NIM : 2110742039
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama
dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang
saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan
kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini
berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan
kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa
yang sebelumnya.
Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu
memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia dibangun
juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam
fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur
Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni
pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya merupakan dasar
pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh kehidupan Negara Replubik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti
melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di
Negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila.
A.Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam arus Sejarah Bangsa Indonesia
dalam Periode Pengusulan Pancasila
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu
diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip
oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal
Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam
gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa.
Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi
penjajahan dan keterjajahan. Kemudian disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu
merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang-
sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi
dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya
atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam
konstituensi masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John
Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the
best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan demikian,
Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal
bakal munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi
pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo,
sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul
Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah
mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan
solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku
bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian,disusul lahirnya
Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan momenmomenperumusan diri bagi bangsa
Indonesia. Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh
pergerakan sehingga sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda,
tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI
ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas
dan rekam jejak di dalam konstituensi masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi
menegaskan bahwa diktum John Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan
mengumpulkan the best mindsatau the best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di
saat bangsa tersebut hendak membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah
terpenuhi. Dengan demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian mitologis, melainkan
sakti dalam pengertian berhasil memenuhi keabsahan prosedural dan keabsahan esensial
sekaligus.(Pabottinggi,2006:158-159). Selanjutnya, sidang-sidang BPUPKI berlangsung secara
bertahap dan penuh dengan semangat musyawarah untuk melengkapi goresan sejarah bangsa
Indonesia hingga sampai kepada masa sekarang ini.Perlu ketahui bahwa perumusan Pancasila itu
pada awalnyadilakukan dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945.
d. Kesejahteraan Sosial,
(1) Sosio-Nasionalisme,
Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1,yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-
Royong.Sejarah mencatat bahwapidato lisan Soekarno inilah yang di kemudian hari diterbitkan
oleh Kementerian PeneranganRepublik Indonesia dalam bentuk buku yang berjudul Lahirnya
Pancasila (1947). Perlu Anda ketahui bahwa dari judul buku tersebut menimbulkan kontroversi
seputar lahirnya Pancasila.Di satu pihak, ketika Soekarno masih berkuasa, terjadi semacam
pengultusan terhadapSoekarno sehingga 1 Juni selalu dirayakan sebagai hari lahirnya Pancasila.
Di lain pihak ketika pemerintahan Soekarno jatuh, muncul upayaupaya “de-Soekarnoisasi” oleh
penguasa Orde Baru sehingga dikesankan seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya dalam
penggalian dan perumusan Pancasila.Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama
Pancasila bagi dasar filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan
kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim,
Muh. Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta) yang bertugas
menampung usul-usul seputar calon dasar negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29
Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti untuk sementara.
Pendidikan tentang pancasila merupakan salah satu cara untuk menanamkan pribadi yang
bermoral dan berwawasan luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
pendidikan tentang pancasila perlu diberikan disetiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat
dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
Penanaman dan penguatan kesadaran nasional tentang hal-hal tersebut sangat penting
karena apabila kesadaran tersebut tidak segera kembali disosialisasikan, diinternalisasikan, dan
diperkuat implementasinya, maka masalah yang lebih besar akan segera melanda bangsa ini,
yaitu musnahnya suatu bangsa (meminjam istilah dari Kenichi Ohmae, 1995 yaitu, the end of
the nation-state). Punahnya suatu negara dapat terjadi karena empat “I”, yaitu industri,
investasi, individu, dan informasi (Ohmae, 2002: xv). Agar lebih jelas, Anda dapat menggali
informasi tentang ke-empat konsep tersebut untuk memperkaya wawasan Anda tentang
penyebab punahnya suatu bangsa.Kepunahan suatu bangsa tidak hanya ditimbulkan oleh
faktor eksternal, tetapi juga ditentukan oleh faktor internal yang ada dalam diri bangsa itu
sendiri. Salah satu contoh terkenal dalam sejarah, ialah musnahnya bangsa Aztec di Meksiko
yang sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban yang maju, tetapi punah
dalam waktu singkat setelah kedatangan petualang dari Portugis.
Dalam rangka menanggulangi keadaan tersebut, pemerintah telah mengupayakan agar
pendidikan Pancasila ini tetap diselenggarakan di perguruan tinggi. Meskipun pada tataran
implementasinya, mengalami pasang surut pemberlakuannya, tetapi sejatinya pendidikan
Pancasila harus tetap dilaksanakan dalam rangka membentengi moralitas bangsa Indonesia.
Dengan demikian, tanggung jawab berada di pundak perguruan tinggi untuk mengajarkan nilai-
nilai Pancasila sebagai amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menekankan
pentingnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini, kecerdasan tidak hanya mencakup
intelektual, tetapi juga mencakup pula kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual yang
menjadi dasar bagi pengembangan kecerdasan bangsa dalam bentuk kecerdasan ideologis.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan Pancasila sangat penting
diselenggarakan di perguruan tinggi. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002,
Pasal 3,Ayat (2) bahwa kompetensi yang harus dicapai mata kuliah pendidikan Pancasila yang
merupakan bagian dari mata kuliah pengembangan kepribadian adalah menguasai kemampuan
berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual
dengan cara mengantarkan mahasiswa:
1. menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur
2. memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan membimbing untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai
persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem pemikiran yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.
4. membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani
yang demokratis,berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu
berinteraksi dengan dinamika internal daneksternal masyarakat bangsa Indonesia (Direktorat
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2013: viii).
2. Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah:
Kesimpulan dari pentingnya pancasila yaitu: pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata
pelajaran pendukung pengembangan karakter manusia. Pendidikan Pancasila di tingkat
perguruan tinggi sangat penting artinya, karena merupakan proses lanjutan pembentukan
karakter bagi manusia di mana akan berlangsung sampai manusia itu menemui ajalnya. Dan
alasan diperlukannya pendidikan Pancasila adalah untuk membangun generasi bangsa yang
cerdas dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan agar mahasiswa mampu
berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara
cerdas dan damai.pendidikan Pancasila diharapkan dapat memperkokoh modalitas akademik
mahasiswa dalam berperan serta membangun pemahaman masyarakat, antara lain:
1. agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai hati nuraninya
2. agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya