Anda di halaman 1dari 7

1.

o A. Hukum Ekonomi Syariah merupakan program studi yang memiliki peluang


besar dalam dunia kerja, terlebih kini semakin banyak instansi yang mulai
mengadopsi prinsip syariah
o B. Pada ekonomi konvensional, terdapat sistem bunga tetap dan mengembang.
Sistem bunga tersebut diaplikasikan dalam semua pinjaman yang diberikan
kepada nasabah. Sementara, pada perbankan syariah, mereka
menggunakan ekonomi syariah. Ekonomi syariah tidak menggunakan sistem
bunga, baik bunga tetap atau bunga mengambang.
o C. konsep dasar ekonomi Syariah konsep ekonomi yang dijalankan
berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip ajaran Islam yang bersumber pada
al-Qur'an dan al-Sunnah, yang berorientasi pada pencapaian ridla Allah
o D. urgensi mempelajari ekonomi Syariah adalah untuk mewujudkan integritas
sebagai muslim yang kaffah sehingga keislamannya tidak diragukan lagi.

2. A. Peraturan hukum dan perundang-undangan yang berkaitan dengan


regulasi ekonomi Syariah di Indonesia diantaranya: Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2008 Tentang Surat Berharga SyariahNegara (SBSN) sebagai
dasar hukum pengembangan instrumen keuangan syariah. Undang-UndangNomor 21
tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
o b. Daya tarik bank syariah terletak pada keberpihakannya kepada nasabah.
Pada sisi simpanan, porsi bagi hasil yang diberikan kepada nasabah
penyimpan, selalu lebih besar dari pada porsi bagi hasil bagi bank, misalnya,
65 % untuk nasabah dan 35% untuk bank. Sedangkan pada sisi pembiayaan,
porsi bagi hasil yang diberikan kepada nasabah pembiayaan, selalu lebih besar
dari pada bagi hasil untuk bank. Misalnya 70 % untuk nasabah, 30 % untuk
bank. Masih pada sisi pembiayaan, harga jual bank pada nasabah pembiayaan
murabahah diusahakan selalu lebih ringan dibandingkan dengan tingkat bunga
pinjaman.
o Kebersamaan. : Daya tarik bank syariah terlihat juga pada dibinanya
kebersamaan antara tiga pihak, yaitu : 1. Nasabah penyimpan dana (deposan
atau penabung), 2. Bank, 3. Penerima Pembiayaan. Ketiga pihak diatas sama –
sama membagi keuntungan sesuai dengan porsi yang disepakati. Apabila bank
memperoleh keuntungan besar, maka semua pihak mendapatkan keuntungan
yang besar pula. Sebaliknya, bila keuntungan usaha bank itu sedikit, karena
cuaca perekonomian yang lesu, maka ketiga pihak itu sama – sama
mendapatkan keuntungan yang kecil pula
o Tahan Menghadapi Gejolak Moneter : Penerapan bagi hasil dan
ditinggalkannya sistem bunga, membuat bank Islam lebih tangguh dan tahan
banting dari pengaruh gejolak moneter, baik dari dalam maupun dari luar
negeri.
o Ikatan Emosional Yang Kuat : Selanjutnya, daya tarik bank syariah terletak
pada kuatnya ikatan emosional keagamaan antara pemegang saham, pengelola
bank dan nasabahnya.Dari ikatan emosional inilah dapat dikembangkan
kebersamaan dalam menghadapi resiko usaha dan membagi keuntungan secara
adil dan jujur.Adanya keterikatan secara religi (keislaman dan keimanan),
maka semua pihak yang terlibat dalam bank syariah akan berusaha sebaik-
baiknya sebagai pengamalan ajaran agamanya, sehingga berapapun hasil yang
diperoleh diyakini membawa berkah.
o Menekan Inflasi : Ekonomi Islam sangat membeci inflasi, karena itu Islam
mengajarkan sistem ekonomi yang berupaya pencegahan inflasi adalah
melalui penerapan sistem bagi hasil. Dengan diterapkannya sistem bagi hasil,
maka cost fush inflasion yang ditimbulkan oleh perbankan sistem bunga,
dihapuskan sama sekali.
o Pemihakan pada Ekonomi Rakyat: untuk digunakan dalam usaha-usaha yang
produktif dan dijamin halal. Apabila bank- bank syariah berkembang dalam
jumlah besar dan mendapat dukungan luas dari segenap umat Islam, maka
insya Allah akan meningkatkan penghasilan masyarakat dan perekonomian
rakyat semakin tumbuh.
o Kelonggaran Psikologis : Adanya fasilitas pembiayaan mudharabah dan
musyarakah yang tidak membebani nasabah secara tetap berupa bunga, akan
memberi kelonggaran pchicologis kepada nasabah untuk dapat berusaha
secara tenang dan sungguh-sungguh.
o Tidak diskrimatif: Dengan diterapkannya sistam bagi hasil sebagai pengganti
bunga, maka tidak ada diskriminasi terhadap nasabah yang didasarkan atas
kemampuan ekonominya, sehingga aksebilitas bank Islam menjadi sangat
luas.
o Memberikan Kesempatan yang Luas: Adanya fasilitas pembiayaan pengadaan
barang modal dan peralatan produksi melalui murabahah, yang lebih
mengutamakan kelayakan usaha daripada jaminan (colateral), sehingga
siapapun, baik pengusaha ataupun bukan, mempunyai kesempatan yang luas
untuk berusaha, terutama bagi pengusaha kecil dan menengah.
o Meningkatkan Produksi dan Memperlancar Arus Barang: Selain itu,
penggunaan pembiayaan mudharabah dan musyarakah secara signifikan
meningkatkan produksi, karena bank syariah memberikan pembiayaan kepada
masyarakat yang memiliki usaha yang layak untuk produktif
o Pinjaman Lunak: Bank syariah mempunyai keunikan yang tidak dimiliki bank
konvensional, yakni melalui produk kredit kebajikan atau pinjaman lunak
tanpa bagi hasil yang disebut produk (al-qardhul hasan). Dana fasilitas ini
diperoleh dari hasil pengumpulan zakat, infaq dan sedeqah baik dari para amil
zakat yang masih mengendap di bank maupun dari Lembaga Amil Zakat,
seperti Baitul Mal Muamalat dan BAZIS.
o Transparan: Dengan adanya sistem bagi hasil, maka untuk menyimpan dana,
telah tersedia peringatan dini tentang kondisi dan keadaan banknya, yang bisa
diketahui sewaktu- waktu dari naik dan turunnya jumlah bagi hasil yang
diterima setiap bulan. nasabah penabung berhak mengetahui ke mana dana
simpanan digunakan dan siapa yang menerima pembiayaan itu, dan berapa
keuntungan yang diperoleh bank setiap bulan.

