Anda di halaman 1dari 12

Bagaimana analisis permohonan kepailitan yang dapat dilakukan oleh

Debitor dalam sebuah CV bila dikaitkan dengan pasal 5 Undang – Undang

No. 37 Tahun 2004?


Antonius Dwi Putra Kurniawan

2023010461057

Nizar 2023010461071

Adi Irama Subrata 2023010461001

Nova Rebina Tarigan 2023010461052


Pengertian Commanditaire Venootschap
(CV)
Commanditaire Venootschap dapat diartikan sebagai badan usaha berbentuk
korporasi atau perusahaan. IG Rai Widjaja berpendapat bahwa Commanditaire
Venootschap atau biasa disebut perseroan komanditer adalah suatu perusahaan
yang didirikan oleh satu atau beberapa orang secara tanggungmenaggung
bertanggung jawab untuk seluruhnya atau bertanggung jawab secara solider,
dengan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang (geldscieter).

Commanditaire Venootschap diartikan sebagai suatu badan usaha yang sengaja


didirikan untuk mencari keuntungan. Pada Kitab Undang-undang Hukum Dagang,
dalam Pasal 19 disebutkan bahwa:
Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau melepas uang
disebut juga perseroan komanditer, didirikan antara satu orang atau antara beberapa
orang pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk keseluruhannya,
dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang.
1. CV Bersaham
1 CV jenis ini memiliki karakter yang khas karena CV ini

Jenis-jenis mengeluarkan saham yang bisa diambil oleh sekutu aktif


maupun pasif. Masing-masing dapat mengambil satu saham
atau lebih. Namun demikian, saham tersebut tidak dapat
Commanditaire Venootschap diperjualbelikan karena tidak mudah untuk menarik
kembali modal yang telah disetorkan. Tujuan adanya saham
untuk menghindari adanya modal beku.

2. CV Murni
2 CV jenis ini merupakan persekutuan komanditer yang
pertama kali ada dan paling sederhana. Di dalam CV ini
hanya terdapat satu sekutu komplementer sedangkan pihak-
pihak lainnya berperan sebagai sekutu komanditer.

3. CV Campuran
3 CV campuran biasanya berasal dari firma sebagai bentuk
awal. Namun dalam operasionalnya, firma tersebut
memerlukan tambahan suntikan modal. Pihak yang
berkenan memberikan tambahan modal berperan sebagai
sekutu komanditer, sehingga firma yang menerima modal
dan menjalankan usaha disebut sebagai sekutu
komplementer.
Anggota yang terlibat dalam Commanditaire Venootschap

Terdapat dua jenis keanggotaan dalam CV, yaitu:

Sekutu aktif atau biasa disebut sekutu komplementer.


Merupakan sekutu yang tanggung jawabnya tidak terbatas,
serta mendapat pembagian dividen dan upah. Sekutu aktif
adalah sekutu yang memberi modal serta menjalankan
usahanya sendiri.

Sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan


modal usaha tanpa turut serta dalam menjalan
perusahaan. merupakan pemberi atau pemasok modal
dalam CV yang didirikan. Modal tersebut dapat berupa
uang atau benda
Apa Saja Syarat Pendirian CV?

Setelah mengetahui apa itu CV, hal berikutnya yang perlu kamu pahami
adalah syarat pendirian CV. Apa saja?
 Didirikan oleh setidaknya 2 orang yang terdiri dari sekutu aktif dan
sekutu pasif
 Membuat akta notaris terkait pembentukan dengan menggunakan
bahasa Indonesia
 Orang yang mendirikan CV harus merupakan WNI (Warga Negara
Indonesia)
 100% dimiliki WNI
 Menyiapkan dokumen berupa salinan kartu identitas sekutu aktif dan
sekutu pasif. Salinan NPWP milik pihak yang berperan sebagai
penanggung jawab perusahaan, surat keterangan domisili yang
dilengkapi materai, surat pernyataan KBLI disertai materai, nomor
telepon dan email perusahaan
 Jika perusahaan dikuasakan, pembentukan wajib disertai dengan
surat kuasa dan notulen yang dilengkapi KOP serta materai.
Sumber modal CV dalam menjalankan usahanya dapat ditinjau dari segi
internal maupun eksternal CV itu sendiri. Sumber modal internal yaitu dari
pemasukan modal (inbreng) para pengurus dan sumber modal eksternal
misalnya melalui pinjaman dari lembaga perbankan maupun lembaga non
perbankan dengan jaminan tertentu.
Apabila pinjaman tersebut ternyata tidak dapat dikembalikan saat jatuh
tempo dan telah dapat ditagih maka CV tersebut dapat diajukan pailit ke
Pengadilan Niaga baik oleh Kurator maupun oleh Debitur
Berakhirnya
Commanditaire Venootschap

Cara berakhirnya persekutuan komanditer, merujuk pada ketentuan Pasal 31 KUHD,


dimana perseroan berakhir karena:

a. berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar (akta pendirian);

b. sebelum berakhir jangka waktu yang ditetapkan akibat pengunduran diri atau
pemberhentian sekutu;

c. akibat perubahan anggaran dasar. Pendirian sebuah perseroan komanditer yang


didasarkan
pada akta otentik, maka untuk pembubaran juga didasari dengan akta pembubaran (akta
otentik).
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana analisis permohonan kepailitan yang
dapat dilakukan oleh Debitor dalam sebuah CV bila
dikaitkan dengan pasal 5 Undang – Undang No. 37
Tahun 2004?
Contoh Kasus : CV Widya Mandiri
Pada Putusan pada Nomor: 01/Pailit/2006/Pn.niaga Medan
PEMBAHASAN
Kasus tersebut berawal dari adanya perjanjian utang – piutang antara pemohon pailit yaitu CV Widya Mandiri (selanjutnya disebut Debitor) dengan para
pihak supplier dan PT Bank Mandiri Tbk (selanjutnya disebut Kreditor).
Perjanjian – perjanjian yang dibuat pemohon pailit merupakan bagian dari transaksi jual produk hasil – hasil bumi antara lain pinang, gambir, damar, kopi
dengan pihak supplier.
Permohonan Pailit diajukan oleh Debitor sendiri yaitu CV Widya Mandiri yang diwakili oleh Petrus Hendya Suyono dengan dalil Debitor mempunyai 2
(dua) atau lebih Kreditor dan tidak membayar utang yang telah jatuh tempo.
Kepailitan CV Widya Mandiri sebagaimana terkait Pasal 5 Undang – Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang disebutkan
“Permohonan pernyataan pailit terhadap suatu firma harus memuat nama dan tempat tinggal masing – masing Persero yang secara tanggung renteng
terikat untuk seluruh utang firma.
Pengajuan permohonan Pailit CV Widya Mandiri dilakukan oleh Direktur CV Widya Mandiri yaitu Petrus Hendra Suyono sebagai Persero Pengurus.
Dikaitkan dengan pasal 5 UUK – PKPU menyebutkan “Permohonan Pernyataan pailit terhadap suatu firma harus memuat nama dan tempat tinggal masing
- masing pesero yang secara tanggung renteng terikat untuk seluruh utang firma.”
Yang seharusnya mengajukan Permohonan pailit yaitu Tuan Petrus Suyono selaku sekutu pengurus, tetapi dalam kepailitan CV Widya Mandiri yang
mengajukan permohonan pailit adalah Persekutuan Komanditer tersebut yang diwakili oleh Tuan Petrus Suyono.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Permohonan Kepailitan CV Widya Mandiri diajukan oleh Direktur CV Widya
Mandiri mewakili Persekutuan Komanditer. Dalam pasal 5 UU No 37 tahun
2004 seharusnya yang mengajukan permohonan adalah sekutu pengurus yang
bertanggung jawab secara tanggung renteng. Permohonan Kepailitan
seharusnya menyebutkan nama dan tempat tinggal sekutu pengurus bukan CV
Widya Mandiri yang diwakili oleh sekutu pengurus. Kedudukan CV Widya
Mandiri sebagai badan usaha yang tidak berbadan hukum tidak dapat menjadi
subjek hukum kepailitan walaupun yang menjadi objek hukum dari kepailitan
adalah harta persekutuan komanditer, maka mengakibatkan bunyi putusan
Pengadilan Niaga tidak tepat.
SARAN

Bahwa perlu pengaturan permohonan kepailitan persekutuan komanditer di masukkan


di dalam Rancangan Undang-Undang Tentang Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma,
dan Persekutuan Komanditerter, karena badan usaha ini sangat banyak digunakan oleh
masyarakat dalam melakukan usaha. Perlu penegasan terhadap status badan hukum
Persekutuan Komanditer dalam peraturan perundang undangan di Indonesia Mengingat
ketentuan yang mengatur tentang Persekutuan Komanditer mengacu pada ketentuan
tentang Persekutuan Firma yang diatur dalam KUHD dan ketentuan tentang
Persekutuan Perdata (Maatschap) dalam KHUPerdata tidak sesuai lagi Pengaturan
tersebut memperjelas tanggung jawab pengurus secara umum, dan tanggung jawab
pengurus jika Persekutuan Komanditer dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga secara
khusus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai