Anda di halaman 1dari 23

Petemuan 3

RAGAM BAHASA
Pengertian
Ragam bahasa merujuk pada variasi atau perbedaan dalam penggunaan
bahasa yang terjadi di dalam sebuah bahasa yang sama, baik dalam aspek
pengucapan, tata bahasa, kosakata, gaya, maupun konteks sosial dan
budaya di mana bahasa tersebut digunakan. Ragam bahasa dapat
terbentuk akibat perbedaan regional, etnis, atau sosial dalam
masyarakat. Setiap bahasa memiliki ragam bahasa yang berbeda-beda,
seperti ragam bahasa Indonesia yang terdiri dari bahasa Indonesia baku,
bahasa Indonesia gaul, bahasa daerah, dan lain sebagainya. Ragam
bahasa juga dapat digunakan untuk menyampaikan identitas dan status
sosial individu atau kelompok.
Jenis ragam bahasa
Jenis ragam bahasa dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, namun
secara umum ragam bahasa dapat dibagi menjadi beberapa jenis berikut:
1. Ragam Lisan dan Ragam Tulis Ragam lisan terjadi ketika bahasa
digunakan dalam percakapan sehari-hari, sementara ragam tulis
terjadi ketika bahasa digunakan dalam bentuk tertulis seperti
surat, buku, atau media online.
2. Ragam Baku dan Ragam Nonbaku Ragam baku merupakan bentuk
bahasa yang dianggap sebagai bentuk standar dan resmi dalam
suatu bahasa, sedangkan ragam nonbaku merujuk pada bentuk
bahasa yang tidak standar dan seringkali tidak diakui secara resmi.
Jenis ragam bahasa
3. Ragam Daerah Ragam bahasa ini merupakan ragam bahasa yang digunakan di
wilayah tertentu dengan ciri khas dan karakteristik sendiri.
4. Ragam Sosial Ragam bahasa ini terbentuk akibat perbedaan status sosial antara
pembicara. Misalnya ragam bahasa masyarakat kelas atas dengan masyarakat kelas
bawah.
5. Ragam Fungsional Ragam bahasa ini digunakan dalam konteks dan tujuan
tertentu seperti bahasa ilmiah, bahasa teknis, bahasa hukum, bahasa sastra, dan
sebagainya.
6. Ragam Gaya Ragam bahasa ini meliputi gaya bahasa formal, informal, santai,
sopan, kasar, dan sebagainya.
7. Ragam Etnis Ragam bahasa ini terbentuk karena adanya perbedaan etnis atau
suku bangsa yang menggunakan bahasa yang sama. Contohnya bahasa
Minangkabau/Minang yang memiliki ragam bahasa dalam tingkatan kato, kato
mandata, kato mandaki dan kato manurun.
Ragam Bahasa lisan
PENGERTIAN DAN BENTUKNYA
Ragam bahasa lisan
Ragam bahasa lisan adalah bentuk penggunaan bahasa dalam
bentuk percakapan atau pembicaraan secara langsung. Ragam
bahasa lisan memiliki beberapa jenis, antara lain:
1. Ragam Lisan Formal Ragam bahasa ini digunakan dalam situasi
formal seperti pidato, presentasi, atau seminar. Ciri khas dari
ragam bahasa lisan formal adalah menggunakan kosakata yang
tepat dan struktur tata bahasa yang benar.
2. Ragam Lisan Informal Ragam bahasa ini digunakan dalam situasi
santai atau tidak formal seperti obrolan dengan teman atau
keluarga. Ciri khas dari ragam bahasa lisan informal adalah
penggunaan kosakata yang lebih luwes dan tidak terlalu
memperhatikan tata bahasa yang benar.
Ragam bahasa lisan
3. Ragam Lisan Gaul Ragam bahasa ini digunakan oleh generasi muda dan
seringkali mencakup penggunaan kata-kata atau frasa yang tidak umum
atau baru dalam bahasa. Ragam bahasa lisan gaul cenderung lebih santai
dan tidak terlalu memperhatikan tata bahasa yang benar.
4. Ragam Lisan Daerah Ragam bahasa ini digunakan oleh masyarakat di daerah
tertentu dengan ciri khas dan karakteristik sendiri. Ragam bahasa lisan
daerah seringkali memiliki kosakata atau struktur tata bahasa yang berbeda
dengan ragam bahasa lisan umumnya.
5. Ragam Lisan Slang Ragam bahasa ini mencakup penggunaan kata-kata atau
frasa yang hanya dipahami oleh sekelompok orang tertentu atau terbatas
pada kelompok sosial tertentu. Ragam bahasa lisan slang seringkali
digunakan dalam kelompok sosial yang memiliki identitas atau karakteristik
yang sama, seperti kelompok remaja, pecinta musik, atau pecinta otomotif.
Ragam Bahasa lisan Formal
PENGERTIAN DAN BENTUKNYA
Ragam bahasa lisan Formal
Ragam bahasa lisan formal adalah bentuk penggunaan bahasa dalam
situasi formal seperti presentasi, pidato, atau wawancara kerja. Ciri khas
dari ragam bahasa lisan formal adalah penggunaan kosakata yang tepat
dan struktur tata bahasa yang benar. Beberapa contoh ciri khas dari
ragam bahasa lisan formal adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kata-kata formal Dalam ragam bahasa lisan formal, penggunaan
kata-kata formal yang tepat sangat penting. Contohnya, penggunaan kata
"saudara/i" sebagai pengganti "kamu" atau "kalian" ketika berbicara dengan
orang yang lebih senior atau dalam situasi formal.
2. Penggunaan ungkapan sopan Dalam ragam bahasa lisan formal, penggunaan
ungkapan sopan seperti "terima kasih", "mohon maaf", atau "sangat berterima
kasih" sangat penting. Ungkapan-ungkapan tersebut menunjukkan kesopanan
dan penghormatan terhadap lawan bicara.
Ragam bahasa lisan Formal
3. Penggunaan struktur tata bahasa yang benar Dalam ragam bahasa
lisan formal, struktur tata bahasa yang benar sangat penting.
Contohnya, penggunaan kata ganti orang ketiga ("beliau",
"mereka", "mereka semua") ketika berbicara tentang orang lain.
4. Menghindari kata-kata kasar atau tidak sopan Dalam ragam
bahasa lisan formal, menghindari penggunaan kata-kata kasar atau
tidak sopan sangat penting. Hal ini menunjukkan kesopanan dan
penghormatan terhadap lawan bicara.
5. Menghindari slang atau bahasa gaul Dalam ragam bahasa lisan
formal, penggunaan bahasa gaul atau slang harus dihindari.
Penggunaan bahasa tersebut dapat dianggap tidak sopan atau tidak
profesional dalam situasi formal.
Ragam Bahasa lisan Informal
PENGERTIAN DAN BENTUKNYA
Ragam bahasa lisan Informal
Ragam bahasa lisan informal adalah bentuk penggunaan bahasa dalam
situasi yang tidak terlalu formal, seperti obrolan dengan teman atau
keluarga. Ciri khas dari ragam bahasa lisan informal adalah penggunaan
kosakata yang lebih luwes dan tidak terlalu memperhatikan tata bahasa yang
benar. Beberapa contoh ciri khas dari ragam bahasa lisan informal adalah
sebagai berikut:
1. Penggunaan kata-kata sederhana Dalam ragam bahasa lisan informal, penggunaan
kata-kata sederhana lebih disukai daripada kata-kata formal yang terkesan kaku dan
kuno. Contohnya, penggunaan kata "kamu" atau "gue" sebagai pengganti "saudara/i"
atau "saya".
2. Penggunaan singkatan atau kata-kata yang dipendekkan Dalam ragam bahasa lisan
informal, penggunaan singkatan atau kata-kata yang dipendekkan lebih umum
daripada dalam ragam bahasa lisan formal. Contohnya, penggunaan kata "kayak"
sebagai pengganti "seperti".
Ragam bahasa lisan Informal
3. Penggunaan kata-kata slang atau bahasa gaul Dalam ragam bahasa lisan
informal, penggunaan kata-kata slang atau bahasa gaul lebih umum.
Contohnya, penggunaan kata "kece" sebagai pengganti "keren" atau
"mantap".
4. Penggunaan kosakata atau istilah yang khusus untuk kelompok atau
komunitas tertentu Dalam ragam bahasa lisan informal, penggunaan
kosakata atau istilah yang khusus untuk kelompok atau komunitas
tertentu lebih umum. Contohnya, penggunaan istilah-istilah dalam game
atau olahraga tertentu ketika berbicara dengan teman yang memiliki
minat yang sama.
5. Tata bahasa yang tidak selalu benar Dalam ragam bahasa lisan informal,
tata bahasa tidak selalu harus benar. Contohnya, penggunaan kata ganti
orang pertama tunggal ("aku", "saya") dan orang kedua tunggal ("kamu",
"lu") secara bergantian dalam satu kalimat.
Ragam Bahasa lisan Gaul
PENGERTIAN DAN BENTUKNYA
Ragam bahasa lisan Gaul
Ragam bahasa lisan gaul adalah bentuk penggunaan bahasa yang lebih khusus dan
dipakai dalam lingkungan remaja atau anak muda, yang cenderung lebih kreatif dan
mengikuti tren. Ciri khas dari ragam bahasa lisan gaul adalah penggunaan kata-kata
yang unik dan kreatif, serta penggunaan singkatan dan akronim yang seringkali tidak
jelas artinya bagi orang yang tidak akrab dengan bahasa tersebut. Beberapa contoh ciri
khas dari ragam bahasa lisan gaul adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kata-kata slang atau bahasa gaul Dalam ragam bahasa lisan gaul,
penggunaan kata-kata slang atau bahasa gaul sangat umum. Contohnya,
penggunaan kata "mantul" sebagai pengganti "keren banget" atau "lucas"
sebagai pengganti "lucu banget".
2. Penggunaan singkatan atau akronim Dalam ragam bahasa lisan gaul,
penggunaan singkatan atau akronim sangat umum. Contohnya, penggunaan
kata "BTW" sebagai pengganti "by the way" atau "OMG" sebagai pengganti "oh
my god".
Ragam bahasa lisan Gaul
3. Penggunaan kosakata baru atau kata-kata yang dipinjam dari bahasa lain Dalam
ragam bahasa lisan gaul, penggunaan kosakata baru atau kata-kata yang
dipinjam dari bahasa lain sangat umum. Contohnya, penggunaan kata "squad"
sebagai pengganti "teman" atau "jomblo" sebagai pengganti "single".
4. Penggunaan intonasi dan aksen khusus Dalam ragam bahasa lisan gaul,
penggunaan intonasi dan aksen khusus juga dapat menjadi ciri khas.
Contohnya, penggunaan intonasi yang meninggi pada akhir kalimat untuk
menunjukkan penekanan atau penggunaan aksen tertentu yang dapat
membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya.
5. Menghindari penggunaan tata bahasa yang baku atau formal Dalam ragam
bahasa lisan gaul, penggunaan tata bahasa yang baku atau formal dihindari.
Penggunaan bahasa yang lebih santai, lepas, dan terkadang kurang sesuai
dengan aturan tata bahasa yang baku lebih disukai dan dianggap lebih kreatif.
Ragam Bahasa lisan Daerah
PENGERTIAN DAN BENTUKNYA
Ragam bahasa lisan Daerah
Ragam bahasa lisan daerah adalah bentuk penggunaan bahasa yang lebih
khas dan digunakan dalam suatu daerah atau wilayah tertentu. Ciri khas dari
ragam bahasa lisan daerah adalah penggunaan kosakata dan tata bahasa yang
khas dan khasiah pada daerah atau wilayah tersebut. Beberapa contoh ciri
khas dari ragam bahasa lisan daerah adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kosakata yang khas dan khasiah: Dalam ragam bahasa lisan daerah,
penggunaan kosakata yang khas dan khasiah pada daerah atau wilayah tersebut sangat
umum. Contohnya, penggunaan kata-kata seperti "sing tahu" dalam bahasa Jawa yang
berarti "tidak tahu" atau "pekasih" dalam bahasa Minangkabau yang berarti "suami".
2. Penggunaan tata bahasa khas: Dalam ragam bahasa lisan daerah, penggunaan tata
bahasa yang khas pada daerah atau wilayah tersebut juga sangat umum. Contohnya,
dalam bahasa Batak, kata kerja ditempatkan setelah subjek dan diikuti dengan objek,
sehingga menjadi SVO (subjek-kata kerja-objek) seperti dalam kalimat "Anak ni roha
do inangku" yang berarti "Anak ini mencintai ibuku".
Ragam bahasa lisan Daerah
3. Penggunaan dialek khas: Dalam ragam bahasa lisan daerah, penggunaan
dialek khas pada daerah atau wilayah tersebut juga sangat umum.
Contohnya, dalam bahasa Betawi, penggunaan kata "lo" sebagai pengganti
"kamu" atau "lu" sebagai pengganti "anda".
4. Pemakaian bahasa campuran atau bahasa serapan: Dalam ragam bahasa
lisan daerah, penggunaan bahasa campuran atau bahasa serapan dari
bahasa lain juga sangat umum. Contohnya, dalam bahasa Melayu Batak,
penggunaan kata "pikir" sebagai pengganti "fikir" dari bahasa Melayu atau
"rumah sakit" sebagai pengganti "hospital" dari bahasa Inggris.
5. Adanya variasi pengucapan: Dalam ragam bahasa lisan daerah, variasi
pengucapan atau aksen yang khas pada daerah atau wilayah tersebut juga
sangat umum. Contohnya, dalam bahasa Sunda, pengucapan vokal "e"
sering kali diubah menjadi "eu" seperti dalam kata "leumah" yang berarti
"rumah".
Ragam Bahasa lisan Slang
PENGERTIAN DAN BENTUKNYA
Ragam bahasa lisan Slang
Ragam bahasa lisan slang adalah bentuk penggunaan bahasa informal
yang populer di kalangan remaja atau kelompok sosial tertentu. Ciri khas
dari ragam bahasa lisan slang adalah penggunaan kata-kata yang tidak
baku, kosakata slang yang cenderung tidak formal, dan tidak mengikuti
aturan tata bahasa yang benar. Beberapa contoh ciri khas dari ragam
bahasa lisan slang adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kosakata slang Dalam ragam bahasa lisan slang, penggunaan
kosakata slang yang populer di kalangan remaja atau kelompok sosial tertentu
sangat umum. Contohnya, penggunaan kata-kata seperti "asoy" yang berarti
"keren" atau "dab" yang berarti "hebat".
2. Penggunaan kata-kata tidak baku Dalam ragam bahasa lisan slang, penggunaan
kata-kata tidak baku atau bahasa gaul yang cenderung tidak formal juga sangat
umum. Contohnya, penggunaan kata "gua" sebagai pengganti "saya" atau "aku".
Ragam bahasa lisan Slang
3. Tidak mengikuti aturan tata bahasa yang benar Dalam ragam bahasa lisan slang,
penggunaan tata bahasa yang tidak mengikuti aturan yang benar sering kali
dilakukan. Contohnya, penggunaan kalimat yang tidak lengkap seperti "lagi
sibuk nih" sebagai pengganti "saya sedang sibuk sekarang".
4. Memiliki makna ganda atau konotasi tertentu Dalam ragam bahasa lisan slang,
beberapa kata-kata memiliki makna ganda atau konotasi tertentu yang hanya
dipahami oleh kelompok sosial atau remaja tertentu. Contohnya, kata "oy" yang
dalam bahasa Indonesia artinya tidak ada apa-apa, namun dalam kosakata slang
memiliki makna sebagai ungkapan kecewa.
5. Penggunaan bahasa asing atau bahasa daerah dalam kosakata slang Dalam
ragam bahasa lisan slang, penggunaan bahasa asing atau bahasa daerah dalam
kosakata slang juga sering dilakukan. Contohnya, penggunaan kata "brader" dari
kata "brother" dalam bahasa Inggris atau "juragan" dari bahasa Jawa yang berarti
pemilik atau bos.
"Dengan membaca, kamu mengenal dunia.
Dengan menulis, kamu dikenal dunia."

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai