Rico Achmad Dani, Jihan Fahera, Charmaylitha Helenna, Astrid Rizkyta, Teddy Sam
Gusnadi
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Abstrak
Kata Kunci:
19
Lihat ketentuan Pasal 11 Lampiran VII Konvensi Saran
Hukum Laut 1982
20
Ibid.
Berdasarkan kesimpulan diatas, Tiongkok Selatan dapat lebih lunak
mengajukan beberapa saran sebagai berikut: jika suatu saat kedua negara
1. Sebaiknya Filipina dan Tiongkok melakukan perundingan untuk
beserta negara-negara ASEAN menyelesaikan sengketa secara
mengevaluasi kembali terkait Code tuntas.
of Conduct tahun 2002 terkait
dengan tindakan hukum pada
kawasan Laut Tiongkok Selatan
karena pada putusan Mahkamah
Arbitrase Permanen telah
menunjukkan fakta bahwa sikap dari
negara RRC yang secara sepihak
telah banyak melakukan pelanggaran
dalam melakukan tindakan hukum
pada kawasan Laut Tiongkok Selatan
2. Sebaiknya pihak Filipina
mengajukan perkara tersebut dalam
jalur tingkat litigasi dimana dalam
jalur penyelesaian yang akan
digunakan memiliki kekuatan hukum
yang mengikat serta penyelesaian
atas perkara tersebut harus dilakukan
upaya eksekusi sehingga dapat
menunjukkan adanya penerapan
hukum yang dapat diterapkan dan
terdapat sanksi tegas terhadap pihak
yang terbukti melanggar ketentuan
hukum international dalam perkara
tersebut.
3. Filipina memang belum dapat
menyelesaikan masalah secara
tuntas. Hal tersebut dikarenakan
putusan tersebut hanya berisi
penafsiran pasal-pasal yang ada di
dalam UNCLOS mengenai klaim
Cina dan status fitur-fitur Laut
Tiongkok Selatan. Permasalahan
kedaulatan dan hak-hak berdaulat
belum dapat diselesaikan melalui
proses penyelesaian sengketa melalui
PCA yang telah melahirkan
keputusan tersebut. Namun
keputusan PCA dapat dijadikan
rujukan dan alat penekan yang dapat
digunakan oleh Filipina sehingga
sikap Cina terkait klaimnya di Laut