Anda di halaman 1dari 22

MODUL HUKUM ORGANISASI PERUSAHAAN

(KBI-523)

MODUL SESI-3
PERSEKUTUAN FIRMA

DISUSUN OLEH
NIA PUSPITA HAPSARI, S.HI., M.H

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 22
PERSEKUTUAN FIRMA

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menguraikan pengertian Persekutuan Firma
2. Mengidentifikasikan Dasar Hukum, Ciri-ciri, Sifat, dan Karakteristik Firma
3. Mengidentifikasikan Sekutu, Hubungan Hukum, dan Tanggung Jawab serta
Kelebihan dan Kekurangan Firma

B. Uraian dan Contoh

1. Persekutuan Firma

Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma. secara harfiah:


perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa,
adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau
lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu nama yang
digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut Manulang (1975)
persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan
dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk
menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama
dari salah seorang sekutu.

Ada beberapa pengertian firma menurut para ahli dan undang-undang.

a) Persekutuan firma adalah setiap persekutuan perdata yang didirikan untuk


menjalankan perusahaan dengan nama bersama yang terdiri dari dua orang
atau lebih (Pasal 16 KUHD).
b) Firma adalah suatu perkumpulan yang didirikan untuk menjalankan
perusahaan dibawah nama bersama dan yang mana anggota-anggotanya
tidak terbatas tanggung jawabnya terhadap perikatan perseroan dengan pihak
ketiga (Mollengraff).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 22
c) Firma adalah perseroan yang menjalankan suatu perusahaan di bawah nama
bersama, yang tidak sebagai perseroan komanditer (Wery)
d) Firma adalah suatu perjanjiann yang ditujukan kearah kerjasama di antara
dua orang atau lebih secara terus menerus untuk menjalankan suatu
perusahaan di bawah nama bersama, agar memperoleh keuntungan atas hak
kebendaan bersama guna mencapai tujuan pihak-pihak di antara mereka
mengikatkan diri untuk memasukkan uang, barang, nama baik, hak-hak atau
kombinasi daripadanya kedalam persekutuan (Slagter).

Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan, firma adalah persekutuan


antara dua orang atau lebih untuk menjalan perusahaan yang di buat dengan nama
bersama. Firma juga dapat dikatakan sebagai persekutuan perdata. Persekutuan
perdata adalah perjanjian antara dua orang atau lebih yang mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu ke perusahhan dengan maksud untuk membagi keuntungan
atau kemanfatan yang di peroleh karenanya (Pasal 1618 KUHPerdata). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa firma adalah sebuah ketentuan husus dari ketentuan yang
umum yang mengatur mengenai persekutuan perdata.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa persekutuan itu
disebut Firma apabila mengandung unsur-unsur pokok berikut ini :
a) Persekutuan perdata (Pasal 1618 KUHPer);
b) Menjalankan perusahaan (Pasal 16 KUHD);
c) Dengan nama bersama atau firma (Pasal 16 KUHD); dan
d) Tanggung jawab sekutu bersifat pribadi untuk keseluruhan (Pasal 18
KUHD)
Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri
maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila
perusahaan mengalami kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan
seluruh kekayaan pribadi mereka. Firma dapat dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang
semuanya belum memiliki usaha. Pemilik firma terdiri dari beberapa orang yang
bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi
sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena: Tidak ada
pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu-sekutu, setiap
sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 22
pengesahan akta pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir
apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir. Tujuan
dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih kuat
dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut Persekutuan
(Partnership), sebab perusahaan yang berbentuk firma memang didirikan oleh
orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma.

2. Dasar Hukum Persekutuan Firma

Firma harus didirikan dengan akta autentik yang dibuat di muka notaris. Akta
Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta
pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara.
Tetapi karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma
tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI. Pendirian,
pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang‐Undang Hukum
Dagang (KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23. Hukum
mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul “Perseroan
Firma Dan Perseroan Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan
Komanditer” yang dimulai dari pasal 16 sampai 35.

3. Sifat dan Ciri-Ciri Persekutuan Firma

Sifat dari Persekutuan Firma adalah :


a) Keagenan atau perwakilan bersama
b) Umur terbatas
c) Dalam Tanggung jawab tak terbatas
d) Pemilikan kepentingan
e) Partisipasi (Keikutsertaan) dalam sebuah Persekutuan Firma
f) Bentuk firma ini sudah digunakan baik untuk suatu kegiatan usaha
berskala besar ataupun kecil
g) Bisa berupa perusahaan kecil yang menjual sebuah barang pada satu
lokasi, atau suatu perusahaan besar yang memiliki cabang atau kantor di
banyak lokasi;

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 22
h) Masing-masing sekutu menjadi suatu agen atau wakil dari persekutuan
firma untuk sebuah tujuan usahanya
i) Pembubaran persekutuan firma akan tercipta bila terdapat salah satu
anggota mengundurkan diri atau meninggal;
j) Tanggung Jawab seorang anggota tidak terbatas pada jumlah
investasinya;
k) Harta benda yang diinvestasikan dalam suatu persekutuan firma tidak lagi
dipunyai secara terpisah oleh masing-masing sekutu; dan
l) Masing-masing sekutu berhak mendapatkan pembagian laba
persekutuan firma.

Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu :
a) Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling
mempercayai.
b) Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah
tangan.
c) Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
d) Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
e) Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib
melunasi dengan harta pribadi.
f) Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
g) Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin
anggota yang lainnya.
h) keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.
i) seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
j) pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.
k) mudah memperoleh kredit usaha.

4. Karakteristik Firma

Jelas berdasarkan ciri-ciri di atas, di dalam firma semua anggota adalah pemilik
yang sekaligus merangkap pengelola yang secara langsung aktif melaksanakan
usaha perusahaan. Karena hal tersebut, maka firma memiliki beberapa karakteristik

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 22
yang berbeda dengan bentuk organisasi perusahaan yang lain. Maka dari itu, Drebin
(1982) membagi karakteristik Firma itu menjadi 5 yaitu:
a) Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan
usaha firma merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada
salah seorang anggota beroperasi dalam bidang usaha firma, maka secara
tidak langsung anggota tersebut mewakili anggota firma yang lain.
b) Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa anggota
memiliki umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar
berarti firma tersebut dinyatakan bubar secara hukum, demikian juga
apabila ada anggota baru yang bergabung. Firma dinyatakan masih
beroperasi atau bubar jika tidak ada perubahan dalam komposisi
keanggotaannya.
c) Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tidak
terbatas), tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang
dimiliki firma saja, tapi juga sampai harta milik pribadi para anggota firma.
Jadi jika dalam keadaan tertentu firma memiliki hutang pada kreditur dan
firma tersebut tidak mampu membayar karena jumlah kekayaan tidak
mencukupi maka kreditur berhak menagih kepada para anggota firma
sampai harta milik pribadi.
d) Ownership of an Interest in a Partnership, bahwa kekayaan setiap
anggota yang sudah ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan
bersama dan tidak dapat dipisahkan secara jelas. Masing-masing anggota
adalah sebagai pemilik bersama atas kekayaan Firma. Tanpa seizin
anggota lain, anggota lain tidak boleh menggunakan kekayaan firma. Hak
anggota terhadap kekayaan firma akan terlihat dalam saldo modal akhir
para anggota firma yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
penanaman modal awal, penanaman modal tambahan, pengambilan privat,
penambahan dari pembagian laba, dan pengurangan dari pembagian rugi.
e) Participating in Partnership Profit, laba atau rugi sebagai hasil operasi
Firma akan dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan partisipasi
para anggota di dalam firma. Jika ada seorang anggota yang aktif
menjalankan usaha firma, maka anggota tersebut berhak atas bagian laba
yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun modal yang
ditanamkan lebih kecil daripada modal yang ditanam oleh anggota yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 22
tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas persetujuan anggota
lainnya. Ketentuan mengenai besarnya pembagian laba rugi ini harus
dicantumkan secara rinci dan jelas dalam akta pendirian firma tersebut.

5. Sekutu, Hubungan Hukum, dan Tanggung Jawab Firma


Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu sekutu
komplementer atau Firmant. Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan
mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga sehingga bertanggung jawab
pribadi untuk keseluruhan. Hubungan antara sekutu baik secara intern maupun
ekstern setidaknya telah diatur dalam Pasal 17 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang yang menjelaskan, “tiap-tiap persero yang tidak dikecualikan dari satu sama
lain, berhak untuk bertindak untuk mengeluarkan dan menerima uang atas nama
perseroan, pula untuk mengikat perseroan itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga
dengannya.
Segala tindakan yang tidak bersangkut-pautan dengan perseroan tersebut, atau
yang para persero tidak berhak melakukannya tidak termasuk dalam ketentuan di
atas”. Meskipun sekutu kerja tersebut dikeluarkan wewenangnya atau tidak diberi
wewenang untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, namun hal ini
tidak menghilangkan sifat tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan, sebagaimana
diatur dalam Pasal 18 KUHD. Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu
komplementer dalam CF, yaitu:
a) Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan.
b) Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga.
c) Memiliki tanggung jawab tidak terbatas.
Adapun yang dimaksud dengan sekutu komplementer adalah sekutu aktif, yaitu
sekutu yang bertugas mengurus perusahaan dan bertanggung jawab tidak terbatas
atau pribadi. Tugas dari sekutu ini sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi
berbeda dalam hal tanggung jawabnya. Pada Firma tanggung jawab tidak terbatas
pada tiap-tiap anggota secara tanggung-menanggung, bertanggung jawab untuk
seluruhnya atas perikatan Firma yang disebut dengan tanggung jawab solider.
Cara menggunakan nama bersama:
a) Nama seorang sekutu (Mis: Firma H. Mulyadi)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 22
b) Nama seorang sekutu dengan tambahan (Mis:Firma H. Mulyadi & Brothers
(disingkat Fa. H. Mulyadi & Bros), artinya perusahaan persekutuan ini
beranggotakan Hasan serta saudara-saudaranya).
c) Kumpulan nama semua sekutu (Mis: Firma Mulyadi/Hasan, Mira, Ana dan
Rusli).
d) Nama lain berupa tujuan perusahaan. (Mis: Firma Butik Chloe) berusaha di
bidang butik.

Hubungan hukum antara sekutu Firma :


a) Semua sekutu memutuskan dan menetapkan dalam akta sekutu yang ditunjuk
sebagai pengurus Firma.
b) Semua sekutu berhak melihat dan mengontrol pembukuan Firma (pasal 12
KUHD).
c) Semua sekutu memberikan persetujuan, jika Firma menambah sekutu baru
(ps. 1641 BW).
d) Penggantian kedudukan sekutu diperkenankan, jika diatur dalam akta
pendirian.
e) Seorang sekutu dapat menggugat Firma, apabila ia berposisi sebagai kreditur
Firma dan pemenuhannya disediakan dari kas Firma.

Hubungan Hukum antara sekutu Firma dengan Pihak Ketiga :


a) Sekutu yang telah keluar secara sah, masih dapat dituntut oleh pihak ketiga
atas dasar perjanjian yang belum diselesaikan pembayarannya.
b) Setiap sekutu berwenang mengadakan perikatan dengan pihak ketiga bagi
kepentingan persekutuan, kecuali jika sekutu itu dikeluarkan dari
kewenangannya (pasal 17 KUHD).
c) Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua perikatan Firma,
meskipun dibuat oleh sekutu lain, termasuk karena perbuatan melawan
hukum (ps.18 KUHD)
d) Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan Firma tidak ada
(karena tidak ada akta pendirian), maka pihak ketiga itu dapat membuktikan
adanya Firma dengan segala macam alat pembuktian (pasal 22 KUHD).
e) Seorang sekutu dapat menggugat Firma, apabila ia berposisi sebagai kreditur
Firma dan pemenuhannya disediakan dari kas Firma.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 22
6. Kelebihan dan Kekurangan Firma
Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Begitu pula firma, pasti memiliki kelebihan dan keburukan-keburukan yang harus
dipertimbangkan.
Berikut adalah Kelebihan-kelebihan dari Firma, yaitu :
a) Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih
mudah untuk memperluas usahanya.
b) Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial
yang lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa
orang.
c) Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di
antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-
sama. Sehingga keputusan-keputusan menjadi lebih baik
d) Tergabung alasan-alasan rasional.
e) Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
f) Prosedur pendirian relative mudah.
g) Pimpinan dalam firma bisa dibagi sesuai dengan keahlian masing-masing.
h) Kelangsungan pada badan usaha lebih terjamin.
i) Pinjaman untuk modal lebih mudah didaptkan
j) Modal firma lebih besar dibandingkan dengan sebuah usaha perorangan.

Selain memiliki Kelebihan-kelebihan, Firma juga mempunyai kekurangan-


kekurangan sebagai berikut :
a) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.
b) Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini
memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
c) Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
d) Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang
anggota keluar, maka firma pun bubar.
e) Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota
firma.
f) Sulit dalam mengambil suatu keputusan karena adanya suatu perbedaan
pendapat dari kedua pemimpin

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 22
g) Kesalahan pada sesorang anggota harus ditanggung bersama
h) Tidak adanya pemisah harta kekayaan antara hak milik dengan Firma. Bila
mengalami bangkrut, maka harta pribadi ikut dipertanggungkan.

C. Latihan

a. Apakah yang dimaksud dengan Persekutuan Firma ?


b. Sebutkan dan jelaskan karakteristik Persekutuan Firma !
c. Uraikanlah kelebihan dan kekurangan Persekutuan Firma !

D. Kunci Jawaban

a) Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma. secara harfiah:


perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa,
adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang
atau lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu nama
yang digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut Manulang
(1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang
bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti
umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu.

b) Karakteristik Persekutuan Firma


1. Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan
usaha firma merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada
salah seorang anggota beroperasi dalam bidang usaha firma, maka secara
tidak langsung anggota tersebut mewakili anggota firma yang lain.
2. Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa anggota
memiliki umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar
berarti firma tersebut dinyatakan bubar secara hukum, demikian juga
apabila ada anggota baru yang bergabung. Firma dinyatakan masih
beroperasi atau bubar jika tidak ada perubahan dalam komposisi
keanggotaannya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 22
3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tidak
terbatas), tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang
dimiliki firma saja, tapi juga sampai harta milik pribadi para anggota firma.
Jadi jika dalam keadaan tertentu firma memiliki hutang pada kreditur dan
firma tersebut tidak mampu membayar karena jumlah kekayaan tidak
mencukupi maka kreditur berhak menagih kepada para anggota firma
sampai harta milik pribadi.
4. Ownership of an Interest in a Partnership, bahwa kekayaan setiap anggota
yang sudah ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan bersama dan
tidak dapat dipisahkan secara jelas. Masing-masing anggota adalah
sebagai pemilik bersama atas kekayaan Firma. Tanpa seizin anggota lain,
anggota lain tidak boleh menggunakan kekayaan firma. Hak anggota
terhadap kekayaan firma akan terlihat dalam saldo modal akhir para
anggota firma yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: penanaman
modal awal, penanaman modal tambahan, pengambilan privat,
penambahan dari pembagian laba, dan pengurangan dari pembagian rugi.
5. Participating in Partnership Profit, laba atau rugi sebagai hasil operasi
Firma akan dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan partisipasi
para anggota di dalam firma. Jika ada seorang anggota yang aktif
menjalankan usaha firma, maka anggota tersebut berhak atas bagian laba
yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun modal yang
ditanamkan lebih kecil daripada modal yang ditanam oleh anggota yang
tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas persetujuan anggota
lainnya. Ketentuan mengenai besarnya pembagian laba rugi ini harus
dicantumkan secara rinci dan jelas dalam akta pendirian firma tersebut.

c) Kelebihan dan kekurangan Persekutuan Firma


Berikut adalah Kelebihan-kelebihan dari Firma, yaitu :
1. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih
mudah untuk memperluas usahanya.
2. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial
yang lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa
orang.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
22
3. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di
antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-
sama. Sehingga keputusan-keputusan menjadi lebih baik
4. Tergabung alasan-alasan rasional.
5. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
6. Prosedur pendirian relative mudah.
7. Pimpinan dalam firma bisa dibagi sesuai dengan keahlian masing-masing.
8. Kelangsungan pada badan usaha lebih terjamin.
9. Pinjaman untuk modal lebih mudah didaptkan
10. Modal firma lebih besar dibandingkan dengan sebuah usaha perorangan.

Selain memiliki Kelebihan-kelebihan, Firma juga mempunyai kekurangan-


kekurangan sebagai berikut:
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.
2. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini
memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
3. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
4. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah
seorang anggota keluar, maka firma pun bubar.
5. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para
anggota firma.
6. Sulit dalam mengambil suatu keputusan karena adanya suatu
perbedaan pendapat dari kedua pemimpin
7. Kesalahan pada sesorang anggota harus ditanggung bersama
8. Tidak adanya pemisah harta kekayaan antara hak milik dengan Firma.
Bila mengalami bangkrut, maka harta pribadi ikut dipertanggungkan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
22
PENDIRIAN FIRMA

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Mengidentifikasi Prosedur Pendirian Firma
2. Memamahami Ketentuan Umum Firma
3. Mengidentifikasi Alur atau Tahapan dalam Pendirian Firma

B. Uraian dan Contoh

1. Pendirian Firma

Suatu firma dapat dibentuk dengan membuat akta pendirian oleh mereka yang
mendirikannya, akta pendirian tersebut kemudian didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dalam mana firma tersebut berdomisili. Proses Pendirian Firma.
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma
adalah persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan
memakai nama bersama. Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap
perusahaan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama
bersama atau Firma sebagai nama yang dipakai untuk berdagang bersama-sama
Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal 22 hingga Pasal 29 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun pendirian Firma dalam Pasal 22 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap persekutuan
Firma harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta demikian tidak
dapat ditemukan untuk merugikan pihak ketiga.
Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Firma harus didirikan dengan akta otentik;
b. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;
c. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
22
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga
menganggap firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam
usaha, didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu
berwenang menandatangani berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di
dalam Pasal 29 KUHD. Dalam mendaftarkan akta pendirian firma, ada beberapa hal
yang perlu di cantumkan dalam akta tersebut. Isi ikhtisar resmi akta pendirian
firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus memuat sebagai berikut :
a. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
b. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum
ataukah terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan
dalam hal terakhir dengan menunjukan cabang khusus itu.
c. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas
nama firma.
d. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
e. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang
harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para
sekutu.
Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat
memperoleh salinannya atas biaya sendiri. (KUHD Pasal 25)
Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu
dibawa kepada panitera. (KUHD Pasal 27)
Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya
berisi tentang hal-hal berikut :
a. Nama dan alamat firma.
b. Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau
manufaktur.
c. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer
serta tugas dan wewenang anggota lainnya.
d. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk
uraian lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang
digunakan dalam operasi firma.
e. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara
anggota yang satu dengan yang lain.
f. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
22
g. Prosedur penerimaan anggota baru firma.
h. Prosedur keluarnya anggota firma.
i. Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi
j. Dan uraian penting lainnya.

Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi


sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan
perincian hak dan kewajiban masing-masing anggota. Setelah Firma didirikan, maka
Firma harus didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat
berupa petikan akta saja (Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang
diatur lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar
Perusahaan). Dalam Pasal 28 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Ikhtisar resmi
dari akta Firma pendirian itu harus diumumkan dalam Berita Negara Rakyat
Indonesia (BNRI) atau Tambahan Berita Negara.
Apabila akta Firma tersebut tidak didaftarkan kepada Panitera, maka pendirian
Firma tersebut hanya dianggap sebagai persekutuan umum, didirikan tanpa batas,
dianggap tidak ada sekutu yang dikecualikan bertindak atas nama Firma (Pasal 29
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) bahkan tiap sekutu berhak menandatangani
dan berbuat perbuatan hukum bagi persekutuannya. Tetapi karena Firma bukan
merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan
dari Departemen Kehakiman RI.
Kenapa Firma biasa disebut dengan Perusahaan Bukan Badan Hukum?
Persekutuan Firma disebut juga sebagai perusahaan yang tidak berbadan hukum
karena Firma telah memenuhi syarat/unsur materiil namun syarat/unsur formalnya
berupa pengesahan atau pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-
undangan belum ada. Hal inilah yang menyebabkan Persekutuan Firma bukan
merupakan persekutuan yang berbadan hukum.

2. Ketentuan Umum Pendirian Firma

Kententuan umum untuk mendirikan Firma ;


a. Para pendiri adalah warga negara Indonesia
b. Para Pendiri memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk)
c. Minimal 2 (dua) orang sebagai pendiri dan pengurus perusahaan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 /
22
d. Berkedudukan di wilayah Republik Indonesia
e. Didirikan dan dibuat dengan Akta oleh Notaris
f. tujuan usaha tidak bertentangan dengan Hukum
Sebelum permohonan untuk membuat Akta Pendirian Firma diajukan kepada
Notaris, ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh para pendiri sebagai dasar
pembuatan Akta Pendirian yang memuat anggaran dasar Perusahaan.

Berikut ini data-data yang harus di siapkan;


a. Data Nama para pendiri Firma sesuai KTP
b. Nama perusahaan
c. Tempat dan kedudukan perusahaan (kota/kabupaten)
d. Maksud dan tujuan perusahaan yaitu bidang usaha dan lingkup kegiatan
usaha
e. Nama susunan pengurus Firma (Direktur)
f. Melampirkan surat kuasa jika permohonan dikuasakan kepada orang lain
g. Melampirkan photo copy KTP para pendiri
Dengan data tersebut diatas, sudah bisa mengajukan permohonan pendirian Firma
kepada Notaris untuk dibuatkan Akta Otentik sebagai Akta Pendirian yang menjadi
dasar terbentuknya sebuah perusahaan.

3. Prosedur Pendirian Firma

Prosedur Pendirian

Berdasarkan Pasal 22 KUHD disebutkan sebagai berikut :


a. Persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik. Artinya Firma tidak
memungkinkan atau dikhawatirkan untuk disangkalkan kepada pihak ketiga
bila akta otentik tersebut tidak ada.
b. Kemudian selanjutnya, setelah akta pendirian dibuat maka harus kita
daftarkan ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri di daerah tempat dimana Firma
akan didirikan/berkedudukan. Dalam pasal 23 KUHD dan pasal 28 KUHD.
c. Selanjutnya akta pendirian tersebut diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
22
Prosedur Pembuatan Akta Pendirian

Permohonan pembuatan akta pendirian Firma dapat diajukan kepada Notaris


diseluruh Indonesia. Berikut adalah prosedur pendirian dan pembuatan akta
pendirian oleh Notaris.
a. Para pendiri dapat bersama-sama atau memberikan kuasa kepada salah satu
pendiri atau memberikan kuasa kepada orang lain untuk menghadap Notaris
dengan membawa kelengkapan data anggaran dasar perusahaan dan
persyaratan yang dibutuhkan berupa KTP para pendiri dan Surat Kuasa
apabila pendirian perusahaan dikuasakan.
b. Berdasarkan data dan persyaratan tersebut diatas Notaris akan membuat
notulen/salinan anggaran dasar perusahaan yang sama isinya dengan akta
pendirian untuk ditandatangani oleh para pendiri atau kuasanya. Pada tahap
ini para pendiri atau kuasanya dapat melihat dan membaca serta melakukan
koreksi kepada Notaris apabila ada kesalahan dalam penulisan.
c. Jika notulen/salinan anggaran dasar perusahaan sudah ditandatangani dan
diserahkan kepada Notaris oleh para pendiri Firma atau kuasanya, kemudian
Notaris akan membuat dan mengeluarkan Akta Otentik yaitu Akta Pendirian
Firma yang ditandatangani dan dibubuhi stempel oleh Notaris.
Setelah akta pendirian Firma selesai dibuat oleh Notaris maka sebuah badan usaha
Firma sudah berdiri.

4. Tahap-Tahap Pendirian Firma

Tahap-Tahap Pendirian Firma adalah sebagai berikut :

1) Tahap Pembuatan Akta Pendirian

Akta Pendirian Firma dibuat dan ditandatangani oleh Notaris yang berwenang dan
dibuat dalam bahasa Indonesia. Persyaratannya :
a. Fotokopi KTP para pendiri Perseroan
b. Data anggaran dasar Firma
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 16 /
22
c. Lama proses; 1-2 (satu-dua) hari kerja setelah permohonan diajukan dan
persyaratan lengkap

2) Tahap Permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Permohonan surat keterangan domisili perusahaan diajukan kepada Kepala Kantor


Kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor perusahaan berada, sebagai bukti
keterangan/keberadaan alamat perusahaan

3) Tahap Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak

Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan untuk
mendapatkan Kartu NPWP dan Surat keterangan tedaftar sebagai wajib pajak.
Persyaratannya mencakup :
a. Melampirkan bukti PPN atas sewa Gedung
b. Melampirkan bukti pelunasan PBB-pajak bumi banguan
c. Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha
d. Lama proses; 2-3 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan
lengkap

4) Tahap Permohonan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)

Permohonan untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak diajukan kepada


Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan. Lama
Proses; 3-5 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap.

5) Tahap Pendaftaran ke Pengadilan Negeri


Permohonan ini diajukan kepada Kantor Pengadilan Negeri setempat sesuai tempat
dan kedudukan perusahaan berada. Persyaratan lain yang dibutuhkan;
a. Melampirkan NPWP-nomor pokok wajib pajak
b. Salinan akta pendirian Firma

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 /
22
c. Lama proses; 1 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan
lengkap.

6) Tahap Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

Pemohon mengajukan permohonan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan


Perijinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)
setempat.

7) Tahap Permohonan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)

Pemohon mengajukan permohonan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan


Perijinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)
setempat.

8) Tahap Permohonan Surat Ijin Gangguan (HO)

Pemohon mengajukan permohonan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan


Perijinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)
setempat.

9) Tahap Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

Permohonan SIUP diajukan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan Perijinan


Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) setempat.
untuk golongan SIUP menengah dan kecil, atau Dinas Perdagangan Propinsi untuk
SIUP besar sesuai dengan tempat kedudukan perusahaan berada.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 18 /
22
10) Tahap Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Permohonan pendaftaran diajukan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan Perijinan


Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) setempat.

5. Berakhir Dan Pemberesan Persekutuan Firma

Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai


dengan Pasal 1652 KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD.
Pasal 1646 KUHPerdata menyebutkan bahwa ada 5 hal yang menyebabkan
Persekutuan Firma berakhir, yaitu :
a. Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta
pendirian;
b. Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya;
c. Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan
firma;
d. Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu;
e. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan
atau dinyatakan pailit.

C. Latihan

1. Apa saja perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma?


2. Bagaimana Prosedur Pendirian Firma?
3. Apa sajakah Tahapan dalam Pendirian firma, sebutkan !

D. Kunci Jawaban

1. Perjanjian Tertuang dalam akta Pendirian Firma


a. Nama dan alamat firma.
b. Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan,
atau manufaktur.
c. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi
manajer serta tugas dan wewenang anggota lainnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 /
22
d. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota,
termasuk uraian lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila
ada) yang digunakan dalam operasi firma.
e. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio
antara anggota yang satu dengan yang lain.
f. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
g. Prosedur penerimaan anggota baru firma.
h. Prosedur keluarnya anggota firma.
i. Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi
j. Dan uraian penting lainny

2. Prosedur Pendirian Firma


Berdasarkan Pasal 22 KUHD disebutkan sebagai berikut :
a. Persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik. Artinya Firma
tidak memungkinkan atau dikhawatirkan untuk disangkalkan kepada
pihak ketiga bila akta otentik tersebut tidak ada.
b. Kemudian selanjutnya, setelah akta pendirian dibuat maka harus kita
daftarkan ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri di daerah tempat
dimana Firma akan didirikan/berkedudukan. Dalam pasal 23 KUHD
dan pasal 28 KUHD.
c. Selanjutnya akta pendirian tersebut diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

3. Tahap Pendirian Firma


1) Tahap Pembuatan Akta Pendirian
2) Tahap Permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan
3) Tahap Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak
4) Tahap Permohonan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-
PKP)
5) Tahap Pendaftaran ke Pengadilan Negeri
6) Tahap Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
7) Tahap Permohonan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)
8) Tahap Permohonan Surat Ijin Gangguan (HO)
9) Tahap Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
10) Tahap Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 20 /
22
E. Daftar Pustaka

1. Ibrahim, Johannes. Hukum Organisasi Perusahaan: Pola Kemitraan Dan


Badan Hukum. Bandung: Refika Aditama, 2006
2. M. Manullang, 2002. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
3. M, Rita, Vincent K dan Reza Paleva. Panduan Praktis Mendirikan Badan
Usaha. Cet. 1. Jakarta: Forum Sahabat, 2009.
4. Neni Sri Imaniyati. Hukum Bisnis: Telaah tentang Pelaku dan Kegiatan
Ekonomi. Graha ILmu. Yogyakarta: 2009
5. Purwosutjipto, H.M.N. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia II: Bentuk-
bentuk Perusahaan. Cet. 9. Jakarta: Djambatan, 1999.
6. Soekardono. Hukum Dagang Indonesia I Bagian II. Cet. 3. Jakarta: Djambatan,
1989.
7. Sopandi, Eddi. Beberapa Hal Dan Catatan Berupa Tanya Jawab Hukum
Bisnis. Bandung: Refika Aditama, 2003.
8. Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Cet. 22. Jakarta: Intermasa, 1989.
9. Subekti, R dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Cet.
25. Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1992.
10. Widjaja, Gunawan. Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis: Persekutuan Perdata,
Persekutuan Firma, Persekutuan Komanditer. Jakarta: Kencana, 2006
11. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan. Cet.
27. Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2002.
12. Undang – undang No.3 Tahun 1982 tentang Daftar Perusahaan
13. Kitab Undang – undang Hukum perdata (Burgelijk Wetboek)
14. Kitab Undang – undang Hukum Dagang (Wet Boek Van Koophandel)
15. http://artonang.blogspot.co.id/2015/12/badan-hukum.html
16. http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/hukum-perdata.html
17. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-firma/
18. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl1828/firma

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 21 /
22

Anda mungkin juga menyukai