DISUSUN OLEH:
1. ANDIEN APRILLIA EFFENDI PUTRI (23430030)
2. ALIFIA SAHARANI (23430031)
3. SILVI FITRIANI (23430039)
4. NADILA LESTARI (23430051)
5. NOVALENTIA ZILLA CHISTY RAHMADHANI (23430052)
6. REGITA DIANANTI (23430063)
KATA PENGANGATAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, yang telah
memberikan kekuatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Tiga Organisasi Bisnis (CV, FIRMA dan PT)" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Aspek Hukum Bisnis Bab 4
yakni yang mencakup tentang bentuk-bentuk organisasi bisnis. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang bentuk organisasi yakni CV, FIRMA dan PT bagi para pembaca dan
juga bagi kami selaku penulis.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nurul Azizah, SE. MM
selaku guru Mata Pelajaran Aspek Hukum Bisnis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Sebagai penulis kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Sekian
dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi
perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk
perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di
pemerintah secara resmi.
Adapun perusahaan itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Perusahaan Perseorangan atau disebut juga Perusahaan Individu adalah badan usaha
yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha
perseorangan tanpa izin dan tata cara tertentu. Semua orang bebas membuat bisnis
personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan
perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga
kerja/buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Perusahaan
Perseorangan dapat berbentuk Perusahaan Dagang/Jasa (Toko Swalayan, Biro Konsultan)
dan Perusahaan Industri. Contoh perusahaan perseorangan seperti took kelontong, tukang
bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.
Perusahaan Persekutuan Badan Hukum yang dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
Koperasi, dan BUMN. Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan
hokum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya
berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di
dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat
menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT
/ persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan
berbagai persyaratan lainnya.
Perusahaan Persekutuan bukan Badan Hukum atau disebut juga Perusahaan
persekutuan yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang secara
bersama-sama bekerjasama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk dalam badan
usaha persekutuan adalah Perusahaan Dagang/Usaha Dagang, Industri Rumah (home
industri), dan Perseroan (Firma dan CV). Untuk mendirikan badan usaha persekutuan
membutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah prosedur pendirian CV, FIRMA, dan PT ?
2. Bagaimanakah tata cara pembubaran CV, FIRMA, dan PT ?
3. Sebutkan apa saja ciri-ciri CV, FIRMA, dan PT ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Jenis-jenis Persekutuan Komanditer (CV)
Di Indonesia terdapat 5 jenis persekutuan komanditer dengan cirri atau
karakteristik tersendiri, yaitu :
1. CV Murni
CV Murni adalah jenis persekutuan komanditer yang hanya terdapat
satu pemilik aktif sementara pihak lain berperan sebagai pemilik pasif.
Dengan kata lain, pemilik aktif bertugas atau bertanggung jawab seorang
diri di dalam mengurus CV dan berhubungan dengan pihak ketiga tanpa di
dampingi oleh satu pun rekan lain.
2. CV Campuran
CV Campuran adalah jenis persekutuan komanditer dengan bentuk
firma yang membutuhkan tambahan modal. Di dalam CV Campuran,
pemilik aktif dan pasif berasal dari para pemilik firma yang kemudian
menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan dilarang
bekerjasama atau saling mencampuri tugas dan tanggungan masing-
masing.
3. CV Bersaham
CV Bersaham adalah jenis persekutuan komanditer yang
mengeluarkan saham khusus untuk pemilik aktif dan pasif dan
diperbolehkan mengambil lebih dari satu saham sesuai keinginan. Salah
satu ciri yang melekat erat pada CV bersaham adalah tidak mudah menarik
kembali modal yang telah di setorkan. Oleh sebabitu, CV bersaham
membebaskan pemilik aktif dan pasif untuk mengambil saham yang di
keluarkan sesuai keinginan.
4. CV Diam-Diam
CV Diam-diam adalah jenis persekutuan komanditer yang
memperlihatkan identitas sebagai sebuah rumah firma, tetapi tetap dimiliki
oleh pemilikaktif dan pasif. Pada CV diam-diam, pemilik aktif
menjalankan tugas atau tanggung jawabsebagai penggerak perusahaan.
Sementara itu, pemilik pasif menjalankan tugas atau tanggung jawab
sebatas menyerahkan uang, benda, ataupun tenaga kerja kepada CV
sebagaimana yang telah di sanggupi.
5. CV Terang-Terangan
CV Terang-terangan adalah jenis persekutuan komanditer yang
memperliha kan identitasnya dengan nama CV dan bukan sebuah firma.
Pada umumnya, didalam CV terang-terangan terdapat lebih dari satu
pemilik yang aktif dan pasif mereka bekerja secara berkelompok
menjalankan tugas atau tanggung jawab masing-masing.
3
Tujuan Pendirian CV
Setiap CV mempunyai tujuan dalam setiap pendiriannya, salah satunya agar
dapat melakukan kegiatan usaha yang sama dengan perseroan lain atau berbeda,
bersifat khusus atau umum sesuai dengan keinginan para pendiri persero. Namun
ada beberapa bidang usaha yang hanya bisa dilaksanakan dengan ketentuan harus
berbadan hukum PT. Selain itu tujuan dari pendirian CV adalah sebagai Badan
usaha agar suatuu saham memiliki wadah resmi dan legal untuk memudahkan
pergerakan badan usaha itu sendiri, misalnya “pengadaan barang”, perlu suatu
sarana melakukan kerjasama, selain itu biasanya juga diisyaratkan apabila akan
menjalin kerjasama dengan suatu instansi pemerintah atau pihak lain adanya
pembentukan suatu badan usaha. Contohnya : untuk pengadaan barang di kantor
atau instansi pemerintah dengan nilai s/d Rp 200 juta, harusmenggunakan CV atau
PT dengan klasifikasi kecil.
4
c. Prosedur Pembubaran Persekutuan Komanditer (CV)
Pembubaran CV adalah kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam
memberhentikan kegiatan usaha dan perusahaan dengan bentuk badan usaha CV.
Pembubaran ini bisa saja terjadi karena berbagai hal.
Beberapa hal yang menjadi dasar hukum yang mengatur mengenai hal ini adalah :
Permenkumham No.17 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Persekutuan Komanditer,
Persekutuan Firma dan Persekutuan Perdata menjelaskan bahwa permohonan pendaftaran
pembubaran terhadap CV, Firma dan Persekutuan Perdata harus didaftarkan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia oleh pemohon melalui Sistem Administrasi
Badan Usaha (SABU). Pasal 19 – 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
5
Prosedur pembubaran CV yaitu dengan mengajukan permohonan yang kemudian
didaftarkan pada Menteri melalui Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU). Kemudian
pembubaran harus dilakukan dengan aktaotentik yang dibuat di mukanotaris dan
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara.Setelah pembubaran CV dilakukan, tahap
selanjutnya adalah melakukan pemberesan atau likuidasi.
Pemilihan likuidator berdasarkan pasal 32 KUHD adalah sebagai berikut :
Dilihat dari ketentuan dalam perjanjian pendirian persekutuan/CV Jika tidak sesuai
dengan ketentuan nomor 1, sekutu pengurus wajib melakukan pemberesan.
Dalam perjanjian pendirian dapat ditentukan satu atau beberapa orang yang bukan
merupakan sekutu untuk dapat bertindak sebagai likuidator.
Para sekutu dengan suara terbanyak dapat menunjuk sekutu yang bukan sekutu
pengurus untuk melakukan pemberesan.
Jika tidak didapat suara terbanyak, sekutu dapat meminta bantuan pengadilan untuk
menetapkan likuidator.
B. Firma (FA)
a. Definisi Persekutuan firma (FA)
Firma, artinya nama bersama, vennootschap onder eene firma (dalam bahasa
Belanda), yaitu nama orang (sekutu) yang digunakan meniadi nama perusahaan. Menurut
Pasal 16 KUH Dagang, persekutuan firma adalah setiap persekutuan perdata yang
didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama, kongsi, kerjasama.
6
b. Proses Pendirian Firma
Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal 22 hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang. Adapun pendirian Firma dalam Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap persekutuan Firma harus didirikan dengan
aktaotentik, akan tetapi ketiadaan akta demikian tidak dapat ditemukan untuk merugikan
pihak ketiga.
Ada tiga unsure penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Firma harus didirikan dengan aktaotentik;
2. Firma dapat didirikan tanpa aktaotentik;
3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga
menganggap firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha,
didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang
menandatangani berbagai surat untuk firma ini sebagai mana dimaksud di dalam Pasal 29
KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus
memuat sebagai berikut:
Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
Perrnyataan firma nya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum atau kah
terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir
dengan menunjukan cabang khusus itu.
Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama
firma.
Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus
dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.
Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya
berisi tentang hal-hal berikut:
Nama dan alamat firma.
Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau
manufaktur.
Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta tugas
dan wewenang anggota lainnya.
Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasu kuraian
lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam
operasi firma.
7
Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota
yang satu dengan yang lain.
Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
Prosedur penerimaan anggota baru firma.
Prosedur keluarnya anggota firma.
Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.
Dan uraian penting lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi
sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian
hak dan kewajiban masing-masing anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus
didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Firma yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat berupa petikan akta
saja (Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan).
c. Berakhirnya Firma
Karena persekutuan firma adalah sebenarnya persekutuan perdata, maka
mengenai bubarnya persekutuan firma sama dengan persekutuan perdata, yang diatur
dalam Pasal 1646 s/d 1652 KUH Perdata, yaitu sebagai berikut:
Lampaunya waktu di mana persekutuan perdata didirikan.
Musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi tugas pokok
persekutuan perdata.
Kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu.
Salah seorang sekutu meninggal dunia tau di bawah pengampunan atau
dinyatakan pailit.
d. Ciri-ciri Khusus
Dari pengertian di atas persekutuan firma memiliki beberapa ciri-ciri mutlak, yaitu :
Menjalankan perusahaan yang merupakan syarat formal (Pasal 16 KUH Dagang).
Dengan nama bersama atau firma (Pasal 16 KUH Dagang).
Pertanggung jawaban sekutu (firmant) yang bersifat pribadi untuk keseluruhan,
yang merupakan syarat material, maksudnya pertang-gung jawaban sekutu firma
tidak terbatas pada pemasukan yang dimasukkannya, melainkan juga bertanggung
jawab secara pribadi atas harta kekayaan milik pribadi terhadap persekutuan
firmanya (Pasal 18 KUH Dagang).
Di samping tiga hal tersebut, firma bukanlah persekutuan badan hokum dengan
alasan: tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh menteri hukum dan
ham, serta tidak ada keharusan pemisahan harta kekayaan antara perse-kutuan dan
pribadi sekutu-sekutu.
8
C. Perseroan Terbatas (PT)
a. Pengertian Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas atau naamloze vennootschap (dalam bahasa Belanda),
company limited by shares (dalambahasaInggris), menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 1
Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta
peraturan pelaksanaannya. Adapun pengertian menurut Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.
9
c. Pembubaran Perseroan Terbatas (PT)
Berdasarkan Pasal 114 s/d 125 UU No. 1 Tahun 1995, maka perseroan dapat dibubarkan
atau berakhir, karena:
1. Keputusan RUPS.
2. Jangka waktu berdirinya telah berakhir.
3. Adanya penetapan pengadilan, berdasarkan:
o Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan kuat PT melanggar kepentingan umum;
o Permohonan satu orang pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit
seper sepuluh bagian dari jumlah seluruh saham; dan
o Permohonan kreditur, berdasarkan alasan:
PT tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit;
Harta kekayaan PT tidak cukup untuk melunasi seluru hutangnya setelah
pernyataan pailit dicabut; atau
Permohonan pihak yang berkepentingan karena adanya cacat hokum dalam
akta pendirian.
Menurut Pasal 118 UU No. 1 Tahun 1995 setelah PT bubar secara " de yure" harus
diikuti proses likuidasi, agar dinyatakan bubar secara " de facto". Selanjutnya untuk
membereskan harta PT dalam proses likuidasi baik pencatatan dan pengumpulan
kekayaan perseroan, pembayaran kepada para kreditur, pembayaran sisa kekayaan hasil
likuidasi kepada pemegang saham, untuk itu ditunjuklah likuidator, biasanya pengadilan
negeri atau auditor terdaftar dari pemerintah. Likuidator dalam waktu paling lambat 30
hari wajib:
1. Mendaftarkan dalam daftar perusahaan.
2. Mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam berita negara.
3. Mengumumkan dalam dua surat kabar harian.
4. Memberitahukan kepada menteri.
10
Dapat melakukan hubungan hokum sendiri, atas nama perseroan; dan
Mempunyai tujuan tersendiri, yaitu mencari keuntungan.
2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas, maksudnya terbats pada nilai saham yang
diambilnya, kecuali dalam hal:
Persyaratan PT sebagai badan hokum belum terpenuhi
Pemegang saham memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi
Terlibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan PT dan menggunakan
kekayaan PT, dan
Pemegang saham secara melawan hokum menggunakan kekayaan PT sehingga
perseroan tidak dapa tmelunasi utang-utangnya.
3. Berdasarkan perjanjian:
Didirikan oleh 2 (dua) orang (perorangan atau badan hukum) atau lebih
Adanya kesepakatan para pihak yang mendirikan PT, dan
Kewajiban mengambil bagian pada saat pendirian.
4. Melakukan kegiatan usaha;
5. Modal terbagi atas saham-saham (akumulasi modal); dan
6. Jangka waktu dapat tidak terbatas.
11
BAB 3
KESIMPULAN
CV, PT, dan Firma merupakan jenis badan usaha yang berbeda. Berikut adalah beberapa poin
penting tentang masing-masing:
CV (Persekutuan Komanditer):
Persekutuan dimana terdapat dua jenis sekutu: sekutuaktif yang mengelola usaha dan
mempunyai tanggung jawab tidak terbatas, dan sekutu pasif yang hanya menyumbangkan
modal dan mempunyai tanggung jawab terbatas.
PT (Perseroan Terbatas):
Perseroan terbatas dimana pemiliknya adalah pemegang saham yang mempunyai
tanggung jawab terbatas atas hutang-hutang perusahaan. PT merupakan bentuk badan
usaha yang paling umum di Indonesia
Firma:
Kemitraan di mana dua orang atau lebih berkumpul untuk menjalankan bisnis dengan
nama yang sama
Kesimpulannya, CV, PT, dan Firma merupakan jenis badan usaha yang berbeda dengan struktur
kepemilikan dan pengaturan tanggung jawab yang berbeda. Masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing, dan pilihan entitas bergantung pada kebutuhan dan
tujuan pemilik bisnis.
12
DAFTAR PUSTAKA
13