c. Sistem perbankan syariah yang dalam pelaksanaannya berlandaskan


pada syariah(hukum) Islam, menonjolkan aspek keadilan dan kejujuran dalam
bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan
persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan spekulatif dari
berbagai transaksi keuangan.

3. A. sumber hukum ekonomi syariah di Indonesia berdasarkan alquran dan hadist.


Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) sebagai dasar hukum pengembangan instrumen keuangan syariah. Undang-
Undang Nomor 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
b. Peraturan hukum dan perundang-undangan yang berkaitan dengan
regulasi ekonomi Syariah di Indonesia diantaranya: Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2008 Tentang Surat Berharga SyariahNegara (SBSN) sebagai dasar hukum
pengembangan instrumen keuangan syariah. Undang-UndangNomor 21 tahun 2008
Tentang Perbankan Syariah

c. Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia tahun berkembang pesat. Hal ini


karena adanya dorongan pemerintah Indonesia yang melihat potensi mayoritas
warganya yang sebagian besar merupakan warga muslim
d. hubungan fiqih  maupun fatwa ekonomi syariahyang bersifat dinamis dan relevan
dengan kebutuhan di era modern.
e. hukum ekonomi Islam yang muncul di era qânûn terutama setelah era 2000-an.
Hampir setiap buku yang terbit di era setelah 2000-an mengacu pada data-data
empirik dan praktek hukum ekonomi syariah. Di sini menunjukan bahwa
implementasi hukum ekonomi syariah semakin tak terbendung di mana saja dan
kapan saja. Saat ini hukum ekonomi Islam telah menjadi salah satu indikator utama
(disamping ilmu pengetahuan teknologi dan syiar Islam) bagi menguatnya peradaban
Islam secara global. Dengan hukum ekonomi syariah Islam bisa masuk ke jantung
yang paling dalam bumi Eropa dan Amerika tanpa ada kecurigaan sedikitpun atau
sikap- sikap pejoratif yang menghadangnya.
f. hukum ekonomi Islam yang muncul di era qânûn terutama setelah era 2000-an.
Hampir setiap buku yang terbit di era setelah 2000-an mengacu pada data-data
empirik dan praktek hukum ekonomi syariah. Di sini menunjukan bahwa
implementasi hukum ekonomi syariah semakin tak terbendung di mana saja dan
kapan saja. Saat ini hukum ekonomi Islam telah menjadi salah satu indikator utama
(disamping ilmu pengetahuan teknologi dan syiar Islam) bagi menguatnya peradaban
Islam secara global. Dengan hukum ekonomi syariah Islam bisa masuk ke jantung
yang paling dalam bumi Eropa dan Amerika tanpa ada kecurigaan sedikitpun atau
sikap- sikap pejoratif yang menghadangnya.
g. Pertama, Unity dan diversity. Satu sisi hukum ekonomi syariah memiliki karakter
satu macam (unity) sebagai kesatuan.
Kedua, authoritarianism dan liberalism. Satu sisi, hukum ekonomi syariah memiliki
karakter memaksa (authoritarianism) atau otoriter.
Ketiga, idealism dan realism. Satu sisi, hukum ekonomi syariah memiliki karakter
ideal. Artinya, hukum ekonomi syariah dirumuskan oleh para teoritisi dan lebih
banyak mengekspresikan hal-hal yang ideal dan maksimal.
Keempat, stability dan chance. Hukum ekonomi syariah adalah hukum yang
permanen (stability)
h. Upaya penegakan hukum Islam di Indonesia dapat dilakukan dengan melaksanakan
amanat dalam Insti- tusi Kompilasi Hukum Islam (KHI) yaitu menjalankan dan
melakukan pengawasan dalam penerapannya di masyarakat, kemudian lahir pula
peraturan lainnya seperti: Undang-undang Perwakafan, Undang-undang Perbankan
Syari’ah, Undang-undang Pengelolaan Haji, Undang-undang Pengeloaan Zakat,
Undang-undang Peradilan Agama, dan lainnya.

4. Ekonomi syariah dan perbankan syariah dalam hal pengawasan dan pembinaannya
tetap merujuk pada sistem hukum nasional, yakni undang-undang yang mengatur
masalah perbankan, terutama undang-undang Nomor 7 tahun 1992 yang di dalamnya
disebutkan dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan rakyat yang
beroperasi secara konvensional dengan bank-bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariat. Oleh karena itu semua ketentuan bank konvensional pada dasarnya
juga diberlakukan terhadap bank yang beroperasi berdasarkan syariat Islam. Suatu hal
lagi yang teristimewa dalam Bank Islam sesuai peraturan perundang-undangan, dan
sekaligus sebagai pembeda Bank Konvensional adalah karena pada Bank Islam sesuai
kenyataannya, terbentuk Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) yang bersifat independen.
Keberadaan DPS di Bank Islam yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip
syari’ah berfungsi sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, pemimpin
unit usaha syari’ah, dan pemimpin kantor cabang Syari’ah mengenai hal-hal yang
terkait dengan aspek syari'ah.
Sistem ekonomi Islam memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat,
memberikan rasa keadilan, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha
5. A. Kompilasi hukum ekonomi syariah Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 2
tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah merupakan payung hukum
dan pedoman bagi para hakim peradilan agama dalam memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara ekonomi syariah yang merupakan salah satu kewenangan
peradilan agama berdasarkan pasal 49 huruf i Undang - undang Nomor 7 1989
tentang Peradilan Agama.
B.  Undang-undang Peradilan Agama No. 7 Tahun 1989, maka dapat diketahui bahwa
ruang lingkup ekonomi syariah meliputi : Bank syariah, asuransi syariah, lembaga
keuangan mikro syariah, reasuransi syariah, obligasi syariah, surat berjangka
menengah syariah, reksadana syariah, sekuritas syariah, pegadaian syariah,
pembiayaan syariah, dana pensiun lembaga keuangan syariah dan bisnis syariah.
c. sistem ekonomi syariah adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-
prinsip hukum Islam yang bersumber dari al-Quran dan al-Hadits sedangkan Hukum
ekonomi Islam/ Syariah adalah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
sesama manusia berupa perjanjian atau kontrak, berkaitan dengan hubungan manusia
dengan objek atau benda-benda ekonomi dan berkaitan dengan
ketentuan hukum terhadap benda-benda yang menjadi objek kegiatan ekonomi

Anda mungkin juga menyukai