Anda di halaman 1dari 15

ETIKA DENGAN TEMAN SEBAYA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS DARI GURU


BIMBINGAN KONSELING

MAKALAH

disusun oleh,

Nama : PUTIA PRISQ SULASTA

Kelas : XI MIPA-1

SMA NEGERI 1 KALIBUNDER


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH V
DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

Alamat : Jl. Cibuntu Kecamatan Kalibunder Kabupaten Sukabumi 43185


e-mail : sman1kalibunder@gmail.com website : www.sman1kalibunder.sch.id
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, puji syukur ke hadirat Allah S.W.T penyusun


ucapkan atas selesainya penyusunan makalah dengan judul “Etika kepada Teman Sebaya”
yang dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari Guru Bimbingan Konseling untuk Kelas
XI MIPA-1 SMAN 1 Kalibunder ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, sampai kepada kita sebagai umatnya, Amiin.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Guru Bimbingan Konseling,
kepada orang tua dan kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan dukungan
dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi
materi, pemilihan kata-kata dan bahasa, penyusunan sampai pada penyajian makalah ini.
Oleh karena, penyusun mengharapkan sekali adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun agar dapat dijadikan bahan evaluasi dan referensi sehingga penyusunan ke
depannya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga apa yang telah kita lakukan dinilai sebagai nilai ibadah di mata
Allah S.W.T., Amiin.

Kalibunder, September 2021


Penyusun,

Putia Prisq Sulasta


XI MIPA-1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 1
C. MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 3
A. ETIKA MENURUT PARA AHLI ................................................................... 3
B. LINGKUNGAN ETIKA ................................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................... 5
A. PENGERTIAN ETIKA.................................................................................. 5
B. ETIKA KEPADA TEMAN SEBAYA ............................................................. 6
C. MASALAH YANG TERJADI AKIBAT KURANGNYA ETIKA DALAM
PERGAULAN TEMAN SEBAYA ................................................................. 6
D. CONTOH PERILAKU DAN ETIKA DALAM PERGAULAN TEMAN
SEBAYA ...................................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 10
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 10
B. SARAN ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Etika merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Etika sendiri
sangat mempengaruhi kehidupan manusia dengan memberikan manusia cara bagaimana
dalam menjalani hidup dalam rangkaian kegiatan sehari-hari. Etika pada akhirnya
membantu manusia untuk mengambil sikap tentang bagaimana mempelajari dan
memahami lingkungan, menanggapi informasi dan pola interaksi sebagai input, memilih
dan memilih sisi positif dan negatif dari suatu permasalahan sebagai suatu proses, hingga
akhirnya mampu menentukan keputusan tentang sikap atau tindakan apa yang seharusnya
dilakukan sebagai output.
Intensitas interaksi soal seseorang di luar lingkungan keluarganya biasanya lebih
sering dilakukan dengan teman sebaya atau bisa dikatakan orang lain selain keluarga yang
memilik tingkat usia/kematangan berpikir yang sama dan kebanyakan terbukti sukses
dijalani. Meski demikian, tidak jarang terjadi masalah bully, dan pengucilan di antara
lingkungan pertemanan akibat ketidakmampuan berinteraksi dan beradaptasi.
Permasalahan etika dalam pergaulan bersama teman sebaya menjadi batasan dan
fokus bahasan penyusun pada makalah ini. Harapannya dengan pembahasan ini dapat
menemukan pelajaran baru, memperdalam wawasan, menemukan jawaban atau solusi atas
permasalahan yang terjadi.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang makalah ini dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian etika?
2. Apa yang maksud dengan etika kepada teman sebaya?
3. Masalah apa yang terjadi ketika kurang beretika dalam pergaulan teman sebaya?
4. Perilaku apa saja yang bisa diterapkan dalam beretika kepada teman sebaya?

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Membahas pengertian etika
2. Menjelaskan tentang etika kepada teman sebaya

1
3. Memberikan contoh permasalahan yang rentan terjadi akibat tidak ber-etika saat
bergaul dengan teman sebaya
4. Memberikan contoh perilaku/etika yang bisa diterapkan dalam pertemanan sebaya.

Tujuannya agar dapat menjadi referensi sederhana khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi pembaca tentang seberapa penting peran etika dalam kehidupan
bermasyarakat, khususnya etika dengan teman sebaya.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar, misalnya, etika
berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika dalam melakukan bisnis,
dan semacamnya.
Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam
bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang baik
di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai contoh, etika yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan
sekitar, yakni mengucap salam saat bertamu ke rumah orang, baik itu saudara, kerabat,
maupun teman. Kemudian, meminta maaf setelah kita berbuat kesalahan, dan
mengucapkan terima kasih saat seseorang telah menolong atau membantu kita.

A. ETIKA MENURUT PARA AHLI


a. Aristoteles
Aristoteles merupakan seorang filsuf asal Yunani dan murid dari Plato berpendapat
dengan membagi etika menjadi 2 pengertian, yakni Terminius Technicus dan
Manner and Cutom. Terminius Technicus merupakan etika sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari problema tingkah laku atau perbuatan individu
(manusia), sedangkan Manner and Cutom merupakan pengkajian etika berkaitan
dengan tata cara dan adat yang melekat dalam diri individu, serta terkait dengan
baik dan buruknya tingkah laku, perbuatan, ataupun perilaku individu tersebut.
b. W. J. S. Poerwadarminta
Wilfridus. J. S Poerwadarminta merupakan salah satu tokoh sastra Indonesia,
mengemukakan bahwa “etika adalah ilmu pengetahuan terkait perbuatan dan
perilaku manusia dilihat dari sisi baik dan sisi buruknya yang ditentukan oleh
manusia pula.”
c. Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja
Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh pendidikan di
Indonesia, memberikan definisi bahwa “etika adalah suatu ilmu yang memberikan
arahan, acuan, dan juga pijakan pada suatu perilaku atau perbuatan manusia.”

3
B. LINGKUNGAN ETIKA
Etika berdasarkan lingkungannya ada dua jenis etika, yaitu etika individual dan
etika sosial. Berikut penjabarannya secara singkat:
1. Etika Individual
Etika individual merupakan etika yang memiliki kaitannya dengan sikap dan
kewajiban dari individu atas dirinya sendiri.
2. Etika Sosial
Etika sosial merupakan jenis etika yang memiliki kaitannya dengan sikap dan
kewajiban, serta perilaku suatu individu sebagai umat manusia.

Dari jenis etika berdasarkan lingkungan di atas maka etika dengan sebaya termasuk
kepada etika sosial.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari
suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap,
atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan
kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan
prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar. Sedangkan pengertian etika secara umum
adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman
atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma
ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta
kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap
individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika
mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat adalah kumpulan dari individu-
individu sosial yang memilik sifat, karakter, ide, cita-cita dan tujuan hidup masing-masing.
Perbedaan dan keragaman tersebut perlahan berakulturasi dan secara alamiah menyisakan
kesamaan ide serta sebuah kesepakatan bersama berupa norma dan budaya.
Peran Etika sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat, dalam
bermasyarakat etika digunakan sebagai alat kontrol agar tidak bertentangan dengan nila-
nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Peranan etika dalam masyarakat
adalah untuk sebagai landasan untuk melakukan suatu kegiatan yang tetap mengacu pada
nilai-nilai dan norma-norma, sehingga tingkah laku seseorang dapat diterima di dalam
masyarakat dan tidak bertentangan atau menyimpang di dalam masyarakat.
Etika yang baik dapat membantu seseorang dalam hidup yang lebih baik dalam
masyarakat, jika etika buruk maka akan kesulitan hidup di dalam masyarakat, tidak akan
dihargai oleh masyarakat. Seseorang menjaga etikanya, karena jika etika mereka buruk
maka mereka akan mengalami kesusahan dalam menjalani hidup ditengah-tengah
masyarakat, seseorang harus tahu cara beretika yang baik dengan orang yang lebih tua,
orang yang sebaya dengan mereka dan anak-anak kecil yang ada di masyarakat tersebut.

5
Akan tetapi masih ada orang yang mengalami konflik dengan masyarakat setempat
karena sifat ego, minder, atau dengan kata lain tak mampu beradaptasi.

B. ETIKA KEPADA TEMAN SEBAYA


Sebagaimana pengertian etika yang telah dipaparkan sebelumnya, maka etika
kepada teman sebaya artinya etika yang secara spesifik berlaku dalam pergaulan
pertemanan sebaya.
Dalam Buku berjudul “Pengertian Etika: Macam- macam Etika & Manfaat Etika”
yang ditulis oleh Tasya Talitha Nur Aurellia yang dikutip dari laman situs resmi Gramedia,
etika dengan teman sebaya ini masuk kepada jenis etika menurut lingkungan sosial.
‘Teman’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya ‘kawan’, ‘sahabat’, ‘orang
yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap). Dalam pergaulan
teman lebih diartikan sebagai orang dekat setelah diluar keluarga atau kerabat yang
cenderung seusia/kematangan berpikirnya bisa dikatakan setingkat/sama, dan memang
secara umum sukses dalam berinteraksi. Mengapa demikian? Kecocokan ini terjadi karena
mereka yang seusia menghadapi waktu yang sama, zaman yang sama, tren, pengaruh
perkembangan teknologi dan informasi yang sama.

C. MASALAH YANG TERJADI AKIBAT KURANGNYA ETIKA DALAM


PERGAULAN TEMAN SEBAYA
Kurang nilai-nilai etika pada diri seseorang bisa membuat masalah serius bagi diri
dan lingkungannya. Ini membuatnya sulit diterima dalam kelompok pergaulan teman
sebaya karena dianggap tidak saling menghargai, tenggan rasa, tidak mampu beradaptasi.
Ini akan menutup akses dan ruang gerak seseorang dalam berinteraksi sosial.
Masalah etika di atas bisa disebabkan karena ketidakcocokan atau
ketidakmampuan seseorang untuk beradaptasi, misalnya karena perbedaan pola pembinaan
dan perkembangan etika juga mental dari mulai lingkup kecil yaitu diri, keluarga, tetangga
hingga ke cakupan yang lebih luas yaitu masyarakat.
Beberapa masalah yang bisa timbul akibat kurangnya etika dalam bergaul
contohnya:
1. Etika dalam Bersikap (bahasa, gaya bahasa, gestur/gerak/bahasa tubuh)
a. Adanya penolakan, pengucilan, pembulian bahkan ancaman akibat sikap
egois, sombong, tidak menjaga sopan santun dan tenggang rasa.
b. Tidak dihormati dan dihargai akibat perilaku yang sama dilakukan

6
c. Sulit mendapatkan bantuan akibat sikap apatis, acuh, tidak peduli, menutup
diri, antipati.
d. Rentan terpengaruh hal-hal yang tidak baik akibat terlalu mudah menyerap
informasi tanpa adanya klarifikasi. Atau tidak bisa menyesuaikan waktu,
tempat dan dengan siapa bergaul.

2. Etika dalam konteks Waktu Adaptasi


Ciri sebuah pertemanan dapat diindikasikan dari beberapa aspek seperti:
Penggunaan bahasa komunikasi antar teman, Intonasi dalam bicara, Sikap, dan
Kepedulian. Namun, ada hal menarik yang penyusun perhatikan dari proses
adaptasi sebagaimana yang disebutkan di atas. Penyusun menemukan fakta di
lapangan contohnya Dalam penggunaan bahasa. Di awal-awal menjalin
pertemanan seseorang cenderung menggunakan bahasa yang lebih halus dan sopan
antara satu dengan yang lainnya. Seiring waktu dan perkembangan kedekatan,
seolah bahasa yang sedikit agak kasar bahkan menjadi hal biasa dan tidak
dipermasalahkan. Tak jarang jika ada seseorang atau beberapa diantaranya tiba-
tiba berubah kembali menggunakan bahasa yang sopan justru menjadi masalah
karena dianggap aneh dan menyinggung. Demikian pula yang terjadi pada intonasi,
sikap, dan kepedulian. Meski ada juga di antara pertemanan yang mampu
mempertahankan hal-hal tersebut seperti layaknya di awal jalinan pertemanan tadi.

D. CONTOH PERILAKU DAN ETIKA DALAM PERGAULAN TEMAN


SEBAYA
Berikut ini adalah beberapa contoh etika yang bisa diterapkan dalam pergaulan
teman sebaya:
1. Mengucapkan Salam, Sapa
Dalam pergaulan teman, mengucapkan salam ataupun sapaan di awal pertemuan
bisa dikatakan tentang bagaimana seseorang memulai pertemuannya dengan
menciptakan kesan pertama yang baik dan suasana yang hangat. Salam sapa juga
memberikan kesan kepedulian seseorang terhadap temannya.
2. Memilih teman dalam bergaul.
Manusia termasuk makhluk sosial yang kehidupannya tak lepas dari orang lain.
Untuk menjaga norma dan etika sosial, hendaknya kita memilih dan memilah lebih
sering dengan siapa atau teman yang mana intensitas pergaulan kita. Karena siapa

7
yang menjadi teman dekat pasti akan memberikan pengaruh baik dalam urusan
spiritual maupun akhlak seseorang. Pada dasarnya tidak adil ketika kita membeda-
bedakan atau memilah-milih dengan siapa kita bergaul. Ini terletak pada
bagaimana kepandaian kita untuk mengatur intensitas waktu pergaulan tetapi juga
tidak harus menyinggung perasaan teman dengan sikap dan perkataan yang
diskriminatif.

3. Mencintai teman sebagai sesama makhluk sosial


Salah satu bentuk kecintaan antara teman adalah dengan saling mengingatkan satu
sama lain ketika ada yang melakukan hal yang tidak baik, atau berusaha menjaga
diri untuk tidak terpengaruh hal-hal yang tidak baik.

4. Tolong-menolong
Saling tolong-menolong antara teman dalam hal kebaikan dan sangat dianjurkan.
Namun, bukan berarti juga dalam hal yang tidak baik.

5. Saling menghargai dan menghormati hak teman


Selama bergaul dengan sebaya hendaknya memperlakukannya dengan baik dan
saling menghargai serta menghormati hak-haknya dan tidak saling menjahati.
Menghargai teman bisa diartikan sebagai perilaku tenggang rasa, mengakui
keberadaan teman dengan tidak mengabaikan dan menghindarkan dari perilaku
yang dapat menyinggung perasaannya. Sedangkan menghormati hak teman bisa
dengan cara menjawab/menanggapi salam atau sapaan, menjenguk teman yang
sakit, menghadiri undangannya, tidak mengejek ketika terjadi refleks biologisnya
(seperti bersin, batuk), mengantarkan/melayat jenazah teman yang meninggal ke
pemakaman.

6. Menjauhi hal yang menimbulkan keburukan.


Antar teman hendaknya tidak berprasangka buruk dan menggunjing, yaitu tidak
menyebarkan aib dan kekurangannya.

7. Menjaga keharmonisan hubungan pertemanan


Ketika terjadi persoalan yang menyangkut harga diri masing-masing teman
hendaknya tetap bertegur sapa. Jika tidak memungkinkan, dalam ajaran agama

8
Islam misalnya dicontohkan: Nabi Muhammad SAW memberi ruang maksimal
tiga hari untuk tidak bertegur sapa. Ini bisa diartikan dengan memberikan
ruang/jeda waktu untuk meredakan emosi hati dan pikiran yang tidak jernih.
Sehingga proses penyelesaian masalah dapat lebih efektif.

Itulah beberapa contoh perilaku yang bisa diterapkan dalam rangka etika bergaul
dengan teman sebaya.

9
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan mengenai etika dengan teman sebaya dalam makalah ini, penyusun
menyimpulkan bahwa permasalahan etika ini sangat sensitif dan rentan sekali
menimbulkan masalah sekalipun ketika adanya hal kecil yang terlupakan. Apalagi saat ini
etika yang sesuai berdasarkan norma-norma di masyarakat sangat rentan dan mulai tergeser
akibat berkembang pesatnya kemajuan teknologi dan informasi.
Sebelum berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi seperti saat ini
mungkin pergaulan hanya bisa dilakukan manusia dalam cakupan kecil saja, ataupun hanya
beberapa tempat saja di negara lain yang bisa dikunjungi semasa hidupnya. Namun kini,
dengan optimalisasi teknologi informasi dan komunikasi pergaulan dan interaksi sosial
tidak lagi terbatas oleh jarak dan waktu. Sehingga etika yang sudah sesuai dengan norma
dan budaya yang adapun rentan terpengaruh bahkan mulai terjadi pergeseran. jangankan
etika, budayanya pun terancam.
Oleh karena itu, pembinaan etika bisa dikatakan proses pembiasaan terhadap
norma yang berlaku yang memang waktu yang relatif tergantung dari subjek individunya,
ditambah lagi dengan pengaruh budaya luar dan permasalahan-permasalahan global yang
terjadi, mungkin akan lebih berat lagi.

B. SARAN
Sarang penyusun yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bukan berarti pasrah dengan kondisi, perlu kesabaran bagi para pembimbing juga
kesadaran dari yang dibimbing sebagai bentuk kerjasama dalam memperbaiki,
menjaga, dan meningkatkan kualitas etika. Bagaimanapun etika adalah tuntutan
norma, norma-norma yang berlaku saat ini pun selayaknya tidak sekedar dijadikan
sebagai aturan saja, namun perlu dipandang sebagai buah hasil karya para
pendahulu yang patut dilestarikan dan dijaga karena terbukti mampu membuat
situasi yang kondusif dalam hubungan sosial masyarakat.
2. Terkait hal pengaruh waktu terhadap adaptasi dan normalisasi sikap dalam bergaul
sesam teman sebaya, perlu adanya 2 pembekalan yaitu: 1).Pembekalan
framing/pembiasaan/figuring/pembentukan yang memang bisa dikatakan

10
membutuhkan waktu dalam prosesnya; 2).Pembekalan taktis, dimana seorang
individu belajar/diajarkan untuk mampu beradaptasi secara cepat (mendadak)
dengan lingkungan baru. Hal ini berguna mengingat mobilitas seseorang saat ini
sangat dinamis yang pastinya akan mendorongnya untuk sering menemukan hal
baru, teman baru, lingkungan baru, komunitas baru.

Dari kedua saran di atas, semoga dapat menjadi bahan perhatian semua pihak demi
menyelesaikan permasalahan etika khususnya etika dengan teman sebaya yang
pengaruhnya sangat besar terhadap kehidupan sosial. Normalisasi dalam pergaulan teman
sebaya seperti bahasa gaul, kasar mungkin tidak dipandang masalah dalam komunitas suatu
pertemanan tertentu, namun etika tetaplah sebuah nilai yang harus dijunjung tinggi. Jika
tidak ada pengawalan dan penanaman dasar kesadaran dalam individu, bukan tidak
mungkin etika akan hilang dari peradaban manusia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Etika Berinteraksi dengan Teman Sebaya.

https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/etika-berinteraksi-dengan-teman-sebaya

7 Adab Bergaul dengan Teman Sebaya Menurut Ajaran Islam.

https://m.brilio.net/creator/7-adab-bergaul-dengan-teman-sebaya-menurut-ajaran-

islam-a0c3b8.html

Etika Pergaulan dengan Teman Sebaya dalam Perspektif Hadis.

https://www.asilha.com/2020/10/10/etika-pergaulan-dengan-teman-sebaya-

dalam-perspektif-hadis/

#Macam-macam Etika.

https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/#Macam-Macam_Etika

Etika dalam Kehidupan Bermasyarakat.

https://123dok.com/document/qvrj9j1y-etika-dalam-kehidupan-

bermasyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai