu pekanan

Lembar Waktu Pekanan (seperti Gambar 17) perlu diisi dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:

1. Isi pada kolom Peran berbagai peran Anda sesuai dengan Lembar Visi Peran.
2. Isi aktivitas untuk pencapaian visi peran Anda di kolom Janji. Namun jika Anda
belum mengetahui waktunya secara pasti isi pada kolom Prioritas Hari Ini atau
Prioritas Pekan Ini. Prioritas Hari Ini adalah hal-hal yang harus Anda kerjakan
dalam sehari tapi Anda belum mengetahui pasti jadwalnya. Sedangkan Prioritas
Pekan Ini adalah hal-hal yang harus Anda lakukan dalam sepekan, tapi Anda belum
mengetahui pasti kapan hari mengerjakannya.
3. Pada waktu mengisi aktivitas yang sesuai visi peran. Nomori aktivitas tersebut
dengan nomor peran yang terdapat pada kolom Peran.
4. Sebaiknya semua peran ada aktivitasnya dalam Lembar Waktu Pekanan. Namun
jumlah aktivitasnya belum tentu sama. Biasanya peran-peran utama akan
mendapatkan jatah waktu yang lebih banyak daripada peran pembantu. Misalnya,
peran sebagai karyawan jumlah waktunya akan lebih banyak daripada peran sebagai
warga masyarakat.
5. Untuk menjaga agar Anda dapat memenuhi berbagai tugas dan tanggung jawab,
idealnya setiap peran ada aktivitasnya dalam Lembar Waktu Pekanan. Jika ada peran
yang tidak ada aktivitasnya dalam Lembar Waktu Pekanan hal itu hanya dapat
ditolerir untuk sementara. Upayakan agar dalam Lembar Waktu Pekanan pekan
selanjutnya peran tersebut ada aktivitasnya. Toleransi untuk tidak melaksanakan suatu
peran dalam sepekan adalah relatif. Jika hal itu termasuk peran utama maka tidak
boleh terlalu lama. Jika termasuk peran pembantu maka tergantung dari sejauh mana
tuntutan terhadap peran teersebut. Namun hindari ada peran yang sama sekali tidak
ada aktivitasnya selama jangka waktu pencapaian visi peran.
6. Upayakan agar Lembar Pekanan Anda tidak seluruhnya terisi dengan aktivitas. Beri
ruang kosong antara satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Hal ini untuk menjaga
kemungkinan adanya aktivitas Kuadran IV (aktivitas berdasarkan peluang, aktivitas
pengembangan diri dan membina hubungan).
7. Aktivitas padaLembar Waktu Pekanan harus lebih banyak aktivitas Kuadran II, bukan
kuadran lainnya. Jika Anda terpaksa membuat janji untuk aktivitas kuadran lainnya
batasi agar jangan terlalu banyak.
8. Lembar Waktu Pekanan sebaiknya diisi tiap pekan (hariyang dianjurkan adalah hari
ahad malam atau senin pagi). Evaluasi lembar Waktu Pekanan untuk pekan lalu.
Evaluasi mana yang belum. Jika belum, evaluasi apa sebabnya. Kemudian isi Lembar
Waktu Pekanan untuk pekan ini yang dibutuhkan untuk mengisi Lembar Waktu
Pekanan hanya 15-30 menit. Luangkan waktu Anda untuk mengisinya. Karena hal itu
akan mengarahkan Anda kepada pencapaian visi peran secara berangsur-angsur 

Sekarang mari kita lihat, bagaimana Ahmad Saputra mengisi Lembar Waktu
Pekanannya.

Pekan ke: Ahad Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu


PRIORITAS PEKANAN Janji Temu / Komitmen
- Membuat Modul Menulis   Menulis 
 Artikel Mengajar Mengajar Artikel Olahraga

Pelatihan  Menulis   Menulis 
Ceramah Artikel Mengajar Mengajar Artikel Olahraga

- Membuat Proposal   Menulis   Menulis 
Ceramah Artikel Mengajar Mengajar Artikel Olahraga

Program ‘No Drugs’   Menulis   Menulis
Ceramah Mengajar Artikel Mengajar Mengajar Artikel

- Kliping Artikel   
Mengajar Mengajar
 Menulis 
Mengajar Artikel Instruktur

Menulis 
Artikel Instruktur

Menulis 
Artikel Instruktur

Silaturrahim
tetangga 
Bersama Bersama Bersama
anak  anak  anak 
Pengajian Ikut 
Remaja pengajian

Ikut 
pengajian
Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam

Prioritas Hari Ini


      
Tilawah Tilawah Tilawah Tilawah Tilawah Tilawah Tilawah

Baca buku

PERAN KERJA PEKANAN


PERAN

1 Dosen

2 Pembicara

3 Keluarga

4 Warga Masyarakat

5 Penulis Artikel
6 Organisator

7 Pengembangan Diri

Gambar 18. Buat Lembar Waktu Pekanan Ahmad Saputra

Tahapan V:
Membuat Rencana Harian
“Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin,
maka ia celaka. Barang siapa yang hari inisama dengan hari
kemarin, maka ia merugi. Dan barang siapa yang hari
ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia beruntung”

(Al-Hadits)

Bencana mengatur waktu berawal dari tidak adanya rencana harian.


Ada sebagian orang yang membiarkan hari-harinya berlalu bagai air
yang mengalir. Ia tidak memiliki rencana tentang apa yang akan
dikerjakan hari ini. Ia bekerja berdasarkan modd dan kesenangan,
bukan berdasarkan misi dan pencapaian visi peran. Ia sering
menunda-nunda pekerjaan. Dampaknya, pekerjaannya menjadi
menumpuk pada satu waktu. Ia menjadi sibuk pada satu peran dan mengabaikan peran
yang lainnya. Akhirnya, ada kekecewaan dan stres berkepanjangan dalam hidupnya.
Hanya penyesalanlah yang akan diraih, bukan keberhasilan.
Apakah Anda termasuk orang yang sering menunda-nunda pekerjaan? Apabila
jawabannya ‘ya’, berarti selamat! Anda telah jujur terhadap diri Anda sendiri. Sampai
batas-batas tertentu kita semua memang begitu. Menunda pekerjaan sudah menjadi ciri
yang universal, sampai-sampai ada sebuah Organisasi Penundaan Internasional yang
anggotanya mempunyai rencana untuk menyelenggarakan pertemuan, tetapi sampai
sekarang belum pernah terlaksana karena terus ditunda.
Menunda pekerjaan berarti tidak melaksanakan pekerjaan atau tidak menuntaskan
pekerjaan yang seharusnya Anda kerjakan pada saat itu juga. Penundaan akan menjadi
masalah yang berat bila Anda mengabaikan atau menunda pelaksanaan hal-hal yang
sebenarnya penting bagi diri Anda sendiri.
Sudah banyak contoh tentang akibat buruk yang timbul karena kita sering terlena oleh
keasyikan menuruti kata hati untuk selalu menunda-nunda pekerjaan. Ini adalah
penghambat kesuksesan dan efektivitas hidup.
Salah satu akibat menunda pekerjaan adalah menyia-nyiakan waktu sekarang yang
tak mungkin kembali lagi. Dale Carnegie pernah berkata, “Salah satu hal yang paling
tragis yang saya ketahui mengenai sifat manusia adalah bahwa kita semua cenderung
menyia-nyiakan waktu sepanjang kehidupan ini. Kita seringkali hanyut memimpikan
taman bunga mawar surgawi di atas cakrawala sana, dan bukannya menikmati
keindahan bunga mawar yang sedang berkembang di luar jendela kamar pada pagi hari
ini”.
Agaknya ini merupakan kerugian terbesar yang kita alami akibat penundaan, Karena
hari ini adalah satu-satunya waktu yang kita miliki. Semua pembicaraan, harapan dan
keinginan di masa depan tidak lebih dari omong kosong jika kita tidak segera
memanfaatkan masa sekarang dengan sebaik-baiknya.
Kerugian lain dari menunda-nunda pekerjaan adalah meningkatnya rasa bersalah dan
frustasi karena pekerjaan semakin menumpuk dan keinginan tidak tercapai. “Apabila
Anda ingin membuat pekerjaan yang ringan menjadi pekerjaan yang nampak berat,
tunda saja pelaksanaan pekerjaan itu” (Ohlin Miller). Karir juga tak kunjung maju,
hidup menjadi penuh dengan ketidakpastian, hubungan interpersonal menjadi kurang
serasi, dan terjadi keletihan kronis karena kesibukan tak berkesudahan yang dapat
berakibat pada gangguan fisik dan jiwa.
Untuk tidak membiasakan diri menunda-nunda pekerjaan, dibawah ini ada beberapa
kiat yang dapat membantu Anda untuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut:

1. Sadari dan akuilah bahwa penundaan merupakan suatu cara hisup yang tidak ada
manfaatnya, bahkan banyak merugikan. Dengan menunda pekerjaan, maka emosi
Anda akan selalu tegang. Apakah Anda ingin hidup dengan selalu mengalami
kekecewaan, keletihan dan tenggelam dalam penyesalan berkepanjangan? Tentu saja
tidak.
2. Salah satu sebab menunda-nunda pekerjan karena anggapan sulinya pekerjaan
tersebut. Karena itu, pecahlah pekerjaan yang tampaknya terlalu berat menjadi
beberapa pekerjaan kecil. Henry Ford suatu ketika berkata, “Tidak ada pekerjaan
yang terlalu sulit bila hal tersebut dibagi menjadi beberapa bagian pekerjaan kecil”.
3. Hadapilah tugas-tugas yang tidak menyenangkan secara sungguh-sungguh. Jika
memungkinkan, berikan waktu sedikit, misalnya lima atau atau sepuluh menit, tetapi
secara berkala. Kemudian laksanakan tugas saat itu juga dan berhentilah apabila
waktunya habis. Sadari sepenuhnya bahwa jika Anda tidak melakukannya saat itu
juga maka Anda hanya akan menggabungkan beban pekerjaan sekarang dengan
beban pekerjaan mendatang yang semakin lama semakin memberatkan dan tidak
menyenangkan.
4. Lakukan pekerjaan yang memerlukan gerakan fisik pada saat awal memulai
pekerjaan. Kadang-kadang diperlukan sedikit gerakan fisik untuk membangkitkan
semangat dalam rangka melaksanakan tugas penting. Jika Anda ingin membuat
laporan, ambillah sehelai kertas dan susun daftar pokok pikiran, sekarang juga.
Apakah ada kesalahpahaman yang perlu diselesaikan secara tuntas dengan seorang
relasi? Carilah nomor telponnya, sekarang juga.
5. Catatlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi bila Anda melaksanakan suatu
pekerjaan. Catat juga segala macam kerugian yang timbul jika Anda terus menunda
pekerjaan. Biasanya akan segera tampak bahwa manfaat dari suatu tindakan jauh
lebih banyak daripada kerugian yang akan timbul akibat sikap yang pasif. Teknik
semacam ini akan membantu Anda dalam membangkitkan gairah untuk mulai
bekerja.
6. Buatlah perjanjian dengan orang lain atau ceritakanlah apa yang akan Anda lakukan
kepada orang lain. Teknik ini akan memacu kita untuk menepati jadwal waktu
menyelesaikan pekerjaan karena adanya perasaan malu jika tidak selesai.
7. Berikan hadiah untuk diri Anda sendiri bila Anda berhasil menyelesaikan suatu
pekerjaan. Sebaliknya, berikan hukuman apabila gagal. Sesuaikan hadiah dengan
besarnya tugas yang harus Anda selesaikan. Misalkan apabila Anda belajar lagi untuk
memperoleh gelar yang lebih tinggi, berjanjilah pada diri sendiri untuk melakukan
perjalanan wisata yang menyenangkan setelah lulus nanti.
8. Bersikaplah tegas dan milikilah keberanian untuk bertindak. Keberanian adalah
kemampuan untuk bertindak pada saat Anda merasa takut melakukan sesuatu. Ali bin
Abu Thalib berkata, “Ketakutan yang kita bayangkan biasanya lebih besar daripada
kejadian yang sebenarnya”. Menunda-nunda bertindak akan membuat bayangan
kegagalan semakin lama semakin besar. Karena itu, bertindaklah sekarang juga agar
bayangan kegagalan tidak menghantui Anda.
9. Janganlah terlalu mudah merasa bosan. Ambil jalan lain untuk menuju ke kantor, agar
Anda tidak jemu dengan rute yang itu-itu saja. Adakan makan siang di restoran yang
berbeda. Bac buku yang berbeda setiap hari. Dunia ini sungguh beraneka ragam, tetap
waktu untuk menikmatinya terlalu sedikit. Karena itu, mengapa kita melakukan hal
yang itu-itu juga, sehingga membuat kita cepat bosan?
10. Sering-seringlah bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya dapat
memanfaatkan waktu dan tenaga dengan sebaik-baiknya sekarang ini juga.” Apabila
jawabannya adalah, “Bukan yang sedang Anda lakukan sekarang,” maka segera
hentkan pekerjaan itu dan manfaatkan waktu dan tenaga Anda untuk melaksanakan
tugas lain yang lebih penting.
11. Akhirnya, ajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri setiap pagi, “Masalah terbesar
apakah yang akan saya hadapi sekarang, dan apa yang harus saya lakukan untuk
mengatasinya hari ini juga?” Catat hal-hal yang akan Anda lakukan hari ini,
kemudian beri nomor urut berdasarkan kepentingannya. Lakukan mulai dari yang
palng penting dan jangan tergiur untuk melakukan apa yang paling menyenangkan.

Setelah Anda mengisi Lembar Waktu Pekanan, maka Anda perlu membuat rencana
harian. Rencana harian adalah pencapaian dari hari ke hari visi peran Anda. Ia merupakan
langkah-langkah kecil tanpa penundaan menuju terwujudnya misi dan visi besar Anda.
Rencana harian sebenarnya sudah tercermin dalam Lembar Waktu Pekanan. Namun
belum detail dan masih ada kemungkinan terjadinya perubahan. Karena itu, lembar
Waktu Pekanan perlu dijabarkan lebh lanjut dalam rencana harian. Contoh lembar Waktu
Harian sebagai berikut.

LEMBAR WAKTU HARIAN

Hari/Tanggal :
No Kate
Urut Kegiatan Waktu -gori
Gambar 20. Contoh Lembar Waktu Harian

Beberapa langkah yang perlu Anda lakukan dalam membuat Lembar Waktu Harian
adalah:

1. Dengan mengacu pada Lembar Waktu Pekanan, jabarkan lebih lanjut apa yang akan
Anda kerjakan hari ini. Tulis sedetail mungkin. Jangan terlalu global. Misalnya,
jangan tulis ‘bekerja di kantor’, tapi tulis hal-hal apa yang harus Anda kerjakan di
kantor (menulis surat untuk Pak Joko, menelpon klien, menghadiri rapat produksi,
menemani bos, presentasi produk terbaru, dan lain-lain).
2. Tulis perkiraan waktu untuk mengerjakannya. Perkiraan waktu secara maksimal,
bukan minimal. Misalnya, jika pergi ke tempat klien, masukkan juga lama waktu
berangkat dan pulang ari tempat klien, bukan hanya waktu berapa lama Anda bertemu
klien.
3. Urut-urutkan pekerjaan Anda pada hari ini dengan cara memberi nomor urut.
Kemudian katagorikan aktivitas Anda berdasarkan kuadran Matrik Manajemen
Waktu. Ingat! Aktivitas harian Anda harus lebih banyak aktivitas kuadran II.
4. Jika masih ada waktu luang dalam Lembar Waktu Harian Anda, biarkan itu kosong
untuk memberi peluang melakukan aktivitas mendadak dan spontan. Atau bisa juga
Anda mengisinya dengan rencana aktivitas kuadran IV.
5. Isi Lembar Waktu Harian Anda setiap hari (waktu yang dianjurkan adalah malam hari
sebelum tidur atau pagi hari sebelum bekerja). Evaluasi Lembar Waktu Harian setiap
hari. Evaluasi mana yang berhasil dikerjakan dan mana yang luput dikerjakan.
Evaluasi mengapa Anda luput mengerjakannya. Kemudian isi Lembar Waktu Harian.
Untuk hari esok berdasarkan evaluasi hari kemarin. Biasanya waktu yang dibutuhkan
untuk mengisi Lembar Waktu Harian hanya 10 menit. Luangkan waktu Anda untuk
mengisinya. Karena hal itu akan mengarahkan Anda kepada pencapaian visi peran
Anda secara berangsur-angsur 

Setelah Ahmad Saputra mengisi Lembar Waktu Pekanan, ia membuat Lembar Waktu
Harian seperti terlihat pada gambar 21.

LEMBAR WAKTU HARIAN AHMAD

Hari/Tanggal : Selasa, 2 Januari 2003

No Kate
Urut Kegiatan Waktu -gori
1. Menulis Artikel
“Kemerosotan Moral 08.00 – 11.00 II
Remaja: Salah Siapa?”
2. Kliping Artikel 11.00 – 13.00 II
3. Istirahat 13.00 – 15.00 IV
4. Buat Desain Modul 15.00 – 18.00
pelatihan II
5. Persiapan Bahan 18.00 – 19.00
Pengajian Remaja II
6. Pengajian Remaja 19.00 – 21.00 II

Gambar 21. Lembar Waktu Harian Ahmad

Ikhtisar
Selamat! Anda telah membaca buku ini. Mudah-mudahan buku ini memberikan
sumbangsih bagi perubahan hidup Anda di masa mendatang. Dalam buku ini, Anda telah
belajar tentang cara meraih sukses dengan meraihnya sedikit demi deikit. Anda telah
belajar tentang cara menguasai waktu dengan metode Breaking The Time sebagai modal
utama untuk sukses. Anda telah mengetahui cara membuat misi, peran, visi peran,
rencana pekanan, dan rencana harian sebagai langkah mengatur waktu yang efektif.
Sekarang tinggal bagaimana Anda merealisasikan apa yang terdapat dalam buku ini.
Mungkin pada tahap awal Anda mengalami kesulitan an kecanggungan untuk
merealisasikan apa yang terdapat dalam buku ini. Tapi percayalah! Hal itu merupakan
sesuatu yang wajar ketika Anda pertama kali melakukan sesuatu. Ada pepatah yang
mengatakan, “Mudah karena biasa.” Jika Anda terbiasa melakukan apa yang terdapat
dalam buku ini, Anda akan menjadi mudah melakukannya. Bahkan bisa menjadi suatu
karakter baru yang terus melekat sepanjang hidup Anda. Lakukanlah secara konsisten apa
yang terdapat dalam buku ini! Dan berdoalah kepada Allah agar Anda diberi kemudahan
dalam mengatur waktu.
Jika Anda tetap mengalami kesulitan merealisasikan apa yang terdapat dalam buku
ini. Atau ingin berkonsultasi dan mengikuti pelatihan yang khusus membahas apa yang
disampaikan pada buku ini, silakan hubungi kami di Lembaga Manajemen LP2U Jl.
Anggrek Nelimurni Blok B No. 12 Slipi – Jakarta Barat Telp. (021) 5494719, Faks. (021)
53678452, E-mail LP2U_center@lycos.com.

~o0O0o~

Anda mungkin juga menyukai