Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI KULIAH

PENGANTAR HUKUM BISNIS (EKU 220 C6)

Persekutuan FIRMA

OLEH:

NAMA KELOMPOK 2

Gita Apsari Dewi 1406305023 (06)

Putu Meilita Halim 1406305031 (07)

Putu Pratiwi Utami 1406305050 (08)

Kadek Nitya Devi Irmayanti 1406305058 (09)

Ketut Desi Suartini 1406305064 (10)

PROGRAM S1 REGUER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

1
PERSEKUTUAN FIRMA

1. Pengaturan/ Pengertian
- Pengaturan:
Firma diatur pada Pasal 16 sampai dengan 35 KUHD (Kitab Undang-undang
Hukum Dagang).
- Pengertian:
Pengertian Firma menurut Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
bahwa Perseroan Firma adalah tiap-tiap perserikatan yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan di bawah satu nama bersama. Firma (dari bahasa
Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang antara
beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan
untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama.
Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota
persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta
pendirian perusahaan.
Contoh Firma (Fa), biasanya advokat (pengacara, penasihat hukum, konsultan
hukum), konsultan bisnis, dan akuntan publik. Jika untuk perusahaan, sudah jarang.
Mereka sudah melangkah ke CV atau bahkan PT, contoh Firma di Indonesia, yaitu
Firma Pangudi Luhur, Firma Sumber Rejeki, Firma Multi Marketing, Firma Indo
Eternity, Firma Bangun Jaya

2. Pendirian/ Pembubaran
- Pendirian:
Bentuk usaha Firma diatur dalam perundangan warisan Belanda yaitu dalam
Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Bab Ketiga, Bagian Kedua, Pasal 16
sampai Pasal 35. Pasal 16 KUHD menerangkan pengertian Firma yaitu: tiap-tiap
perserikatan yang didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan dibawah satu
nama bersama. Selanjutnya Pasal 17 KUHD menerangkan bahwa tiap-tiap pesero
(sekutu) yang tidak dikecualikan dari satu sama lain, berhak untuk bertindak untuk
mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan (persekutuan), pula untuk
mengikat perseroan itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga dengannya. Segala
tindakan yang tidak bersangkutpaut dengan perseroan/persekutuan itu, atau yang para
pesero/sekutu tidak berhak melakukannya tidak termasuk dalam ketentuan (kuasa
yang diberikan) diatas. Di dalam Firma, tiap-tiap pesero/sekutu secara tanggung

2
menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya atas segala perikatan dari Firma
(Pasal 18 KUHD).

Langkah-langkah mendirikan Firma adalah sebagai berikut:

1. Para pihak yang berkehendak mendirikan Firma menyiapkan akta yang


didalamnya minimal memuat (Pasal 26 KUHD):
Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal para pendiri Firma;
Nama Firma yang akan didirikan (termasuk juga tempat kedudukan Firma);
Keterangan kegiatan usaha yang akan dilakukan Firma di kemudian hari;
Nama Sekutu yang tidak berkuasa untuk menandatangani perjanjian atas nama
Firma;
Saat mulai dan berakhirnya Firma;
Klausula-klausula yang berkaitan dengan hubungan antara pihak ketiga
dengan Firma.
2. Akta tersebut dibuat sebagai akta otentik yang dibuat di hadapan notaris (Pasal
22 KUHD).
3. Akta otentik tersebut selanjutnya didaftarkan pada register Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dimana Firma berkedudukan (Pasal 23 KUHD). Akta yang
telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri selanjutnya diumumkan dalam Berita
Negara.

Permodalan Firma
Pasal 1619 ayat (2) KUHPerdata menetapkan bahwa tiap-tiap sekutu dari
persekutuan perdata diwajibkan memasukan dalam kas persekutuan perdata yang
didirikan itu:
a. uang
b. benda-benda lain apa saja yang layak bagi pemasukan
c. tenaga kerja, baik fisik maupun tenaga pikiran

Kekayaan persekutuan itu terdiri dari :


- pemasukan (inbreng) dari masing-masing sekutu.
- penagihan-penagihan kedalam, kepada sekutu-sekutunya, yaitu bunga-bunga dari
pemasukkan yang disanggupkan, tetapi belum masukdan lain-lain.
- pergantian kerugian kepada persekutuan dari sekutu-sekutu yang karena kesalahannya
mengakibatkan kerugian bagi persekutuan.
- penagihan-penagihan keluar kepada pihak ketiga.

Dengan adanya pengakuan terhadap adanya kekayaan tersendiri bagi persekutuan


fima itu, maka dicapailah sekaligus dua macam tujuan:

3
Persekutuan Firma dilindungi dari penuntutan pembagian kekayaan dari
sekutu-sekutunya, sebelum semua utang persekutuan dilunasi dahulu. (arrest
H.R Tanggal 26 November 1897);
Dengan demikian persekutuan firma itu dilindungi terhadap penagihan-
penagihan prive dari para sekutu, karena kekayaan sendiri itu merupakan
jaminan bagi semua kreditur persekutuan bukan kreditur-kreditur para sekutu
(Pasal 1131 KUHPerdata).

- Pembubaran:
Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
terutama di dalam Pasal 31 hingga Pasal 35, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik;
2) Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri;
3) Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara;
4) Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga;
5) Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang ditunjuk
oleh Pengadilan.

Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai


dengan Pasal 1652 KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Pasal
1646 KUHPerdata menyebutkan bahwa ada 5 hal yang menyebabkan Persekutuan
Firma berakhir, yaitu:

1) Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta
pendirian
2) Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya

3) Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma

4) Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu

5) Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.

3. Tanggung Jawab Hukum


Tanggung jawab hukum Pesekutuan Firma terhadap pihak ketiga adalah secara pribadi
atau bersama antara sediap anggota firma (semua aset pribadi atau aset bersama seluruh
anggota firma dapat dipakai untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya).

4
- Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta
pribadi.
- Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
- Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang
lainnya.
- keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup atau selama firma tersebut
berdiri.
- seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
- mudah memperoleh kredit usaha

Dari penjelasan tersebut diketahui, apabila kekayaan Firma tidak cukup, maka
mitra harus memberi kontribusi sesuai bagiannya. Bila kekayaan Firma tersisa setelah
pembayaran semua hutang-hutangnya, kekayaannya akan dibagikan diantara para mitra
menurut ketentuan perjanjian Firma (Pasal 32 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).

TABEL KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG PASAL 16 - PASAL 35

Pasal PERNYATAAN
Pasal Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di
16 bawah satu nama bersama.

Pasal Tiap-tiap pesero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai wewenang untuk bertindak,
17 mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat perseroan kepada
pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. tindakan-tindakan yang tidak
bersangkutan dengan perseroan, atau yang bagi para pesero menurut perjanjian tidak
berwenang untuk mengadakannya, tidak dimasukkan dalam ketentuan ini.

Pasal Dalam perseroan firma tiap-tiap pesero bertanggungjawab secara tanggung-renteng untuk
18 seluruhnya atas perikatan-perikatan perseroannya.

Pasal Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan
19 komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang pesero yang
bertanggung-jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau

5
lebih sebagai pemberi pinaman uang.Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan
firma terhadap pesero-pesero firma di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap
pemberi pinjaman uang.
Pasal Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua, maka
20 nama pesero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. Pesero ini tidak boleh
melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, biar
berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. Ia tidak ikut memikul kerugian lebih daripada
jumlah uang yang telah dimasukkannya dalam perseroan atau yang harus dimasukkannya,
tanpa diwajibkan untuk mengembalikan keuntungan yang telah dinikmatinya.
Pasal Pesero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea pertama atau alinea kedua
21 dari pasal yang lain, bertanggungjawab secara tanggung-renteng untuk seluruhnya
terhadap semua utang dan perikatan perseroan itu.

Pasal Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya
22 kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada.

Pasal para pesero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register yang disecliakan
23 untuk itu pada keparliteraan raad van justitie (pengadilan negeri) daerah hukum tempat
kedudukan perseroan itu.

Pasal Akan tetapi para pesero firma diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya saja
24 dari akta itu dalam bentuk otentik.

Pasal Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat memperoleh
25 sahnannya atas biaya sendiri.

Pasal Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat:


26 nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para pesero firma;
pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum, ataukah
terbatas pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan dalam hal terakhir,
dengan menunjukkan cabang khusus itu; (KUHD 17.)
penunjukan para pesero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas nama firma;
saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya; dan selanjutnya, pada
umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai untuk menentukan
hak-hak pihak ketiga terhadap para pesero
Pasal Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu dibawa
27 kepada panitera.

Pasal Di samping itu para pesero wajib untuk mengumumkan petikan aktanya dalam surat kabar
28 resmi sesuai dengan ketentuan pasal 26.

Pasal Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi, maka perseroan firma itu terhadap
29 pihak ketiga dianggap sebagai perseroan umum untuk segala urusan, dianggap didirikan
untuk waktu yang tidak ditentukan dan dianggap tiada seorang pesero pun yang dilarang
melakukan hak untuk bertindak dan bertandatangan untuk firma itu. Dalam hal adanya
perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan, maka terhadap pihak ketiga
berlaku ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan pasal yang lalu yang dicantumkan
dalam surat kabar resmi.
Pasal Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang atau
30 lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas oleh
bekas pescro yang namanya disembut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para
ahli waiisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu ulituk membuktikannya harus dibuat
akta, dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar
dan dengan cara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman
hukuman yang tercantum dalam pasal 29.Ketentuan pasal 20 alinea pertama tidak berlaku,
jikalau pesero yang mengundurkan diri sebagai pesero firma menjadi pesero komanditer.
Pasal Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian,
31 atau terjadi karena pelepasan diii atau penghentian, perpanjangan waktu setelah habis

6
waktu yang ditentukan, demikian puia segala perubahan yang diadakan dalam petia4ian
yang asfi yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakanjuga dengan akta otentik, dan
terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam surat kabar
resmi seperti telah disebut. Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa pembubaran,
pelepasan diri, penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga.
Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu
perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasiti 29.
Pasal Pada pembubaran perseroan, para pesero yang tadinya mempunyai hak mengurus harus
32 membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga, kecuali bila
dalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh pesero (tidak termasuk para pesero
komanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang demi
scorang dengan suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet, raad van justitie
mengambil keputusan sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk
kepentingan perseroan yang dibubarkan itu.
Pasal Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utang-
33 utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan
keperluan itu dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan
oleh tiap-tiap pesero menurut bagiannya masing-masing.

Pasal Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan
34 sementara.

Pasal Setelah pemberesan dan pembagian itu, bila tidak ada perjanjian yang menentukan lain,
35 maka buku-buku dan surat-surat yang dulu menjadi milik perseroan yang dibubarkan itu
tetap ada pada pesero yang terpilih dengan suara terbanyak atau yang ditunjuk oleh raad
van justitie karena macetnya pemungutan suara, dengan tidak mengurangi kebebasan
para pesero atau para penerima hak untuk melihatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Johannes. Hukum Organisasi Perusahaan: Pola Kemitraan Dan Badan Hukum.
Bandung: Refika Aditama, 2006

Widjaja, Gunawan. Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis: Persekutuan Perdata, Persekutuan
Firma, Persekutuan Komanditer. Jakarta: Kencana, 2006

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/kuhd.htm (Diakses: 30 Oktober 2016)

https://id.wikipedia.org/wiki/Firma (Diakses: 30 Oktober 2016)

7
http://tentang-tugas-sekolah.blogspot.co.id/2015/03/jenis-ciri-ciri-dan-contoh-badan-
usaha.html (Diakses: 30 Oktober 2016)

Anda mungkin juga menyukai