Disusun Oleh :
Dini Lusiana Sinaga (22160026)
Dosen Pengampu :
Dr. Lukman Pardede, M. Pd
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk mata
kuliah Pendidikan dan Kewarganegaraan, dengan judul “Penguatan Identitas Nasional Melalui
Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal”.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Kata Pengantar………………………………………………………………….. i
Daftar Isi…..…..…..…..…..…..…..….…..…..….....…………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………
1
1.2 Rumusan Masalah……………….……….……...……..…...……….
2
1.3 Tujuan Penelitian………..……..……...………..…….……………... 2
1.4 Manfaat Penelitian……..…...…….……...……..…..………………. 2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Identitas Nasional……...…..……….……..….…............. 4
2.2 Pengertian Pendidikan Multikultural…..…….....…....……................ 4
2.3 Pengertian Kearifan Lokal……...…...…….…......…....….................. 4
BAB III HASIL PEMBAHASAN
3.1 Identitas Nasional Bangsa Indonesia……....…....……..…................. 5
3.2 Konsep dan Tujuan Pendidikan Multikultural…….…..…..…..…….. 6
3.3 Kearifan Lokal Sebagai Jati Diri Bangsa…..…....………..…….........
6
3.4 Penguatan Identitas Nasional Melalui Pendidikan Multikultural….....
7
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan…..…..……..…...…..……......……...…….…………... 10
4.2 Saran…..…….....……...…..…......……...…...…....……………….. 10
Daftar Pustaka…..…..…...…..…....…..…....…...…….….…..…..……………… 11
BAB I
PENDAHULUAN
Hal yang krusial lainnya adalah lunturnya nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai budaya
bangsa. Fenomena sosial menunjukkan bahwa saat ini kegiatan gotong royong,
musyawarah untuk mufakat, dan rasa saling menghargai semakin hilang dikalangan
generasi muda dan masyarakat secara luas. Budaya sopan santun, tolong menolong,
kerukunan, toleransi, solidaritas sosial, saling menghargai semakin hanyut dilanda
derasnya arus modernisasi dan globalisasi.
Gejala disintegrasi bangsa juga tampak dari adanya konflik multikultural berbau SARA
seperti konflik etnis tionghoa dan pribumi, konflik agama, konflik Sampit dan
sebagainya. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pergeseran pola pikir dan gaya hidup
dari pola pikir dan gaya hidup masyarakat ketimuran menjadi pola pikir dan gaya hidup
kebarat-baratan yang ditandai dengan perilaku individualistik, hedonis, konsumtif, apatis,
sekuler, bebas dan eksklusif. Beberapa persoalan di atasmenunjukkan bahwa Indonesia
berada pada kondisi yang mengakhawatirkan dan berpotensi menimbulkan disintegrasi
bangsa serta mereduksi makna identitas nasional. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
upaya untuk memperkuat identitas nasional.
Pendidikan adalahbidangyang dipandang strategis untuk memperkuat indentitas nasional
melalui transfer of knowledge nilai-nilai kemajemukan dan pelestarian budaya bangsa
secara holistik dan komprehensif. Institusi pendidikan berperan sebagai agen sosialisasi
politik yang dapat menyatukan peserta didik dari berbagai latar belakang sosial dan
budaya sehingga nilai-nilai kebangsaan, toleransi, humanisme, demokratis, pluralisme,
dan multikulturalisme dapat diinternalisasikan secara aplikatif. Selain itu, pendidikan
juga menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan
kearifan lokal karena pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai
budaya yang merupakan unsur identitas nasional. Pendidikan dan kebudayaan memiliki
hubungan yang saling mendukung dan melengkapi satu sama lainnya.
Mengutip dari Identitas Nasional yang ditulis oleh I Putu Ari Astawa, kata identitas
artinya pembeda atau pembanding pihak lain. Sedangkan nasional artinya suatu paham.
Identitas nasional terwujud dalam bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat, serta
memiliki hubungan internasional dengan bangsa lain. Identitas ini menjadi jati diri untuk
mendukung dan mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.
Pendidikan ini termasuk pendidikan yang penting untuk diterapkan sejak dini pada anak-
anak agar mereka bisa tumbuh menjadi generasi yang toleransi terhadap keberagaman.
Pendidikan multikultural bisa diberikan secara langsung oleh sekolah melalui guru
maupun diterapkan oleh orang tua di rumah.
2.3 Pengertian Kearifan Lokal
Konsep pembelajaran berbasis kearifan lokal ialah mengaitkan pembelajaran dengan
kekayaan setempat/suatu daerah berupa pengetahuan, kepercayaan, norma, adat istiadat,
kebudayaan, wawasan dan sebagainya yang merupakan warisan dan dipertahankan
sebagai sebuah identitas serta pedoman dalam melarang kita untuk bertindak secara tepat
dalam kehidupan. Ragam dari pembelajaran berbasis kearifan lokal diantaranya:
pembelajaran berbasis kearifan lokal pada pembelajaran sastra, kacamata, pendidikan
kewarganegaraan, dan sains.
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat direduksi beberapa konklusi dalam makalah ini,
bahwa penguatan identitas nasional melalui pendidikan multikultural berbasis kearifan
lokal dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya:
1) Integrasi pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal dalam desain kurikulum
yang dilakukan melalui 4 pendekatan yaitu pendekatan kontribusi, aditif, transformasi,
dan aksi sosial;
2) Optimalisasi Pendidikan kewarganegaraan berbasis multikultural dan kearifan lokal
melalui pengajaran wawasan kebangsaan berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal yang
didukung dengan ilmu pengetahuan sebagaialat pengendali konflik antar budaya daerah;
3) Penempatan pendidikan multikultural sebagai falsafah pendidikan, pendekatan
pendidikan, bidang kajian dan bidang studi.
4.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke
depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat
bagi banyak orang.
Daftar Pustaka